Anda di halaman 1dari 30

PENGKAJIAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

PT. Shrimpi Daya Lestari

Lokasi Kegiatan : Desa Penyak Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah


BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Budidaya udang merupakan salah satu sektor perikanan dengan keuntungan
ekonomi yang lumayan besar, yang kemudian menjadi salah satu prioritas
pengembangan akuakultur di Indonesia. Kegiatan budidaya udang ini, dalam prosesnya
akan berlawanan dengan lingkungan dan ekosistem, seperti tanah, perairan pantai, flora
dan fauna, sehingga diperlukan pengelolaan budidaya yang baik untuk mendukung
aktivitas budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sektor industri mengalami
perkembangan yang sangat cepat, berimplikasi pada beban cemaran dari produk limbah
industri terhadap lingkungan yang selanjutnya berpengaruh terhadap kehidupan
organisme perairan. Semua industri akuakultur baik ekstensif maupun intensif harus
bersifat ramah lingkungan.
Perkembangan budidaya udang berlangsung sangat cepat begitu pula untuk
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, namun tak lepas pula dari berbagai efek dan
masalah lingkungan yang ditimbulkan akibat kegiatan budidaya ini. Produk limbah
akuakultur terdiri atas padatan, terutama dalam bentuk residu pakan, feses ikan/ udang,
dan koloni bakteri, adapula yang terlarut dalam air limbah seperti amonia, urea,
karbondioksida, fosfor, dan hidrogen sulfida. Limbah tersebut akan meningkat dengan
konversi pakan yang rendah, pemanfaatan kolam perlakuan air untuk menampung dan
mengolah produk air limbah dari tambak budidaya udang merupakan cara pengelolaan
air limbah sebelum disalurkn ke badan air sebagai media lingkungan penerima air limbah
sehingga tidak mencemari lingkungan.
Pengolahan limbah dari tambak budidaya udang dapat dilakukan dengan
memanfaatkan agen bioremediasi, yaitu organisme yang mampu menormalkan kondisi
lingkungan yang telah rusak dengan cara menghilangkan atau merubah senyawa yang
tidak diinginkan. Air hanyut yaitu badan air yang akan menjadi media pembuangan
limbah cair dari budidaya tambak udang milik PT. Shrimpi Daya Lestari. Tentu saja
sebelum dilakukan pembuangan ke badan air / air hanyut limbah cair diolah terlebih
dahulu di IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari.
PT. Shrimpi Daya Lestari perusahaan industri yang bergerak dibidang budidaya
tambak udang, luas lahan untuk rencana kegiatan/usaha budidaya tambak udang ini
adalah seluas ± 23,156 Ha yang berlokasi di Desa Penyak Kecamatan Koba Kabupaten
Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Lahan seluas ± 23,156 Ha
digunakan untuk beberapa peruntukan oleh PT. Shrimpi Daya Lestari digunakan untuk
membanguan kolam budidaya sebanyak 46 kolam dengan ukuran kolam rata-rata 2.500
m2, untuk sekarang baru 16 kolam yang sudah dilakukan pembangunan. Selain
pembangunan kolam, sebagian lahan digunakan untuk pembangunan kantor dan mess
serta pos satpam. Sebagian lahan juga digunakan untuk pembangunan 4 kolam IPAL
yang juga akan ditambah lagi 2 kolam sebagai treatment IPAL milik PT. Shrimpi Daya
Lestari.
Air limbah dari seluruh kegiatan budidaya tambak udang ini disalurkan ke IPAL
dan dilakukan treatment untuk sebelum dibuang ke badan air pembuangan air limbah (air
hanyut). Air hanyut adalah aliran air yang tidak digunakan sebagai sumber air baku
untuk kegiatan masyarakat setempat, air hanyut hanya sebagai saluran air hujan sebelum
ada budidaya tambak udang ini. Akan tetapi walaupun tidak digunakan masyarakat untuk
kebutuhan sehari-hari kami (PT. Shrimpi Daya Lestari) tetap melakukan sampling di
outlet IPAL sebelum disalurkan ke air hanyut. Untuk memastikan bahwa air limbah yang
kami salurkan ke air hanyut tidak mencemari organisme di dalam air tersebut. Selain itu
kami juga melakukan sampling upstream dan downstream di aliran hanyut untuk
menghitung beban limbah yang diterima air hanyut apakah air hanyut tercemar atau tidak
akibat kegiatan budidaya tambak udang milik kami.

II. Maksud dan Tujuan


Setelah mengetahui latar belakang yang ada, maka maksud dan tujuan dalam kegiatan ini
antara lain sebagai berikut :
a. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengkaji kondisi pengelolaan lingkungan
khususnya air limbah budidaya tambak udang PT. Shrimpi Daya Lestari beserta
dengan penanganannya sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran terhadap
lingkungan.
b. Tujuan dari kegiatan ini sebagai berikut :
Menganalisa kebijakan dan peraturan terhadap buangan air limbah dari
budidaya tambak udang.
Menganalisa pola pengelolaan air limbah dan pengelolaan lingkungan
secara umum
Menganalisa tingkat kemampuan daya dukung dan daya tampung badan air
atau air hanyut yang menjadi media pembuangan air limbah dari IPAL PT.
Shrimpi Daya Lestari.
Menganalisa tingkat beban pencemaran air limbah yang diterima air hanyut
sebagai media pembuangan terakhir air limbah dari kegiatan budidaya
tambak udang PT. Shrimpi Daya Lestari.
BAB II
HASIL KAJIAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH

I. Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air Permukaan


a. Sumber Air Baku
Sumber air baku yang digunakan dan kapasitas pengambilan serta titik koordinat sesuai
tabel di bawah ini :

No Nama Kapasitas Titik koordinat


. Sumber Pengambilan/hari X Y
1 Air Laut 25.000 m3 106o12’24.5”E 2o13’12.4”S

Sumber air baku yang digunakan kegiatan budidaya tambak udang PT. Shrimpi Daya
Lestari adalah air laut. Kapasitas pengambilan air untuk proses budidaya tambak udang
sendiri sebesar 25.000 m3.

b. Penggunaan Air dan Proses Produksi Air


Air hanya digunakan untuk kegiatan operasional budidaya tambak udang. Air
dialirkan dari sumber air dengan menggunakan pompa diruang pompa, kemudian
alirkan ke kolam reservoir untuk dilakukan proses pengendapan. Setelah melalu
proses pengendapan air tersebut akan dialirkan ke setiap 16 kolam tambak udang
milik PT. Shrimpi Daya Lestari. Setelah air menjadi limbah cair, air limbah dialirkan
ke kolam IPAL.

c. Diagram alir proses produksi

Air Laut (Air Baku)

Kolam Tambang Kolam IPAL (6


Reservoir (Proses
Udang (16 Kolam) Kolam)
Pengendapan)
d. Rona Lingkungan Pembuangan Air Limbah
 Identifikasi badan penerima air limbah
PT. Shrimpi Daya Lestari sebuah perusahaan yang mengelola jenis usaha
tambak udang, yang menggunakan sungai Penyak sebagai media lingkungan
dari kegiatan operasional tambak udang tersebut. Sungai penyak terletak di
desa Penyak kecamatan Koba kepulauan Bangka. Sungai penyak tidak
digunakan sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari
masyarakat desa Penyak. Di area sungai penyak terdapat beberapa aktivitas
pertambangan timah yang sering disebut masyrakat setempat dengan Tambang
Timah Apung, dikarenakan pertambangan ini dilakukan di kedalaman sungai.
Selain PT. Shrimpi Daya Lestari yang melakukan pembuangan air limbah ke
sungai Penyak, terdapat pula aktivitas pertambangan timah diatas. Dari tingkat
kekeruhan yang terjadi pada sungai penyak melihat dari hasil laboratorium dari
sampling up stream sungai penyak dan down stream sungai penyak dari kondisi
outlet IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari dengan kondisi sangat baik. Dikarenakan
terjadi penurunan kualitas kekeruhan dari up stream menuju down stream.
Dalam hal ini dimaksudkan dengan adanya pembuangan air limbah dari IPAL
PT. Shrimpi Daya Lestari ke sungai Penyak, kondisi air sungai mengalami
penguraian oleh limbah organik dari IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari, hal ini
juga dapat dibuktikan dari hasil pemeriksaan laboratorium hasil sampling air
sungai yang menunjukan nilai TDS dan TSS pada area down stream sungai
penyak menurun dibanding area Up stream sungai Penyak.

 Arah dan kecepatan air di badan air


Outlet dari IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari menuju arah ke muara ke desa kurau
yang merupakan badan air pembuangan dari air limbah kegiatan budidaya
tambak udang.
Gambar diatas merupakan aliran sungai penyak yang menjadi tempat
pembuangan dari air limbah kegiatan tambak udang PT. Shrimpi Daya Lestari.
Sedangkan untuk menentukan debit air sungai penyak menggunakan metode
alat bantu suatu benda ringan (terapung) untuk mengetahui kecepatan air yang
diukur dalam satu aliran terbuka. Dilakukan pada sumber air yang membetuk
aliran yang seragam, pengukuran dilakukan oleh 3 orang yang masing-masing
bertugas sebagai pelepas pengapung di titik awal, pengamat titik akhir lintasan
dan pencatat waktu perjalanan alat pengapung dari awal sampai titik akhir.
Pengukuran dilakukan dengan cara menghanyutkan benda terapung dari suatu
titik tertentu (start) kemudian dibiarkan mengalir mengikuti kecepatan aliran
sampai batas titik tertentu (finish), sehingga diketahui waktu tempuh yang
diperlukan benda terapung tersebut pada bentang jarak yang ditentukan tersebut.
Pengukuran ini dilakukan sebanyak tiga kali yakni kanan kiri badan sungai dan
ditengah sungai. Adapun data yang didapat dari metode pengukuran debit diatas
sebagai berikut :

Sumber data : Data Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Bangka Belitung


Setelah dilakukan perhitungan didapat debit aliran sungai dari pengukuran
tersebut sebesar 0,13 m3/det. Debit ini akan digunakan untuk menghitung daya
tampung beban pencemaran dari sungai penyak tersebut.

Gambar diatas merupakan outlet dari IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari.
 Kualitas sumber air
Sumber air untuk budidaya tambak udang dari kegiatan PT. Shrimpi Daya
Lestari adalah air laut pantai penyak, yang berada tepat di depan dari kegiatan
budidaya tambak udang milik PT. Shrimpi Daya Lestari. Sumber air laut yang
dijadikan sumber air dilakukan pengecekan laboratorium ke Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit Kelas I Palembang, dari
hasil uji laboratorium tersebut semua parameter dalam kondisi baik yang artinya
masih memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.
Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium Inlet Sumber Air Budidaya Tambak Udang PT.
Shrimpi Daya Lestari.

No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil


A FISIKA
1 Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau
2 Kecerahan >3 2
Zat Padat Tersuspensi
3 (TDS) mg/L 80 25
4 Temperatur °C Alami 27
5 Lapisan Minyak - Nihil Nihil
6 Sampah - Nihil Nihil
B KIMIA ANORGANIK
1 pH mg/L 6 s/d 9 7,25
2 Saliniutas Alami 27,8
3 Amonia Total mg/L 0,3 0,002
4 Sulfide mg/L 0,03 < 0,002
5 Fenol mg/L 0,002 <0,001
6 Surfactan Anion (MBAS) mg/L 1 0,015
7 Minyak & Lemak mg/L 5 0,08
8 Raksa mg/L 0,003 < 0,0005
9 Cadmium mg/L 0,01 < 0,0005
10 Tembaga mg/L 0,05 < 0,005
11 Timbal mg/L 0,3 < 0,005
12 Seng mg/L 0,1 < 0,005
Sumber data : Sertifikat Hasil Uji BTKL Palembang

 Status mutu dan kelas air (Kelas II)


Air adalah semua air yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah
termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut
yang dimanfaat di darat. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang
menunjukan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam
waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.
Untuk badan penerima air limbah dari usaha budidaya tambak udang
berdasarkan peraturan yang berlaku ditetapkan badan air tersebut masuk ke
kelas air yaitu kelas II. Untuk status mutu kualitas dari badan penerima air
limbah mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 82 Tahun 2001.
 Daya tampung beban pencemaran
Daya tampung beban pencemaran untuk badan air penerima outlet dari IPAL air
limbah PT. Shrimpi Daya Lestari akan membahas bagian beban pencemaran up
stream dan down stream. Yang dimaksud up stream adalah wilayah badan air
penerima air limbah sebelum outlet IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari sedangkan
untuk down stream adalah wilayah badan air penerima air limbah setelah outlet
IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari. Perhitungan daya tampung beban pencemaran
dari sungai penyak sebagai badan air penerima air buangan dari IPAL PT.
Shrimpi Daya Lestari sebagai berikut :

Tabel 2. Daya Tampung Beban Pencemaran Up Stream


Beban
Beban Pencemaran Up Pencemara
N Baku Stream n
Parameter Satuan Kategori
o Mutu (Q = 0,13 m3/det) Terukur
Konsentras BPM
i (mg/L) (Kg/Hari) (Kg/hari)
1 TDS mg/l 1000 178 130 23,14 BPT < BPM
2 DO mg/l 4 4,23 0,52 0,5499 BPT > BPM
3 Khlorin Bebas mg/l 0,03 0,02 0,0039 0,0026 BPT < BPM
4 Nitrat mg/l 10 0,715 1,3 0,09295 BPT < BPM
5 Sulfida mg/l - 0,026 - 0,00338
6 Total Fosfat mg/l 0,2 0,0312 0,026 0,004056 BPT < BPM
Minyak dan
7 Lemak mg/l 1000 1610 130 209,3 BPT > BPM
8 Sianida mg/l 0,02 0,003 0,0026 0,00039 BPT < BPM
9 TSS mg/l 50 11,5 6,5 1,495 BPT < BPM
10 Nitrit mg/l 0,06 0,00632 0,0078 0,0008216 BPT < BPM
Deterjen sebagai
11 MBAS mg/l 200 34,2 26 4,446 BPT < BPM
12 COD mg/l 25 19,5 3,25 2,535 BPT < BPM
13 Logam Cu mg/l 0,02 0,0193 0,0026 0,002509 BPT < BPM
14 Logam Zn mg/l 0,05 0,0203 0,0065 0,002639 BPT < BPM
15 Logam Pb mg/l 0,03 0,025 0,0039 0,00325 BPT < BPM
16 Logam Cd mg/l 0,01 0,00456 0,0013 0,0005928 BPT < BPM
17 BOD mg/l 3 3 0,39 0,3796 BPT < BPM
MPN/
18 Total Coli 100 ml 5000 4,5 650 0,585 BPT < BPM
MPN/
19 Fecal Coli 100 ml 1000 2 130 0,26 BPT < BPM
Sumber : Hasil Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Keterangan :
BPT : Beban Pencemaran Terukur
BPM : Beban Pencemaran Maksimum
BPT < BPM : Beban Pencemaran air belum mencapai terlampui
BPM > BPT : Beban Pencemaran air sudah melampui
Titik pengambilan sampel up stream dilakukan pada 10 meter sebelum outlet IPAL pembuangan
ke badan air sungai penyak. Setelah dilakukan perhitungan beban pencemaran untuk wilayah up
stream dengan debit air 0,13 m3/det dan hasil uji laboratorium dari Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Bangka Belitung didapat hasil pada tabel diatas. Dapat disimpulkan dari tabel diatas
pada kondisi up stream dari sungai penyak sudah melebihi dari perhitungan daya tampung beban
pencemaran untuk parameter minyak dan lemak. Hal ini terjadi dikarenakan banyak terdapat
tambang timah di bagian atas sungai yang sering disebut TI apung oleh masyarakat Kepulauan
Bangka Belitung. Jadi untuk parameter minyak dan lemak mungkin terjadi beban berlebih pada
sungai karena dari kegiatan operasional TI apung juga menghasilkan limbah minyak dan lemak,
dikarenakan operasionalnya di sungai maka minyak dan lemak tersebut akan mengontaminasi
air sungai penyak.
Tabel 3. Tabel 2. Daya Tampung Beban Pencemaran Down Stream
Beban
Beban Pencemaran Pencemara
N Baku Down Stream n
Parameter Satuan Kategori
o Mutu (Q = 0,13 m3/det) Terukur
Konsentras BPM
i (mg/L) (Kg/hari) (Kg/hari)
1 TDS mg/l 1000 139 130 18,07 BPT < BPM
2 DO mg/l 4 4,63 0,52 0,6019 BPT > BPM
3 Khlorin Bebas mg/l 0,03 0,02 0,0039 0,0026 BPT < BPM
4 Nitrat mg/l 10 0,64 1,3 0,0832 BPT < BPM
5 Sulfida mg/l - 0,028 - 0,00364
6 Total Fosfat mg/l 0,2 0,0312 0,026 0,004056 BPT < BPM
7 Minyak dan Lemak mg/l 1000 1610 130 209,3 BPT > BPM
8 Sianida mg/l 0,02 0,004 0,0026 0,00052 BPT < BPM
9 TSS mg/l 50 5 6,5 0,65 BPT < BPM
10 Nitrit mg/l 0,06 0,00632 0,0078 0,0008216 BPT < BPM
Deterjen sebagai
11 MBAS mg/l 200 34,2 26 4,446 BPT < BPM
12 COD mg/l 25 14,4 3,25 1,872 BPT < BPM
13 Logam Cu mg/l 0,02 0,0193 0,0026 0,002509 BPT < BPM
14 Logam Zn mg/l 0,05 0,025 0,0065 0,00325 BPT < BPM
15 Logam Pb mg/l 0,03 0,025 0,0039 0,00325 BPT < BPM
16 Logam Cd mg/l 0,01 0,00456 0,0013 0,0005928 BPT < BPM
17 BOD mg/l 3 3 0,39 0,3536 BPT < BPM
MPN/100
18 Total Coli ml 5000 33 650 4,29 BPT < BPM
MPN/
19 Fecal Coli 100 ml 1000 23 130 2,99 BPT < BPM
Sumber : Hasil Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Keterangan :
BPT : Beban Pencemaran Terukur
BPM : Beban Pencemaran Maksimum
BPT < BPM : Beban Pencemaran air belum mencapai terlampui
BPM > BPT : Beban Pencemaran air sudah melampui
Titik pengambilan sampel down stream dilakukan pada 10 meter setelah outlet IPAL
pembuangan ke badan air sungai penyak. Setelah dilakukan perhitungan beban pencemaran
untuk wilayah up stream dengan debit air 0,13 m 3/det dan hasil uji laboratorium dari Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi Bangka Belitung didapat hasil pada tabel diatas. Dapat disimpulkan
dari tabel diatas pada kondisi down stream dari sungai penyak sudah melebihi dari perhitungan
daya tampung beban pencemaran untuk parameter minyak dan lemak. Hal ini terjadi
dikarenakan banyak terdapat tambang timah di bagian atas sungai yang sering disebut TI apung
oleh masyarakat Kepulauan Bangka Belitung. Jadi untuk parameter minyak dan lemak mungkin
terjadi beban berlebih pada sungai karena dari kegiatan operasional TI apung juga menghasilkan
limbah minyak dan lemak, dikarenakan operasionalnya di sungai maka minyak dan lemak
tersebut akan mengontaminasi air sungai penyak. Untuk perhitungan daya tampung beban
pencemaran parameter minyak dan lemak di titik up stream dan titik down stream ini nilainya
sama, hal ini membuktikan bahwa air buangan dari outlet IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari tidak
mencemari atau mengontaminasi air sungai penyak. Karena tidak ada perubahan dari hasil uji
laboratorium untuk parameter minyak dan lemak setelah dilakukan perhitungan daya tampung
beban pencemaran juga tidak ada perubahan angka untuk parameter minyak dan lemak. Air
sungai penyak terkontaminasi minyak dan lemak secara berlebih dari peraturan yang ditetapkan
adalah kontaminasi dari kegiatan TI Apung yang berada di atas titik up stream dari outlet IPAL
PT. Shrimpi Daya Lestari.

 Pemanfaatan badan air oleh masyarakat


Untuk badan air penerima limbah dari outlet IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari yaitu sungai
penyak tidak digunakan atau dilakukan pemanfaatan oleh masyarakat setempat. Masyarakat
setempat lebih menggunakan air sumur dibanding air sungai tersebut.

Kondisi air sungai juga tidak layak untuk dimanfaatkan oleh masyarakat karena tingkat
kekeruhannya tinggi dilihat secara fisik. Oleh karena itu sungai penyak tidak digunakan
sebagai sumber air untuk memenuhi kehidupan sehari-hari warga setempat.
 Informasi ekosistem sumber air laut
Ekosistem air laut atau ekosistem bahari merupakan ekosistem yang ada di perairan laut,
terdiri dari ekosistem perairan dalam, ekosistem perairan pasang laut, dan ekosistem pantai
pasir bitarol/dangkal. Ekosistem laut mempunyai ciri-ciri umum yaitu :
1. Mempunyai salinitas tinggi, jika semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
2. NaCl lebih mendominasi mineral laut mencapai 75%.
3. Cuaca dan iklim tidak begitu berpengaruh pada ekosistem laut.
4. Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.

Ekosistem laut juga memiliki peran yang begitu penting untuk lingkungan di daratan. 50%
oksigen yang dihisap organisme di daratan yang berasal dari fitoplankton di lautan. Habitat
pantai (hutan bakau, estuari, dsb) adalah kawasan yang sangat produktif di bumi. Ekosistem
terumbu karang menyediakan sumber makanan serta tempat berlindung untuk berbagai jenis
organisme dengan keanekaragaman hayati tingkat tinggi dilautan. Komunitas ekosistem
perairan dalam di Indonesia belum banyak diketahui secara pasti. Hal tersebut disebabkan
belum dikuasainya perangkat teknologi untuk meneliti perairan dalam, namun secara umum
keanekaragaman komunitas kehidupan yang ada diperairan dalam itu tidaklah setinggi
ekosistem ditempat lain. Komunitas yang ada hanya konsumen dan pengurai, tidak dapat
produsen sebab pada daerah ini cahaya matahari tidak dapat tembus. Makanan konsumen
berasal dari plankton yang mengendap serta vaktor yang sudah mati. Jadi didalam laut ini
terjadi peristiwa makan dan dimakan hewan-hewan yang hidup diperairan dalam warnanya
gelap serta memiliki mata yang indah yang peka dan mengeluarkan cahaya. Daur mineralnya
terjadi sebab gerakan air di pantai ke tengah laut pada lapis atas. Perpindahan air tersebut
digantikan air pada daerah yang terkena cahaya, sehingga terjadi perpindahan air dari lapisan
bawah ke atas.

 Kegiatan lain disekitar usaha


Kegiatan lain disekitar budidaya tambak udang PT. Shrimpi Daya Lestari adalah kegiatan
budidaya tambak udang juga, selain itu ada tempat pariwisata pantai dan tempat wisata
pemandian. Lebih tepatnya kegiatan-kegiatan tersebut berada di sebelum area budidaya
tambak udang PT. Shrimpi Daya Lestari. Kegiatan budidaya tambak udang di sebelah PT.
Shrimpi Daya Lestari juga mengambil sumber air laut untuk kegiatan budidaya tambak
udang dari sumber air laut yang sama.
II. Dokumen Mengenai Tata letak (layout)
a. Titik Asupan air baku

Titik asupan air baku yang diambil oleh PT. Shrimpi Daya Lestari untuk budidaya
tambak udang vannamei, diambil dari air laut pantai penyak yang berada disebrang
jalan dari lokasi tambak budidaya udang PT. Shrimpi Daya Lestari kemudian air
tersebut dialirkan kerumah pompa air baku dengan pipa air tersebut di tanam
dibawah jalan raya koba.
Kemudian air laut dari titik asupan air baku dipompa menggunakan pompa yang ada
didalam rumah pompa diatas, kemudian dialirkan ke tangki reservoir, di tangki
reservoir dilakukan pengendapan agar air yang digunakan untuk budidaya tambak
udang bersih dari kotoran-kotoran yang ada pada air laut yang digunakan dimana
ikut masuk ke reservoir melalui perpipaan air baku milik PT. Shrimpi Daya Lestari.

b. Unit Proses Pengolahan Air Baku

Rumah Pompa Tangki Reservoir


Air laut (sebagai sumber air
baku) (Proses Pengendapan)

Kolam Budidaya
Kolam Budidaya
Udang
Udang

Kolam Budidaya Kolam Budidaya


Udang Udang

Kolam Budidaya
Kolam Budidaya
Udang
Udang

Kolam Budidaya Kolam Budidaya


Udang Udang
Gambar 1. Jalur Pipa Air Laut masuk ke kolam budidaya tambak udang.

c. Proses Produksi Penghasil Air Limbah

Gambar 2. Design IPAL


Gambar 3. Design IPAL
Didalam proses pengolahan air limbah dilakukan penambahan bakteri dan oksigen
untuk membantu proses penguraian air limbah dari sisa budidaya tambak udang,
kemudian juga dilakukan pengendapan dan dialirkan secara gravitasi menuju ke titik
outlet IPAL pada Sungai Penyak. PT. Shrimpi Daya Lestari juga merencanakan
adanya kolam penanaman bakau untuk membantu menyerap amoniak yang keluar
dari kotoran udang, kolam ini akan dibuatkan pada kolam terakhir sebelum output
air limbah dari IPAL menuju sungai Penyak.

d. Kegiatan Pendukung yang Menghasilkan Air Limbah


Kegiatan pembersihan kolam dilakukan pada saat kegiatan panen udang vannamei
sudah dilakukan, makan dilakukan pembersihan kolam budidaya menggunakan air
bersih. Kegiatan MCK karyawan yang tinggal di mess PT. Shrimpi Daya Lestari dan
kegiatan masak makanan untuk karyawan juga menghasilkan air limbah, akan tetapi
kegiatan ini air limbahnya tidak dimasukan IPAL. Yang masuk ke IPAL PT.
Shrimpi Daya Lestari hanya kegiatan budidaya tambak udang vannamei saja.
e. Unit Pengolahan Air Limbah

Gambar 4. Unit IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari

Gambar 5. Unit IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari


f. Titik Penaatan

g. Titik Pembuangan

Gambar 6. Titik Pembuangan / outlet IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari


h. Titik Pemantauan Kualitas Air

III. Neraca Air Baku dan Sistem Pengelolaan Air Limbah


a. Sumber dan volume pengambilan air baku pada titik asupan
Sumber air baku yang digunakan dan kapasitas pengambilan serta titik koordinat
sesuai tabel di bawah ini :

No Nama Sumber Kapasitas Titik koordinat


Pengambilan/hari X Y
1 Air Laut 25.000 m3 106o12’24.5”E 2o13’12.4”S
Sumber air baku yang digunakan kegiatan budidaya tambak udang PT. Shrimpi Daya
Lestari adalah air laut. Kapasitas pengambilan air untuk proses budidaya tambak udang
sendiri sebesar 25.000 m3.

b. Proses Pengolahan air bersih

Air Laut (Air Baku)

Kolam Tambang Kolam IPAL (6


Reservoir (Proses
Udang (16 Kolam) Kolam)
Pengendapan)
c. Pemanfaatan Air Baku untuk Proses Industri
Air baku yang sudah mengalami akhir dari proses pengolahannya atau air yang sudah
siap digunakan dari tangki reservoir yang disediakan PT. Shrimpi Daya Lestari,
kemudian dikirimkan ke bak budidaya tambak udang. Untuk menghasilkan kualitas
udang yang baik, air yang digunakan harus air sehat untuk udang vannamei agar bisa
tumbuh dengan baik. Yaitu dengan cara melakukan pengamatan kualitas air secara
fisik dan mengukur pH air yang siap untuk digunakan secara setiap hari. Disetiap
bak/tangki budidaya tambak udang memiliki inlet dan outlet untuk menambahkan air
didalam tangki jika udang sudah mengalami pertumbuhan. Hal ini saya diperhatikan,
air dari tangki reservoir setelah melalui beberapa tahap pengendapan dialirkan melalui
inlet bak budidaya tambak udang, air yang sudah ada di dalam bak tersebut di alirkan
dengan membuka outlet bak tersebut dan mengalirkan ke IPAL PT. Shrimpi Daya
Lestari. Jadi dalam hal budidaya tambak udang vannamei air baku yang kualitas baik
saat membantu perkembangan udang tersebut dengan baik, dan jika pengolahan air
baku sangat baik membuat udang tersebut terhindar dari penyakit yang dibawa oleh
kotoran-kotoran dari air baku yang di ambil dari titik asupan air.

d. Pemanfaatan air baku untuk kegiatan-kegiatan pendukung yang menghasilkan air


limbah.
Air baku untuk kegiatan pendukung lainnya seperti kegiatan MCK karyawan dan
kegiatan memasak di dapur untuk kebutuhan karyawan yang tinggal di mess sehari-
hari tidak air baku yang sama dengan kegiatan budidaya tambak udang. Kegiatan ini
tidak dilakukan pengolahan menggunakan IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari, akan
tetapi limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut di alirkan ke septic tank yang ada.
Akan tetapi kegiatan seperti pembersihan kolam yang sudah dilakukan kegiatan panen
udang menggunakan air baku yang sama dengan kegiatan budidaya tambak udang.
Dan dialirkan ke setiap outlet masing-masing dari bak budidaya tambak udang, dan
dialirkan ke IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari. Dan dilakukan pengolahan air limbah
setelah pengolahan air limbah tersebut dialirkan ke badan air tempat pembuangan
IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari.

e. Sistem Pengolahan Air Limbah dan Saluran Pembuangan


Sistem pengolahan air limbah yang ada pada PT. Shrimpi Daya Lestari adalah IPAL
dengan sistem aerob yaitu dimana penguraian air limbah menggunakan bakteri aerob
dan sistem aerasi yaitu, pemberian oksigen didalam bak IPAL setelah bak pemberian
oksigen dan pemberian bakteri aerob, air limbah dialirkan ke bak IPAL pengendapan
di bak ini terjadi pengendapan sebelum dialirkan ke bak indikator. Setelah bak
indikator di alirkan ke titik outlet kemudian dialirkan titik pembuangan yaitu badan
air penerima air limbah (titik badan air pembuangan air limbah adalah sungai
penyak).
f. Sumber dan Volume Air Limbah.
Sumber air limbah yang masuk ke IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari adalah air limbah
dari bak budidaya tambak udang, baik itu kegiatan budidaya tambak udang maupun
kegiatan pembersihan bak tambak udang. Volume yang dihasilkan sebagai air limbah
sama dengan volume air baku yang digunakan, akan tetapi volume yang dikeluarkan
ke badan air atau sungai penyak tidak sebanyak air yang diolah. Karena sistem
mengirimkan air limbah ke titik outlet pembuangan IPAL secara gravitasi tidak
menggunakan pompa.

g. Pengelolaan lumpur
Lumpur dari kegiatan budidaya tambak udang dikumpulkan dan diolah menjadi
untuk pupuk organik. Digunakan untuk pupuk organik karena lumpur dari budidaya
tambak udang mengandung bahan-bahan organik yaitu kotoran udang tersebut.

IV. Deskripsi Sistem IPAL


a. Desain dan Uraian Teknologi IPAL
Design IPAL Tahap 1 dengan kapasitas IPAL terpasang 6.300 m 3 adalah desain IPAL yang
sudah berjalan sekarang, dimana sistem IPAL sistem aerasi yaitu pemberian bakteri aerob
dan oksigen sebagai pengurai air limbah. Kemudian Design IPAL tahap 2 adalah
penambahan kapasitas IPAL menjadi 14.000 m3 yang sudah direncanakan, dengan
menambah bak indikator sebelum dialirkan ke saluran pembuangan di badan air pembuangan
air limbah. Pada sistem IPAL 2 sama dengan IPAL 1 yang sudah terpasang menggunakan
sistem aerasi, dengan menambahkan bak indikator yaitu menanamkan bakau pada bak
indikator untuk mengikat amoniak atau mengurangi kadar amoniak pada air limbah sebelum
disalurkan ke outlet IPAL.

b. Kualitas Air Limbah

Tabel 4 Hasil Laboratorium Titik Outlet dari IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari
Baku
No Parameter Satuan Mutu Hasil
1 TDS mg/L 2000 980
2 pH - 6 s/d 9 6,64
3 Suhu oC 38 28,8
4 Khlorin Bebas mg/L 1 0,1
5 Nitrat mg/L 20 0,665
6 Sulfida mg/L 0,5 0,05
7 Minyak dan lemak mg/L 10 <1,61
8 Total Nitrogen mg/L 30 5,06
9 Sianida mg/L 0,05 0,011
10 TSS mg/L 200 38
11 Nitrit mg/L 1 0,0722
12 Amonia mg/L 5 1,26
13 COD mg/L 100 26,6
14 Logam Fe mg/L 5 < 0,0478
15 Logam Mn mg/L 2 < 0,0150
16 Logam Cu mg/L 2 < 0,0193
17 Logam Zn mg/L 5 < 0,0203
18 Logam Pb mg/L 0,1 < 0,0250
19 Logam Cd mg/L 0,05 < 0,00456
20 BOD mg/L 50 9,56
21 Total Coli MPN/100 ml 10.000 < 1,80
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup UPTD Laboratorium Provinsi Bangka Belitung
Dari hasil pada tabel diatas semua parameter yang dilakukan uji laboratorium dari
sampel outlet IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari tidak ada parameter yang melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan sesuai peraturan yang berlaku. Dengan hasil uji laboratorium
diatas dapat disimpulkan air limbah yang dibuang ke badan air sungai penyak dari
kegiatan budidaya tambak udang PT. Shrimpi Daya Lestari dikategorikan kualitas baik.
Dan IPAL dari PT. Shrimpi Daya Lestari dapat disimpulkan bekerja dengan maksimal
sehingga menghasilkan air limbah dengan kualitas air tidak melebihi baku mutu yang
ditetapkan.
c. Lokasi dan Titik Koordinat

Kondisi IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari

Titik inlet IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari

Titik Koordinat Outlet IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari

No Titik Lokasi Titik Koordinat


X Y
1 Outlet IPAL 106 16’33.34”
o
2 24’12.30”
o
Kondisi bak inlet IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari

Kondisi saluran pembuangan dari IPAL PT. Shrimpi Daya Lestari menuju titik outlet
sungai penyak.
V. Upaya Melakukan Pengelolaan Air Limbah
a. Meminimalisasi Air Limbah
IPAL tambak udang milik PT. Shrimpi Daya Lestari memiliki empat bagian
yaitu, kolam pengendapan pada bak inlet, dimana di dalam bak tersebut adalah
tempat membuang air limbah pertama kali agar kadar TSS (Total Suspended
Solid) yang tinggi dan bau busuk dari H2S turun dan sisa endapannya bisa dibuat
pupuk. Dari kolam tersebut, sisa air limbah masuk ke kolam oksigenasi atau
aerasi, pada tahap ini untuk menaikkan kadar oksigen dan menurunkan kadar
BOD (kebutuhan oksigen biologis). Selanjutnya masuk ke kolam biokonversi
untuk mengubah nutrien yang bisa menyebabkan eutrofikasi menjadi bermanfaat
bagi organisma lain, baru sisa terakhir ini masuk ke kolam penampungan untuk
selanjutnya dibuang ke badan air penerima air limbah.
b. Efisiensi Air dan Efisiensi Energi
Cara melakukan water treatment untuk kolam budidaya udang adalah salah satu
langkah penting di antara langkah-langkah budidaya udang lainnya. Water
treatment atau tatacara pengolahan air merupakan faktor penting yang mesti
diperhatikan saat membudidayakan udang. Ada beberapa metode water treatmen
budidaya tambak udang yaitu melalui pemasangan kincir angin atau water
treatment dengan tandor air (tangki reservoir).
1) Tandon air memiliki manfaat sebagai pengontrol kualitas air dari sumber
pemasukan airnya. Air yang menggenangi tandor yang berasal dari
sumbernya. Sementara kondisi air yang berasal dari sumber ini
bergantung pada cuaca atau kondisi lainnya yang memengaruhi kualitas
air. Dengan adanya tandon air, dimaksudkan untuk memilah, mana kadar
air yang baik untuk tambak budidaya udang dan mana yang kurang baik.
2) Adanya tandon air dapat menjadi media uji coba air yang nantinya akan
digunakan dalam tambak. Adanya uji coba air di dalam tandon ini
difungsikan sebagai seleksi atau media pemilahan agar air yang nantinya
menggenangi tambak memiliki kualitas terbaik dan aman dari berbagai
kemungkinan bahaya bagi produksi budidaya udang.
3) Peranan tandon air selanjutnya dlam pengairan tambak air adalah sebagai
sumber plankton yang bermanfaat untuk kesuburan atau kualitas yang
baik untuk air. Biasanya, jika cuaca sedang mendung atau sedang musim
hujan, air pada tambak akan sulit dibentuk karena kekurangan plankton.
Dengan adanya tandon air, dapat membantu dalam memenuhi kebuthan
kandungan plankton di dalam air pada tambak.
4) Adanya tandor air ialah sebagai penyeleksi air yang baik untuk tambak
dan air yang kurang baik untuk tambak. Tandon air hanya akan
memberikan keluaran air yang baik untuk tambak, sementara yang kurang
baik akan tersaring pada tandon air. Ini jelas sangat berperan penting
karena budidaya udang yang berkualitas baik bersumber dari pasokan air
yang steril dan tergolong tidak berbahaya.
5) Keuntungan lainnya dari menggunakan tandon air adalah, kesuburan atau
kualitas air di dalam tambak akan bertambah baik seiring waktu karena
sedikit demi sedikit tumbuh biota air dengan nilai ekonomis pada tandon
air.
6) Keuntungan lainnya juga bisa efisiensi penggunaan air baku, dikarenakan
menggunakan tandon air atau tangki reservoir kegiatan budidaya tambak
udang mempunyai tampungan air jika terjadi masalah pada pompa untuk
asupan air baku, dan penggunaan air lebih teratur dikarenakan budidaya
udang ini akan menggunakan air baku yang ada pada tandon air atau
tangki reservoir terlebih dahulu setelah habis barulah tambak akan
menyedot asupan air baku dari sumber airnya.

c. Sumber Daya yang Dilakukan Berkaitan dengan Pengelolaan Air Limbah


Pada sistem pengelolaan air limbah milik PT. Shrimpi Daya Lestari, akan
dilakukan penanaman tumbuhan bakau. Dimana hal ini dilakukan untuk
membantu proses akhir dari kerja IPAL dalam pengolahan air limbah dari
kegiatan budidaya tambak udang milik PT. Shrimpi Daya Lestari. Penerapan di
lapangan yang akan segera dilakukan oleh PT. Shrimpi Daya Lestari
menanamkan tumbuhan bakau pada bak terakhir sebelum air limbah dialirkan ke
saluran pembuangan yang menuju outlet IPAL yaitu sungai penyak. Penanaman
tumbuhan bakau dilakukan untuk mengikat amoniak yang ada dalam air limbah,
supaya disaat air limbah masuk ke badan air penerima air limbah yaitu sungai
penyak parameter amoniak sudah bekurang kadarnya di dalam air limbah. Selain
itu hal ini dilakukan untuk pembibitan tumbuhan bakau yang dapat dilakukan
penananam bakau kembali di laut.

VI. Penangan Kondisi Darurat Pencemaran Air dan Prosedur Operasional Standar
Tanggap Darurat IPAL.

Kondisi darurat IPAL berkaitan dengan pengendalian pencemaran air yang


menjadi ruang lingkup pembahasan dalam kajian ini adalah :
1. Terjadi kerusakan / kebocoran /tidak berfungsinya unit atau fasilitas
pendukung dari IPAL.
2. Terlampaunya baku mutu air limbah.
3. Laporan dugaan terjadinya pencemaran dari PT. Shrimpi Daya Lestari
pihak luar yang mengakibatkan kerugian maupun penurunan kualitas air ,
badan air tertentu.
Jika terjadi kondisi darurat yang berkaitan dengan pencemaran air maka pihak
yang bertanggung jawab secara penuh adalah manajer PT. Shrimpi Daya
Lestari. Dalam pelaksanaanya penanganan secara teknis kondisi darurat yang
berkaitan dengan pencemaran air di mana manager memberikan tugas kepada
Bagian Chief Engineering. Peranan dan tanggung jawab dari struktur yang
terlibat dalam penanganan kondisi darurat yang berkaitan dengan pengendalian
pencemaran air dapat di lihat pada tabel 7.
Tabel 7 Peranan dan tanggung jawab unit dalam penanganan kondisi darurat
pengendalian pencemaran air.

No Jabatan Peranan & tanggung jawab


.
1 Manajer * Memberikan persetujuan usulan pengambilan langkah
tindakan jika terjadi kondisi darurat.
*Memonitor pelaksanaan penanganan kodisi. Darurat
pencemaran air.
*Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penanganan
kondisi darurat pencemaran air.
2 Chief *Melaksanakan penyebaran informasi dan komunikasi
Engineering serta koordinasi terjadinya kondisi darurat yang berkaitan
dengan pengendalian pencemaran air kepada pihak yang
berkepentingan.
*Memberikan usulan terhadap pimpinan teringgi untuk
pengambilan langkah upaya / tindakan pengendalian
pencemaran.
*Melaksanakan pengendalian penyebaran pencemar sesuai
prosedur standar tanggap darurat dan perseujuan pimpinan
tertinggi.
*Bertanggung jawab terhadap keberhasilan pengoperasian
IPAL

Mekanisme Penanganan
Jika terjadi kondisi darurat yang berkaitan dengan pencemaran air, maka mekanisme
penanganannya adalah :
1. Chief Engineering menerima / mengetahui terjadinya kondisi darurat yang
berkaitan dengan pencemaran air.
2. Chief Engineering bersama tim melakukan pengecekan lapangan.
3. Chief Engineering bersama tim melakukan analisa dan evaluasi atas terjadinya
kondisi darurat tersebut dan menentukan langkah penanganannya.
4. Periksa air limbah di inlet yang masuk ke IPAL, lakukan penganan sesuai
penyimpangan yang ditemukan.
5. Periksa masing – masing diproses yang berlangsung di IPAL.
6. Periksa seluruh mesin dan peralatan IPAL.
7. Melakukan penutupan outlet saluran IPAL.
8. Melakukan penghentian sementara proses kegiatan.
9. Chief Engineering melaporkan kondisi darurat yang terjadi dan memberikan
rekomendasi penanganannya, serta berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya.
10. Jika diperlukan ,Chief Engineering dapat menghentikan pembuangan air limbah
ke lingkungan dan untuk air limbah yang dihasilkan dilakukan penyedotan
dengan tangki tinja yang terdaftar pada DPLT TPA .
11. Manager PT. Shrimpi Daya Lestari menerima laporan dan memberikan
persetujuan atas tindakan penanganan kondisi darurat pencemaran air.
12. Chief Engineering melaksanakan penanganan kondisi darurat pencemaran air,
dapat dibantu oleh pihak yang ditunjuk dan memiliki kompentensi untuk
melaksanakan penanganan pencemaran air.
13. Manager memantau dan bertanggung jawab terhadap penanganan kondisi darurat
pencemaran air hingga pencemaran air berhasil ditanggulangi dan kondisi
lingkungan kembali pulih.

VII. Pakta Integritas


Pakta Integritas PT. Shrimpi Daya Lestari dalam menjaga lingkungan sekitar dari
limbah akibat kegiatan budidaya tambak udang yang dikelola PT. Shrimpi Daya
Lestari yang berlokasi di Desa Penyak Kabupaten Bangka Tengah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung sebagai berikut :
1) Menanggulangi, meminimalisasi, mengendalikan dampak negatif baik yang
timbul disaat usaha atau kegiatan sedang beroperasi maupun kegiatan selesai
beroperasi.
2) Meningkatkan dampak positif sehingga dampak tersebut dapat memberikan
manfaat yang lebih besar kepada masyarakat terutama masyarakat Desa
Penyak yang turut menikmati dampak positif tersebut.
3) Memberikan solusi pengelolaan lingkungan hidup yang paling efisien
diterapkan di lapangan, terutama memfokuskan pengelolaan parameter-
parameter kunci.
4) Melakukan sampling inlet dari IPAL, untuk dilakukan uji laboratorium
terakreditasi untuk membuktikan IPAL bekerja maksimal dan bisa menurukan
kadar parameter air limbah budidaya tambak udang.
5) Melakukan sampling outlet IPAL untuk memastikan air limbah yang dibuang
ke badan air yaitu sungai penyak aman, dan memastikan sungai penyak tidak
tercemar oleh air limbah dari kegiatan budidaya tambak udang milik PT.
Shrimpi Daya Lestari.
6) Memberikan masukan tentang bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan lingkungan
hidup yang secara operasional dapat dilaksanakan di lapangan ditinjaun dari
aspek teknologi, ketersediaan personil pelaksana, ekonomis dan kemampuan
personil pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup tersebut.
7) Mengikutsertakan institusi-institusi pemerintah baik ditingkat kabupaten dan
provinsi dalam pengawasan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pada kajian yang telah dilakukan oleh pihak PT. Shrimpi Daya Lestari, berupa
hasil uji laboratorium air limbah dan pengamatan langsung ke titik outlet IPAL, kondisi aliran
drainase lingkungan dapat disimpulkan bahwa:
1) Jika dilihat dari aspek teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa teknologi yang
diaplikasikan pada IPAL secara keseluruhan masih sesuai dengan karakteristik air
limbah yang dihasilkan dari kegiatan operasional, dengan selalu rutin melakukan
pemeliharaan IPAL untuk tetap menjaga kualitas air limbah yag dihasilkan.
2) Dari hasil pemeriksaan laboratorium pihak PT. Shrimpi Daya Lestari semua dalam
kondisi baik, dari analisa daya tampung beban pencemaran, air limbah yang dihasilkan
oleh PT. Shrimpi Daya Lestari tidak mencemari badan penerima air limbah yaitu sungai
penyak. Kualitas dari pengolahan IPAL milik PT. Shrimpi Daya Lestari masih
berfungsi maksimal untuk mengolah air limbah yang dihasilkan dari budidaya tambak
udang, dari hasil uji laboratorium yang sudah dianalisa tidak ada parameter yang tidak
memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sesuai peraturan yang berlaku.
3) Dengan demikian dapat disimpulkan secara keseluruhan kondisi air limbah dari
kegiatan budidaya tambak udang PT. Shrimpi Daya Lestari yang dibuang ke badan air
penerima (sungai penyak) dalam kondisi baik. Kondisi kualitas sungai penyak sebagai
badan air pembuangan dari air limbah PT. Shrimpi Daya Lesatri dikategorikan tidak
mencemari sungai penyak.

Anda mungkin juga menyukai