NOVEMBER 2007
PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG
BADAN PEN GENDA LIAN DAMPA K LIN GKUNGAN
Jl. Raya Kelobak Kepahiang
LAPORAN
PEMANTAUAN KUALITAS AIR
KABUPATEN KEPAHIANG
NOVEMBER 2007
KATA PENGANTAR
Bupati Kepahiang
ii
DAFTAR ISI
Hal
KA TA PENGANTA R..................................................................................................... ii
DA FTAR ISI.................................................................................................................... iii
DA FTAR TA BEL ............................................................................................................ iv
DA FTAR GA MBAR ....................................................................................................... v
BA B III. PENUTUP.......................................................................................................21
iii
DAFTAR TABEL
iv
DA FTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Sungai Musi dan Genangan airnya sebagai s umber PLTA …….. 4
Gambar 2. Kondis i Sungai dan Pemanfaatan lahan di Kepahiang ................. 20
v
BAB I . PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
2. Tujuan
3. Sasar an
2
Dari keempat sungai target pelestarian tersebut, ada satu sungai yang
lebih diutamakan pelestariannya, yakni Sungai Musi. Sungai Musi ini
merupakan badan sungai yang dibendung untuk menggerakkan turbin
generator listrik melalui pembangunan Pe mbangkit Listrik Tenaga Air Sungai
Musi. Generator listrik ini dipasang di daerah antara Desa Pekalongan dan
Desa Susup Kabupaten Kepahiang yang berjumlah 3 buah dengan kapasitas
masing-masing generator sebesar 70 mega w att per jam, sehingga total listrik
yang dihasilkan dapat mencapai 210 mega w att per jam. Untuk menjaga
keberlangsungan pembangkit listrik tersebut, maka pengelolaan yang dilakukan
tidak hanya kualitas airnya saja tetapi juga kuantitas dan kapasitas air di bagian
hulu sungai juga dilestarikan bekerja sama dengan Kabupaten tetangga di
daerah hulunya yaitu Kabupaten Rejang Lebong.
3
kontribusi terhadap penurunan kualitas air sungai. Dari data tersebut dapat
digunakan sebagai dasar mencari solusi pelestariannya dengan sistim
pengelolaan yang tepat.
Pengambilan sample air sungai dilakukan di Sungai Musi, Sungai
Sempiang, Sungai Langkap, dan Sungai Durian. Sampel air PDAM diambil
dibagian hulu tempat penampungan sementara aair PDAM sebelum dialirkan
ke para pelanggan. Pengambilan sampel air di empat sungai tersebut diambil
pada bagian hulu di outlet sebelum melew ati Kota Kepahiang, dan pada bagian
hilir di outlet sesudah melew ati Kota Kepahiang. Untuk kepentingan monitoring
kualitas air pada periode yang akan datang, pada setiap lokasi pengambilan
sampel ini ditentukan koordinatnya dengan menggunakan GPS. Paramater
kualitas air yang dianalisis adalah parameter w ajib kualitas air, yaitu debit,
temperatur, residu terlarut, residu tersuspensi, pH, BOD, COD, DO, DHL, Fecal
coliform dan Total Coliform serta w aktu dan kondisi cuaca pada saat
pengambilan sampel. Analisis tentang parameter air tersebut dilakukan di
Laboratorium Kimia dan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Bengkulu.
4
BAB II. KONDISI SUNGAI
5
2. Penjelasan Parameter Kualit as Air Sungai
Sungai mer upakan badan air mengalir (flowing water atau lentik) . Lebih
kurang 69% Air sungai ini berasal dar i lapis an air tanah (b ase flow) dan
sisanya ber as al dar i hujan yang mengalir sebagai alir an per mukaan (surface
run off). Pada umumnya air sungai di Kabupaten Kepahiang w arna airny a jernih
dan tidak berbau, Kondis i kekr itis an s ungai dapat di nilai dar i par ameter
kuantitas ( debit) alirannya dan kualitas airnya. Pada pemantauan kualitas air
sungai-s ungai di Kabupaten Kepahiang, dilakukan pengukuran v ar iable-
variabel debit alir an yaitu kecepatan alir an dan luas penampang sungai, ser ta
dilakukan pengambilan s ampel air untuk analisis variabel-v ariabel utama
par ameter kuali tas air yaitu : Temper ature, Res idu Ter larut ( TDS), Residu
ters uspensi ( TSS), pH, DHL, BOD, COD, DO, Fec al Colif or m, dan Total
Colifor m.
A. Kuantitas air
Potens i air di Kabupaten Kepahiang adalah cukup besar hal ini dapat
dilihat dar i tingginy a r ata-r ata c urah huja n di Kabupaten Kepahiang, y ang
hampir sepanjang tahun s elalu turun hujan. Ber dasarkan data cur ah hujan
sepanjang tahun 2007 di stas iun pencatat c urah hujan, pada umu mnya hujan
terjadi sepanjang tahun dan rata-r ata cur ah hujannya menc apai 2100 mm per
tahun. Potens i sumber day a air yang besar ters ebut mulai menunjukkan gejala
adanya penur unan, tetapi belum s ampai menimbulkan pers oalan kekurangan
air. Cur ah hujan akan tinggi pada sekitar bulan januari sampai dengan juli dan
akan menur un pada bulan-bulan agustus s ampai dengan oktober dan mulai
nov ember cur ah hujan akan mulai tinggi kembali.
Fluktuas i kuantitas air antar a kondis i maksimu m dan kondisi minimum
menunjukkan suatu gejala yang kr itis. Pada kondis i maks imu m yaitu pada
musim penghujan menunjukkan debit air y ang tinggi bahkan sering terjadi
banjir, s edangkan pada musim kemarau menunjukkan debit air yang rendah.
Pengukur an debit ini dilakukan s ec ara langsung di lapangan dengan
menggunakan alat .Pengambilan data debit pada bulan September dilakukan
secara langs ung; tetapi pembandingny a adalah data s kunder y ang
pengukuranny a dilakukan pada bulan- bulan c ur ah hujan r endah.
6
Tabel 1. Debit Sungai-Sungai di Kabupaten Kepahiang
B. Kualit as Air
7
1. Par ameter pH (Derajat Keasaman) Air
Tabel 2. Derajat Keas aman Sungai dan air PDA M di Kabupaten Kepahiang
Titi k Ordina t pH
No. Na ma sungai Ke terangan
Penga mbilan Sa mpel
1 Sungai Mu si Hulu 030 29′ 56 ,8″ L S 7,3
1020 29′ 51,2″ BT
2 Sungai Mu si Hilir 030 45′ 42 ,7″ L S
6,5
1020 47′ 29,8″ BT
3 Sungai Sa mpiang Hulu 030 37′ 61 ,5″ L S
1020 33′ 56,6″ BT 6,3
4 Sungai Sa mpiang Hilir 030 38′ 57 ,7″ L S
6,1
1020 35′ 39,8″ BT
5 Sungai Langkap Hulu 030 40′ 49 ,8″ LS
6,7
1020 40′ 23,1″ BT
6 Sungai Langkap Hilir 030 43′ 50 ,0″ L S 6,7
1020 43′ 11,2″ BT
7 Sungai Durian Hulu 030 35′ 17 ,7″ L S
1020 35′ 10,9″ BT 6,5
8 Sungai Durian Hilir 030 37′ 37 ,4″ L S 5,7
1020 33′ 32,8″ BT
9. Air PDAM 030 36′ 05,9″ LS
6,3
1020 35′ 49,1″ BT
Sumber : Dat a Pri mer Hasil P engukuran P ada Titik Kontrol, Sept ember 2007
8
2. Parameter BOD
Parameter kebutuhan oksigen bio logi ( BOD) mer upakan par ameter yang
selalu dipantau untuk menentukan kualitas air . Par ameter kebutuhan oksigen
biologi bias anya yang digunakan pada analisanya adalah BOD- 5 yait u analisa
dilakukan s etelah 5 har i
Dar i table 3 diatas, dapat dis impulkan bahw a semua har ga par ameter
BOD mas ih memenuhi standar baku mutu bedas arkan kriter ia baku mutu air
kelas I dan kelas II, Peratur an Pe mer intah Daer ah Pr opinsi Bengkulu Nomor 6
tahun 2005. Dari 4 sungai yang diambil sampelny a dan s atu sampel PDAM
yang dianalis a di labor atorium maka air PDA M mempuny ai nilai BOD y ang
paling kecil, air PDAM ini berasal dar i s umber mata air sec ara langs ung.
Dengan nilai BOD yang lebih kec il dar i standar baku mutu air kelas I dan II
(kisaran nilai BOD lebih kecil atau s ama dengan 2 mg/liter dan 3 mg/liter)
diindikasikan bahw a sungai ters ebut belu m terc emar dan sangat potensial
untuk us aha perikanan.
9
3. Par ameter COD
Parameter COD (chem ical oxygen demand) mer upakan par ameter
utama yang s elalu ditentukan untuk menentukan kualitas lingkungan. Has il
pantauan dar i 4 s ungai yang diteliti dan satu sumber air PDAM menunjukkan
bahw a 100% sungai-sungai dan sumber air PDA M ters ebut memenuhi baku
mutu air kelas I dan kelas II, menur ut Peratur an Pemerintah Daerah Pr opinsi
Bengkulu Nomor 6 tahun 2005.
Sumber : Dat a Pri mer Hasil P engukuran P ada Titik Kontrol, Sept ember 2007
Nilai COD pada per airan yang tidak terc emar bias any a kur ang dar i 20
mg/liter , sedangkan per airan yang terc emar dapat le bih dari 200 mg/li ter
( UNES CO/WHO/ UNEP, 1992). Has il pemantauan parameter COD di empat
sungai dan air PDA M yang melew ati w ilayah kota di Kabupaten Kepahiang
menunjukkan bahw a, dar i keseluruhan sampel nilai CO D air nya me menuhi
kriteria baku mutu air kelas I dengan kisar an nilai COD lebih kecil atau s ama
dengan 10 mg/li ter Ini berar ti mengindikasikan bahw a, sungai-sungainya belu m
terc emar oleh limbah pertanian dan atau limbah organik masyarakat y ang
ber muki m di sekitar alir an s ungai.
10
4. Parameter DO
Parameter Disolved Ok sigen (DO) yang dipantau dar i 4 s ungai dan satu
sumber air PDAM y ait u sungai Musi, s ungai Muar a Langkap, s ungai Dur ia n,
sungai Sempiang dan s umber air PDAM. Has il analisis menunjukkan bahw a
Parameter DO yang dipantau di 4 sungai Kabupaten Kepahiang dan air PDAM
memenuhi kr iteria baku mutu air kelas III dan IV sesuai Per da Nomor 6 Tahun
2005. Oks igen dalam air akan me mpengaruhi jumlah organis me dalam air
yang membutuhkan oks igen. Begit u juga proses aer obik y ang terjadi akan
semakin s empur na.
Titi k Ordina t DO
No. Na ma sungai Ke terangan
Penga mbilan Sa mpel (mg/lt)
1 Sungai Mu si Hulu 030 29′ 56 ,8″ L S
3,56
1020 29′ 51,2″ BT
2 Sungai Mu si Hilir 030 45′ 42 ,7″ L S
2,70
1020 47′ 29,8″ BT
3 Sungai Se mpiang Hulu 030 37′ 61 ,5″ L S
1020 33′ 56,6″ BT 3,07
4 Sungai Se mpiang Hilir 030 38′ 57 ,7″ L S 2,57
1020 35′ 39,8″ BT
5 Sungai Langkap Hulu 030 40′ 49 ,8″ L S
3,07
1020 40′ 23,1″ BT
6 Sungai Langkap Hilir 030 43′ 50 ,0″ L S 2,57
1020 43′ 11,2″ BT
7 Sungai Durian Hulu 030 35′ 17 ,7″ L S
3,90
1020 35′ 10,9″ BT
8 Sungai Durian Hilir 030 37′ 37 ,4″ L S
2,82
1020 33′ 32,8″ BT
9. Air PDAM 030 36′ 05,9″ LS
3,43
1020 35′ 49,1″ BT
Sumber : Dat a Pri mer Hasil P engukuran P ada Titik Kontrol, Sept ember 2007
11
5. Parameter Tersuspensi (TSS)
Sumber : Dat a Pri mer Hasil P engukuran P ada Titik Kontrol, Sept ember 2007
TSS pada sungai alami tidak bers ifat toksik, akan tetapi jika berlebihan
dapat meningkatkan nilai keker uhan; yang selanjutnya akan menghambat
penetr asi c ahaya matahar i ke dalam air dan akhir ny a berpengar uh terhadap
pros es fotosintesis di sungai.
12
6. Parameter padat an terlarut (TDS)
Seluruh sampel air yang diambil, Par ameter padatan ter lar utny a (Total
disolved Solid) memenuhi kriter ia mutu air kelas I menurut Peratur an
Pemer intah Pr opins i Bengkulu No. 06 Tahun 2005. Dari semua s ungai y ang
dianalisa diper oleh nilai padatan terlarut dibaw ah 100 mgr/lt. Padatan ter lar ut
ini paling bes ar beras al dari ion- ion yang ada dalam air dan ini akan
mengendap/menger as setelah melalui pros es pemanas an . Par ameter TDS
menggambar kan bahan-bahan terlar ut (diameter < 10-6 mm) dan koloid
-6 -3
(diameter 10 mm s/d 10 mm) yang ber upa s eny aw a-seny aw a kimia dan
bahan- bahan lain, yang tidak tersar in g pada saringan milipor e dengan diameter
por i 0,45 µm. TDS biasanya dis ebabkan oleh bahan-bahan anor ganik yang
ber upa ion- ion y ang biasa ditemukan di sungai. A ir sungai mempunyai nilai
TDS 0 – 1.000 mg/liter.
Sumber : Dat a Pri mer Hasil P engukuran P ada Titik Kontrol, Sept ember 2007
13
7. Parameter Biologi (f ecal coliform dan t otal coliform).
Total colif or m maupun fecal coli dis ebabkan oleh adanya bakter i sebagai
akibat dar i adanya penc emar an dari tinja. Hadir nya indikator bakter i ini
member ikan s atu kesimpulan bahw a sesungguhny a air telah mengalami
kontaminas i biologis . Penc emar an total koliform dan fecal kolifor m y ang terjadi
di Kabupaten Kepahiang, umumnya masih berada di baw ah ambang batas
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Penc emaran fecal c olif or m maupun total kolifor m y ang relatif lebih tinggi
umumnya ter dapat di sungai-s ungai yang melew ati daerah perkotaan, terutama
yang relatif padat pendudukny a. Seluruh sampel air yang diambil, Par ameter
biologi fecal coliform dan total colifor m nya memenuhi kriter ia mutu air kelas I
menur ut Peratur an Pemer intah Propins i Bengkulu No. 06 Tahun 2005. Dari
semua sungai dan air PDA M yang dianalisa diper oleh nila i fec al c olifor mnya
dibaw ah 100 jml/100 ml dan nilai total colifor mny a dibaw ah 1000 jml/100 ml.
No. Na ma sungai Titi k Ordina t Fecal Coli for m Total Coli form
Penga mbilan Sa mpel (j ml/100 ml) (j ml/100 ml)
1 Sungai Mu si Hulu 030 29′ 56 ,8″ L S
1020 29′ 51,2″ BT 42 503
2 Sungai Mu si Hilir 030 45′ 42 ,7″ L S 68 680
1020 47′ 29,8″ BT
3 Sungai Sa mpiang Hulu 030 37′ 61 ,5″ L S
35 484
1020 33′ 56,6″ BT
4 Sungai Sa mpiang Hilir 030 38′ 57 ,7″ L S 63 612
1020 35′ 39,8″ BT
5 Sungai Langkap Hulu 030 40′ 49 ,8″ L S
23 412
1020 40′ 23,1″ BT
6 Sungai Langkap Hilir 030 43′ 50 ,0″ L S
53 597
1020 43′ 11,2″ BT
7 Sungai Durian Hulu 030 35′ 17 ,7″ L S 27 434
1020 35′ 10,9″ BT
8 Sungai Durian Hilir 030 37′ 37 ,4″ L S
1020 33′ 32,8″ BT 48 563
9. Air PDAM 030 36′ 05,9″ LS 36 549
1020 35′ 49,1″ BT
Sumber : Dat a Pri mer Hasil P engukuran P ada Titik Kontrol, Sept ember 2007
14
Untuk fekal koli dari semua tit ik sampling yang dipantau, 100 persen titik
sampling y ang dianalisa me menuhi kr iter ia mutu air klas s atu, dan 100 persen
memenuhi kr iter ia mutu klas dua, menurut peraturan pemerintah nomor 82
tahun 2001. Sungai-s ungai yang par ameter fekal koliny a memenuhi baku mutu
klas satu menur ut peratur an pemerintah nomor 82 tahun 2001 adala h s ungai
Musi hulu, sungai Musi hilir, s ungai Muara Langkap Hulu, sungai Muara
Langkap hilir, sungai Durian Hulu, s ungai Dur ian Hilir, sungai s empiang hulu
dan sungai s empiang hilir s erta sumber air PDAM. Untuk total koliform dari
semua titik s amplin g y ang dipantau, terdapat 100 persen tit ik y ang diambil
sampelnya y ang me menuhi kriter ia mutu air kelas satu menurut peratur an
pemer intah nomor 82 tahun 2001.
Untuk mengetahui status mutu air sungai yang telah dipantau, dilakukan
per hitungan s tatus mutu air dengan menggunakan metode Indek Penc emar
menur ut Keputus an Menteri Lingkungan Hidup nomor 115 Tahun 2003.
Sebagai pembanding digunakan kr iteria mutu air klas I untuk daer ah hulu,
untuk daer ah tengah dan daer ah hilir. Tabel 9 menunjukan status mutu air
yang dipantau dari empat sungai y ang dipantau di Kabupaten Kepahiang.
Status mutu air ters ebut mer upakan status mutu air pada s aat dilakukan
pemantauan. Hasil per hitungan “ Indek Pencemar” ters ebut menunjukan
mayor itas sungai y ang dipantau di Kabupaten Kepahia ng dalam kondisi
terc emar ringan.
15
C. Penyebab dan Dampak Pencemaran Air
Air adalah merupakan kebutuhan yang fital dalam kehidupan sehar i- har i.
Kualitas air rata-r ata mengalami penur unan dar i tahun ke tahun, sebagai akib at
dar i pembangunan yang dilakukan oleh pemer intah maupun sw asta. Untuk itu
pembangunan yang dilakukan semestiny a adalah pembangunan y ang
ber kelanju tan, yakni pembangunan me mpunyai dampak negatif seminimal
mungkin dan mempuny ai dampak positif yang s ebesar-besarny a. Ber bagai
peny ebab dampak ter hadap penc emaran air ini s angat ter gantung dari jenis
pembangunan yang dilakukan. Secara umum y ang dianalisa dar i ber bagai
dampak pokok ini meliputi; par ameter kebutuhan oks igen biologi (BOD),
kebutuhan oks igen kimiaw i (COD), derajat keasaman ( PH), total amonia ( NH3-
H), nitrat ( NO3), nitr it (NO2 ), lo gam-logam berat (Pb, Hg, Fe dll.),fekal koli, total
koliform, s ulfat (SO4), sulfit (SO3), kesadahan dan par ameter-par ameter
lainnya. Ber bagai penyebab adanya penc emaran air adalah disebabkan oleh:
• Pe mbangunan bidang par iw isata
• Pe mbangunan bidang infrastr uktur
• Pe mbangunan bidang indus tri
• Pe mbangunan bidang pertambangan
16
Limbah padat dan limbah c air merupakan indikator yang s angat penting
dalam menentukan kualitas suatu lingkungan. Pengelolaan y ang baik terhadap
limbah padat dan limbah c air y ang bersumber dar i par a pengunjung, hotel dan
lainnya sangat menentukan keindahan dan kebersihan kota (tempat w isata).
Produks i limbah padat dan limbah cair dari tahun ke tahun s emakin meningkat,
untuk itu perlu dila kukan pengelolaan y ang komprehensif dar i semua y ang
terkait, agar mas alah ini dapat diatasi atau ditekan la ju peningkatanny a. Untuk
menekan laju peningkatan baik limbah padat maupun limbah cair maka limbah-
limbah ters ebut per lu dilakukan pemis ahan, pemanfaatan kembali dari bahan-
bahan yang dapat direus ed maupun r ecyc le .
Pembangunan bidang industri ter masuk industr i rumah tangga pada satu
sisi dapat meningkatkan pendapatan untuk meningkatkan kesejahter aan
masyar akat, pada s isi lain apabila limbah yang dihasilkan tidak dilakukan
pengolahan dapat menimbulkan pencemar an lingkungan. Pencemar an
lingkungan yang dit imbulkan dapat ber upa bau, maupun penurunan kuali tas air
tanah disekit ar industri ters ebut. Dis amping itu faktor positifny a adalah dapat
menyer ap tenaga ker ja untuk masyar akat sekitar nya, yang ber arti dapat
membantu pemer intah mengur angi penganggur an.
Industri- industr i rumah tangga y ang dapat member ikan sumbangan
terhadap penur unan kualitas lingkungan ters ebut y aitu diantar any a industr i tahu
dan tempe, dan industri batik bes urek. Industr i tahu dan tempe dapat
17
menghasilkan limbah cair maupun limbah padat. Limbah cair y ang dihasilkan
dapat didegradasi oleh mikroorganis me sehingga dihas ilkan nitrat, nitrit dan
amonia ser ta produk lainny a. A monia yang dihasilkan mudah terurai oleh ener gi
sinar matahari, membentuk amoniak y ang bauny a dapat mengganggu
masyar akat sekitar. Limbah padat y ang dihasilkan sebagian dimanfaatkan
kembali, misalny a untuk campuran makanan ternak, s edang sebagian lain
apabila menumpuk akan mengalami pembus ukan, sehingga baunya akan
mengganggu masyar akat sekitar . Sebagian lagi limbah padatny a dibuang ke
tempat pembuangan sampah akhir .
Per mas alahan pengelolaan air untuk kepentingan industr i dan lain
sebagainya akan menimbulkan per mas alahan, dan kadang akan mendapat
respon dar i masyarakat. Res pon dari masyar akat ini c ukup bes ar ter bukti
dengan beberapa pengaduan masy arakat ter hadap dampak dar i ber bagai
usaha bidang industri, baik industr i kecil maupun industr i r umah tangga.
Pemer intah daer ah menanggapi r espon masy arakat tersebut, dan kemudian
dilakukan cek dan r ecek ke lokasi yang ditengar ahi sebagai sumber
penc emar an ters ebut. instansi yang terkait , akan me mberikan bimbingan dan
pengar ahan untuk mengelola limbah dengan penggunaan teknologi y ang
sederhana dengan menggunakan sistim reused dan recycle, sehingga limbah
dapat dimanfaatkan kembali.
18
1. Pengelolaan limbah s ebagai sumber penc emar air
Program prokas ih s udah cukup lama dic anangkan oleh pemer intah
pus at dan kemudian dir es pon oleh pemerintah daerah. Program prokas ih
( Pr ogr am Kali Bersih) ini dilaks anakan dengan c ara, melakukan cek dan r ecek
terhadap berbagai parameter biologi dan par ameter kimia y ang digunakan
untuk menentukan kualitas air sungai yang telah dis esuaikan per untukannya
melalu i Per aturan Daer ah ( Perda). Sasar an utama progr am kali bersih adalah
sungai-s ungai yang digunakan untuk bahan baku air minum (PDA M). Apabila
has il labor ator iumny a menunjukkan adany a par ameter tertentu y ang tinggi,
maka dilakukan penelusur an ter hadap sumber dampak ters ebut. Apabila
sumber nya ber as al dar i masy arakat maka selain dila kukan peny uluhan, maka
daer ah- daerah tertentu tersebut dilakukan penanaman kembali, sebagai
realisas i dari program penghutanan kembali daer ah-daerah sepadan sungai.
Daer ah sepadan sungai untuk sungai yang kec il s ejauh 50 m dari bibir s ungai
dan untuk s ungai yang bes ar adalah 100 m dar i bibir s ungai.
19
hutan dan lahan melalui penanaman pohon di kaw asan hutan dan lahan kritis
lainnya. Pada tahun 2006 dan 2007 ini, r ealis asi kegiatan penghija uan dan
reboisas i yang telah dilaks anakan adalah penanaman seluas 2.020 hektar di
kaw asan hutan, dan 1.050 hektar diluar kaw asan hutan; dengan jumlah bibit
yang ditanam seluruhny a berjumlah s ekitar 2.500.000 bibit . Dengan kegiatan
penanaman di lahan kr itis, harapnnya daerah tangkapan air di Kabupaten
Kepahiang menjadi hijau. bervegetasi pohon, y ang akhir nya akan menjadi
sarana untuk perlindungan tanah dan air, s ehingga ke depan nantinya kualitas
air di Kabupaten Kepahiang dapat dipertahankan.
20
BAB III. PENUTUP
21
DAFTAR PUSTAKA
Dav is, M.L. and Cornw ell, D.A. 1991. Introduction to Environm ental
Engineering. Sec ond editio n. Mc- Graw -Hill, Inc., New York. 822 p.
McNeely, R.N., Nelmanis, V.P., and Dw yer, L. 1979. Water Quality Source
Book, A Guide to Water Quality Param eter. Inland W aters Director ate,
Water Quality Br anc h, Ottaw a, Canada. 89 p.
Nov otny, V. and Olem, H. 1994. Water Quality, Prevention, Identification, and
Management of Diffuse Pollution. Van Nos trans Reinhold, New York.
1054 p.
Perda Nomor 6 Tahun 2005. Penetapan Baku Mutu Air dan Kelas Air Sungai
Lintas Kabupaten/Kota Dalam Propinsi Bengkulu. Pemda Pr opinsi
Bengkulu.
22