Anda di halaman 1dari 3

C.

DINAMIKA AKSI

dari berbagai informasi yang saya dapat dari kepala dusun yaitu bapak Tubianto,
dan saya teliti sendiri juga masyarakat di desa kedung gede,dusun karang asem ini memang
mayoritas mata pencahariannya tiap hari petani,dan setiap habis ke sawah cuci kaki yang
habis kena lumpur dan lainnya itu juga di sungai itu, untuk mengalirkan sawahnya juga
menggunakan air tersebut, dan juga mereka peternak bebek, menggiring bebek-bebeknya
untuk mandi di situ, dan semua ini sudah menjadi tradisi mereka , bahkan pemanfaatan air
juga untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat desa kedung gede dusun karang asem , mereka
memanfaatkan sungai tersebut seperti untuk mandi,cuci baju, cuci piring dan lain sebagainya

dengan adanya hal tersebut timbul beberapa masalah , karena bercampurnya air untuk
mengalirkan air ke sawah , untuk memandikan ternaknya ,mandi dan lain sebagainya, maka,
air sungai menjadi keruh/kotor karena sudah terkontiminasi dengan berbagai macam hal
seperti yang sudah tertera di atas dan masyarakat desa kedung gede dusun karang asem juga
sering terkena gatal- gatal akibat keruhnya air sungai yang pemanfaatannya berbaur menjadi
satu seperti itu. Berikut ini gambar tentang berbagai macam pemanfaatan air sungai di desa
kedung gede dusun karang asem tersebut

D. DINAMIKA PROSES

Dari berbagai masalah yang sudah tertera di atas, maka dari itu peneliti membuat
suatu rancangan untuk mengatasi masalah tersebut,yaitu dengan cara mengadakan penerapan
WWTP ( waste water treatment plant) salah satunya dengan mengadakan penjernihan air
sungai melalui penyaringan secara sederhana yang memanfaatkan sumber daya di sekitar:
Bahan dan alat sebagai berikut:
 Saringan sederhana
 Paralon sedang
 Tanaman/tumbuhan
 Pasir
 Batu kecil-kecil
Cara pemakaiannya :
1. Dengan membuatkan slang untuk menampung air yang biasanya di manfaatkan untuk
cuci piring oleh masyaraakat desa tersebut ,dan di aliran kran di beri alat penyaring
atau di tanami tanaman yang bisa untuk menetralisir keruhnya air agar menjadi jernih
2. Di beri pasir di bagian bawah air sungai untuk menetralisir keruhnya air , karena pasir
juga bermanfaat untuk menjernihkan air
3. Berilah batu kecil-kecil di aliran sebelum air mengalir ke saringan paralonnya untuk
proses pengendapan keruhnya air
4. Langkah terakhir dengan memberi tanaman/tumbuhan seperti enceng gondok,karena
punya manfaat dalam masalah penjernihan air.  Pasalnya, Retno Nuraini, Gagas
Pradani, Nur Ilmawati, dan Melissa Hamas mengandalkan fungsi tanaman eceng
gondok dan karbon aktif untuk daur ulang air. “Air jernih tanpa bau itu nantinya bisa
dipakai mandi atau bahan air minum,” kata Gagas. Pengelolaan itu dimulai dengan
mengumpulkan air ke bak penampungan. Air itu kemudian dialirkan ke kolam yang
dipenuhi eceng gondok. Fungsi eceng gondok berdasarkan literatur, kata Gagas,
menyerap senyawa-senyawa organik, terutama amonia dan fosfat. “Eceng gondok
bersifat fitoremediasi atau tumbuhan yang menyerap polutan.” Air limbah itu
didiamkan di kolam eceng gondok selama 24 jam. Setiap batang eceng gondok
sanggup membersihkan air limbah domestik, selain tinja, itu sebanyak 4 liter.
Setelah sehari penuh, katup penutup saluran air di ujung kolam eceng dibuka untuk
mengalirkan air.Di dalam bak itu mereka menyusun saringan berlapis dengan karbon
aktif. 
Selain itu, akar tanaman ini juga dapat menghasilkan zat alleopathy yang
mengandung zat antibiotoka dan juga mampu membunuh bakteri coli.
Eceng gondok juga mampu menjernihkan atau menurunkan kekeruhan suatu perairan
hingga 120 mg perliter silika selama 48 jam sehingga cahaya matahari dapat
menembus perairan dan dapat meningkatkan produktivitas perairan melalui proses
fotosintesis bagi tanaman air lainnya. Selain dapat menyerap logam berat, eceng
gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida, contohnya residu 2.4-D
dan paraquat. Akar dari tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes) mempunyai
sifat biologis sebagai penyaring air yang tercemar oleh berbagai bahan Eceng gondok
sangat peka terhadap keadaan yang unsur haranya didalam air kurang mencukupi,
tetapi responnya terhadap kadar unsur hara yang tinggi juga besar.  Proses regenerasi
yang cepat dan toleransinya terhadap lingkungan yang cukup besar, menyebabkan
eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai pengendali pencemaran lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai