Anda di halaman 1dari 33

KUALITAS AIR

Created by:
Oksita Asri W., S.Si., M.Sc
2023
KUALITAS AIR

Kualitas air mencakup sifat fisika, kimia, dan biologi serta radioaktif yang
dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian,
industri, dan pemanfaatan air lainnya.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas air :


1.Iklim
2.Geologi/litologi
3.Waktu
4.Vegetasi
5.Manusia
Syarat-syarat kualitas air

• Air minum/ bahan baku air minum:


- Secara estetika : tidak menganggu indera, tidak
berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Air minum sebaiknya tidak berwarna. Warna dapat
ditimbulkan oleh adanya zat kimia maupun organisme di
dalam air dalam jumlah yang berlebih.
- Tidak mengandung zat toksik (pestisida, logam berat)
- Tidak mengandung zat yang mempengaruhi/menganggu
kesehatan dalam jumlah berlebihan (kalsium, Flouride).
- Tidak mengandung kuman (bakteri patogen, virus)
Sifat Fisik Air

• Temperatur
Temperatur airtanah mencerminkan temperatur batuan yang ditempati
airtanah tersebut.
• Warna, Rasa, Bau
• Daya Hantar Listrik (DHL)
Besarnya daya hantar listrik mencerminkan konsentrasi ion.
Daya hantar listrik (spesific conductivity/konduktivitas)
adalah ukuran kemampuan suatu zat menghantarkan arus
listrik dalam temperatur tertentu yang dinyatakan dalam
micromohs per centimeter oC.
Satuan yang lebih umum digunakan adalah mikroSiemens
(S). Untuk menghantarkan arus listrik, ion‑ion bergerak
dalam larutan memindahkan muatan listriknya (ionic
mobility) yang bergantung pada ukuran dan interaksi antar
ion dalam larutan.
• Nilai daya hantar listrik untuk berbagai jenis air adalah
sebagai berikut (Mandel, 1981) :
- Air destilasi (aquades) : 0,5 – 50 S
- Air hujan : 5,0 – 30 S
- Airtanah segar : 30 – 2.000 S
- Air laut : 45.000 – 55.000 S
- Air garam (Brine) : > 90.000 S
• Nilai konduktivitas merupakan fungsi antara temperatur,
jenis ion‑ion terlarut, dan konsentrasi ion terlarut.
Peningkatan ion‑ion yang terlarut menyebabkan nilai
konduktivitas air juga meningkat. Sehingga dapat dikatakan
nilai konduktivitas yang terukur merefleksikan konsentrasi
ion yang terlarut pada air.
SIFAT KIMIA AIR

Kualitas kimia airtanah terkait dengan litologi penyusun suatu daerah. Umumnya
batuan merupakan campuran yang kompleks dari mineral yang berbeda dalam
kestabilan atau daya larut dalam air, sehingga pada tempat-tempat dengan
litologi yang berbeda maka kualitas kimia airnyapun berbeda.

Sifat kimia air terkait dengan ion-ion yang terkandung dalam air.
Ion positif (kation) antara lain kalsium, magnesium, natrium dan kalium.
ion negatif (anion) antara lain: sulfat, klorida dan nitrat, DLL

Ion-ion penyebab kebasaan biasanya dinyatakan dalam ukuran karbonat dan


bikarbonat. Ion-ion penyebab keasaman dinyatakan dalam ukuran konsentrasi
ion hidrogen (Karmono & Cahyono, 1978).

Analisis kimia airtanah termasuk menentukan konsentrasi kandungan bahan


inorganik dan pengukuran pH.
SIFAT KIMIA

• Unsur‑unsur kimiawi yang terkandung dalam airtanah


dapat dibagi menjadi unsur mayor, dan unsur minor.
• Unsur utama (unsur mayor) terdiri dari ion‑ion Mg+,
Ca2+, Na+, K+, Cl-, SO42-, dan HCO3-. Unsur utama ini
selalu digunakan dalam penyajian data kimia airtanah,
sedangkan unsur minor dan unsur jarang tidak selalu
digunakan dan tergantung kepada aspek hidrogeologi
apa yang akan dipelajari.
STATUS MUTU AIR

Mutu Air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan


atau diuji berdasarkan parameter-parameter dan
metode tertentu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Status Mutu Air adalah tingkat kondisi mutu air
yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi
baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu
dengan membandingkan dengan baku mutu air
yang ditetapkan.
METODE STORET

• METODE STORET
merupakan salah satu metode untuk menentukan
status mutu air yang umum digunakan. Dengan
menggunakan metode ini dapat diketahui
parameter-parameter yang telah memenuhi atau
melampaui baku mutu air.
Prinsip metode STORET ini membandingkan
antara data kualitas air dengan peruntukannya
guna menentukan status mutu air.
• Cara penentuan status mutu air adalah dengan
menggunakan sistem klasifikasi dari US-EPA, yaitu:
Kelas A : baik sekali, skor = 0 (memenuhi baku mutu
Kelas B : baik, skor = -1 s.d -10 ( cemar ringan)
Kelas C : Sedang, skor = - 11 s.d. -30 (cemar sedang)
Kelas D : buruk, skor =< -30 ( cemar berat)
– Jika hasil pengukuran memenuhi BMA ( hasil
pengukuran < BMA), maka diberi skor 0
– Jika hasil pengukuran tidak memenuhi BMA,
diberi skor sebagai berikut:
Frekwensi Nilai Parameter

Sampel Fisika Kimia Biologi

< 10 Maksimum -1 -2 -3

Minimum -1 -2 -3

Rata-rata -3 -6 -9

³ 10 Maksimum -2 -4 -6

Minimum -2 -4 -6

Rata-rata -6 -12 -18


• METODE INDEKS PENCEMARAN
merupakan ukuran relatif tingkat pencemaran
terhadap parameter kualitas air yang diijinkan.

Indeks pencemaran ini ditentukan untuk suatu


peruntukan kemudian dapat dikembangkan untuk
beberapa peruntukan bagi seluruh bagian atau
sebagian dari badan sungai.
• Indeks pencemaran dapat di definisikan sebagai berikut:
Jika Lij menyatakan konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam baku
mutu untuk peruntukan air (j) dan Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air (i)
yang diperoleh dari hasil analisis sample air pada suatu lokasi pengambilan sample air
dari suatu alur sungai, maka Pij adalah indeks pencemaran bagi peruntukan (j).
– Setiap nilai Ci/Lij menunjukkan pencemaran relative yang diakibatkan oleh parameter
kualitas air.
– Nilai Ci/Lij = 1 adalah nilai kritik karena nilai ini dapat diharapkan untuk dipenuhi bagi
suatu baku mutu peruntukan air.
– Jika Ci/Lij >1 untuk suatu parameter maka konsentrasi parameter ini harus dikurangi atau
disisihkan apabila badan air digunakan untuk peruntukan (j), jika parameter ini adalah
parameter yang bermakna bagi peruntukan maka pengolahan mutlak harus dilakukan
bagi air ini.
– Pada model ini digunakan berbagai parameter kualitas air sehingga pada penggunaanya
diperlukan rata-rata dan nilai maksimum dari keseluruhan nilai Ci/Lij.
– Pij = m (Cij / Lij ) M  (Ci / Lij ) 2 R
• Nilai m adalah factor penyeimbang yang dievaluasi pada nilai kritik. Pada niali kritik Pij,
(Ci/Lij)R dan (ci/Lij)M bernilai 1 maka m adalah bernilai 1/V2
• Dengan demikian maka:
=(Cij / Lij ) M  (Ci / Lij ) R
2
• Pij
2
• Evaluasi terhadap nilai Pij:
• 0 Pij1, memenuhi baku mutu
• 1 <Pij5, cemar ringan
• 5<Pij 10, cemar sedang
• Pij>10, cemar berat
• Jika nilai Ci/Lij lebih dari 1 maka:
• (ci/Lij)baru = 1+ 5 log (Ci/Lij) hasil perhitungan
Pengambilan Sampel

- Sampel yang diambil harus benar-benar mewakili kondisi


di lapangan
- Apabila terdapat kesalahan dalam pengambilan sampel,
maka analisis tidak akan sesuai juga
- Pengambilan sampel harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Pemilihan lokasi pengambilan sampel air
2. Frekuensi pengambilan sampel
3. Peralatan dan cara pengambilan sampel
4. Perlakuan sampel di lapangan
Lokasi/Stasiun Pengambilan Sampel

• Kualitas air sebelum adanya pengaruh kegiatan manusia yaitu pada


lokasi hulu sungai yang dimaksudkan untuk mengetahui kualitas air
secara alamiah sebagai base line station.
• Pengaruh kegiatan manusia terhadap kualitas dan pengaruhnya untuk
pemanfaatan tertentu. Lokasi ini dimaksudkan untuk mengetahui
pengaruh kegiatan manusia yang disebut impact station.
• Sumber-sumber pencemaran yang dapat memasukkan zat-zat yang
berbahaya kedalam sumber air. Lokasi ini dimaksudkan untuk
mengetahui sumber penyebaran bahan-bahan yang berbahaya
sehingga dapat ditanggulangi.

Letak lokasi dapat di hulu maupun di hilir sungai, tergantung pada sumber
dan jenis zat berbahaya tersebut apakah alamiah ataupun buatan.
Lokasi/Stasiun Pengambilan Sampel

1. Air sungai
Sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, sampel diambil
pada satu titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari
permukaan air

Sungai dengan debit antara 5 – 150 m3/detik, sampel diambil


pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5x kedalaman
dari muka air

Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik, sampel air


diambil pada jarak ¼. ½ dan ¾ lebar sungai pada 0,2 x
dan 0,8 x kedalaman dari permukaan air
Stasiun Pengambilan Sampel

• Danau/waduk
Danau/waduk yang kedalamannya kurang dari 10 m, sampel diambil dipermukaan
dan di dasar danau

Danau dengan kedalaman antara 10 – 30 m, sampel diambil pada permukaan,


lapisan termoklin dan dasar danau

Danau dengan kedalaman antara 30 – 100 m, sampel diambil pada permukaan,


lapisan termoklin, hipolimnion dan dasar waduk.

Danau dengan kedalaman lebih dari 100 m, sampel dapat ditambah sesuai dengan
keperluan.
Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sifat
Fisika dan Kimia Air
-Menyiapkan alat pengambil sampel yang sesuai
-Membilas alat dengan sampel air
-Mengambil sampel sesuai dengan keperluan
-Apabila sampel diambil dari beberapa titik, maka
volume sampel yang diambil dari setiap titik harus
sama.
Metode Pengambilan Sampel

• Grab Sampling
Sampel yang dikumpulkan pada satu tempat pada
suatu saat saja
Hasilnya hanya menggambarkan kondisi sesaat
• Composite sampling
Grab sampling yang berulang
Sampling dilakukan beberapa kali pada waktu yang
berbeda pada lokasi yang sama lalu dicampur
untuk selanjutnya dianalisis
• Continuous sampling
Pengukuran parameter dilakukan in situ dengan
menggunakan peralatan elektrik.
Menggambarkan kualitas dari waktu ke waktu
Umumnya bersifat monitoring
Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air
pada Sumber Air

• Daya tampung beban pencemaran air adalah kemampuan


air pada suatu sumber air untuk menerima masukan beban
pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi
cemar.
• Beban pencemaran adalah jumlah unsur pencemar yang
terkandung dalam air atau air limbah
Metode Neraca Massa

Metode Neraca Massa adalah metode penetapan daya tampung beban


pencemaran air dengan menggunakan perhitungan neraca massa
komponen-komponen sumber pencemaran.

Neraca massa digunakan untuk:


1.Menentukan konsentrasi rata-rata aliran hilir yang berasal dari sumber
pencemar
2. Menentukan persentase perubahan laju alir atau beban polutan
C
r  CiQi  Mi
=
 Qi  Qi
=
Keterangan:
Cr : konsentrasi rata-rata konstituen untuk aliran
gabungan
Ci : konsentrasi konstituen pada aliran ke – i
Qi : laju alir aliran ke – i
Mi : massa konstituen pada aliran ke – i
Untuk menentukan beban daya tampung dengan
menggunakan metode neraca massa, data yang diperlukan
adalah sebagai berikut:
•Laju aliran air sungai
•Konsentrasi konstituen/zat pencemar
•Gambar penampang sungai dan percabangannya.
Prosedur Penggunaan

• Mengukur konsentrasi setiap konstituen dan laju


alir pada aliran sungai sebelum bercampur
dengan sumber pencemar
• Mengukur konsentrasi setiap konstituen dan laju
alir pada setiap aliran sumber pencemar
• Menentukan konsentrasi rata-rata pada aliran
akhir setelah aliran bercampur dengan sumber
pencemar.
Contoh Perhitungan

• Suatu aliran sungai mengalir dari titik 1 menuju


titik 4. Diantara dua titik tersebut terdapat dua
aliran lain yang masuk ke aliran sungai utama
masing masing disebut sebagai aliran 2 dan 3.
Apabila diketahui data pada aliran 1,2 dan 3
maka akan dihitung keadaan aliran 4
1. Aliran sungai sebelum bercampur dengan polutan
2. Aliran sumber pencemar A
3. Aliran sumber pencemar B
4. Aliran sungai setelah bercampur dengan sumber sumber pencemar
Data Analisis dan Debit

Aliran ke laju DO COD BOD NH3-N

1 5 6.6 21.5 9.8 0.2

2 0.6 4.7 15 8.7 0.01

3 0.9 5 16 9 0.3

4 0.5 4.3 14.2 8 0.04

Cr

Baku Mutu 6 10 2 0,5


•DO (Oksigen Terlarut)
Cr =  CiQi = (6,6 x5)  (4,7 x0,6)  (5 x0,9)  (4,3x0,5)
 Qi 5  0,6  0,9  0,5

=6,067 mg/l

Anda mungkin juga menyukai