Kualitas air mencakup sifat fisika, kimia, dan biologi serta radioaktif yang
dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian,
industri, dan pemanfaatan air lainnya.
• Temperatur
Temperatur airtanah mencerminkan temperatur batuan yang ditempati
airtanah tersebut.
• Warna, Rasa, Bau
• Daya Hantar Listrik (DHL)
Besarnya daya hantar listrik mencerminkan konsentrasi ion.
Daya hantar listrik (spesific conductivity/konduktivitas)
adalah ukuran kemampuan suatu zat menghantarkan arus
listrik dalam temperatur tertentu yang dinyatakan dalam
micromohs per centimeter oC.
Satuan yang lebih umum digunakan adalah mikroSiemens
(S). Untuk menghantarkan arus listrik, ion-ion bergerak
dalam larutan memindahkan muatan listriknya (ionic
mobility) yang bergantung pada ukuran dan interaksi antar
ion dalam larutan.
• Nilai daya hantar listrik untuk berbagai jenis air adalah
sebagai berikut (Mandel, 1981) :
- Air destilasi (aquades) : 0,5 – 50 S
- Air hujan : 5,0 – 30 S
- Airtanah segar : 30 – 2.000 S
- Air laut : 45.000 – 55.000 S
- Air garam (Brine) : > 90.000 S
• Nilai konduktivitas merupakan fungsi antara temperatur,
jenis ion-ion terlarut, dan konsentrasi ion terlarut.
Peningkatan ion-ion yang terlarut menyebabkan nilai
konduktivitas air juga meningkat. Sehingga dapat dikatakan
nilai konduktivitas yang terukur merefleksikan konsentrasi
ion yang terlarut pada air.
SIFAT KIMIA AIR
Sifat kimia air terkait dengan ion-ion yang terkandung dalam air.
Ion positif (kation) antara lain kalsium, magnesium, natrium dan kalium.
ion negatif (anion) antara lain: sulfat, klorida dan nitrat, DLL
• METODE STORET
merupakan salah satu metode untuk menentukan
status mutu air yang umum digunakan. Dengan
menggunakan metode ini dapat diketahui
parameter-parameter yang telah memenuhi atau
melampaui baku mutu air.
Prinsip metode STORET ini membandingkan
antara data kualitas air dengan peruntukannya
guna menentukan status mutu air.
• Cara penentuan status mutu air adalah dengan
menggunakan sistem klasifikasi dari US-EPA, yaitu:
Kelas A : baik sekali, skor = 0 (memenuhi baku mutu
Kelas B : baik, skor = -1 s.d -10 ( cemar ringan)
Kelas C : Sedang, skor = - 11 s.d. -30 (cemar sedang)
Kelas D : buruk, skor =< -30 ( cemar berat)
– Jika hasil pengukuran memenuhi BMA ( hasil
pengukuran < BMA), maka diberi skor 0
– Jika hasil pengukuran tidak memenuhi BMA,
diberi skor sebagai berikut:
Frekwensi Nilai Parameter
< 10 Maksimum -1 -2 -3
Minimum -1 -2 -3
Rata-rata -3 -6 -9
³ 10 Maksimum -2 -4 -6
Minimum -2 -4 -6
Letak lokasi dapat di hulu maupun di hilir sungai, tergantung pada sumber
dan jenis zat berbahaya tersebut apakah alamiah ataupun buatan.
Lokasi/Stasiun Pengambilan Sampel
1. Air sungai
Sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, sampel diambil
pada satu titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari
permukaan air
• Danau/waduk
Danau/waduk yang kedalamannya kurang dari 10 m, sampel diambil dipermukaan
dan di dasar danau
Danau dengan kedalaman lebih dari 100 m, sampel dapat ditambah sesuai dengan
keperluan.
Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sifat
Fisika dan Kimia Air
- Menyiapkan alat pengambil sampel yang sesuai
- Membilas alat dengan sampel air
- Mengambil sampel sesuai dengan keperluan
- Apabila sampel diambil dari beberapa titik, maka
volume sampel yang diambil dari setiap titik
harus sama.
Metode Pengambilan Sampel
• Grab Sampling
Sampel yang dikumpulkan pada satu tempat pada
suatu saat saja
Hasilnya hanya menggambarkan kondisi sesaat
• Composite sampling
Grab sampling yang berulang
Sampling dilakukan beberapa kali pada waktu yang
berbeda pada lokasi yang sama lalu dicampur
untuk selanjutnya dianalisis
• Continuous sampling
Pengukuran parameter dilakukan in situ dengan
menggunakan peralatan elektrik.
Menggambarkan kualitas dari waktu ke waktu
Umumnya bersifat monitoring
Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air
pada Sumber Air
Keterangan:
Cr : konsentrasi rata-rata konstituen untuk aliran gabungan
Ci : konsentrasi konstituen pada aliran ke – i
Qi : laju alir aliran ke – i
Mi : massa konstituen pada aliran ke – i
Untuk menentukan beban daya tampung dengan
menggunakan metode neraca massa, data yang diperlukan
adalah sebagai berikut:
•Laju aliran air sungai
•Konsentrasi konstituen/zat pencemar
•Gambar penampang sungai dan percabangannya.
Prosedur Penggunaan
3 0.9 5 16 9 0.3
Cr
=6,067 mg/l