Anda di halaman 1dari 57

Kuliah 14

HIDROMETRI
THIESSEN POLYGON METHOD
ISOHYETAL METHOD
Diameter lobang (inci): Ketinggian (cm)
• Kanada (3) • Beragam mulai dari 40 sampai
lebih
• Inggris (5)
• Belanda menggunakan, 4 dm2
• Amerika (8 atau 12) pada 40 cm
• Menurut WMO (Organisasi • KNMI (Badan Meteorologi
Meteorologi Dunia) yang Belanda) luas 2 dm2 pada 40 cm
umum antara 2 hingga 5 dm • Acuan International WMO, 128
cm2 pada 1 m di atas tanah
Wind speed and direction

Rain-gauge
Suhu akibat
penyinaran
matahari
Global
winds

Wind is the
movement of air
from
regions of high
pressure
to
regions of low
pressure
BASIN MORPHOMETRY
 Dealing with the measurement of
River Basin or Watershed geometry;
 Basin Morphometry is useful in

development of the empirical


methods for the rainfall-runoff
relations.
ASPEK DALAM MORPHOMETRY
(PENGUKURAN BENTUK)
 Aspek Keruangan:
Luas (A) dan Bentuk (Rf, Rc, Re)
 Aspek Topografi:

Kemiringan DAS (Sb), Kemiringan Sungai Utama (Ss), Median


Elevasi
 Aspek Panjang Alur:
Sungai Terpanjang (Li), Panjang Sungai Utama ke Pusat DAS
(Lg), Panjang Sungai Utama (Ls), Panjang “Overland Flow”
 Aspek Alur Sungai:

Orde Sungai, Tingkat Percabangan Sungai (Rb), Kerapatan Alur


Sungai (Dd), Titik Pusat DAS (Cg), Sudut Percabangan Sungai
Aspek Keruangan
 Luas Daerah Aliran Sungai (DAS)
 Bentuk DAS dapat dibedakan menggunakan:

1. Faktor Bentuk (Form Factor = Rf)  rasio


keliling DAS terhadap luas area DAS
2. Circularity Ratio = Rc  Rasio area DAS
terhadap luas lingkaran yang memiliki keliling
sama dengan DAS tersebut.
3. Elongation Ratio = Re  Rasio diameter
lingkaran yang memiliki luas yang sama dengan
DAS terhadap panjang DAS maksimum
LUAS DAS
• GARIS BATAS ANTARA DAS  PUNGGUNG
PERMUKAAN BUMI YANG DAPAT
MEMISAHKAN DAN MEMBAGI AIR HUJAN
KE MASING-MASING DAS
• Luasan yang dibatasi oleh pemisah
topografi yang merupakan batas pemisah
aliran
• GARIS BATAS TERSEBUT DITENTUKAN
BERDASARKAN PERUBAHAN KONTUR DARI
PETA TOPOGRAFI  LUAS DAS
LUAS DAS
• salah satu faktor penting dalam memperkirakan volume
aliran
• Faktor dalam pembentukan hidrograf aliran  karena
luas DAS menentukan daya tampung DAS terhadap
masukan air hujan
• makin luas DAS, makin besar daya tampung  berarti
makin besar volume air yang dapat disimpan dan
disumbangkan oleh DAS sehingga bentuk hidrograf akan
berbeda untuk luas DAS yg berbeda
• Bentuk hidrograf dipengaruhi oleh jumlah volume air
yang mengalir dan tersimpan dalam suatu DAS
- Panjang DAS  sama dengan jarak datar dari
muara sungai sampai ke arah hulu sepanjang
sungai induk

Lg=1/(2Dd)=A/(2Lb)
Lg = panjang aliran permukaan (km)
Dd = kerapatan aliran (km/km2)
Lb = panjang sungai induk (km)

- Lebar DAS  dihitung berdasarkan luas DAS di


bagi dengan panjangnya
W = A/Lb  A = luas DAS,
W=lebar maksimum DAS (km), Lb=panjang sungai
induk
BENTUK DAS
• Memanjang  biasanya induk sungai
memanjang dengan anak-anak sungai langsung
masuk ke sungai induk atau jalur daerah di kiri
kanan sungai utama dimana anak-anak sungai
mengalir ke sungai utama
• Kadang-kadang berbentuk seperti bulu burung
• Mempunyai debit banjir kecil  waktu tiba
banjir dari anak-anak sungai berbeda-beda
• Sebaliknya banjirnya berlangsung agak lama
Radial
• Bentuk DAS radial terjadi karena arah alur sungai
seolah-olah memusat pada satu titik sehingga
menggambarkan bentuk radial  kadang-kadang
berbentuk kipas/lingkaran, anak-anak sungainya
mengkonsentrasi ke suatu titik secara radial
• Aliran yang datang dari segala penjuru arah alur
sungai memerlukan waktu yang hampir
bersamaan  jika terjadi hujan yang merata di
seluruh DAS menyebabkan banjir besar di dekat
titik pertemuan anak-anak sungai
- BENTUK PARAREL  BENTUK INI MEMPUNYAI
CORAK DIMANA DUA JALUR DAERAH PENGALIRAN
YANG BERSATU DI BAGIAN PENGALIRAN AKAN
BERSATU DI BAGIAN HILIR
- BANJIR TERJADI DI SEBELAH HILIR TITIK
PERTEMUAN KE DUA ALUR SUNGAI

- BENTUK KOMPLEKS  GABUNGAN DARI DUA


ATAU LEBIH DAS, HANYA BEBERAPA BUAH
DAERAH PENGALIRAN YANG MEMPUNYAI BENTUK
KOMPLEKS
KOEFISIEN BENTUK DAS
• KOEFISIEN INI MENYATAKAN PERBANDINGAN
ANTARA LUAS DAERAH PENGALIRAN DENGAN
PANJANG SUNGAI UTAMA
• RUMUSNYA F = A/L2
• F = KOEFISIEN CORAK/BENTUK DAS
• A = LUAS DAS (km2)
• L = PANJANG SUNGAI UTAMA (km)
• Makin besar harga F makin lebar daerah
pengaliran
Aspek Topografi / Relief
 Kemiringan DAS ( Mean Slope of Watershed = Sb )
 Kemiringan Sungai Utama ( Mean Slope of Main
Channel = Ss )
 Median Elevasi
 Kemiringan sungai  Su=(h85-h10)/(0,75xLb)
 Su=kemiringan dasar sungai (%)
 h85=ketinggian elevasi pada sungai 0,85 dari hilir
sungai thd panjang sungai induk
 h10 = ketinggian elevasi sungai pada 0,10 dari hilir
sungai thd panjang sungai induk
 Lb = panjang sungai induk (km)
Aspek Panjang Alur
 Sungai Terpanjang (Li)
 Panjang Sungai Utama ke Pusat

DAS (Lca)
 Panjang Sungai Utama (Ls)

 Panjang ‘Overland Flow” (Lg)


Aspek Alur Sungai
1. Orde Sungai (Stream Order)
2. Tingkat Percabangan Sungai (Bifurcation
Ratio) = Rb
3. Kerapatan Alur Sungai (Drainage Density) =
Dd = L / A
4. Titik Pusat DAS (Center of Gravity )
5. Sudut Percabangan Sungai (Angle of
junction)
ORDE SUNGAI
• ORDE ATAU URUTAN PERCABANGAN SUNGAI
DI KLASIFIKASIKAN SECARA SISTEMATIK
BERDASARKAN URUTAN DAS
• BERDASARKAN JUMLAH ALUR SUNGAI
UNTUK SUATU ORDE DAPAT DITENTUKAN
SUATU ANGKA INDEKNYA YG MENYATAKAN
TINGKAT PERCABANGAN SUNGAI
• DIBAWAH INI GAMBAR ORDE SUNGAI
STREAM ORDER

Strahler’s scheme is most


commonly used
WATERSHED
BIFURCATION RATIO (WRb)
 u=k
Nu = Number of stream order u
 Σ Rb u/u+1 (Nu + Nu+1)
 u=1 Nu+1 = Number of stream
 WRb = ----------------------------------------------------- order u+1
 u=k
Rb = Bifurcation Ratio
 Σ Nu
 u=1

Rb between 3 – 5 is normal condition due to geology


Rb <3 and >5 the stream pattern are influence by geology
Rb >5 usely trellis and Rb <3 usely dendritic
BIFURCATION RATIO/TINGKAT PERCABANGAN SUNGAI

• Rb = Nu/Nu+1
• Nu = jumlah alur sungai orde ke u
• Nu+1 = jumlah alur sungai untuk orde ke u+1

• MENCIRIKAN DEBIT PUNCAK DAN WAKTU DASAR


HIDROGRAPH
• MAKIN TINGGI NILAI Rb, MAKIN BANYAK JUMLAH
TINGKAT ORDE  MAKIN BANYAK SUB DAS YANG
DAPAT MENYEBABKAN MAKIN LAMA AIR HUJAN
SAMPAI KE SUNGAI UTAMA  MAKIN BESAR
PANJANG WAKTU DASAR HIDROGRAPHNYA
TOTAL BASIN RELIEF
• TOTAL BASIN RELIEF  Beda tinggi antara titik
outlet dengan titik tertinggi dalam DAS
• H=Hm-H1
• H=total basin relief
• H1=ketinggian titik outlet (m)
• Hm=ketinggian maksimum DAS (m)

• Secara tidak langsung total basin relief berhubungan


dengan kecepatan aliran permukaan DAS
• Makin besar nilainya, makin cepat aliran permukaan 
erosi yang terjadi makin besar/kuat
• Makin kecil nilainya makin lambat aliran permukaannya
RELIEF RATIO
• RELIEF RATIO  perbandingan antara total basin
relief (beda tinggi titik hulu dan titik hilir sungai)
dengan panjang sungai utama

• Rh = H/Lb
• H =total basin relief/beda tinggi titik hulu dan hilir (m)
• Lb = panjang sungai utama (km)

• Makin besar relief ratio  kemiringan lereng makin


besar sehingga akan mempercepat aliran permukaan
• Makin kecil relief ratio  memperlambat aliran
permukaan sehingga erosi yang terjadi semakin kecil
DRAINAGE DENSITY
 Drainage density depends on climate and
geology (these are the independent variables
that control many aspects of fluvial
geomorphology).
 If infiltration dominates over runoff, tend to
have lower drainage density.

Dd = 1 – 5 is normal condition, (unit in mile/square miles)


Dd = < 1 abnormal and more flooded area
Dd = > 5 abnormal and large areas will be drained
DRAINAGE DENSITY
• Suatu angka indeks yang menunjukkan banyaknya
aliran di dalam suatu DAS
• Dd = L/A
• L = jumlah panjang aliran (km)
• A = luas DAS (km2)
Kategori Drainage Density:
• < 0,25 km/km2  rendah
• 0,25 – 10 km/km2 sedang
• 10 – 25 km/km2  tinggi
• > 25 km/km2  sangat tinggi
• Dd rendah  alur sungai yg melewati batuan
dengan resistensi keras  angkutan sedimen
yang terangkut aliran sungai lebih kecil jika
dibandingkan pada alur sungai yg melewati
batuan dengan resistensi lebih lunak, jika
kondisi lain yang mempengaruhinya sama
• Dd sangat tinggi  alur sungainya melewati
batuan kedap air  keadaan ini akan
menunjukkan bahwa air hujan yang menjadi
aliran akan lebih besar jika dibandingkan
daerah dengan Dd rendah yang melewati
batuan dengan permeabilitas besar
Pengukuran Aliran (Debit)

• Pengukuran Langsung: Volumetrik dan


Ambang Ukur (lebar, pendek, tajam)
• Pengukuran Tak Langsung: Velocity Area
Method (Currentmeter dan Pelampung),
Slope Area Method (Manning’s “n”),
Dilution Method (Continous and Sudden
Injection)
Pengukuran dengan Currentmeter
Metode pengukuran:
• Nerawas (wadding)
• Dari atas perahu
• Dari atas “Cable Car”
• Menggunakan kabel (Winch)
• Dari Jembatan dengan Derek (Bridge Cranch)
Q=AxV
Q : Debit Aliran
A: Luas Penampang Sungai
V: Kecepatan Aliran
Metoda dengan menggunakan pelampung:

Q = A x KU
K = V/U = 1 – 0.116 {(1-λ)1/2 – 0.1}
K normal 0.85
K < 0.5 m 0.60
K > 4.0 m 0.90 – 0.95

Q = W x d x a x L/T

Rumus Manning’s Q = A x 1/n x R 2/3 x S 1/2


A = Luas Penampang Sungai
n = Koefisien Manning’s
R = Radius Hidrolik
S = Slope of energy line (permukaan air)
Velocity

 The rate which the flow travels along the channel


reach.
 Measured in feet per second or meters per second
How do we measure velocity?
Dilution Method
Saluran kecil, Aliran Turbulen dan menggunakan
Larutan yg netral
How can we relate stage to discharge?

Rating Curve – relates stage to discharge

Empirical relationship
from observations

Measure discharge
at different flows
Proses Limpasan dan
Komponen-Komponen Hidrograf
 Periode tak hujan (aliran dasar, de-fisiensi lengas
tanah, kurva deplesi)
 Periode hujan awal (intersepsi, cadangan depresi)
 Periode hujan (kapasitas maksimum, infiltrasi,
limpasan permukaan)
 Periode hujan berhenti (idem periode hujan
dengan akhir limpasan pada titik z)
 Periode tak hujan baru (lengas tanah pada
kapasitas lapangan, akifer diisi kembali, kurva
deplesi berlanjut)
Analisis Hidrograf Aliran
Ada data
• Data Aliran : Analisis Frequensi
• Data Hujan + Aliran : Unit Hidrograf
• Data Hujan : Metoda Rational Q=FCIA
Tidak ada data:
• Hidrograf Satuan Sintetik
• Model hidrograf satuan sintetik:
tp = Ct(Lca.L)0.3 ;
Qp=Cp[(640A)/tp] ;
Tb=3+3(tp/24);
Ct(1.8 – 2.2);
Cp(0.56-0.69)
Hydrograph
 Straightline Method (1)
 Fixed Base Length Method (2)
 Variable Slope Method (3)
Hidrograf Satuan
• Adalah hidrograf aliran langsung yang
disebabkan oleh hujan efektif dengan
intensitas seragam dan jatuh merata di
seluruh DAS.
• Ada dua prinsip yang diterapkan yaitu
(1)proporsional terhadap intensitas hujan
yang sama periodenya dan
(2)superposisi untuk intensitas tertentu
yang beruntun waktunya.
From Chernicoff and others, 1997
Hydrographs
Analisis Frequensi
• Analisis Statistik Sederhana (menguji
penyebaran data antara
“empherical”dengan “theoritical”)
• Menggunakan kertas Probabiliti
• Data harus cukup panjang untuk
menghitung periode ulang dari banjir
yang terjadi.
Perhitungan Volume Air Limpasan
(Metode Thornthwaite and Mather)
• Data hujan (P) dan evapotranspirasi (Ep)
bulanan yang cukup panjang
• Peta liputan vegetasi penutup (zone
perakaran)
• Peta jenis tanah (tekstur tanah)
• Peta Topografi/Rupa Bumi (Lokasi DAS
dengan koordinat L/B)
Persyaratan yang diperlukan
untuk akurasi perhitungan
• Luas DAS sedang (>300 km2) sampai besar,
50% air yang masuk ke dalam tanah akan ke
luar 50% sebagai air permukaan di bulan
berikutnya
• Bila data Ep tidak ada, dapat diperhitungkan
dengan data temperatur bulanan
• Data tahun pertama dan tahun terakhir dari
seri data tidak digunakan untuk perhitungan,
karena awal perhitungan mulai dari musim
hujan pada tahun perhitungan
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN
1. Hitung hujan (P) bulanan
2. Hitung evapotranspirasi (EP) bulanan
3. Hitung (P – EP)
4. Hitung “Accumulation of Potential Water Loss” (APWL)
5. Hitung “Water Holding Capacity” (WHC) DAS
6. Hitung Storage (St) bulanan
7. Hitung ΔSt bulanan
8. Hitung Aktual Evapotranpirasi (AE), bila (P≥PE) maka
AE=PE dan bila (P<PE) maka AE= P + ΔSt
9. Hitung defisit (D) = PE – AE
10. Hitung Surplus (S) = (P-EP) – (ΔSt)
11. Hitung Runoff/Debit bulanan
Rumus-Rumus
ΔT = 0.006 (Z1 – Z2)
EP = f x EPx
EPx = 16 [ (10T)/I ]a
I =Σi
i = ( T/5 ) 1.514
a = 0.675 x 10 -6 I3 – 0.77 x 10 -4 I2 + 0.01792 I + 0.49239

St = Sto . e {(-APWL)/Sto}

T : temperatur
Z1 dan Z2 : Elevasi stasiun 1 dan 2
I : indeks panas tahunan dan indeks panas bulanan (i)
EPx : Evapotranspirasi Standard dengan jumlah hari bulanan (30) dan panas
harian (12 jam)
f : faktor koreksi letak Lintang
Sto : Water Holding Capasitas (WHC) DAS maksimum
Soal Kuis Materi 14 Hidrometri
1. Jelaskan aspek-aspek yang mempengaruhi dalam pengukuran suatu
DAS!
2. Jelaskan perbedaan hidrograf aliran air sungai di daerah perkotaan,
daerah pertanian dan daerah hutan!
3. Bila ada DAS dengan luas 5000 ha dan panjang sungai utama 2X km,
tentukan koefisien bentuk DASnya!
4. Bila diketahui panjang sungai utama 2X km, tinggi elevasi di hulu
adalah 7X0 m, dan di hilir adalah 10 m, tentukan rasio relief DAS
tersebut!
5. Bila ada DAS dengan luas 2500 ha dan panjang sungai total yang ada
dalam DAS tersebut sebesar 2X0 km, tentukan nilai drainage density
dan kategori DAS berdasarkan drainage density tersebut!

(X=angka NRP terakhir)

Anda mungkin juga menyukai