PENGENDALIAN
KERUSAKAN
PERAIRAN DARAT
DAN REHABILITASI
MANGROVE
DIREKTORAT PENGENDALIAN
KERUSAKAN PERAIRAN DARAT
DAYA
DUKUNG
EKONOMI
KETAHANAN
AIR implementasi
kegiatan
KEBERLANJUTAN
TIGA PILAR
HIDUP MANUSIA KEBERHASILAN
FAKTOR
KEGIATAN
FAKTOR
KETAHANAN KETAHANAN PERUSAK
PEMULIH
PANGAN ENERGI
SOSIAL LINGKUNGAN
DAYA
TAMPUNG
UNDANG UNDANG DASAR NEGARA RI
TAHUN 1945 pasal 33 ayat 3
MENGAPA
PERLU URUN
DAYA ....
Dengan asumsi
kemampuan
pemerintah menanam
± 200.000 ha/tahun
tidak cukup waktu
pemerintah untuk
berjuang sendirian
memperbaiki hutan DIAGRAM ANGKA DEFORESTASI (JUTA HA/TH) TAHUN 1990 – 2016
LUAS (JUTA HEKTAR/TAHUN)
2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016
AREAL
DEFORESTASI DEFORESTASI DEFORESTASI DEFORESTASI DEFORESTASI
REFORESTASI REFORESTASI REFORESTASI REFORESTASI REFORESTASI
BRUTO BRUTO BRUTO BRUTO BRUTO
INDONESIA 0,73 0,11 0,95 0,23 0,57 0,17 1,22 0,13 0,82 0,19
KAWASAN HUTAN 0,46 0,11 0,55 0,21 0,45 0,16 0,94 0,13 0,58 0,14
NON KAWASAN 0,26 0,003 0,41 0,02 0,11 0,01 0,28 0,01 0,24 0,05
Sumber: Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan 2018 (berdasar citra landsat)
STAKEHOLDERS “URUN DAYA”
PEMULIHAN DAS MELALUI KEGIATAN MEMANEN AIR HUJAN
▪ Membangun DTA
(vegetatif/sipil teknis) ▪ Revitalisasi danau;sungai; mata air ▪ Biofori; sumur resapan; IPAH;
▪ Stop deforestasi ▪ Mencegah pencemaran ▪ Saluran drainase, sanitasi
▪ Pengendalian perizinan ▪ Membuat waduk buatan ▪ Limbah rumah tangga/industri
URUN DAYA
KEBIJAKAN OPERASIONAL
1. Peraturan Presiden No. 60 tahun 2021 tentang
Penyelamatan Danau Prioritas Nasional
2. Peraturan Dirjen PDASHL No. P.4 tahun 2019 tentang
Pengendalian Kerusakan Danau
3. Peraturan Dirjen PDASHL No. P.9 tahun 2019 tentang
Inventarisasi Kerusakan Sempadan Sungai
4. Peraturan Dirjen PDASHL No. P.10 tahun 2019 tentang
Perlindungan Mata Air
5. Surat Edaran Dirjen PDASHL No. SE.01 tahun 2021
tentang Pembangunan Model Kampung Ramah Air Hujan
KESIMPULAN
1. Memanen air hujan perlu dimaknai secara luas yang prinsipnya
adalah “menangkap dan menahan air hujan sebanyak dan
selama mungkin di daratan agar tidak langsung ke laut”,
yang perlu melibatkan banyak pihak melalui strategi “URUN
DAYA”.
2. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) baik vegetative maupun sipil
teknis (bangunan KTA) wajib dilakukan oleh para pihak
(pemerintah-swasta-masyarakat).
3. Untuk penguatan dan percepatan pemulihan DAS khususnya
pengendalian kerusakan perairan darat perlu koordinasi, integrasi,
sinergitas antar sektor dan berkesinambungan dari semua pihak
yang berkepentingan, yaitu pemerintah, pemerintah daerah,
perguruan tinggi, dunia usaha maupun masyarakat.
KEBIJAKAN REHABILITASI
MANGROVE
SEBARAN EKOSISTEM MANGROVE
EKSISTING POTENSI
Kondisi Rusak
1. RHL (Penanaman &
Pemulihan Pemeliharaan)
dan 2. Penyadartahuan
Rehabilitasi masyarakat
pentingnya
ekosistem mangrove
Emisi Potensi Kontribusi Mangrove Terhadap Target Penurunan Emisi Gas Rumah
Kaca Indonesia
Karbon
➢ Penanaman/restorasi (8.9 MtCO2e yr-1) berkontribusi sebesar
1.4% terhadap target NDC untuk sector kehutanan pada tahun 2030
Perluasan Tidak hanya fokus pada kegiatan penanaman tetapi juga kegiatan
pengamanan ekosistem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
RHL
➢ mengembangkan pendekatan RHL yg lebih komprehensif (tidak hanya pada
kegiatan revegetasi, membangun ragam tindakan untuk memulihkan
mempertahankan dan meningkatkan fungsi ekosistem mangrove)
UPAYA RHL PADA EKOSISTEM MANGROVE
NO MASALAH SOLUSI RINCIAN KEGIATAN TARGET
1. TUTUPAN LAHAN RHL 1. Perencanaan Menambah / Memulihkan
(Memulihkan) 2. Penanaman Tutupan Lahan
3. Pemeliharaa
❑ Rehabilitasi 228.200 ha
❑ DMPM 50 desa baru 2024
❑ Penguatan DMPM pada tahun 2021 – 50 desa
❑ Koordinasi Integrasi RM dalam Pengelolaan
Hutan dan Lahan
❑ Rehabilitasi mangrove seluas 142.625 ha
2022 ❑ DMPM 50 desa
❑ Penguatan DMPM 2023 – 50 desa
❑ Integrasi Rehabilitasi Mangrove dalam
Pengelolaan Hutan dan Lahan