Anda di halaman 1dari 29

KEBIJAKAN

PENGENDALIAN
KERUSAKAN
PERAIRAN DARAT
DAN REHABILITASI
MANGROVE

DIREKTORAT PENGENDALIAN
KERUSAKAN PERAIRAN DARAT

Bandung, 15 OKTOBER 2021


KEBIJAKAN
PERAIRAN
DARAT
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
(PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN)

DAYA
DUKUNG

EKONOMI

KETAHANAN
AIR implementasi
kegiatan

KEBERLANJUTAN
TIGA PILAR
HIDUP MANUSIA KEBERHASILAN
FAKTOR
KEGIATAN
FAKTOR
KETAHANAN KETAHANAN PERUSAK
PEMULIH
PANGAN ENERGI
SOSIAL LINGKUNGAN

DAYA
TAMPUNG
UNDANG UNDANG DASAR NEGARA RI
TAHUN 1945 pasal 33 ayat 3

"Bumi dan air dan kekayaan alam


yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat"
GLOBAL WATER
 Air di bumi berada pada atmosfer,
permukaan tanah, air tanah, dan di
bawah tanah.
 Jumlah air di bumi ± 1,4 Milyar Km3 :
Air laut : ± 97 %
Air Tawar : ± 3 % yang meliputi:
Salju, es, gletser : 75 %
Air Tanah : 24 %
Air Danau dan wetland : 0,3 %
Air Sungai : 0,030 % HUKUM KEKEKALAN AIR
Awan, kabut, embun, dll. : 0,67 % ❑ VOLUME AIR DI BUMI ± 1,4 MILYAR KM3
▪ KONSTAN
(Air tawar layak konsumsi : ± 0,62 %) ▪ MEMBENTUK SIKLUS
❑ MUNGKIN SAJA AIR YANG KITA MINUM HARI INI
PERNAH DIMINUM OLEH DINOSAURUS ATAU KAISAR
(Sumber: Limantara, 2010; Sari Bahagianti, 2010) NAPOLEON
 Pembukaan Tutupan Lahan terutama di Daerah Hulu
 Penurunan kualitas lahan di daerah hulu (DTA)
 Rendahnya Infiltrasi Air Hujan
KERENTANAN  Tingginya Run-Off Air Hujan
PERAIRAN  Tingginya Erosi Permukaan akibat Air Hujan
DARAT  Rusaknya (menurunnya fungsi) rumah singgah
sementara air hujan (danau;sungai)
 Penurunan kualitas/kuantitas air di daerah
tengah -----> hilir (limbah-sampah industri/ rumah
tangga)
APAKAH PERAN YANG
DAPAT DIMAINKAN DALAM
PENGENDALIAN KERUSAKAN
PERAIRAN DARAT

PEMULIHAN (PERBAIKAN) DAS


DENGAN MENGOPTIMALKAN
PEMANENAN AIR HUJAN
PEMAHAMAN MEMANEN AIR HUJAN DALAM MANAGEMEN DAS

PRINSIP MANAJEMEN AIR HUJAN


“MENANGKAP DAN MENAHAN AIR
HUJAN “SEBANYAK DAN SELAMA
MUNGKIN DI DARATAN AGAR TIDAK
LANGSUNG KE LAUT”
1. Memanen air hujan:

a. menangkap untuk diresapkan


Daerah Mata Air ke dalam tanah (vegetatif +
Tangkapan sipil teknis)
Air b. Menangkap untuk keperluan
sehari-hari.
c. Menyinggahkan air ke danau,
situ, dan DAM
2. Memanen air hujan dilakukan
dengan cara membuat:
a. Revegetasi DTA
b. Revitalisasi DAM dan Situ
c. Membangun DAM dan Danau
buatan
d. kolam pengumpul air hujan
e. sumur resapan
f. lubang resapan biopori
g. IPAH
• merupakan model gotong royong,
mobilisasi sumber daya nasional
• gerakan yang bersifat gerakan massal,
URUN DAYA yaitu gerakan yang melibatkan multi
(CROWDSOURCING) pihak, multi sektor, dan multi disiplin ilmu
dari berbagai layer
PEMULIHAN
• proses untuk memperoleh ide dan
(PERBAIKAN) DAS penyelesaian pekerjaan tertentu
MELALUI KEGIATAN dengan cara meminta bahu-membahu
MEMANEN AIR secara massal ; setiap orang dapat
berperan aktif sesuai dengan
HUJAN kemampuan dan kedudukannya dalam
perbaikan DAS melalui kegiatan
“menangkap dan menahan air hujan”
untuk dapat dimanfaatkan sebelum
mengalir ke laut.
PERKEMBANGAN PERUBAHAN
TUTUPAN HUTAN INDONESIA

MENGAPA
PERLU URUN
DAYA ....

Dengan asumsi
kemampuan
pemerintah menanam
± 200.000 ha/tahun
tidak cukup waktu
pemerintah untuk
berjuang sendirian
memperbaiki hutan DIAGRAM ANGKA DEFORESTASI (JUTA HA/TH) TAHUN 1990 – 2016
LUAS (JUTA HEKTAR/TAHUN)
2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016
AREAL
DEFORESTASI DEFORESTASI DEFORESTASI DEFORESTASI DEFORESTASI
REFORESTASI REFORESTASI REFORESTASI REFORESTASI REFORESTASI
BRUTO BRUTO BRUTO BRUTO BRUTO
INDONESIA 0,73 0,11 0,95 0,23 0,57 0,17 1,22 0,13 0,82 0,19
KAWASAN HUTAN 0,46 0,11 0,55 0,21 0,45 0,16 0,94 0,13 0,58 0,14
NON KAWASAN 0,26 0,003 0,41 0,02 0,11 0,01 0,28 0,01 0,24 0,05
Sumber: Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan 2018 (berdasar citra landsat)
STAKEHOLDERS “URUN DAYA”
PEMULIHAN DAS MELALUI KEGIATAN MEMANEN AIR HUJAN

➢ Gerakan pemanfaatan air hujan dalam


arti luas harus digelorakan dan
dilaksanakan secara bersama:
▪ Pemerintah/Pemerintah Daerah
▪ Lembaga Pendidikan/Perguruan Tinggi.
▪ Lembaga Penelitian.
▪ Masyarakat
▪ Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
▪ Swasta (Pelaku Usaha/Private)
➢ Perlu adanya keterpaduan program
antar pihak agar efektif dan efisien
▪ Koordinatif
▪ Konsolidatif
▪ Sinergitas
BENTUK KEGIATAN URUN DAYA PERBAIKAN/PEMULIHAN DAS

Revitalisasi Revitalisasi Kegiatan


Revitalisasi Hulu
rumah singgah sementara air hujan skala rumah tangga/industri

▪ Membangun DTA
(vegetatif/sipil teknis) ▪ Revitalisasi danau;sungai; mata air ▪ Biofori; sumur resapan; IPAH;
▪ Stop deforestasi ▪ Mencegah pencemaran ▪ Saluran drainase, sanitasi
▪ Pengendalian perizinan ▪ Membuat waduk buatan ▪ Limbah rumah tangga/industri

PEKERJAAN SANGAT BESAR DAN


MELIBATKAN BANYAK PIHAK

URUN DAYA
KEBIJAKAN OPERASIONAL
1. Peraturan Presiden No. 60 tahun 2021 tentang
Penyelamatan Danau Prioritas Nasional
2. Peraturan Dirjen PDASHL No. P.4 tahun 2019 tentang
Pengendalian Kerusakan Danau
3. Peraturan Dirjen PDASHL No. P.9 tahun 2019 tentang
Inventarisasi Kerusakan Sempadan Sungai
4. Peraturan Dirjen PDASHL No. P.10 tahun 2019 tentang
Perlindungan Mata Air
5. Surat Edaran Dirjen PDASHL No. SE.01 tahun 2021
tentang Pembangunan Model Kampung Ramah Air Hujan
KESIMPULAN
1. Memanen air hujan perlu dimaknai secara luas yang prinsipnya
adalah “menangkap dan menahan air hujan sebanyak dan
selama mungkin di daratan agar tidak langsung ke laut”,
yang perlu melibatkan banyak pihak melalui strategi “URUN
DAYA”.
2. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) baik vegetative maupun sipil
teknis (bangunan KTA) wajib dilakukan oleh para pihak
(pemerintah-swasta-masyarakat).
3. Untuk penguatan dan percepatan pemulihan DAS khususnya
pengendalian kerusakan perairan darat perlu koordinasi, integrasi,
sinergitas antar sektor dan berkesinambungan dari semua pihak
yang berkepentingan, yaitu pemerintah, pemerintah daerah,
perguruan tinggi, dunia usaha maupun masyarakat.
KEBIJAKAN REHABILITASI
MANGROVE
SEBARAN EKOSISTEM MANGROVE

Total luas Indonesia memeiliki


mangrove dunia 3,36 juta Ha sekitar
16,53 juta Ha 20%dari mangrove dinia

PETA MANGROVE NASIONAL 2021


Indonesia memiliki carbon storage value sekitar 950 mega carbon/hektar atau
setara dengan 3 Pecta gram karbon untuk seluruh Indonesia
HASIL PETA MANGROVE NASIONAL TAHUN 2021

EKSISTING POTENSI

No Kelas Kerapatan Tajuk Luas % No Penutupan Lahan Luas %


1 Mangrove Lebat 3.150.796 93,75 1 Area Terabrasi 3.235 0,46
2 Mangrove Sedang 167.227 4,98 2 Lahan Terbuka 46.569 6,65
3 Mangrove Jarang 42.780 1,27 3 Mangrove Terabrasi 7.341 1,05
3.360.803 100,00 4 Tambak 593.016 84,65
5 Tanah Timbul 50.414 7,20
700.575 100
Luas Mangrove : 3.360.803 Ha
(Eksisting ) Catatan:
Terdapat areal penutupan lahan “non
RHL Mangrove : 700.575 Ha mangrove”seluas 40.234 Ha dikeluarkan,
(Jarang + Potensi) sehingga luas potensial habitat mangrove
berubah menjadi 700.575 Ha
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGELOLAAN MANGROVE
• Penebangan Liar
TUTUPAN
1 • Kondisi tutupan ekos mangrove kosong, sangat jarang/jarang
LAHAN
• Terbatasnya upaya RHL Mangrove (anggaran/pelaksana)
• Ombak/Gelombang
2 WILAYAH • Hama/penyakit; Bencana; Pencemaran/ sampah
• Perubahan iklim, Kenaikan air laut, sedimentasi dan abrasi

SOSEK • Pemahaman tentang mangrove dan ekosistem mangrove


3 MASYARAKAT • Kemiskinan dan kesejahtaeraan

PEMANFAATAN • Kepentingan ekonomi - Ekologi ekosistem mangrove


4 MANGROVE • Perambahan; penebangan, alih fungsi

KELEMBAGAAN • Keberadaan kelembagaan mangrove


5 MANGROVE • Peningkatan dan pengembangan kelembagaan mangrove
17
KEBIJAKAN PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE

Kondisi Rusak
1. RHL (Penanaman &
Pemulihan Pemeliharaan)
dan 2. Penyadartahuan
Rehabilitasi masyarakat
pentingnya
ekosistem mangrove

Kondisi Baik 1. Pengelolaan


berkelanjutan
(Kelestarian ekologi,
Dipertahankan
ekonomi)
dan
2. Pemanfaatan
Dimanfaatkan
HHK,HHBK, Jasling)
3. Pengamanan hutan
Mengembalikan kondisi 1. Penanaman
Memulihkan ekosistem mangrove dengan 2. Pemeliharaan
3. Penyuluhan
(Rusak→ Baik) kualitas dan kuantitas
kurang/rusak menjadi baik
1. Penanaman / Pelihara /
Penyuluhan
Mempertahankan kualitas dan 2. Pengamanan/Perlindungan
Mempertahankan kuantitas kondisi tanaman dan Tegakan & Wilayah (Hama,
(Baik→ Baik) keberadaannya dalam kondisi Bencana, Perambahan,
sehat Penebangan Liar Alih
Fungsi

Meningkatkan kualitas dan


1. Pengembangan
kuantitas tanaman mangrove
Meningkatkan Kelembagaan
melalui peningkatan
(Baik→ Baik ++) pemahaman, Pengembangan
2. Peningkatan Kapasitas
3. Peninkatan Kesejahteraan
kelembagaan
PARADIGMA RHL MANGROVE
Definisi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah upaya untuk memulihkan,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan guna
RHL meningkatkan daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam menjaga
sistem penyangga kehidupan.

➢ RHL dalam rangka PEMULIHAN dengan Penanaman


➢ RHL bisa dengan kegiatan MEMPERTAHANKAN dan MENINGKATKAN

Emisi Potensi Kontribusi Mangrove Terhadap Target Penurunan Emisi Gas Rumah
Kaca Indonesia
Karbon
➢ Penanaman/restorasi (8.9 MtCO2e yr-1) berkontribusi sebesar
1.4% terhadap target NDC untuk sector kehutanan pada tahun 2030

➢ Konservasi + penanaman (41 MtCO2e yr-1) berkontribusi sebesar 8%


terhadap target NDC untuk sector kehutanan pada tahun 2030

Perluasan Tidak hanya fokus pada kegiatan penanaman tetapi juga kegiatan
pengamanan ekosistem dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
RHL
➢ mengembangkan pendekatan RHL yg lebih komprehensif (tidak hanya pada
kegiatan revegetasi, membangun ragam tindakan untuk memulihkan
mempertahankan dan meningkatkan fungsi ekosistem mangrove)
UPAYA RHL PADA EKOSISTEM MANGROVE
NO MASALAH SOLUSI RINCIAN KEGIATAN TARGET
1. TUTUPAN LAHAN RHL 1. Perencanaan Menambah / Memulihkan
(Memulihkan) 2. Penanaman Tutupan Lahan
3. Pemeliharaa

2. WILAYAH RHL 1. Perlindungan Tanaman (ombak) Memantapkan


(Mempertahankan) 2. Perlindungan Hutan (Hama, Bencana, keberadaan wilayah
sampah) ekosistem mangrove
3. Pengamanan Hutan (Perambahan,
Penebangan, Alih fungsi)

3. SOSEK MASYARAKAT RHL 1. Penyuluhan Menyamakan Persepsi


(Meningkatkan) 2. Pelatihan masyarakat sekitar EM
4. PEMANFAATAN RHL 1. Penyuluhan Meningkatkan
MANGROVE (Meningkatkan) 2. Pelatihan kesejahteraan masyarakat
sekitar EM
5. KELEMBAGAAN RHL Pengembangan Kelembagaan, melalui Kelembagaan berperan
MANGROVE (Meningkatkan) Koordinasi, pembinaan, pembentukan dalam RHL Mangrove
kelembagaan, pemberian insentif
Pengembangan Rehabilitasi Mangrove 2022 - 2024
1. Pendekatan Kelembagaan (th 2017 ada pemetaan kelompok
tani pengelola silvofishery, dll)
2. Pendekatan Pengkayaan Jenis pada kerapatan sedang
(hampir semua RHL menggunakan Rhizopora)
3. Peran Pemerintah Daerah (KKMD, dll) melalui pendekatan
restorasi ekosistem mangrove yang telah berubah fungsi
4. Pendekatan dengan Bangunan Konservasi Ekosistem
Mangrove → Hybrid engineering; Perangkap sedimen;
Pagar/Pemecah Ombak
5. Pendekatan Restorasi melalui suksesi alami, penunjang suksesi
alami, dll
6. Pendekatan penguatan wilayah ekosistem mangrove melalui
Tata Ruang
Pelaksana Rehabilitasi Mangrove
ROADMAP REHABILITASI MANGROVE

❑ Rehabilitasi 228.200 ha
❑ DMPM 50 desa baru 2024
❑ Penguatan DMPM pada tahun 2021 – 50 desa
❑ Koordinasi Integrasi RM dalam Pengelolaan
Hutan dan Lahan
❑ Rehabilitasi mangrove seluas 142.625 ha
2022 ❑ DMPM 50 desa
❑ Penguatan DMPM 2023 – 50 desa
❑ Integrasi Rehabilitasi Mangrove dalam
Pengelolaan Hutan dan Lahan

❑ Rehabilitasi mangrove seluas 199.675 ha


2023 ❑ DMPM 50 Desa
❑ Penguatan DMPM pada 2022 – 50 desa
2021 ❑ Integrasi Rehabilitasi Mangrove dalam
❑ Memperkuat Basis Perencanaan Pengelolaan Hutan dan Lahan
❑ Koordinasi antar instansi dalam pelaksanaannya
❑ Memperkuat organisasi kerjaInisiasi 50 desa
ramah mangrove (DMPM)
❑ Rehabilitasi ekosistem mangrove: 29.500 Ha
STRATEGI PENDANAAN
REHABILITASI MANGROVE
➢ Pendanaan APBN tidak akan cukup untuk mewujudkan
target rehabilitasi mangrove hingga tahun 2024
sehingga pelaksanaan rehabilitasi mangrove
dilaksanakan secara gotong royong oleh para pihak.
➢ BRGM akan didukung oleh Bank Dunia melalui
mekanisme pinjaman sebesar USD 200 juta untuk
merehabilitasi merestorasi, dan melestarikan 75.000 ha
hutan bakau yang terdegradasi pada tahun 2022.
➢ KLHK telah mengusulkan tambahan dana hibah dan
bantuan teknis untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
rehabilitasi, restorasi, dan konservasi, termasuk
menetapkan kebijakan dan sistem utama dalam
memperkuat kelembagaan dan data base mangrove,
pemantauan dan evaluasi, potensi pembiayaan
karbon biru dan pengembangan pengetahuan.
EMISI KARBON
JAGA
MANGROVE
UNTUK
TERIMA KASIH
BUMI KITA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai