Oleh
Kelompok 6
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dirasakan pada tingkatan lokal, nasional, maupun global. Manfaat tersebut terdiri
atas manfaat nyata yang terukur (tangible) berupa hasil hutan kayu, hasil hutan
non kayu seperti rotan, bambu, damar dan lain-lain, serta manfaat tidak terukur
lain-lain. Saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai secara
tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami nilai dari
SDH tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dihasilkan
Penilaian sendiri merupakan upaya untuk menentukan nilai atau manfaat dari
suatu barang atau jasa untuk kepentingan manusia. Mengetahui manfaat dari
SDH ini maka hal tersebut dapat dijadikan rekomendasi bagi para pengambil
dan melakukan distribusi manfaat SDA yang adil. Terlebih dengan meningkatnya
pertambahan penduduk saat ini yang menyebabkan timbulnya tekanan yang serius
terhadap SDH, menyebabkan perlunya penyempurnaan pengelolaan SDA melalui
Manfaat SDH sendiri tidak semuanya memiliki harga pasar, sehingga perlu
dalam satuan moneter. Sebagai contoh manfaat hutan dalam menyerap karbon,
dan manfaatekologis serta lingkungan lainnya. Karena sifatnya yang non market
dalam perhitungan ekonomi. Tetapi saat ini, kepedulian akan pentingnya manfaat
manfaat SDH, baik untuk manfaat SDH yang memiliki harga pasar ataupun tidak,
B. Tujuan Praktikum
Universitas Lampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Nilai ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (SDAL) menurut Fauzi
(2006), sumber daya didefinisikan sebagai sesuatu yang dipandang memiliki nilai
ekonomi. Sumber daya itu sendiri memiliki dua aspek yakni aspek teknis yang
teknologi digunakan. Dapat juga dikatakan bahwa sumber daya adalah komponen
dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi
kebutuhan manusia. Barang dan jasa yang dihasilkan tersebut seperti ikan, kayu,
diasumsikan bahwa pasar itu eksis (market based), sehingga transaksi barang dan
Sumber daya alam selain menghasilkan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi
kita sebut sebagai manfaat fungsi ekologis yang sering tidak terkuantifikasikan
dalam perhitungan menyeluruh terhadap nilai dari sumber daya. Nilai tersebut
tidak saja nilai pasar barang yang dihasilkan dari suatu sumber daya melainkan 9
nilai jasa lingkungan yang ditimbulkan oleh sumber daya tersebut (Fauzi, 2006).
nilai sumber daya karena konsep biaya dan manfaat sering tidak memasukkan
Salah satu peranan dari ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yaitu sebagai
komponen penting dari sistem ekonomi. Artinya bahwa tanpa adanya lingkungan
maka sistem ekonomi tidak akan berfungsi. Ini menyiratkan bahwa dalam sistem
terhadap nilai aset yang lain (tenaga kerja dan modal) yakni sebagai aset ekonomi.
Ini berarti pula bahwa jika ekonomi ingin diperbaiki, maka kualitas sumberdaya
kebijaksanaan pertanian dapat berakar pada degradasi lahan, air, dan hutan. Juga
ekonomi dan ekologi harus dipadukan dalam proses pengambilan keputusan dan
pembuatan hukum tidak hanya untuk melindungi lingkungan, namun juga untuk
lingkungan dalam arti tidak menguras sumberdaya alam dan merusak lingkungan
(Ardini, 2011).
Ekologi perkotaan (urban ecology) adalah studi ilmiah tentang hubungan
organisme hidup satu sama lain dan lingkungannya dalam konteks lingkungan
beraspal, dan faktor urban lainnya yang menciptakan lanskap unik yang berbeda
Ekologi perkotaan adalah bidang studi baru-baru ini dibandingkan dengan ekologi
secara keseluruhan. Metode dan studi ekologi perkotaan serupa dengan dan terdiri
penting karena lebih dari 50% populasi dunia hidup di daerah perkotaan. Pada
saat yang sama, diperkirakan bahwa dalam empat puluh tahun ke depan, dua
pertiga populasi dunia akan tinggal di perluasan pusat kota. Proses ekologis di
kebutuhan yang harus dipenuhi dengan sumberdaya alam dan lahan yang tersedia,
hijau (RTH) merupakan solusi utama, khususnya dalam menjaga sirkulasi udara
dan air dari permasalahan krisis ekologi perkotaan yang disebabkan oleh terus
meningkatnya jumlah urban dan pembangunan. Seluruh aktivitas dalam hidup
pasti menghasilkan sisa yang dapat berupa sampah ataupun zat-zat pencemar dan
emisi lain yang terlepas ke udara. Menyediakan sebagian lahan dirumah atau
melestarikannya adalah hal terkecil yang dapat setiap manusia upayakan dalam
Davis dan Johnson (1987) mengklasifikasi nilai berdasarkan cara penilaian atau
penentuan besar nilai dilakukan, yaitu : (a) nilai pasar, yaitu nilai yang ditetapkan
melalui transaksi pasar, (b) nilai kegunaan, yaitu nilai yang diperoleh dari
penggunaan sumberdaya tersebut oleh individu tertentu, dan (c) nilai sosial, yaitu
menggambarkan nilai ekonomi total (total economic value) berdasarkan cara atau
Pada nilai ekonomi total nilai guna langsung merupakan nilai dari manfaat yang
langsung dapat diambil dari SDH. Sebagai contoh manfaat penggunaan sumber
daya hutan sebagai input untuk proses produksi atau sebagai barang konsumsi.
Berbeda dengan nilai guna tidak langsung, yaitu nilai dari manfaat yang secara
tidak langsung dirasakan manfaatnya, dan dapat berupa hal yang mendukung nilai
guna langsung, seperti berbagai manfaat yangbersifat fungsional yaitu berbagai
Sedangkan nilai bukan guna yaitu semua manfaat yang dihasilkan bukan dari hasil
interaksi secara fisik antara hutan dan konsumen (pengguna). Nilai bukan guna
meliputi manfaat yang tidak dapat diukur yang diturunkan dari keberadaan hutan
di luar nilai guna langsung dan tidak langsung. Nilai bukan guna terdiri atas nilai
keberadaan dan nilai warisan. Nilai keberadaan adalah nilai kepedulian seseorang
akan keberadaan suatu SDH berupa nilai yang diberikan oleh masyarakat kepada
kawasan hutan atas manfaat spiritual, estetika dan cultural (Bishop, 1999).
penentuan nilai dari sumberdaya hutan. Seperti telah dijelaskan di muka, langkah
pertama untuk untuk memperoleh nilai dari sumberdaya hutan adalah dengan
adanya nilai yang menjadi sasaran penilaian. Setiap indikator nilai (komponen
sumberdaya hutan) ini dapat berupa barang hasil hutan, jasa dari fungsi ekosistem
hutan maupun atribut yang melekat pada hutan tersebut dalam hubungannya
identifikasi kondisi biofisik hutan dan sosial budaya masyarakat karena proses
melalui proses penilaian biofisik dan sosial budaya yaitu kuantifikasi setiap
indikator nilai berupa barang hasil hutan, jasa fungsi ekosistem hutan serta atribut
hutan dalam kaitannya dengan budaya setempat. Atas dasar kuantifikasi indikator
Metode penilaian manfaat hutan pada dasarnya dibagi dalam dua kelompok yaitu
metode atas dasar pasar dan metode pendekatan terhadap pasar yaitu pendekatan
manfaat hutan yang tidak memiliki harga pasar dalam satuan moneter. Metode ini
tidak memiliki harga pasar dalam satuan moneter, atau kesediaan menerima
Bishop (1999) membagi metode penilaian ekonomi untuk manfaat yang diperoleh
(i) Penilaian berdasarkan harga pasar, termasuk pendugaan manfaat dari kegiatan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kuisioner sebanyak
B. Cara Kerja
2. Satu kelompok yang terdiri dari 6 orang dibebani kuisioner sebanyak 8-9
responden.
3. Respon utama yang dijaring dari tiap mahasiswa adalah besarnya uang
plaza.
jenis kelamin, umur, tempat tinggal, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
5. Melakukan dokumentasi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Arboretum
Source DF SS MS F P
Regression 13 12289410343 945339257 2,45 0,017
Residual Error 36 13885089657 385696935
Total 49 26174500000
B. Pembahasan
Nilai merupakan persepsi manusia tentang makna suatu objek (sumberdaya hutan)
bagi individu tertentu pada tempat dan waktu tertentu. Oleh karena itu akan
terjadi keragaman nilai sumberdaya hutan berdasarkan pada persepsi dan lokasi
secara langsung akan memiliki persepsi yang positif terhadap nilai sumberdaya
hutan, dan hal tersebut dapat ditunjukkan dengan tingginya nilai sumberdaya
hutan tersebut. Hal tersebut mungkin berbeda dengan persepsi masyarakat yang
tinggal jauh dari hutan dan tidak menerima manfaat secara langsung.
dengan tingkat kepercayaan yang digunakan dalam analisis ini yaitu 95% atau P <
0,05. Variabel yang berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar hanya lah
variabel X antara setuju dan tidak setuju apabila Sumber Daya Hutan (SDH)
dikonversikan dengan nilai P value 0,003 (P<0,05) dan untuk variabel X seperti
umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan ayah dan ibu, pendidikan ayah dan
ibu, fakulltas, asal SMA, jurusan SMA, biaya hidup, penghasilan mahasiswa, serta
penghasilan ayah dan ibu tidak lah berpengaruh nyata terhadap kesediaan
SDH tersebut bukan hanya dari jasa lingkungan saja, namun juga dapat
dimanfaatkan sebagai lokasi yang mampu dikunjungi , sebagian responden setuju
apabila pengkonversian lahan SDH yang ada di Unila dijadikan sebagai taman.
Dari R-Sq (adj) yang diketahui yaitu hanyalah sebesar 27, 8 %, dimana tidak
sampai 50% variabel X nya yang mampu menjelaskan keterkaitan antara variabel
yaitu 72,2 % merupakan variabel lain yang tidak dianalisis dalam praktikum kali
ini. Dalam hal ini rata-rata mahasiswa kedokteran bersedia untuk membayar
jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendidikan ayah,
Davis, L.S dan Johnson K.N. 1987. Forest Management 3 rd Edition. Mc Graw-
Hill Book Company. New York.
Pearce, D. 1992. Economic Valuation and The Natural world. World Bank
Working Papers. The World Bank. New York.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI