Anda di halaman 1dari 5

Millenium Ecosystem Assessment (2005) mendefinisikan Ecosystem Services (ES)

sebagai keuntungan-keuntungan yang diperoleh manusia dari keberadaan suatu ekosistem.


Keuntungan tersebut bisa saja berupa keuntungan yang dapat dihitung maupun
tidak.Contohnya ekosistem sebagai penyedia makanan dan obat-obatan, pengatur atau
penyelaras iklim dan penyakit, pelindung dari bencana yang ekstrim, dan sebagainya. ES
merupakan hal pokok dalam kehidupan manusia baik dalam segi sosial maupun ekonomi
serta memiliki hubungan timba balik dengan aktivitas manusia.

Ada empat kategori dalam mengidentifikasi ES dan setiap kategorinya sangat


mempengaruhi kesejahteraan manusia, yaitu :

1. Provisioning Services, yaitu jasa atau pelayanan (produk) yang disediakan secara
langsung oleh sebuah ekosistem seperti makanan, raw material (bahan baku), air
tawar, energi, sumber ikan hias, sumberdaya genetik, dan sumber obat-obatan.

2. Regulating Services, yaitu manfaat yang diperoleh dari regulasi proses ekosistem.
Misalnya seperti penyerapan karbon dan pengaturan iklim, dekomposisi limbah
dan detoksifikasi, pengontrolan bencana, pemurnian air dan udara, pencegahan
erosi dan memelihara kesuburan tanah, pengendalian hama dan penyakit, kontrol
biologi, serta penyerbukan tanaman.

3. Cutural Services, yaitu manfaat non material diperoleh dari ekosistem melalui
pengayaan spiritual seperti perkembangan kognitif, refleksi, rekreasi, pengalaman
estetika (budaya, spiritual dan sejarah), pengalaman ilmu pengetahuan dan
pendidikan.

4. Supporting Services, yaitu jasa ekosistem yang diperlukan untuk produksi semua
layanan ekosistem lainnya, dengan kata lain dibutuhkan agar semua jasa atau
pelayanan ekosistem dapat tersedia. Seperti menyediakan habitat, produktivitas
primer (proses produksi biological seperti fotosintesis) dan pembentkan tanah,
serta siklus nutrisi. Layanan ini memungkinkan bagi ekosistem untuk menyediakan
layanan seperti persediaan makanan, regulasi banjir dan pemurnian air.

Namun dengan seiring perjalanan waktu, terjadi perubahan-perubahan dari konsep yang
telah ditetapkan oleh MEA. The Economics of Ecology and Biodiversity/TEEB
(2010) menghapuskan supporting service dan menggantinya dengan habitat service
dengan alasan bahwa hal ini dilakukan untuk mencegah perhitungan ganda dalam
menilai ekosistem. Selanjutnya Burkhard et al. (2012) menggunakan istilah
Ecological Integrity untuk komponen supporting service.

Jika dikaitkan dengan 3 pilar pembangunan kelautan dan perikanan yang mencakup
kedaulatan, keberlanjutan, serta kemakmuran maka ES merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan dalam konteks pembangunan kelautan dan perikanan. Bagaimana tidak
karena aktivitas pembangunan kelautan dan perikanan sangat bersinggungan dengan
ekosistem. Namun demikian bukan berarti semua aktivitas pembangunan menjadi ‘haram’
dalam rangka pelestarian lingkungan akan tetapi yang kemudian perlu kita renungkan adalah
apakah aktivitas kita dalam memanfaatkan dan mengelola sumberdaya kelautan dan
perikanan mengecilkan nilai/keuntungan ekosistem itu atau memperbesarnya.

Keberadaan Ecosystem Services (ES) terkadang tidak disadari oleh manusia karena
tidak adanya rasa memiliki. ES sebagai barang atau properti milik umum menjadi tidak
berharga dan diacuhkan sehingga kita tidak pernah mempertanyakan besarnya nilai kerugian
dari kerusakan sebuah ekosistem akibat pembangunan atau aktivitas pengelolaan yang
dilakukan. Ketidak pedulian tersebut menjadi lumrah karena keuntungan/nilai ekonomi yang
diberikan oleh pembangunan atau aktivitas pengelolaan itu langsung terasa oleh manusia
meskipun kerugian besar jangka panjang yang diterima. Aktivitas manusia akan
menyebabkan perubahan pada ekosistem yang di dalamnya ada terkandung keanekaragaman
hayati dan kemudian akan berpengaruh terhadap kehidupan manusia itu sendiri, terutama dari
aspek kesejahteraan. Akan tetapi bukan hanya aktivitas manusia yang menyebabkan
perubahan ekosistem, namun faktor sosial, ekonomi dan budaya juga ikut berperan.

Contoh sederhana yang terjadi dewasa ini adalah dengan menggunakan alat tangkap
ikan yang merusak memang akan memberikan hasil ekonomis yang lumayan saat ini tapi
pernahkah kita menghitung berapa nilai kerugian rusaknya terumbu karang ? hilangnya nilai
estetika yang menyebabkan matinya bisnis pariwisata ? hilangnya fungsi penahan erosi yang
menyebabkan rusaknya pemukiman? Hilangnya suatu habitat karena individu di setiap
generasinya menjadi korban pengrusakan? dan sebagainya.

Mungkin sudah saatnya sebelum melakukan aktivitas di sektor kelautan dan perikanan
kita bertanya “apakah seimbang antara nilai ekonomi yang diterima dengan nilai ekonomi
ekosistem yang hilang akibat aktivitas kita ?”

Beberapa contoh lain dari ekosistem service yang ada pada beberapa ekosistem, seperti:

1. Jasa Ekosistem Pesisir


Dalam konteks pengertian tentang jasa ekosistem, maka jasa ekosistem pesisir
didefinisikan sebagai manfaat yang diperoleh manusia dari ekosistem pesisir, dalam
hal ini adalah ekosistem mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang.
Ketiga ekosistem tersebut memberikan jasa ekosistem berupa jasa pendukung, jasa
pengaturan, jasa persediaan dan jasa budaya (MEA, 2005).
2. Jasa Ekosistem Mangrove
Fungsi mangrove telah banyak diketahui, baik sebagai tempat pemijahan ikan,
pelindung daratan dari abrasi, pelindung daratan dari tiupan angin, penyaring intrusi
air laut ke daratan, tempat singgah migrasi burung, dan sebagai habitat satwa liar
(Nontji, 1987). Manfaat langsung ekosistem mangrove bagi kehidupan manusia
amat beragam, seperti :
a) Kayu mangrove digunakan untuk membuat arang dan kayu bakar. Untuk
konstruksi rumah, kayu mangrove dari jenis Rhizophora apiculata, R. mucronata,
dan Bruguiera gymnorrhiza sangat cocok digunakan untuk tiang atau kaso karena
batangnya lurus dan dapat bertahan sampai 50 tahun.
b) Tanin merupakan ekstrak kulit dari jenis-jenis R. apiculata, R. mucronata, dan
Xylocarpus granatum digunakan untuk menyamak kulit pada industri sepatu, tas,
dan lain-lain. Tanin juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan lem
untuk kayu lapis.
c) Daun Nipah (Nypa fruticans). Daun Nipah memiliki arti ekonomi yang sangat
penting bagi masyarakat. Beberapa masyarakat menganyam daun tersebut untuk
dijadikan tikar atau atap rumah dan dapat bertahan sampai 5 tahun (Inoue et al.,
1999).
d) Obat tradisional. Air rebusan R. hizophora apiculata dapat digunakan sebagai
astrigent. Kulit R. mucronata dapat digunakan untuk menghentikan pendarahan.
Air rebusan Ceriops tagal dapat digunakan sebagai antiseptik luka, sedangkan air
rebusan Acanthus illicifolius dapat digunakan untuk obat diabetes. Hutan
mangrove juga telah dikembangkan menjadi obyek wisata alam. Beberapa
diantaranya adalah hutan mangrove di Sinjai (Sulawesi Selatan), Muara Angke
(DKI), Blanakan dan Cikeong (Jawa Barat), dan Cilacap (Anwar & Gunawan,
2006).
3. Jasa Ekosistem Lamun
Ekosistem lamun memberikan berbagai produk dan jasa lingkungan terhadap
terhadap ekosistem di sekitarnya, seperti mangrove dan terumbu karang, juga
terhadap masyarakat yang tinggal di sekitarnya. memberikan jasa lingkungan
sebagai daerah penangkapan ikan, tempat meletakkan perangkap ikan, sumber biota
bagi masyarakat serta menyediakan lahan bagi usaha budidaya rumput laut.
ekosistem lamun merupakan nursery dan feeding ground bagi biota yang hidup di
dalamnya. Sebagai tempat pemijahan biota (spawning) dan membesarkan anak
(rearing), tempat berlindung biota, pemasok nutrisi, tempat hidup hewan langka
(dugong, trochus, kima, kuda laut) serta kaya akan keanekaragaman jenis biota.
Beberapa jasa pengaturan yang dapat diperoleh dari ekosistem lamun adalah sebagai
penyerap karbon, penstabil pH air laut, dan penahan arus.
4. Jasa Ekosistem Terumbu Karang
Sebagai sumber nutrisi untuk kehidupan biota yang ada di laut. Sebagai salah satu
ekosistem di wilayah pesisir dan juga tersebar di kawasan pulau-pulau kecil,
terumbu karang berfungsi sebagai tempat pemijahan (spawning ground), daerah
asuhan (nursery ground) dan tempat mencari makan (feeding ground) oleh
kebanyakan ikan. Manfaat lain ekosistem terumbu karang adalah sebagai sumber
bibit budidaya, misalnya bibit ikan kerapu, teripang, kekerangan dan rumput laut,
sumber bahan dasar konstruksi dan objek kegiatan wisata bahari. Manfaat terumbu
karang sebagai pelindung pantai, bahan bangunan, sumber pangan serta obat-obatan.

Anda mungkin juga menyukai