Anda di halaman 1dari 29

Agro-Industry

• Kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian


sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan
peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut, sehingga
menjadi produk jadi dan siap untuk dikonsumsi, atau
produk antara dan siap untuk proses lebih lanjut.
AGRO-INDUSTRY
• Nilai tambah dari pengembangan produk olahan
(hilir) jauh lebih tinggi dari produk primer.
• Pendekatan pembangunan pertanian ke depan
diarahkan pada pengembangan produk (product
development)
• Pengembangan nilai tambah produk dilakukan
melalui pengembangan industri yang mengolah hasil
pertanian primer menjadi produk olahan;
• produk antara (intermediate product)
• Produk semi akhir (semi finished product)
• produk akhir (final product).
Pengembangan Agroindustri Perdesaan
• Klaster industri, yakni industri pengolahan yang
terintegrasi dengan sentra-sentra produksi
bahan baku serta sarana penunjangnya.
• Industri skala rumah tangga dan kecil yang
didukung oleh industri pengolahan skala
menengah dan besar
• Industri ber-daya saing tinggi untuk
meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan
dalam negeri.
Agenda Pengembangan
Agro-Industry Perdesaan
• Agroindustri untuk membuka lapangan kerja di perdesaan.
• Fasilitasi penerapan teknologi dan sarana pengolahan hasil pertanian di
sentra-sentra produksi.
• Pengembangan infrastruktur penunjang di pedesaan, seperti listrik, jalan, dan
komunikasi
• Pengembangan akses terhadap permodalan
• Peningkatan mutu, efisiensi produksi dan pemasaran.
Program pengembangan
Agroindustri
• Peningkatan kemampuan KELEMBAGAAN
• Peningkatan PRODUKSI dan DAYA
SAING
• Peningkatan PENDAPATAN dan NILAI
TAMBAH
• Peningkatan INVESTASI dan PROMOSI
agroindustri daerah.
Pengembagnan
Agroindustri
1. Pada Tahun 1998, peranan agribisnis no 2
dalam GDP nasional (18,84%)
2. Penyerapan tenaga kerja nasional no 1
(45,0%)
3. Potensi yang besar pada sector pertanian
KRISMON melanda Indonesia tahun
1997/1998, kita terhetak
• penyebabnya adalah kekeliruan dalam strategi pembangunan
ekonomi, yang sejak pelita IV sampai menjelang reformasi
memprioritaskan pada industry yang beteknologi tinggi
Perspektif Tentang Agroindustri
• Agroindustri sebagai pioner yang didukung oleh sektor pertanian
• Harga komoditas pertanian relatif lebih murah;
• Surplus dari pertanian sumber investasi;
• Industri yang cocok agroindustri;
• Penarikan surplus pertanian ditujukan pembangunan agroindustri argumen
utama strategi ASSAI;
• Strategi merupakan ancaman bagi usahatani skala kecil;
• Karena agroindustri sbagai wahana pengisap surplus sektor pertanian;
Agroindustri pendorong ekspor hasil
pertanian
• Sebagian besar produk ekspor Indonesia masih dalam produk
mentah.
• Rendahnya jangkauan pasar dari produk tersebut.
• Agroindustri dapat mendorong ekport produk pertanian, karena
mampu menjangkau pasar yang lebih luas.
Peran agroindustri eksport
• meningkatkan basis pasar ekspor melalui diversifikasi produk
• meningkatkan nilai tambah devisa melalui substitusi produk olahan
• Serta stabilitas penerimaan devisa hasil diversifikasi ekspor
Agroindustri untuk substitusi impor
• Banyak produk-produk konsumsi dalam negeri masih dipenuhi oleh
produk impor (banyak olahan)
• Memacu pertumbuhan ekonomi
• Menghematdevisa
• Memanfaatkan potensi permintaan masyarakat berpendapatan menengah ke
atas
Pemanfaatan potensi permintaan keluarga tani
(agricultural demand led agro industry = ADLAI)

• Petani selain menjadi produsen juga merupakan


konsumen dari produk pertanian
• Backward linkage;
• Income industry effect; dan
• Forward linkage penggunaan produk agroindustri
untuk industri lainnya.
Agricultural demand led agro industry
• Tersedia produk pertanian dalam jumlah besar dan berkualitas
sebagai bahan baku industry;
• Surplus pendapatan usahatani tinggi untuk menciptakan permintaan
agroindutri;
• Sektor pertanian merupakan “key sector” dan “leading sector” dalam
perekonomian.
Kelemahan dari ADLAI
• Lokasi industri dan surplus agroindustri terbawa keluar desa;
• Hanya memperhatikan permintaan saja sehingga forward linkage
kecil;
• Laju peningkatan permintaan lambat; dan
• Peranan pendorong ekspor terabaikan.
Wahana penyesuaian penawaran sektor
pertanian

• menciptakan produk baru perluasan spektrum


• meningkatkan mutu produk untuk meningkatkan
permintaan
• penyesuaian produk seiring perubahan
permintaan
• substitusi ekspor dan substitusi impor,
• peningkatan daya awet sehingga, fluktuasi
penawaran musiman dapat dikurangi.
Agroindustri penting untuk mendukung pembangunan
pertanian hendaknya memperhatikan

• Pembangunan selalu dirancang secara bertahap agar


transformasi struktur perekonomian berjalan dengan efisien.
• bagaimana transformasi sumberdaya tenaga kerja, modal
dan lainnya dapat mengalir secara efisien dari sektor
pertanian ke sektor lainnya.
• Jangan sampai justru kesulitan dan kemelaratan yang
memaksa mengalirnya sumberdaya dari sektor
pertanian/pedesaan ke sektor lainnya/perkotaan, tetapi
kegembiraan dan kelimpahanlah yang mendorong aliran
tersebut.
• sektor pertanian dalam penciptaan nilai tambah dan
penyerapan tenaga kerja akan selalu makin berkurang, dan
digeser oleh sektor lain khususnya industri dan jasa. Dalam
proses ini agroindustri berperan sangat penting.
iversifikasi dan transformasi struktur
perekonomian (Efficient Economic Structural
Transformation= EEST)
Agroindustri Penggerak Industrialisasi
Pedesaan
• Bentuk usaha integratif eksklusif, yaitu ukuran usaha
yang besar dan terpadu secara vertical. Kondisi ini
menyebabkan perusahaan akan memenuhi sendiri
kebutuhan produksinya dari hulu hingga hilir. Kalaupun
ada kebutuhan dari luar perusahaan, jumlahnya sangat
seikit sehingga tidak memiliki dampak terhadap
pembangunan perekonomian di sekitarnya.
• Pemilikan usaha oleh orang luar desa akan cenderung
berorientasi profit.
• Padat modal sedikit tenaga kerja.
• Produk yang dihasilkan untuk ekspor atau konsumsi
orang kota.
• Faktor produksi sendiri atau produksi di luar desa.
industri dapat bertindak sebagai penggerak
iridustrialisasi di pedesaan

• Bernilai tambah yang besar;


• Mempunyai kaitan input-output yang tinggi
dengan industri-industri
• lainnya;
• Nilai tambah yang dihasilkan diterima oleh
penduduk desa;
• Padat tenaga kerja; dan
• Produk industri yang dikembangkan tersebut
dikonsumsi oleh penduduk desa dengan
elastisitas permintaan yang tinggi.
Penanganan Pascapanen
GHP (Good Handling Practices)
• Pasar Global >> penerapan GHP
• Produk olahan, distribusi, dan rantai suplai agar tercapai mutu
sesuai ekspektasi konsumen.
• Komitmen perdagangan dunia AFTA, NAFTA, APEC
maupun kesepakatan WTO, semakin melemahkan daya
saing negara2 miskin di dunia.
• Meningkatnya taraf hidup konsumen di dunia dibarengi
oleh tuntutan konsumen yang semakin tinggi.
• pangan tidak saja tersedia dalam jumlah yang cukup,
tetapi bermutu, aman dan nyaman secara konsisten.
• Pemenuhan standar mutu seperti: QAS, HACCP, ISO,
SQF1000, SQF2000 dan EurepGAP pada penanganan
pascapanen, pengolahan dan rantai suplai pangan.
GHP (Good Handling Practices)

• GHP merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi


pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan,
penyimpanan, standarisasi mutu, dan transportasi hasil budidaya
pertanian
GHP (Good Handling Practices)
• Penerapan GHP diharapkan dapat memberikan
berbagai keuntungan dalam bentuk:

• Mempertahankan kualitas;
• Memperpanjang umur simpan sehingga akan
memperluas jangkauan pasar;
• Menjamin suplai yang konsisten;
• Memberikan standar produk segar yang seragam;
• Mengurangi susut; dan
• Memberikan nilai tambah pada produk melalui
pengemasan

(Wills, et al., 1981; Opara, 2000).


Case Studi: penanganan pasca panen
salak
• Pengumpulan Produk:
• Wadah untuk mengangkut hasil panen ke tempat penampungan sementara untuk
menghindari produk dari sinar matahari
• Perlakuan/tindakan penanganan dan spesifikasi wadah disesuaikan dengan sifat dan
karakteristik produk yang ditangani.
• Sortasi:
• Tempat teduh untuk menghindari susut bobot, pelayuan dan peningkatan aktivitas
metabolisme yang dapat mempercepat proses respirasi, ripening dan senesen;
• Pemisahan Produk (matang optimal dengan yang masih muda, terlalu matang,
ukurannya, memar, atau cacat karena luka, serangan hama dan penyakit)
• Karyawan yang terlatih
• Sortasi (first in first out)
Case Studi: penanganan pasca panen
salak
• Pembersihan/Pencucian:
• Grading
• Pengemasan:
• Penyimpanan:
• Transportasi:
Siklus Sistem Kualitas

Menentukan Keinginan Konsumen berdasarkan atas


Deskripsi Pasar dan Jumlah Kebutuhan

Mengembangkan Produksi, Penanganan Pasca Panen,


Rencana Pemasaran dan Distribusi untuk Memenuhi Kebutuhan

Mengimplementasikan Strategi di atas,


Melatih SDM, Menangani Produk dan Proses

Monitoring, Review dan Memperbaiki


Penampilan dan Sistem Mutu

Anda mungkin juga menyukai