Anda di halaman 1dari 11

Aspek Distribusi pada Ketahanan Pangan ….

Aspek Distribusi pada Ketahanan Pangan


Masyarakat di Kabupaten Tapin
Emy Rahmawati

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian


Universitas Lambung Mangkurat
Jalan A.Yani KM. 36 PO BOX 1028 Banjarbaru 70714

ABSTRACT

The objectives of the research were to find out the distribution


channels of the staple food, namely the commodity of rice, and to analyze the
cost, margin, and income from each marketing agent related to the rice
distribution in Tapin Regency. The data were collected by conducting direct
interviews with the players or the marketing agents getting involved in the food
distribution. There were six distribution channels of rice, in which the role of
LUEP was notably dominant. The biggest margin occurred between
wholesalers and local retailers. Likewise, the biggest income was received by
local retailers.

Keywords: distribution, marketing agent, LUEP, food security

Pendahuluan Ketahanan pangan adalah kondisi


terpenuhinya pangan bagi rumah
Pembangunan ketahanan pangan tangga yang tercermin dari
merupakan bagian integral dari tersedianya pangan yang cukup,
pembangunan pertanian, tidak baik jumlah maupun mutunya,
terlepas dari berbagai tantangan aman, merata, dan terjangkau.
dan masalah baik yang bersifat
makro atau berupa kasus-kasus. Permasalahan strategis dalam
Liberalisme perdagangan termasuk pembangunan ketahanan pangan
produk pertanian serta berlakunya dapat dilihat dari berbagai aspek,
otonomi daerah, merupakan yaitu:
tantangan kebutuhan pangan.
1. Produksi, terutama keterse-
Pembangunan Sektor Pertanian itu diaan dan kecukupan di tingkat
sendiri tidak hanya bertujuan nasional, daerah dan rumah
meningkatkan produksi, tetapi yang tangga;
terpenting adalah meningkatkan 2. Distribusi, berupa pemerataan
pendapatan petani dan kesejah- pangan antar wilayah, antar
teraan petani beserta keluarga- waktu dan antar golongan
nyamelalui kualitas gizi masya- pendapatan masyarakat, ter-
rakat. masuk keterjangkauan harga
pangan strategis;

Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 241 ~ Volume 02 Nomor 03 September 2012


Aspek Distribusi pada Ketahanan Pangan ….

3. Konsumsi, meliputi pening-


katan kualitas konsumsi gizi, Ilustrasi tersebut dapat memper-
penganekaragaman pangan tegas bahwa pembangunan
dan sistem kewaspadaan ketahanan pangan sesungguhnya
pangan dan gizi. jauh lebih diutamakan jika
dibandingkan dengan upaya untuk
Ketahanan pangan menurut pencapaian status swasembada
Undang-Undang Nomor 7 tahun pangan. Setelah mampu mempro-
1996 tentang Pangan adalah duksi, maka tahap berikutnya
kondisi tepenuhinya kebutuhan adalah mendistribusikan bahan
pangan bagi rumah tangga yang pangan tersebut agar tersedia bagi
tercermin dari tersedianya pangan semua konsumen.
secara cukup, baik dari jumlah
maupun mutunya, aman, merata Dengan distribusi pangan yang
dan terjangkau. baik, diharapkan pangan dapat
tersedia dalam jumlah yang cukup
Keberhasilan pembangunan ke- bagi masyarakat baik dari segi
tahanan pangan tidak hanya jumlah, mutu, dan keragamannya
bergantung pada keberhasilan sepanjang waktu. Kecukupan
meningkatkan produksi. Tetapi, pangan juga meliputi ketersediaan
perlu ditakar secara komprehensif pangan secara terus menerus,
berdasarkan tiga pilar utama, yakni merata disetiap daerah, dan
produksi yang cukup, distribusi terjangkau oleh daya beli
yang lancar dan merata, serta masyarakat.
konsumsi pangan yang aman dan
berkecukupan gizi bagi seluruh Kegiatan distribusi pangan dapat
individu masyarakat. dikatakan sebagai suatu proses
yang mengalirkan pangan dari
FAO memberikan ketegasan bah- produsen yang disertai dengan
wa ketahanan pangan tercapai jika perpindahan hak milik dan
semua individu sepanjang waktu penciptaan guna, waktu, tempat
dapat mengakses pangan, bukan dan bentuk yang dilakukan oleh
hanya pada saat panen raya saja. lembaga distribusi atau pemasaran
Pangan harus tersedia sepanjang dengan melaksanakan satu atau
tahun. Maknanya, kelebihan lebih dari fungsi pemasaran.
produksi pada satu musim tanam
harus dikelola agar bisa memenuhi Distribusi juga mengandung
kebutuhan pangan pada saat pengertian suatu proses yang
paceklik. membawa produk dari tempat
dimana produk tersebut diproduksi
Pangan yang dihasilkan di sentra- ke suatu termpat yang terdekat
sentra produksi harus diangkut ke dengan konsumen akhir. Dengan
pasar agar secara fisik semua demikian sistem distribusi yang
konsumen mempunyai akses untuk efisien menjadi prasyarat untuk
mendapatkannya dan setelah menjamin agar seluruh rumah
sampai di pasar harganya harus tangga dapat memperoleh pangan
tetap terjangkau oleh konsumen. khususnya pangan pokok yaitu

Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 242 ~ Volume 02 Nomor 03 September 2012


Aspek Distribusi pada Ketahanan Pangan ….

komoditas padi/beras dalam jumlah pemasaran hingga mencapai


dan kualitas yang cukup sepanjang konsumen akhir.
waktu, dengan harga yang ter- Pada umumnya, saluran distribusi
jangkau. untuk komoditas pertanian sangat
panjang yang akan menghubung-
Tujuan penelitian ini adalah untuk : kan dari produsen (petani) dimana
produk pangan akan berpindah
1. Mengetahui saluran distribusi dari sisi produksi ke sisi konsumen
pangan pokok masyarakat yaitu akhir. Proses distribusi tersebut
komoditas padi/beras di Kabu- dapat dilakukan oleh: (i) pedagang
paten Tapin. pengumpul yang melakukan
2. Menganalisis besarnya biaya, pengumpulan dari daerah produ-
marjin, dan keuntungan dari sen untuk dibawa ke pasar atau ke
setiap lembaga pemasaran industri pengolahan pangan
yang terkait dengan distribusi sebelum sampai ke konsumen
pangan pokok (beras) dari akhir, (ii)penggilingan, yang mem-
produsen hingga ke konsumen proses gabah untuk dilakukan
akhir di Kabupaten Tapin. penggilingan sebelum di jual ke
pasar; (iii) pedagang besar/
Tinjauan Pustaka distributor/pedagang antar pulau
dan antar wilayah untuk mendistri-
Saluran Distribusi busikan atau memasarkan di
dalam atau luar wilayah produsen
Saluran distribusi dapat diartikan maupun dijual ke industri pengo-
sebagai suatu jalur yang dilalui lahan sebagai bahan baku industri
oleh arus distribusi suatu produk pengolahan pangan, atau (iv)
yang dihasilkan oleh produsen ke pedagang pengecer di wilayah
perantara dan akhirnya sampai ke produsen dan lain-lain.
konsumen akhir.
Fungsi Distribusi
Saluran distribusi mempunyai
tujuan untuk membawa suatu Dalam melakukan proses penya-
produk ke suatu tempat (pasar) luran, suatu produk/barang memer-
sehingga konsumen dapat mem- lukan lembaga-lembaga distribusi/
peroleh produk tersebut. Jadi pemasaran yang akan menyalur-
pasar merupakan tujuan akhir dari kan atau menyampaikan produk
kegiatan saluran distribusi. Se- atau jasa ke konsumen. Lembaga
hingga saluran distribusidapat distribusi/pemasaran khusus untuk
diartikan sebagai suatu jalur komoditas pangan akan berusaha
perantara yang membawa suatu untuk memindahkan secara cepat
produk dari produsen untuk juga melakukan pertimbangan-
melakukan pemasaran mulai dari pertimbangan, seperti :
tahapan transportasi/pengangkutan
maupun penyimpanan suatu 1. Letak geografis konsumen
produk barang dan jasa yang menyebar dan produsen

Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 243 ~ Volume 02 Nomor 03 September 2012


Aspek Distribusi pada Ketahanan Pangan ….

pangan yang terbatas pada pangan karena beras memiliki ciri


wilayah-wilayah tertentu. membutuhkan waktu dalam penye-
2. Waktu produk komoditas per- diaannya, baik distribusi antar
tanian diproduksi tidak selalu daerah maupun antar waktu. Jeda
bersamaan dengan waktu waktu (lag) penyediaan beras
produk tersebut dibutuhkan terjadi karena produksi padi sangat
oleh konsumen. tergantung musim tanam. Karena
3. Sifat produk yang tidak dapat itu pada bulan-bulan tertentu,
disimpan terlalu lama dan mu- terutama saat panen raya pasokan
dah rusak sedangkan variasi/ beras melimpah. Sedangkan pada
selera konsumen sangat bera- musim paceklik pasokan beras
gam. cenderung berkurang, bahkan
4. Produsen dan konsumen sering terjadi kerawanan pangan
sukar untuk saling mengetahui pada daerah-daerah tertentu.
dan berkomunikasi kapan Persediaan beras antardaerah
suatu produk akan diproduksi, tidak merata karena kemampuan
apa masalah yang dihadapi produksi antarwilayah yang tidak
dalam mendistribusikannya. sama. Sehingga pengaturan
5. Produk pertanian tidak dapat distribusi pangan yang baik sangat
diproduksi secara massal dan diperlukan.
sangat tergantung pada
musim, sedangkan kebutuhan Tujuan kebijakan distribusi adalah
konsumen sehari-hari sudah untuk menjamin ketersediaan
tertentu. pangan sepanjang tahun secara
merata dan terjangkau seluruh
Oleh karena itu, setiap lembaga lapisan masyarakat. Karena itu
distribusi/pemasaran akan melaku- sejak tahun 1967 pemerintah
kan fungsi-fungsinya yang terdiri menunjuk Bulog untuk mengatur
dari fungsi pertukaran, fungsi fisik penyediaan beras dalam negeri
dan fungsi fasilitas. Fungsi dan menstabilkan harga. Perum
pertukaran terdiri dari fungsi Bulog memiliki setidaknya 3 tugas
pembelian dan fungsi penjualan. publik yang terkait dengan beras,
Fungsi fisik terdiri dari fungsi yaitu: (i) jaminan harga pembelian
pengangkutan, pengolahan, dan pemerintah untuk gabah dan
penyimpanan. Sedangkan fungsi beras; (ii) pengelolaan raskin, dan
fasilitas terdiri dari fungsi standa- (iii) cadangan atau stok pangan
risasi, sortasi, grading, pengepa- nasional.
kan, pelabelan, penang-gungan
resiko, pembiayaan, promosi, infor- Tugas pembelian gabah secara
masi pasar, dan sebagainya. nasional bertujuan memberikan
harga yang wajar pada petani
Kebijakan Distribusi terutama pada saat panen raya
melalui HPP sebagai sumber
Kelancaran dalam distribusi pengadaan dalam negeri. Gabah
pangan atau beras mutlak diper- dan beras hasil pengadaan dalam
lukan dalam menjaga ketahanan negeri akan menjadi persediaan
yang tersimpan dalam gudang-

Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 244 ~ Volume 02 Nomor 03 September 2012


Aspek Distribusi pada Ketahanan Pangan ….

gudang (divre) di seluruh tanah air terjadinya kerawanan pangan,


sebagai Cadangan Beras Peme- Bulog mendistribusikan berasnya
rintah (CBP) sebesar 1 sampai 1,5 pada gudang-gudang (divre dan
juta ton (buffer stock). Cadangan subdivre) di seluruh provinsi di
ini dapat digunakan pemerintah Indonesia.
sebagai sumber bantuan sosial,
operasi pasar, keperluan darurat Metode Penelitian
dan suplai pasar tertentu.
Dibandingkan dengan jumlah Lokasi dan Waktu Penelitian
konsumsi total, besarnya CBP
tersebut belum merepresentasikan Lokasi penelitian berada di
pengaruh Bulog terhadap distribusi Kabupaten Tapin. Penelitian ini
beras dalam negeri. Sebagian berlangsung selama 5 bulan
besar distribusi beras di Indonesia terhitung mulai bulan Juni sampai
(lebih dari 90%) melalui meka- dengan Nopember 2011.
nisme pasar.
Jenis dan Sumber Data
Untuk menjaga kuantitas dan
kualitas CBP, pemerintah menu-
Jenis data yang digunakan untuk
gaskan Bulog untuk mendistribusi-
penelitian ini terdiri dari data primer
kannya kepada keluarga miskin
dan data sekunder. Data primer
melalui Raskin. Apabila dalam
dikumpulkan melalui wawancara
penyaluran beras terjadi ke-
langsung dengan pelaku-pelaku
kurangan stok yang tidak dapat
atau lembaga pemasaran yang
dipenuhi dari produksi dalam
terlibat dalam distribusi pangan
negeri, maka Perum Bulog dapat
pokok (beras) dengan berpedo-
melakukan impor agar cadangan
man pada daftar pertanyaan yang
pangan nasional tercukupi. Seperti
telah disediakan. Sedangkan data
yang pernah dilakukan pada
sekunder dikumpulkan dari
pertengahan tahun 2007, impor
berbagai Dinas atau instansi yang
dilakukan karena pada saat itu stok
ada kaitannya dengan penelitian
beras di gudang Bulog hanya
ini, seperti Dinas Pertanian, Badan
sekitas 600 ribu ton sehingga tidak
Ketahanan Pangan, dan BPS
cukup untuk menjaga stok aman
Kabupaten Tapin.
selama minimal 3 bulan ke depan.
Jumlah ini tergolong rawan karena
Analisis Data
masih dibawah buffer stock yang
minimal 1 juta ton beras.
Tujuan pertama,adalah dengan
mendeskripsikan saluran distribusi
Proses distribusi beras di Indo-
pangan pokok masyarakat yaitu
nesia sendiri dilakukan dengan dua
komoditas padi/beras di Kabupaten
cara yaitu melalui Bulog dan
Tapin. Dilakukan dengan cara
mekanisme pasar. Bulog hanya
menelusuri tiap-tiap lembaga pe-
menguasai sekitar 10 persen dari
masaran yang terlibat di dalamnya.
pangsa pasar beras nasional,
sedangkan sisanya melalui meka-
nisme pasar. Untuk mencegah

Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 245 ~ Volume 02 Nomor 03 September 2012


Aspek Distribusi pada Ketahanan Pangan ….

Tujuan kedua yaitu menganalisis Untuk menghitung keuntungan


besarnya biaya, marjin, dan pemasaran, yaitu selisih antara
keuntungan dari setiap lembaga marjin pemasaran (M) dengan
pemasaran yang terkait dengan biaya pemasaran (C), digunakan
distribusi pangan pokok (beras) di rumus:
Kabupaten Tapin.
π i = Mi – Ci .................................................... (3)
Marjin pemasaran diperoleh
dengan menghitung selisih antara Keterangan:
harga yang dibayar konsumen Mi = Marjin pemasaran di
akhir/pembeli terakhir (Hc) dengan tingkat ke-i (Rp/kg)
harga yang dibayar kepada petani Ci = Biaya pemasaran di
sebagai produsen atau penjual tingkat ke-i (Rp/kg)
pertama (Hp) digunakan rumus: πi = Keuntungan di tingkat ke-i
(Rp/kg)
Mi = Hci - Hpi ........................................ (1) i = Tingkat petani, Pedagang
pengumpul, pembeli akhir
Keterangan:
M = Marjin Pemasaran (Rp/kg) Hasil dan Pembahasan
Hc = Harga yang dibayar oleh
pembeli terakhir (Rp/kg) Saluran Distribusi
Hp = Harga yang dibayar
kepada penjualpertama Saluran distribusi mempunyai
(Rp/kg) tujuan untuk membawa suatu
i = Petani, pedagang peng- produk ke suatu tempat (pasar)
umpul, pembeli akhir sehingga konsumen dapat mem-
peroleh produk tersebut. Saluran
Untuk menghitung biaya pema- distribusidapat diartikan sebagai
saran yang dilakukan oleh lembaga suatu jalur perantara yang mem-
pemasaran digunakan rumus: bawa suatu produk dari produsen
untuk melakukan pemasaran mulai
Cij = Aij x Pij ........................... (2) dari tahapan transportasi/pengang-
kutan maupun penyimpanan suatu
Keterangan: produk barang dan jasa pema-
Cij = Biaya pada tingkat ke-i saran hingga mencapai konsumen
pada kegiatan ke-j (Rp/kg) akhir.
Aij = Kegiatan di tingkat ke-i
pada kegiatan ke-j Dari 12 kecamatan yang ada di
Pij = Harga atau biaya yang Kabupaten Tapin, tiga kecamatan
dikeluarkan di tingkat merupakan daerah penghasil padi
kegiatan ke-j (Rp/kg) tertinggi diantara kecamatan
i = Tingkat petani, pedagang lainnya, yakni Kecamatan Candi
pengumpul, pembeli akhir Laras Utara, Tapin Tengah, dan
j = Kegiatan pengangkutan, Candi Laras Selatan. Kondisi ini
penyimpanan, berkorelasi positif dengan kondisi
pengolahan, tenaga kerja surplus yang terjadi, dimana ke tiga
serta kegiatan lainnya.

Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 246 ~ Volume 02 Nomor 03 September 2012


Aspek Distribusi pada Ketahanan Pangan ….

kecamatan tersebut juga menga- dana talangan tanpa bunga kepada


lami surplus beras tertinggi di- LUEP untuk membeli gabah secara
banding kecamatan lainnya. langsung dari petani, terutama
pada saat panen raya dengan
Saluran distribusi padi/beras yang harga yang sesuai harga pem-
terjadi di Kabupaten Tapin tidak belian pemerintah (HPP). Jadi
hanya dalam lingkup satu LUEP merupakan salah satu
kecamatan, atau dalam kabupaten lembaga yang terlibat dalam
sendiri dari kecamatan surplus distribusi beras masyarakat.
kepada kecamatan lain yang
minus, tetapi juga terdapat saluran Dana Penguatan Modal Lembaga
distribusi yang keluar dari Usaha Ekonomi Pedesaan (DPM-
Kabupaten Tapin ke kabupaten lain LUEP) merupakan kebijakan
di Kalimantan Selatan, bahkan ke pemerintah agar petani lebih dekat
daerah lain di luar Kalimantan dengan pasar yaitu dapat mela-
Selatan, yakni Kalimantan Tengah kukan penjualan produk usahatani-
dan Kalimantan Timur. Kondisi ini nya melalui Lembaga Usaha
terjadi karena secara keseluruhan Ekonomi Pedesaan yang mene-
Kabupaten Tapin mengalami rima dana bantuan pemerintah
surplus beras yang cukup tinggi, (Dana Penguatan Modal). Hal ini
sehingga sangat memungkinkan juga bertujuan untuk menjaga sta-
terjadinya arus distribusi beras bilitas harga padi/gabah. Stabilisasi
keluar daerah, walaupun terdapat harga gabah hasil panen petani
beberapa kecamatan yang pada saat panen raya merupakan
produksi padinya tidak begitu tinggi aspek yang sangat penting dan
bahkan mengalami minus. menentukan pendapatan dan
Kecamatan yang mengalami minus ketahanan pangan petani padi.
dilihat dari ketersediaan berasnya Dengan meningkatnya pembelian
adalah Kecamatan Salam Babaris. gabah oleh LUEP dengan harga
Kondisi ini berkaitan dengan yang tinggi diharapkan dapat
produksi padinya yang sangat mempengaruhi harga gabah di
rendah, karena Salam Babaris wilayah dan menggerakkan agri-
merupakan daerah penghasil batu bisnis perberasan secara keselu-
bara di Kabupaten Tapin. ruhan.

Beberapa pelaku atau lembaga Saluran distribusi padi/beras yang


pemasaran yang terlibat dalam terjadi di Kabupaten Tapin adalah
melakukan kegiatan distribusi padi/ sebagai berikut :
berasdi kabupaten Tapin adalah
pedagang pengumpul, LUEP 1. Petani  Pengecer Lokal 
(Lembaga Usaha Ekonomi Pede- Konsumen
saan), pedagang grosir, dan peda- 2. Petani  Pedagang
gang pengecer. Pengumpul  Pengecer lokal
 Konsumen
Dana Penguatan Modal Lembaga 3. Petani  Pedagang
Usaha Ekonomi Pedesaan (DPM- Pengumpul  Pedagang
LUEP) yaitu kegiatan memberikan

Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 247 ~ Volume 02 Nomor 03 September 2012


Aspek Distribusi pada Ketahanan Pangan ….

Grosir  Pengecer Lokal  yang terlibat dalam distribusi beras


Konsumen. di Kabupaten Tapin. Dengan
4. Petani  LUEP  Pedagang adanya bantuan pendanaan dari
Grosir  Pengecer Lokal  pemerintah untuk pembelian gabah
Konsumen petani, peran LUEP tampak sangat
5. Petani  LUEP  Pedagang dominan dalam pendistribusian
Grosir luar kabupaten  gabah/ beras petani. Melalui LUEP
Pengecer  Konsumen. inilah pendistribusian beras dalam
6. Petani  LUEP  Pedagang jumlah besar sering terjadi baik
Grosir luar provinsi  kepada pedagang grosir di luar
Pengecer  Konsumen. kabupaten Tapin terutama Kota
Banjarmasin, bahkan keluar
Terdapat enam saluran distribusi Provinsi Kalimantan Selatan.
beras yang terjadi di Kabupaten
Tapin, mulai dari saluran distribusi Berdasarkan data BPS Provinsi
yang pendek, dimana antara petani Kalimantan Selatan tahun 2011,
sebagai produsen dan konsumen Kabupaten Tapin memiliki tingkat
hanya melalui perantara sebuah produksi padi tertinggi kedua di
lembaga pemasaran yakni penge- Kalimantan Selatan setelah Barito
cer lokal. Kondisi ini umumnya Kuala, demikian juga dengan
terjadi pada daerah dimana kondisi surplus beras. Hal ini
konsumen berada dengan jarak berarti bahwa dari aspek keter-
tidak begitu jauh dari lokasi petani. sediaan, Kabupaten Tapin memiliki
tingkat ketahanan pangan yang
Saluran distribusi yang lebih tinggi. Namun dengan pendistri-
panjang adalah dengan terlibatnya busian beras dari Kabupaten Tapin
pedagang pengumpul. Sebelum keluar daerah yang kurang
beras sampai ke tangan konsu- terkontrol, dikhawatirkan hal ini
men, beras mengalami pendistri- dapat mengganggu terhadap
busian terlebih dahulu melalui ketahanan pangan pokok masya-
pedagang pengumpul, kemudian rakat di Kabupaten Tapin. Ber-
ke pedagang grosir, pengecer lokal dasarkan kenyataan inilah,
hingga akhirnya ke konsumen. hendaknya terdapat manajemen
Pada kondisi ini umumnya stok pangan yang baik di
pedagang pengumpul yang Kabupaten Tapin, sehingga keta-
memiliki modal cukup besar akan hanan pangan masyarakatnya
mendatangi petani pada saat dapat selalu terjaga sepanjang
panen, membelinya dengan tingkat waktu.
harga yang disepakati, yang
kemudian menjualnya kembali Biaya, Marjin dan Keuntungan
kepada lembaga pemasaran Pemasaran
lainnya seperti pedagang grosir
atau pengecer. Biaya pemasaran komoditas padi/
beras mencakup biaya pengo-
Pada tiga saluran distribusi beras lahan/penggilingan, pengangkutan,
terakhir, terdapat LUEP sebagai tenaga kerja, bongkar muat dan
salah satu lembaga pemasaran

Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 248 ~ Volume 02 Nomor 03 September 2012


Aspek Distribusi pada Ketahanan Pangan ….

biaya pengepakan. Keuntungan distribusi beras. Dengan ada-


pemasaran adalah bagian dari nya bantuan pendanaan dari
marjin pemasaran. Marjin pemasa- pemerintah untuk pembelian
ran merupakan perbedaan harga gabah petani, peran LUEP
yang dibayar kepada petani/ tampak sangat dominan dalam
penjual pertama dan harga yang pendistribusian gabah/ beras
dibayar oleh konsumen akhir. petani.
Dengan demikian, dalam marjin 2. Dari saluran distribusi beras di
pemasaran didalamnya termasuk Kabupaten Tapin, marjin ter-
biaya dan keuntungan pemasaran, besar terjadi antara lembaga
sehingga marjin pemasaran pemasaran pedagang grosir
dipengaruhi oleh kedua komponen dan pengecer lokal. Demikian
tersebut. pula dengan keuntungan yang
diperoleh, terbesar diterima
Dari hasil penelitian, bahwa biaya, oleh pengecer lokal. Kondisi ini
marjin dan keuntungan pemasaran menunjukkan bahwa pada-
beras yang terjadi pada setiap gang pengecer sebagai mata
lembaga pemasaran yang masih rantai pemasaran paling akhir
berada dalam lingkup Kabupaten justru menerima keuntungan
Tapin disajikan pada Lampiran 1. tertinggi dibanding lembaga
pemasaran lainnya yang
Dari saluran distribusi beras di terlibat dalam distribusi beras
Kabupaten Tapin, marjin terbesar di Kabupaten Tapin.
terjadi antara lembaga pemasaran
pedagang grosir dan pengecer Saran
lokal. Demikian pula dengan
keuntungan yang diperoleh, 1. Bahwa dari aspek keter-
terbesar diterima oleh pengecer sediaan, Kabupaten Tapin
lokal. Kondisi ini menunjukkan memiliki tingkat ketahanan
bahwa padagang pengecer pangan yang tinggi. Namun
sebagai mata rantai pemasaran dengan pendistribusian beras
paling akhir justru menerima dari Kabupaten Tapin keluar
keuntungan tertinggi dibanding daerah yang kurang terkontrol,
lembaga pemasaran lainnya yang dikhawatirkan hal ini dapat
terlibat dalam distribusi beras di mengganggu terhadap ketaha-
Kabupaten Tapin. nan pangan pokok masyarakat
di Kabupaten Tapin. Berdasar-
Kesimpulan kan kenyataan inilah, hendak-
nya terdapat manajemen stok
1. Terdapat enam saluran pangan yang baik di
distribusi beras yang terjadi di Kabupaten Tapin, sehingga
Kabupaten Tapin. Pada tiga ketahanan pangan masyara-
saluran distribusi beras ter- katnya dapat selalu terjaga
akhir, terdapat LUEP sebagai sepanjang waktu.
salah satu lembaga pema-
saran yang terlibat dalam

Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 249 ~ Volume 02 Nomor 03 September 2012


Aspek Distribusi pada Ketahanan Pangan ….

Daftar Pustaka Perumusan Strategi Nasio-


nal. IPB Press. Bogor.
Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Kalimantan Selatan. 2010. Kasryno, Faisal., Effendi
Laporan Tahunan Badan Pasandaran dan Achmad M.
Ketahanan Pangan Provinsi Fagi. 2003. Ekonomi Padi
Kalimantan Selatan Tahun dan Beras Indonesia. Badan
2009. Pemerintah Provinsi Penelitian dan Pengem-
Kalimantan Selatan. Banjar- bangan Pertanian. Depar-
baru. temen Pertanian. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Masyhuri. 2006. Agribisnis


Tapin. 2011. Tapin Dalam Perberasan di Indonesia.
Angka Tahun 2010. BPS Dalam Kebijakan dan
Kabupaten Tapin. Rantau. Pengembangan Kelemba-
gaan Pangan dalam Menun-
Departemen Pertanian. 2005. jang Ketahanan Pangan
Badan Penelitian dan Nasional. Jurusan Sosial
Pengembangan Pertanian. Ekonomi Pertanian Fakultas
Prospek dan Arah Pertanian UGM. Yogyakarta.
Pengembangan Agribisnis
Padi. Departemen Pertanian. Suryana, Akhmad. 2003. Kebijakan
Jakarta. Ketahanan Pangan. Dalam
kapita Selekta Evolusi
Firdaus, Muhammad. 2008. Pemikiran Kebijakan Ketaha-
Swasembada Beras dari nan Pangan. BPFE. Yogya-
Masa ke Masa. Telaah karta.
Efektivitas Kebijakan dan

Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 250 ~ Volume 02 Nomor 03 September 2012


Aspek Distribusi pada Ketahanan Pangan ….

Lampiran
Lampiran 1. Harga jual beras, biaya, marjin, dan keuntungan pemasaran dari
setiap lembaga pemasaran beras di Kabupaten Tapin, tahun
2011

No Lembaga Harga Biaya Margin Keuntungan


Pemasaran jual (Rp/kg) (Rp/kg) (Rp/kg)
(Rp/kg)
1 Petani 5.783
2 LUEP/Pedagang 5.948 78 165 87
pengumpul
3 Pedagang Grosir 6.063 63 115 52
4 Pengecer Lokal 7.480 266 1.417 1.151
5 Konsumen
Total 407 1.697 1.290

Jurnal Agribisnis Perdesaan ~ 251 ~ Volume 02 Nomor 03 September 2012

Anda mungkin juga menyukai