Anda di halaman 1dari 12

UPAYA PEMERATAAN DAN PENDISTRIBUSIAN

PANGAN DI INDONESIA

Oleh :
Samnil Astuti Fitri
Nim.22030118410030
Latar Belakang

Pangan Gap
distribusi

Kebutuhan Dasar

Produksi cukup
Distribusi lancar & merata
UU Pangan
Konsumsi aman &
berkecukupan gizi

Penyediaan

Kewajiban Negara Ketahanan Pangan


Distribusi Pangan : Pemerataan pangan antar wilayah, antar waktu dan antar
golongan pendapatan masyarakat, termasuk keterjangkauan harga pangan strategis

Distribusi pangan : Kegiatan menyalurkan pasokan pangan secara merata setiap saat
guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat
Fungsi Distribusi

Lembaga distribusi/pemasaran akan berusaha untuk memindahkan secara cepat


Pertimbangan :
1. Letak geografis konsumen yang menyebar dan produsen pangan terbatas pada
wilayah tertentu.
2. Waktu produk komoditas pertanian diproduksi tidak selalu bersamaan dengan waktu
produk tersebut dibutuhkan oleh konsumen.
3. Sifat produk tidak dapat disimpan lama dan mudah rusak sedangkan selera
konsumen beragam.
4. Produsen dan konsumen sukar mengetahui kapan produk akan diproduksi, masalah
yang dihadapi dalam mendistribusikannya.
5. Produk pertanian tidak dapat diproduksi massal dan tergantung musim, sedangkan
kebutuhan konsumen tertentu.
Peraturan pemerintah no 17/2015 tentang ketahanan pangan dan gizi pasal 59
“Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya bertanggungjawab
terhadap Distribusi Pangan”
1. Pengembangan Sistem Distribusi Pangan yang menjangkau seluruh wilayah secara efektif
dan efisien, meliputi : pengembangan infrastruktur, sarana dan kelembagaan distribusi
pangan.
2. Pengelolaan Sistem Distribusi Pangan, yang dapat meningkatkan keterjangkauan pangan,
mempertahankan keamanan, mutu, gizi, tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan
budaya masyarakat, meliputi : pembinaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian,
fasilitasi dan pemberian insentif.
3. Perwujudan kelancaran dan keamanan Distribusi Pangan, Meliputi pengaturan :
• Arus ditribusi pangan antar pulau, antar provinsi dan antar kab/kota
• Distribusi pangan dan atau mobilisasi cadangan pangan dari wil surplus ke wil yang
kekurangan pangan
• Bongkar muat di pelabuhan,bandar udara, stasiun dan terminal
Upaya Pemerataan dan Pendistribusian
Pangan di Indonesia
Mengupayakan Peran Bulog Badan
Urusan Logistik (Bulog)

Badan Urusan Logistik (Bulog) merupakan lembaga pemerintah


non-departemen (LPND) berdasarkan PerPres No.48 Tahun 2016
tentang penugasan kepada Bulog dalam rangka ketahanan pangan
nasional adalah Menjaga ketersediaan pangan dan stabilitas harga
pangan di tingkat produsen dan konsumen untuk komoditas beras,
jagung, dan kedelai. Peranan Perum Bulog atau BUMN Pangan
ditingkatkan untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok.

BULOG sebagai BUMN yang berbentuk perusahaan umum tidak


hanya mengejar keuntungan saja, tetapi juga sebagai agent of
development dalam menyediakan barang publik yang dibutuhkan
masyarakat
Pengawasan sarana distribusi Pangan

Sesuai Undang-Undang nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan dan PP


no. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
dinyatakan bahwa pengeluaran pangan hanya dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan pemasukan pangan yang dikeluarkan oleh
Kepala Badan POM. Pemeriksaan sarana distribusi pangan
menggunakan Pedoman Cara Distribusi Makanan yang Baik
(CDMB)
Efisiensi Pemasaran Pangan.

Efisiensi pemasaran dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur, sehingga biaya


distribusi dan logistik di seluruh wilayah Indonesia dapat lebih murah.

Memetakan dan membangun ketersambungan rantai pasok komoditi hasil


pertanian dengan industri pangan dilakukan di antaranya dengan membangun
pasar dan memperkuat kelembagaan pasar.
Perbaikan Sistem Logistik Pangan

Pengiriman antarpulau menggunakan kargo kapal dapat menjadi mahal dan


berkontribusi pada tingginya harga distribusi karena :
1. Jarak yang pendek (biaya pengiriman laut domestik per kontainer per km
yang menjadi tinggi)
2. Biaya pengembalian kargo yang kosong pada perjalanan pulang dibebankan
pada biaya pengiriman ke tempat tujuan yang tinggi.
3. Frekuensi pelayaran yang masih rendah.
4. Infrastruktur pelabuhan yang belum efisien seperti: tempat merapat,
penanganan kargo, waktu penurunan dan penaikan barang.

tantangan yang dihadapi sistem logistik nasional yaitu:


• Fasilitas pelabuhan yang memadai
• Transportasi darat yang lebih efisien
• Ketersediaan kontainer khusus pangan
• BUMN pangan sebagai trading house
• logistik pedesaan dan kerja sama antardaerah-wilayah
Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan

Walaupun mekanisme pasar merupakan cara yang dikehendaki dalam memproduksi


dan mendistribusikan barang, akan tetapi seringkali gagal berfungsi untuk jenis
pangan pokok tertentu
Pemerintah mengambil peran untuk menjamin adanya efisiensi, pemerataan dan
stabilitas harga. Kebijakan Pemerintah adalah dengan cara:
1. Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk melindungi petani
produsen gabah/beras.
2. Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk melindungi konsumen dari
kenaikan harga pasar yang terlalu tinggi hingga di luar batas kemampuan
masyarakat.
Pemerintah juga melakukan intervensi secara tidak langsung melalui:
3. Penetapan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Pemerintah
memberlakukan pajak yang lebih tinggi untuk impor barang jadi agar industri
pengolahan dalam negeri berkembang
4. Pemberian subsidi/insentif pajak kepada industri pengolahan yang menghasilkan
barang kebutuhan pokok seperti pangan.

Anda mungkin juga menyukai