Kabupaten : Bone
Nama Program Kerja Program Peningkatan Ketahanan Pangan (TokoTani Indonesia Center)
Latar Belakang Harga komoditas pangan yang selalu berfluktuasi dan dapat merugikan
Pelaksanaan Program petani sebagai produsen, pengolah lahan, pedagang hingga konsumen
Kerja
yang berpotensi menimbulkan keresahan sosial.
Sumber biaya berasal dari APBD sebanyak 30. 000.000 rupiah untuk
pembelian alat elektronik seperti kulkas dan juga untuk pembelian rak,
untuk bahan pangan pokok strategis berasal dari pasokan para Mitra
TTIC kabupaten Bone. Barang yang disalurkan dibayarkan ke pemasok
setelah terjual. Keuntungan yang diperoleh dijadikan kembali sebagai
modal untuk membeli barang-barang pelengkap Toko Tani, seperti
minuman, kecap, penyedap rasa dan lain sebagainya.
Harga barang yang ditawarkan TTIC 50% di bawah harga pasar atau
minimal sama dan atau sekitar 2 – 5 % dari harga pasar, tetapi tetap
dengan kualitas sama dengan barang yang dipasarkan.
Toko Tani Kabupaten Bone menjadi percontohan dan dikunjungi
setidaknya tiga Kabupaten di Sulawesi Selatan, diantaranya :
1. Kabupaten Takalar
2. Kabupaten Konawe
3. Kabupaten Sinjai
Dampak/hasil yang Ada beberapa dampak positif yang diperoleh dari program Toko Tani:
diperoleh dari 1. Memfasilitasi dan memudahkan akses penyaluran komoditas
Pelaksanaan terutama pangan pokok strategis dari Gapoktan / LUPM dan mitra
Program/Kegiatan
TTI maupun masyarakat umum untuk memenuhi kebutuhan pokok
bagi konsumen.
2. Menjaga stabilitas harga dan pasokan terutama pangan pokok
strategis.
3. Membantu mengurangi pengeluaran bagi konsumen.
4. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan pokok
startegis dan hasil pertanian lainnya yang wajar dan berkualitas.
5. Menyejahterakan Petani dengan menjual kelebihan stok hasil panen
6. Mengelola sistem informasi permintaan, pasokan dan stok.
7. Memutus rantai pemasok.
Evaluasi/Tindak Lanjut Terdapat beberapa poin penting dalam program program pengadaan
yang akan Toko Tani Indonesia Center :
dilaksanakan 1. Toko tani harus mengutamakan masyarakat dan mengesampingkan
keuntungan barang yang diperjualbelikan.
2. Barang yang ditawarkan harus memiliki kualitas terbaik dan dengan
harga yang relatif lebih murah.
3. Pemerintah dan Dinas Ketahanan Pangan akan melakukan renovasi
agar took tani semakin luas dan mampu menampung lebih banyak
barang, karena antusias masyarakat untuk membeli barang di toko
tani cukup tinggi.
Tantangan yang dihadapi selama TTIC berdiri antara lain :
1. Kekurangan peralatan seperti kulkas, rak dan lain sebagainya.
2. Harga barang pangan yang berfluktuasi.
3. Biaya untuk pengadaan cabang TTI di beberapa kecamatan.
4. Mobilisasi