Anda di halaman 1dari 47

SISTEM AGRIBSNIS

MADYA
dh MASALAH KHUSUS USAHA TANI
OLEH :

1. Prof. Dr. H. Rudi Priyadi, Ir., MS


2. Dedi Djuliansyah, Ir., MP
3. Hj. Tenten Tedjaningsih, Ir., MP
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA

PENGERTIAN
AGRIBISNIS : bisnis yang berbasis
pertanian dan dilaksanakan secara
terpadu mulai dari hulu sampai hilir
sesuai dengan sistem-input, produksi
(farming), dan keluaran (otput).
Subsistem dari sistem agribisnis terdiri
dari :
a. Subsistem Input (hulu)
b. Subsistem Produksi (farming)
c. Subsistem Agroindustri
d. Subsistem Pemasaran (marketing)
e. Subsistem Jasa dan Penunjang

SISTEM AGRIBISNIS

Sub sistem
Input
(pertanian
Hulu)

Sub sistem
Proses
Produksi
(Budidaya
Pertanian/ut)

Sub sistem
Agroindustri
(Pengolahan
Hasil
Pertanian)

Sub sistem penunjang


(jasa penunjang/Kelembagaan)

Sub sistem
pemasaran

Subsistem input
Pengadaan mesin-mesin automotif dan alat-alat
pertanian (alsintan)
Benih yang bermutu
Pupuk kimia
Pupuk organik
Pupuk pelengkap cair (ppc)
Pakan ternak
Pakan hijauan untuk ternak
Pakan buatan untuk ikan/udang
Usaha pengadaan pestisida
Pengadaan bibit tanaman hutan non kayu

Subsistem produksi
Usaha budidaya tanaman panganhortikultura
Usaha-usaha tanaman perkebunan
Usaha budidaya peternakan
(ruminansia-unggas)
Usaha budidaya perairan laut
Usaha penangkapan ikan
Usaha budidaya non kayu (HTI,
Sutra alam, rotan, getah pinus, kayu
bakau)

Subsistem Agroindustri

Pengolahan padi
Pengolahan pasca panen produksi tanaman hortikultura
Pengolahan biji kakao menjadi paste coklat
Pengolahan minyak kelapa sawit
Pengolahan produksi air kelapa-minyak kelapa
Pengolahan kopi bubuk
Pengolahan pabrik penggilingan daging sapi-ayam
Pembuatan dendeng sapi-abon daging
Pengolahan minuman buah-buahan hortikultura
Pengolahan ikan sarden
Pengolahan tepung ikan
Usaha pulp kayu pembuatan kertas
Usaha sutra alam (tenun kokon)
Usaha rotan (mebel )
Industri pengolahan rumput laut

Subsistem pemasaran
Perdagangan pengumpul hasil produksi
tanaman pangan-hortikultura
Eksportir hasil produksi tanaman panganhortikultura
Perdagangan produksi segar tanaman
pangan-hortikultura
Perdagangan biji kakao lokal-eksportir
Perdagangan sapi-kambing antar pulau
Perdagangan ikan-udang
Perdagangan pupuk kimia-organik

Subsistem Jasa dan


Penunjang

Perkreditan dan asuransi


Penelitian dan pengembangan
Pendidikan dan penyuluhan
Transportasi-pergudangan
Regulasi mikro-makro ekonomi

Pembangunan sektor pertanian identik


dengan pembangunan ekonomi secara
nasional. Namun tidak identik dengan
Kementerian Pertanian tetapi identik
dengan sistem agribisnis
Sektor pertanian adalah scope arti yang
luas dimiliki oleh 3 kementrian :
Pertanian, Kelautan dan perikanan serta
Kehutanan, sehingga subsektor pertanian
didukung 5 subsektor : tanaman pangan
dan hortikultura, peternakan,
perkebunan, kelautan dan perikanan dan

Mengapa sektor agribisnis


yang harus
dibangun/dikembangkan ?

Penghasil berbagai jenis bahan makanan, sandang dan


papan.

Penghasil devisa negara

Penyedia lapangan kerja bagi 70 persen penduduk


Indonesia (Data BPS 1994 : 70% dari jumlah penduduk
Indonesia bergantung mata pencahariannya pada
usahatani/agribisnis onfarm. Mereka adalah petani gurem,
petani yang tidak memiliki akses sumberdaya pertanian, petani
tambak nelayan. Peternak dan petani di sekitar hutan)

Menyediakan bahan baku bagi industri

Sumber pendapatan bagi petani pada khususnya dan bagi


pihak lain pada umumnya.

Multiplier efek lainnya

Nilai PDB (Produk Domestik Bruto) Nasional th 2003


berdsrkan lapangan Usaha Tahun
Lapangan Usaha
2000

2001

2002

2003

Pertanian, peternakan,
kehutanan, perikanan

Milyar Rp

66.208,85

66.858,20

68.018,42

17.243,10

(%)

16,63

16,24

15,94

15,89

Pertambangan dan
penggalian

Milyar Rp

38.896,35

38.894,84

39.768,09

10.126,17

(%)

9,77

9,45

9,32

9,33

Industri pengolahan
bukan migas

Milyar Rp

93.387,00

98.093,70

102.237,7

(%)

23,46

23,83

23,96

Industri migas

Milyar RP

11.599,90

11.196,50

11.343,00

(%)

2,91

2,72

2,68

Listrik, gas, dan air


minum

Milyar Rp

6.574,80

7.078,04

7.514,58

1.899,59

(%)

1,65

1,72

1,76

1,75

bangunan

Milyar Rp

23.278,68

24.259,07

25.255,26

6.473,93

(%)

5,85

5,89

5,92

5,97

Perdagangan, hotel &


restoran

Milyar Rp

63.498,32

66.888,05

69.303,17

17.568,10

(%)

15,95

16,25

16,24

16,19

Transportasi &
komunikasi

Milyar Rp

29.072,10

31.207,10

33.649,51

8.729,50

(%)

15,95

7,58

7,89

8,04

Keuangan, persewaan
&jasa

Milyar Rp

27.449,37

28.388,62

29.963,16

7.747,68

(%)

6,90

6,90

7,02

7,14

Jasa-jasa

Milyar Rp

38.051,45

38.826,87

39.596,62

10.009,45

(%)

9,56

9,43

9,28

9,22

Prospek Bisnis makanan olahan 2003-2004 (milyar rupiah)


Jenis makanan olahan
Makanan kemasan
Makanan kering
Produk roti
Produk susu
Mie
Permen
Makanan ringan
Minyak dan lemak
Bumbun-bumbuan
Makanan bayi
Makanan kaleng
Es krim
Makanan beku
Makanan siap saji
Pasta
Makanan pengganti
minuman
Sop
Spreads
Makanan dingin

2003
64.790,4
19.172,5
10.478,7
8,457,9
8.239,9
5.901,8
4.850,2
4.225,3
3.318,1
3.038,6
2.789,6
1.180,0
731,5
255,1
82,0
53,8
10,9
344,7
289,5

2004
69.141,3
19.637,1
11.471,2
9.140,5
8.482,2
6.602,9
5.249,3
4.461,8
3.461,4
3.370,3
2.985,2
1.254,0
775,9
275,4
86,9
64,6
11,6
362,6
301,1

Pertumbuhan (%)
6,7
2,4
9,5
8,1
2,9
11,9
9,2
5,6
4,3
10,9
7,0
6,3
6,1
8,0
6,0
20,1
6,4
5,2
4,0

Ciri Sektor Pertanian di Indonesia


Pertanian di Indonesia merupakan pertanian tropis, dalam
arti
bahwa
sepanjang
tahun
tanaman
pertanian
mendapatkan sinar matahari, sehingga iklim di Indonesia
tidak mengenal iklim dingin atau musim dingin, musim
gugur atau musim semi. Tipe iklim yang berbeda ini akan
menentukan tipe tanaman yang diusahakan oleh petanipetani di Indonesia.
Hanya mengenal musim hujan dan musim kemarau,
biasanya musim hujan diawali pada bulan SeptemberOktober dan diakhiri pada Maret-April. Pada awal musim
hujan biasanya petani mengusahakan tanaman padi, karena
irigasinya tersedia dalam jumlah yang cukup. Sebaliknya di
daerah yang irigasinya tidak tersedia dalam jumlah yang
memadai diusahakan tanaman palawija.
Pengusahaan pada luas usaha relatif sempit, kurang dari 1
ha dicirikan dengan adanya tanaman bahan makanan, dan
pada daerah yang usaha pertaniannya dilakukan dalam
jumlah yang luas diusahakan tanaman perkebunan (kopi,
coklat, dll)

Persentase Rumah Tangga berdasarkan Kepemilikan dan Garapan


Lahan Sawah dan Lahan Kering di Jawa Tahun 1999

Golongan
Luas Lahan
(ha)

Lahan sawah
Proporsi
RT (%)

Rataan
Penguasaan
Lahan
(ha/RT)

Lahan kering
Proporsi
RT (%)

Rataan
Penguasaan
Lahan
(ha/RT)

Landless
0,001-0,250
0,251-0,500
0,501-0,750
0,751-1,000
1,001-1,500
1,501-2,000
2,001-3,000
3,001-5,000
5,001-10.000
> 10,000

49,54
26,46
12,00
5,53
2,46
2,77
0,62
0,62
-

0,264
0,216
0,481
1,074
1,046
1,494
2,720
3,630
-

24,86
26,49
20,54
12,44
6,49
4,32
2,16
1,62
1,08
-

0,389
0,572
0,955
1,166
2,043
3,020
4,513
5,480
9,650
-

Total

100,00

0,411

100,00

1,143

CIRI SEKTOR PERTANIAN


(LANJUTAN)

Luas lahan kering lebih luas dibandingkan dengan lahan sawah.


Lahan kering berupa tegalan, tanah di pegunungan atau padang
alang-alang. Khusus di Indonesia bagian timur persentase luas
lahan kering lebih luas, karena kurangnya curah hujan di daerah
tsb.

Penggunaan tenaga kerja manusia relatif lebih banyak


dibandingkan dengan penggunaan tenaga mesin. Pada usahatani
yang sempit, penggunaan tenaga kerja keluarga relatif besar, dan
penggunaan tenaga kerja manusia bersifat musiman karena
perbedaan pada setiap kegiatan pertanian.Demikian juga dalam
macam aktifitas dari kegiatan pertanian juga dibedakan antara
penggunaan tenaga kerja berdasarkan seks. Tenaga kerja pria
digunakan pada pekerjaan yang relatif berat, spt ; pengolahan
tanah dan pengangkutan hasil panen, sebaliknya tenaga kerja
wanita untuk pekerjaan yang relatif ringan spt : menyiang dan
panen.

Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia


relatif besar, bukan hanya terhadap PDB tetapi juga terhadap
penyerapan tenaga kerja

Pertanian Ekstraktif dan Generatif


Berdasarkan proses pengambilan hasil dari tanah
atau alam, pertanian dibagi dua yaitu :
Pertanian ekstraktif, mengambil hasil dari alam
dan tanah tanpa usaha pengembalian sebagian
hasil tersebut untuk keperluan di masa datang.
Misal : perikanan laut, pengambilan hasil hutan.
Pertanian generatif, pertanian yang memerlukan
usaha pembenihan atau pembibitan, pengolahan,
pemeliharaan, pemupukan, dll untuk tanaman
ataupun hewan.
Pada pertanian generatif terdapat hubungan yang
jelas antara faktor-faktor produksi atau input
dengan hasil produksi (out put)

MASALAH-MASALAH DLM EKONOMI


PERTANIAN/USAHA TANI/AGRIBISNIS

1.Gestation Period
2.Pembiayaan pertanian
3.Tekanan penduduk
4.Pertanian subsisten

1. GESTATION PERIOD
yaitu tenggang waktu yang cukup lebar dalam proses produksi

Panen raya

Prod

harga

Variasi harga

Income
Paceklik

Prod

Implikasinya

harga

pengeluaran

Setiap saat, setiap


hari, setiap minggu,
setiap bulan dst

Penerimaan

Saat panen

Pola

Terjebak sistem ijon

2. PEMBIAYAAN PERTANIAN
Kemelaratan
Kemelaratanyg
ygluas
luasdi
di
kalangan
kalanganpetani
petani

Pembiayaan
Pembiayaan
pertanian
pertanian
(masalah
(masalahpaling
palingsulit
sulit
dalam
EP)
dalam EP)

Produksi
Produksi
Kurang
Kurangbiaya
biaya

Keterlibatan
Keterlibatanhutang
hutang

Solusi
Solusi??

Pemberian
Pemberiankredit
kreditdgn
dgn
bunga
bungaringan
ringan

Masalah
Masalahselesai
selesai??

Kendala pemberian kredit pertanian


Bank menghendaki jaminan,
memiliki
penyakap

petani

tidak

Tanah terbagi dalam petak-petak kecil


yang berpencar
administrasi
rumit
Bila kredit sudah didapat
dipakai
untuk keperluan lain (hajatan, perkawinan,
kematian)
produktifitas
hasil
kredit macet

3. TEKANAN PENDUDUK
Persoalan penduduk dari sudut
ekonomi pertanian
Persediaan lahan pertanian yang semakin
sempit
Prod. Bahan makanan/jiwa makin menurun
Pengangguran meningkat
Memburuknya hubungan pemilik tanah dgn
penggarap
Bertambahnya hutang-hutang pertanian

Malthus (1888)
(bpk Ilmu Persoalan
Penduduk)
Hukum Malthus

Pertambahan
Penduduk

Deret Ukur

Prod. Bahan
makanan

Deret Hitung

Masalah
MasalahPenduduk
Pendudukdi
diIndonesia
Indonesia::
Jumlah
Jumlahpenduduk
penduduktinggi
tinggi
Pertambahan
Pertambahantinggi
tinggi
Sebagian
Sebagianbesar
besarberusia
berusiamuda
muda
Penyebaran
Penyebarantidak
tidakmerata
merata

Solusi

Transmigrasi

Kurang
berhasil

Terlalu
menekankan
pada
transmigrasi
pertanian

SOLUSI LAINNYA :
Transmigrasi tidak ditekankan
pada transmigrasi pertanian
Intensifikasi pertanian
Industrialisasi
Keluarga berencana

4. PERTANIAN SUBSISTEN

Yaitu suatu sistem bertani yang


tujuan utamanya adalah untuk
memenuhi keperluan hidupnya
beserta keluarganya.

4. PERTANIAN SUBSISTEN
Produktifitas rendah

Pendapatan
rendah

Teknologi terbatas

Pengetahuan/
keterampilan
rendah

Tambahan
peralatan
terbatas

Luas lahan
sempit

Tabungan
terbatas
Investasi kecil

Definisi Usahatani/Agribisnis on
farm
Usahatani adalah kesatuan organik baik alam,
tenaga kerja. Modal dan pengelolaan yang
ditujukan untuk mendapaykan produksi di
lapangan (Bachtiar Rifai)

Usahatani bukanlah sekedar kumpulan tanaman


dan hewan, di mana orang bisa memberikan apa
saja dan kemudian mengharapkan hasil langsung.
Namun usahatani merupakan sesuatu yang
kompleks yang tediri dari tanah, tumbuhn/hewan.
Peralatan,tenaga kerja, input lain dengan pengaruh
lingkungan yg dikelola oleh seseorang/petani
sesuai dengan kemampuan dan aspirasinya untuk
mengupayakan output dari input dan teknologi
yang ada (CGIAR/Creative Group On International
Agricultural Research, 1978)
Ilmu Usahatani/Farm menagement adalah bagian
dari ilmu ekonomi pertanian yang mempelajri cara-

Input/
korbanan

-Tanah
-tenaga Kerja
-Sarana produksi
-Alat Pertanian
-Ternak

Teknologi

Output/
Hasil

USAHATANI

- Padi/jagung
- Serat
- Daging/susu
- Kayu
- Dll

Kelembagaan

Gambar Hubungan Input dan Output dengan Usahatani

Hasil yang diperoleh petani pada saat panen = hasil produksi


biaya yang dikeluarkan pada proses produksi = biaya produksi
(cost)
hasil produksi x harga jual = penerimaan (Revenue)
kemungkinannya :
- cost > revenue
usahatani rugi
- cost < revenue
usahatani untung
- cost = revenue
usahatani impas (BEP)
Usahatani yang baik

usahatani yang produktif dan efisien

Produktifitas tinggi

Fisik

Produktifitas

Ekonomis

:
Usahatani, produktifitas fisiknya sama, maka usahatani yang lebi
t ke pasar yang mempunyai produktifitas ekonomi yang tinggi

Hubungan antara faktor produksi dan


produksi
Produksi
Fisik (Y)

Y= f (tanah/modal, tenaga kerja,dll)

Faktor produksi

Hubungan fungsional ini berlaku untuk semua faktor produksi

Respon Percobaan Pemupukan Nitrogen


Terhadap Produksi Padi
No

Pupuk (x)
(kg/ha)

Produksi (Y)
(kw/ha)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200

0,5
5,0
10,0
15,0
35,0
60,0
82,0
97,0
104,0
105,0
max)

103,0

(prod

Hasil produksi dan Biaya produksi


Efisiensi usahatani :

Efisiensi Produksi :banyaknya hasil produksi fisik yang d


Diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (input
Efisiensi

Efisiensi Ekonomi : efisiensi fisik yang dinilai dengan ua

Hasil brutto = hasil produksi x harga jual


(penerimaan)
Hasil Netto = hasil brutto biaya
(pendapatan/keuntungan)
Hasil netto usahatani

usahatani efisien

TUGAS
AGRIBISNIS ON FARM

TUGAS
AGRIBISNIS ON FARM
Biaya uang dan biaya in-natura
Biaya yg berupa uang tunai (misal : upah tenaga
kerja, sarana produksi lainnya)
Biaya produksi
Biaya in-natura (biaya panen, bagi hasil, dll)

ya yang berupa uang tunai

menentukan keberhasilan usahat

Biaya tetap dan biaya variabel

Biaya tetap : jenis biaya yang besar kecilnya tidak te


gantung pada besar kecilnya produksi (misal : sewa
Pajak, dll)

Biaya produksi

Biaya variabel : jenis biaya yang besar kecilnya tergantung Pada besar kecilnya produksi (misal : bibit,
pupuk, tenaga kerja, dll)

Biaya variabel pada usahatani tanaman tomat Varietas


Artaloka (4 bln) untuk lahan seluas 1.000 m
No. Sarana Produksi

jumlah

1.
2.

3.

4.
5.
6.
7.

Benih
Pestisida
Insektisida
Fungisida
Pupuk
Pupuk kandang
Urea
KCl
SP 36
Pupuk Daun
Tali Rapia
Ajir
Tenaga Kerja
Bunga Modal Biaya
Variabel

Harga satuan
(Rp)

Nilai
(Rp)

2 Kantong 60.000/kantong

120.000

3,49

1 liter
8 kg

150.000/liter
50.000/kg

150.000
400.000

4,37
11,6
4

3 ton
75 kg
50 kg
75 kg
1 liter
5 kg
3.000
buah
114,6
HKSP

200.000/ton
1.200/kg
1.600/kg
1.600/kg
50.000/liter
10.000/kg
125/buah
10.000/HKSP

600.000
90.000
80.000
120.000
50.000
50.000
375.000
1.146.00
0
254.480

17,4
6
2,62
2,33
3,47
1,46
1,46
10,9
1
33,3
6
7,42

Biaya rata-rata dan biaya marginal

Biaya rata-rata = biaya total (TC)


jumlah produksi (Q)

Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel


(TC)
(TFC)
(TVC)

Biaya Variabel = harga input per unit x jumlah input


(TVC)
(P)
(X)

TC = TFC + Px. X

Biaya Marginal = Perubahan biaya


Perubahan out put

MC = TC
Q

Pendapatan Marginal yaitu tambahan pendapatan yang diperoleh


dari penambahan satu kesatuan biaya.

Hubungan antara biaya rata-rata dan biaya marginal


thd keuntungan usahatani

Jumlah
Pupuk
(kg)

Hasil
Total
(kw)

0
20
50
30
100 35
150 38
200 40
250 41
300 41,5

Tambahan
Biaya
Biaya dari
Produksi
Pupuk
Total (Rp)
(rp/kg)

0
4000
4000
4000
4000
4000
4000

Biaya
Marginal
(Rp)

50.000
54.000 400
58.000 800
62.000 1.333
66.000 2.000
70.000 4.000
74.000 8.000

Biaya
Biaya
produksi
Produksi
Total
Variabel
rata-2 (Rp/kw)
rata2

2.500
1.800
1.657
1.632
1.650
1.707
1.783

0
133,3
228,6
315,8
400,0
487,8
578,3

Hasil total
Pendapatan
Utk harga
marginal
Rp 6400/kw

128.000
0
192.000 64.000
224.000 32.000
243.000 19.200
256.000 12.800
262.000 6.400
265.000 3.200

Kombinasi faktor-faktor
produksi
Bagaimanakah mengkombinasikan
faktor-faktor produksi agar tercapai
efisiensi baik secara fisik maupun
ekonomi ?

UT efisien (efisiensi teknis) : Rasio dari


tambahan hasil fisik dari faktor produksi
dengan harga faktor produksi sama
untuk setiap faktor produksi yang
digunakan.
HsPPx1 = HsPPx2 = HsPPx3
Hrx1
Hrx2
Hrx3
Keterangan :
HsPPx = tambahan hasil produksi fisik karena tambahan satu
satuan faktor produksi
Hrx = harga faktor produksi masing-masing

Efisiensi ekonomis

Hry. HsPPx1 = Hry. HsPPx2 = Hry.


HsPPx3 = 1
Hrx1
Hrx2
Hrx3
belum efisien, penggunaan faktor produks
masih dapat ditambah

efisien, penggunaan faktor produksi


Hry. HsPPx > tidak
1
harus dikurangi.
Hrx

Keuntungan maksimum seringkali tercapai


sebelum produksi mencapai maksimum
Jumlah
pupuk (x)
(kg)

Hasil Total
(y)
(kw)

Produk ratarata (y/x)

Produk
Marginal

0
50
100
150
200
250
300

20
30
35
38
40
41
41,5

0,600
0,350
0,250
0,200
0,164
0,140

0,20
0,10
0,06
0,04
0,02
0,01

PEMBAGIAN BIDANG-BIDANG
PERTANIAN
Arti sempit

Pertanian rakyat/
keluarga
Pertanian rakyat/
keluarga

pertanian

perkebunan
Arti luas

perikanan
peternakan
Kehutanan

Kabur !!!

Perkebunan rakyat sec. Ekonomis sama dengan pertanian rakyat

Teh, karet, kelapa,


Kopi, lada, dll.

Padi,palawija,
sayur, dll
Hanya beda komoditasnya
Pd akhirnya diperdagangkan juga

Sebagai tanaman
perdagangan

Akhirnya !!!

Sebagian besar utk


Keperluan keluarga

pertanian rakyat
Bidang
pertanian

Diproduksi
Diproduksi>>11jenis
jenis
komoditas
komoditas
Faktor prod dari hasil
UT sendiri

Perusahaan
pertanian

Sifatnya kecil2an

aha pertanian rakyat juga meliputi usaha-usaha mata pencaharian tambahan ya


ternakan, perikanan, dan pencarian hasil hutan

sahaan pertanian memproduksi komoditas tertentu dengan sistem pertanian yg


gam di bawah manajemen yang terpusat dengan menggunakan metode
h dan teknik pengolahan yang efisien.

uk-bentuk perusahaan pertanian :


rusahaan eksploitasi hutan
rusahaan peternakan
rusahaan perikanan (laut dan darat)

Anda mungkin juga menyukai