Definisi Pertanian :
Agriculture adalah digunakannya kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja
menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna
mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan tersebut (Van Aarsten).
Pertanian adalah hal yang substansial dalam pembangunan, yaitu sebagai pemenuhan
kebutuhan pangan, penyedia bahan mentah untuk industri, penyedia lapangan kerja, dan
penyumbang devisa Negara (Y.W. Wartaya Winangun)
Pertanian adalah suatu bentuk produksi yang khas, yang didasarkan pada proses
pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani mengelola dan merangsang pertumbuhan
tanaman dan hewan dalam suatu usaha tani, dimana kegiatan produksi merupakan bisnis,
sehinggga pengeluaran dan pendapatan sangat penting artinya (Mosher)
Pertanian dalam pandangan modern merupakan kegiatan manusia untuk manusia dan
dilaksanakan guna memperoleh hasil yang menguntungkan sehingga hams pula meliputi
kegiatan ekonomi dan pengelolaan di samping biologi (Spedding)
Pertanian adalah kegiatan ekonomi utama penduduk Indonesia, sebab lebih dari 80%
penduduk bekerja pada sektor pertanian (Indianto Muin)
Pertanian adalah jenis usaha yang menenkankan pada pengolahan tanah dan tanaman yang
ditanam berupa tanaman pangan (Sri Sulestari)
Pertanian merupakan bagian agroekosistem yang tak terpisahkan dengan subsistem
kesehatan dan lingkungan alam,manusia dan budaya saling mengait dalam suatu proses
produksi untuk kelangsungan hidup bersama (Karwan A. Salikin)
Pertanian merupakan suatu usaha manusia dalam bercocok tanam dimana objeknya
merupakan sebuah lahan kosong (Dwi Haryanti)
Pertanian adalah salah satu cabang produksi yang berdasar pada terjadi perubahan antara
bahan non organik menjadi bahan organik (Kaslan Tohir)
Pertanian adalah pemakaian usaha dan tenaga manusia dalam pengelolaan alam. Atas
usaha ini akan didapatkan tujuan di dalam mengarahkan perkembangan dan pertumbuhan
dari tumbuhan dan hewan (Minderhoko).
Definisi ekonomi :
Ekonomi merupakan cara-cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk
memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan
mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat (Paul A. Samuelson)
Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran dan penagihan (Mill J. S)
Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah
keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber ekonomi yang
ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang
dianggap efektif dan efisien (Abraham Maslow).
Ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan Negara (Adam
Smith)
Pengertian ekonomi adalah suatu ilmu yang memelajari masyarakat dalam usahanya
untuk mencapai kemakmuran, yaitu keadaan dimana manusia dapat memenuhi
kebutuhannya dari segi pemenuhan barang maupun jasa (M. Manulang)
Ilmu ekonomi adalah disiplin ilmu yang sayang sekali bila tidak diperlakukan secara
tidak ilmiah karena para tokoh terkemukanya sibuk mengurusi solusi-solusi untuk
menghadapi masalah-masalah mendesak zaman itu (Von Neumann dan Morgenstern).
Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari usaha-usaha individu dalam ikatan
pekerjaan dalam kehidupannya sehari-hari. Ilmu ekonomi membahas kehidupan manusia
yang berhubungan dengan bagaimana ia memperoleh pendapatan dan bagaimana pula ia
mempergunakan pendapatan itu (Alfred Marshall).
Ilmu ekonomi adalah Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan sumber daya
yang langka untuk memenuhi kebutuha manusia yang tidak terbatas (Lipsey).
2. Sistem Pertanian :
a). AT. Mosher
Atas dasar pengalamannya menggeluti masalah pertanian di berbagai Negara berkembang,
Mosher menyimpulkan bahwa ada 5 syarat pokok/mutlak (essential) dan 5 syarat
tambahan/pelancar (accelerator) untuk membangun atau mengembangkan pertanian.
Syarat-syarat mutlak itu menurut Mosher adalah :
1)
Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.
Pembangunan pertanian akan meningkatkan produksi hasil-hasil usaha tani. Hasil-hasil ini
tentunya akan dipasarkan dan dijual dengan harga yang cukup tinggi untuk menutupi biayabiaya dan tenaga yang telah dikeluarkan para petani sewaktu memproduksinya. Di dalam
memasarkan hasil-hasil produk pertanian ini diperlukan adanya permintaan ( demand) akan
hasil-hasil pertanian tersebut, sistem pemasaran, dan kepercayaan para petani pada sistem
pemasaran tersebut.
2)
Teknologi yang senantiasa berkembang.
Teknologi pertanian berarti cara-cara bertani. Di dalamnya termasuk cara-cara bagaimana para
petani menyebarkan benih, memelihara tanaman, dan memungut hasil serta memelihara
ternak. Termasuk pula di dalamnya benih, pupuk, obat-obatan, alat-alat dan sumber-sumber
tenaga.
3)
Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.
Pembangunan pertanian memerlukan kesemua factor di atas dan tersedia di berbagai tempat
dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang mungkin mau
menggunakannya.
4)
Adanya perangsang produksi bagi petani.
Faktor perangsang utama yang membuat petani bergairah untuk meningkatkan produksinya
adalah yang bersifat ekonomis. Faktor tersebut antara lain adalah harga hasil produksi
pertanian yang menguntungkan, pembagian hasil yang wajar, serta tersedianya barangbarang dan jasa yang ingin dibeli oleh para petani untuk keluarganya.
5)
Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu.
Tanpa pengangkutan yang efisien dan murah, keempat syarat mutlak lainnya tidak dapat
berjalan secara efektif, karena produksi pertanian harus tersebar luas. Oleh karena itu
diperlukan suatu jaringan pengangkutan yang bercabang luas untuk membawa bahan-bahan
perlengkapan produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke konsumen di
kota-kota besar dan kecil.
Disamping ke lima syarat mutlak itu, menurut Mosher ada lima syarat lagi yang adanya tidak
mutlak tetapi kalau ada ( atau dapat diadakan ) benar-benar akan sangat memperlancar
pembangunan pertanian.
Yang termasuk syarat-syarat atau sarana pelancar adalah :
1) Pendidikan Pembangunan.
2)
3)
4)
5)
Pendidikan pembangunan di sini dititik beratkan pada pendidikan non formal yaitu beruapa
kursus-kursus, latihan-latihan, dan penyuluhan-penyuluhan. Pendidikan pembangunan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan produkivitas petani.
Kredit Produksi.
Untuk meningkatkan produksi, petani harus lebih banyak mengeluarkan uang yang
digunakan untuk membeli pupuk, bibit unggul, obat-obatan, dan alat-alat lainnya.
Pengeluaran ini harus dibiayai oleh tabungan atau dengan meminjam. Oleh karena itu,
lembaga-lembaga prekreditan yang memberikan kredit produksi kepada para petani
merupakan suatu factor pelancar yang penting bagi pembangunan pertanian.
Kegiatan gotong royong petani.
Kegiatan gotong royong biasanya digunakan secara berkelompok dan bersifat informal
Perbaikan dan perluasan tanah pertanian.
Ada dua cara tambahan untuk mempercepat pembangunan pertanian yaitu : pertama,
memperbaiki mutu tanah yang telah menjadi usaha tani, misalnya dengan pupuk, irigasi, dan
pengaturan pola tanam. Kedua, mengusahakan tanah baru, misalnya pembukaan petak-petak
sawah baru.
Perencanaan nasional pembangunan pertanian.
Perencanan pertanian adalah proses memutuskan apa yang hendak dilakukan Pemerintah
mengenai tiap kebijaksanaan dan kegiatan yang mempengaruhi pembangunan pertanian
selama jangka waktu tertentu.
Untuk usahatani berskala kecil pemilihan lokasi bukan merupakan prioritas yang
harus dipertimbangkan, karena umumnya kegiatan produksi dilakukan di daerah
domisili petani. Untuk perusahaan pertanian skala menengah ke atas, pemilihan
lokasi sangat penting artinya bagi keberhasilan dan keberlanjutan usaha. Beberapa
hal yang menjadi pertimbangan pemilihan lokasi adalah ketersediaan tenaga kerja,
ketersediaan sarana dan prasarana fisik penunjang, lokasi pemasaran, dan
ketersediaan insentif wilayah.
Ketersediaan tenaga kerja mencakup jumlah, spesifikasi, dan mutu tenaga kerja
yang dibutuhkan, serta tingkat upah regional dan peraturan-peraturan daerah
mengenai ketenagakerjaan. Jumlah tenaga kerja yang ada di suatu wilayah menjadi
pertimbangan akan kecukupan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi,
terutama berkaitan dengan tenaga kerja buruh dan tenaga kerja harian. Spesifikasi
dan mutu tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi sangat penting untuk
menjamin agar penempatan tenaga kerja yang direkrut sesuai dengan spesifikasi
yang dibutuhkan dalam suatu jenis pekerjaan. Tingkat upah regional sangat
berpengaruh kepada biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
Peraturan-peraturan ketenagakerjaan di daerah tersebut juga berpengaruh kepada
kewajiban-kewajiban perusahaan dalam kaitannya dengan pemanfaatan tenaga
kerja.
Ketersediaan sarana dan prasarana fisik penunjang, seperti transportasi, dan
perhubungan, komunikasi, penerangan, serta pengairan atau sumber air sangat
penting artinya sebagai dasar pertimbangan dalam keputusan lokasi produksi. Sifatsifat dan karakteristik produk-produk pertanian, perlengkapan input-input dan
sarana produksinya yang voluminous menyebabkan ketersediaan sarana dan
prasarana fisik menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan. Produk pertanian
yang umumnya tidak tahan lama memerlukan penanganan dan pengangkutan yang
cepat menuju ke lokasi konsumen. Begitu juga keberadaan telekomunikasi akan
menjadi penting untuk transfer informasi dari lokasi produksi ke lokasi pasar atau
sebaliknya.
Pertimbangan lainnya adalah lokasi pasar. Sebaiknya lokasi produksi dekat dengan
lokasi pemasaran, terutama untuk komoditas-komoditas yang tidak tahan lama
seperti produk hortikultura. Letak usahatani dekat pasar atau mempunyai akses
transportasi yang lebih baik akan memiliki nilai ekonomis yang lebih baik karena
produktivitas ekonominya lebih tinggi. Dengan kemajuan teknologi daya tahan
produk, jarak antara lokasi produksi dan lokasi pasar tidak menjadi prioritas. Selain
itu, insentif wilayah juga merupakan faktor pertimbangan dalam menetapkan
keputusan lokasi produksi. Insentif wilayah sangat terkait dengan kebijakan
pemerintah daerah baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebijakan pajak,
kebijakan dan peraturan tenaga kerja, kebijakan investasi, budaya pelayanan
publik, dan efektivitas pelayanan publik (debirokrasi), dan lain-lain merupakan
insentif wilayah yang memiliki daya tarik bagi investor untuk berusaha di daerah
tersebut.
Skala usaha sangat terkait dengan ketersediaan input dan pasar. Skala usaha
hendaknya diperhitungkan dengan matang sehingga produksi yang dihasilkan tidak
mengalami kelebihan pasokan atau kelebihan permintaan. Begitu juga ketersediaan
input, seperti modal, tenaga, bibit, peralatan, serta fasilitas produksi dan operasi
lainnya harus diperhitungkan. Skala usaha yang besar, secara teoritis akan dapat
menghasilkan economic of scale yang tinggi. Namun kenyataannya di lapangan
seringkali skala besar menjadi tidak ekonomis yang disebabkan oleh karakteristik
produk dan produksi komoditas pertanian yang khas. Oleh karena itu, dalam
Produk Marjinal
Secara matematik fungsi produk marjinal merupakan turunan pertama dari fungsi
produk total. Jika fungsi produk total dinyatakan dengan P = f(X), maka produk
marjinalnya adalah :
Karena fungsi produk total yang non-linier pada umumnya berbentuk fungsi kubik,
maka fungsi produk marjinalnya akan berbentuk fungsi kuadrat (parabolik). Kurve
produk marjinal selalu mencapai nilai ekstrimnya , dalam hal ini nilainya maksimum,
yaitu tepat pada saat kurve produk total P berada pada posisi titik
beloknya. Kedudukan ini mencerminkan berlakunya hukum tambahan hasil yang
semakin berkurang (the law of the diminishing return, LDR). Produk total mencapai
puncaknya ketika produk marjinalnya nol. Sesudah kedudukan ini, produk total
menurun bersamaan dengan produk marjinal menjadi negatif. Area di mana produk
marjinal negatif, menunjukkan bahwa penambahan penggunaan input (masukan)
yang bersangkutan justru akan mengurangi jumlah produk total, ini mengisyaratkan
telah terjadi disefisiensi dalam kegiatan produksi. Dalam area ini, jika produk total
hendak ditingkatkan, jumlah masukan yang digunakan harus dikurangi.
Misalnya saja, jika fungsi produksi yang dihadapi seorang produsen ditunjukkan
oleh P = f(X) = 9 X2 X3, bagaimana bentuk persamaan produk rata-ratanya dan
hitunglah produk rata-rata dan produk total tersebut jika digunakan masukan
sebanyak 6 unit. Berapa produk marjinalnya jika masukan yang digunakan
ditambah 1 unit?
Jika produksi total : P = f(X) = 9 X2 X3 ; produk marjinal : MP = P = 18 X -3X2 ;
Pmaksimum pada P = 0, yakni pada saat X = 6, dengan Pmaksumum = 108. P
berada di titik belok dan MP maksimum pada P = (MP) = 0, yakni pada X =3.
Elastisitas Produksi
Elastisitas Produksi ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan
jumlah keluaran (output) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah
masukan (input) yang digunakan. Jadi merupakan rasio antara persentase
perubahan keluaran terhadap persentase perubahan jumlah masukan. Jika P
melambangkan jumlah produk yang dihasilkan dan X melambangkan jumlah faktor
produksi yang digunakan, dan fungsi produksi dinyatakan dengan P = f(X), maka
elastisitas produksinya :
Di mana, dP/dX adalah produk marjinal dari X [(P atau f (X)].
Jika fungsi produksinya : P = f(X) = 6 X2 X3, hitunglah elastisitas produksinya
pada tingkat penggunaan faktor produksi sebanyak 3 unit dan 7 unit.
Hubungan Produk Marjinal dengan Produk Rata-rata
Produk marjinal sama dengan produk rata-rata pada saat produk rata-rata mencapai
posisi ekstrimnya (posisi maksimum). Jika produk total dinyatakan dengan P =
f(X), maka peoduk marjinal : MP = P = dP/dX dan produk rata-rata AP = P/X.
Biaya Produksi
Biaya (cost) adalah bagian daripada harga perolehan atau harga beli barangbarang, kekayaan atau jasa yang ditunda pembebanannya (deferred cost) atau
belum dipakai (dimanfaatkan) dalam hubungannya dengan realisasi penghasilan.
Pengeluaran (expense) adalah biaya yang telah dibebankan pada penghasilan suatu
periode tertentu.
Biaya dalam proses produksi pertanian dibedakan antara pengertian biaya tetap
dengan biaya variabel, hal ini sangat penting artinya dalam analisis ekonomi. Salah
satu tujuan utama dalam agribisnis (perusahaan pertanian) adalah bagaimana
mencapai keuntungan semaksimal mungkin (profit oriented). Untuk itu, perlu
mengadakan analisis marginal, di mana biaya variabel memegang peranan utama.
Oleh karena itu, pengusaha agribisnis harus bisa membedakan yang mana masuk
biaya tetap dan yang mana masuk biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya di mana nilai, macam, dan susunannya tidak akan
berubah dari satu proses produksi ke proses produksi berikutnya walaupun volume
produksi atau komposisi barang yang dihasilkan berubah-ubah. Hal ini bisa terjadi
karena sebelum proses produksi berlangsung, nilai dan macam biaya tetap sudah
ditentukan terlebih dahulu. Termasuk biaya tetap dalam perusahaan pertanian
adalah nilai tanah pertanian, pajak kekayaan perusahaan, biaya asuransi,
penyusutan berbagai barang produksi seperti bangunan, pembayaran angsuran
pembelian tanah pertanian, pembayaran sewa berbagai barang produksi dengan
uang tunai, gaji karyawan tetap, dan lain sebagainya.
Biaya variabel dapat diubah sesuai dengan keinginan produsen. Biaya variabel
adalah biaya yang bila dipandang secara keseluruhan berubah langsung dengan
jumlah kesatuan-kesatuan yang dihasilkan. Biaya variabel dalam usaha di bidang
pertanian pada mulanya menunjukkan suatu kenaikan yang degresif (selama
kapasitas sebuah perusahaan tidak digunakan sepenuhnya), kemudian meningkat
secara proporsional, dan akhirnya mulai pada titik P pada Gambar berikut kenaikan
tersebut menjadi progresif (kapasitas digunakan secara sangat intensif).
Biaya Total
Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost, AFC) diperoleh dengan membagi biaya
tetap dengan jumlah yang dihasilkan (FC : Q). Biaya variabel rata-rata (Average
Variable Cost, AVC) diperoleh dengan membagi biaya variabel dengan jumlah
produk yang dihasilkan (VC : Q). Marginal Cost (MC) tambahan biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi satu kesatuan produk ekstra.
Biaya alternatif (opportunity cost) adalah biaya menggunakan sesuatu hal dalam
usaha tertentu, yaitu sebesar hasil yang dikorbankan (benefit forgone or
opportunity lost) karena hal tersebut tidak dipergunakan dalam penggunaan
alternatifnya yang terbaik.
Biaya yang harus diperhitungkan (imputed costs). Dalam kasus faktor-faktor
produksi yang tidak dibeli atau tidak disewa oleh perusahaan untuk produksi yang
berlangsung, maka biaya-biayanya harus diperhitungkan, tetapi karena tidak
dilakukan pembayaran kepada pihak manapun juga di luar perusahaan tersebut,
maka biaya-biaya seperti itu menjadi kurang jelas. Biaya-biaya seperti itu
disebut imputed costs. Imputed costs timbul karena digunakannya uang pemilik