Anda di halaman 1dari 5

Tugas Dasar Dasar Penyuluh dan komunikasi Pertanian Peran Internet dalam Pembangunan Petani

Disusun oleh : Nama Nim : Umi Nur Azizah : 12710

Jurusan Penyuluh dan Komunikasi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2013

I.

Pendahuluan

Usaha peningkatan produksi dan produktivitas hasil petanian adalah member pelatihan. Pelatihan adalah suatu kegiatan peningkatan pengetahuan, keterampilan, wawasansan memperbaiki sikap menjadi lebih tahu dan bisa berinovasi. Dijaman globalisasi, media komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat, proses menyebarnya informasi menjadi jauh lebih cepat dibandingkan dengan jaman dahulu penyebaran informasi sangat lambat di terima oleh pendengar. Pesaing produk pertanian pun semakin beragam karena adanya pasar bebas yang membuat produk pertanian luar negri dimudahkan untuk masuk ke Indonesia sehingga petani lokal harus siap bersaing dengan petani luar nergi untuk menarik konsumen di negaranya sendiri. Maka harus di imbangi dengan peningkatan pengetahuan tentang dunia pertanian dan inovasi produk pertanian agar bisa meningkatkan produktivitas lahan dan keuntungan. Majunya media penyebaran informasi dengan adanya penemuan internet.internet adalah jaringa computer dengan computer lainnya yang disambungkan oleh server, server ini yang bertugas untuk menyimpan semua informasi yang ada lalu penggunabisa mengakses pengetahuan informasi itu. Pembangunan sebagai salah satu faktor yang menjadikan parameter apakah sebuah Negara itu dikatakan maju atau berkembang, dengan adanya pembangunan, terbentuklah sebuah Negara yang kuat dalam mengkoorginasikan rakyatnya untuk memacu kereatifitas melawan arus era globalisai, pembangunan yang dilakukan pemerintah slah satunya adalah pembangunan di bidang pertanian untuk menopang ekonomi Negara dan ketahanan pangan Negara.

II.

Pembahasan

Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change). Pembangunan pertanian di Indonesia dilaksanakan secara terencana dimulai sejak Repelita I (1 April 1969), yaitu pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan dilaksanakan melalui lima serangkaian Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) yang semuanya dititik beratkan pada sektor pertanian sebagai berikut:

1. Repelita I : titik berat pada sektor pertanian dan industri pendukung sector pertanian. 2. Repelita II : titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industry pengolah bahan mentah menjadi bahan baku. 3. Repelita III: titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri pengolah bahan baku menjadi bahan jadi. 4. Repelita IV: titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri penghasil mesin-mesin. 5. Repelita V: melanjutkan Repelita IV.

Dampak dari repelita ini adalah rusaknya lahan menjadi kurang subur karena penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara besar besaran sehingga menyebabkan tanah mengalami kekurangan unsur hara dan produk pertanian pun mengandung senyawa kimia yang bisa menggagalkan proses ekspor impor produk pertanian. Maka petani harus mengetahui cara bertani yang baik untuk kesehatan tanah, manusia dan tumbuhan. Materi dari penyuluhan ini adalah pertanian berkelanjutan yang mempunyai Ciri-ciri sebagai berikut:

1.

Mantap secara ekologis, yang berarti kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhandari manusia, tanaman, dan hewan sampai organisme tanah ditingkatkan. Dua hal ini akan terpenuhi jika tanah dikelola serta kesehatan tanaman dan hewan serta masyarakat dipertahankan melalui proses biologis (regulasi sendiri). Sumber daya lokal digunakan secara ramah dan yang dapat diperbaharui.

2.

Dapat berlanjut secara ekonomis, yang berarti petani mendapat penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, sesuai dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan dan dapat melestarikan sumber daya alam dan meminimalisasikan risiko.

3.

Adil, yang berarti sumber daya dan kekuasaan didistribusikan sedemikian rupa sehingga keperluan dasar semua anggota masyarakat dapat terpenuhi dan begitu juga hak mereka dalam penggunaan lahan dan modal yang memadai dan bantuan teknis terjamin. Masyarakat berkesempatan untuk berperanserta dalam pengambilan keputusan di lapangan dan di masyarakat.

4.

Manusiawi, yang berarti bahwa martabat dasar semua makhluk hidup (manusia, tanaman, hewan) dihargai dan menggabungkan nilai kemanusiaan yang mendasar (kepercayaan, kejujuran,

harga diri, kerjasama, rasa sayang) dan termasuk menjaga dan memelihara integritas budaya dan spiritual masyarakat. 5. Luwes, yang berarti masyarakat desa memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi usahatani yang berlangsung terus, misalnya, populasi yang bertambah, kebijakan dan permintaan pasar. Perkembangan tekhnologi seperti komputer dan teknologi komunikasi, khususnya internet dapat digunakan untuk menjembatani informasi dan pengetahuan yang tersebar di antara yang menguasai informasi dan yang tidak. Akses terhadap komunikasi digital membantu

meningkatkan akses terhadap peluang pendidikan, meningkatkan transparansi dan efisiensi layanan pemerintah, memperbesar partisipasi secara langsung dari used-to-be-silent-public (masyarakat yang tidak mampu berpendapat) dalam proses demokrasi, meningkatkan peluang perdagangan dan pemasaran, memperbesar pemberdayaan masyarakat dengan memberikan suara kepada kelompok yang semula tidak bersuara (perempuan) dan kelompok yang mudah diserang, menciptakan jaringan dan peluang pendapatan untuk wanita, akses terhadap informasi pengobatan untuk masyarakat yang terisolasi dan meningkatkan peluang tenaga kerja (Servaes 2007). berkembangnya informatika dalam bidang pertanian diharapkan akan menjadi salah satu solusi yang dapat membuat petani menjadi pengguna langsung (end-user) TI sehingga dapat menghilangkan ketergantungan petani kepada pihak yang memiliki informasi pada mata rantai logistik pemasaran / pihak ketiga yang seringkali pihak ketiga ini justru mendapatkan keuntungan yang lebih banyak daripada petani itu sendiri. Fungsi dari peran internet dalam bidang pertanian adalah : a. Sebagai media penyebar informasi terbaru dibidang pertanian. b. Sebagai media komunikasi antara petani dengan badan penelitian, penyuluh, dan stakeholder. c. Sebagai media menyampaikan inspirasi petani kepada penyuluh dan lembaga peneliti. d. Alat pemasaran untuk produk produk pertanian secara online. e. Media pengetahuan seputar pertanian.

Program pemberdayaan petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian/Farmer Empeowerment through Agricultural Technology and Information (p3TIP/FEATI) telah memberikan kontribusi nyata dan memperbaiki pelayanan penyuluhan pertanian melalui perbaikan pelayanan penyuluhan pertanian melalui perbaikan fasilitas penyuluhan dan peningkatan kapasitas lembaga dan aparat penyuluh di 68 kabupaten dan 18 provinsi.

III.

Daftar pustaka

<http://pusdatin.setjen.deptan.go.id/berita-167-optimalkan-kualitas-pelayanan-publik-melalui-web.html >diakses pada tanggal 7 desember 2013 Servaes J. 2007. Harnessing the UN System Into a Common Approach on Communication for Development. International Communication Gazette 2007; 69; 483.

Anda mungkin juga menyukai