Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SOSIOLOGI PETERNAKAN

“Sistem Peternakan Rakyat atau Masyarakat”

DISUSUN OLEH:

A. AFIFAH ZALZABILAH PATTA

I011221179

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2023
BAB I

PENDAHULUAN

Sistem peternakan rakyat atau masyarakat merupakan suatu bentuk kegiatan


peternakan yang dilakukan oleh masyarakat lokal dengan skala kecil dan sederhana.
Sistem ini memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat
serta meningkatkan taraf hidup petani dan masyarakat setempat. Selain itu, sistem
peternakan rakyat juga berperan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan
ekosistem setempat.

Meskipun sederhana, sistem peternakan rakyat mampu memberikan manfaat besar


bagi keberlangsungan hidup manusia. Dalam sistem ini, peternakan dijalankan secara
tradisional dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia di sekitar
lingkungan masyarakat. Hal ini membuat sistem peternakan rakyat menjadi lebih
ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Namun, sistem peternakan rakyat juga memiliki tantangan dan hambatan yang perlu
diatasi. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah rendahnya akses terhadap
teknologi dan informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem peternakan
rakyat. Selain itu, kurangnya dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait juga
menjadi hambatan dalam pengembangan sistem peternakan rakyat.

Dalam konteks pembangunan pertanian berkelanjutan, sistem peternakan rakyat


menjadi bagian penting untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan
dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait untuk mengembangkan sistem
peternakan rakyat agar mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat dan lingkungan.
BAB II

PERMASALAHAN

1. Terbatasnya akses terhadap teknologi dan informasi. Banyak petani dalam

sistem peternakan rakyat yang memiliki akses terbatas terhadap teknologi dan

informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan usahanya. Hal ini

membuat petani kesulitan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas

produksinya?

2. Kurangnya dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait. Pemerintah dan

lembaga terkait belum memberikan dukungan yang cukup bagi

pengembangan sistem peternakan rakyat. Hal ini membuat petani dalam

sistem ini sulit untuk mengakses bantuan modal, teknologi, dan pendidikan

untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka?

3. Rendahnya harga jual produk peternakan. Harga jual produk peternakan

dalam sistem peternakan rakyat cenderung lebih rendah dibandingkan dengan

produk peternakan dalam skala besar. Hal ini membuat petani dalam sistem

ini sulit untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidup mereka?

4. Kurangnya keberlanjutan lingkungan. Praktik-praktik peternakan yang tidak

ramah lingkungan dalam sistem peternakan rakyat dapat berdampak negatif

terhadap lingkungan setempat. Hal ini dapat mengurangi keberlanjutan

lingkungan dan berdampak negatif pada kehidupan masyarakat setempat?


5. Terbatasnya akses pasar. Petani dalam sistem peternakan rakyat sering

kesulitan dalam memasarkan produknya karena terbatasnya akses pasar dan

kurangnya jaringan distribusi yang memadai. Hal ini membuat petani sulit

untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan pendapatannya?


BAB III

PEMBAHASAN

Sistem peternakan rakyat atau masyarakat memiliki potensi besar untuk

memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Untuk

mengembangkan sistem ini, perlu dilakukan pembahasan dan upaya untuk

mengatasi permasalahan yang dihadapi (Wahyu, 2021).

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sistem

peternakan rakyat atau masyarakat antara lain:

Memberikan akses terhadap teknologi dan informasi. Pemerintah dan

lembaga terkait dapat memberikan akses terhadap teknologi dan informasi

yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha peternakan rakyat. Hal ini

dapat dilakukan melalui pelatihan, penyediaan akses internet, dan penyebaran

informasi melalui media massa (Wahyu, 2021).

Memberikan dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait. Pemerintah

dan lembaga terkait dapat memberikan dukungan berupa bantuan modal,

teknologi, dan pendidikan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan

petani dalam sistem peternakan rakyat. Hal ini dapat membantu petani dalam

sistem ini untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksinya

(Wahyu, 2021).
Meningkatkan harga jual produk peternakan. Pemerintah dan lembaga

terkait dapat memberikan dukungan dalam memasarkan produk peternakan

rakyat dengan harga yang lebih baik. Hal ini dapat membantu petani dalam

sistem ini untuk meningkatkan pendapatan mereka dan memenuhi kebutuhan

hidup mereka (Wahyu, 2021).

Mengembangkan praktik peternakan yang ramah lingkungan. Petani

dalam sistem peternakan rakyat dapat mengembangkan praktik-praktik

peternakan yang ramah lingkungan seperti penggunaan pupuk organik dan

pengolahan limbah peternakan. Hal ini dapat membantu menjaga

keberlanjutan lingkungan dan ekosistem setempat (Wahyu, 2021).

Meningkatkan akses pasar dan jaringan distribusi. Pemerintah dan

lembaga terkait dapat membantu petani dalam sistem peternakan rakyat untuk

meningkatkan akses pasar dan jaringan distribusi. Hal ini dapat membantu

petani dalam sistem ini untuk memasarkan produknya dengan lebih efektif

dan meningkatkan pendapatan mereka (Wahyu, 2021).

Dalam pembahasan sistem peternakan rakyat atau masyarakat, perlu

diperhatikan juga faktor-faktor sosial dan budaya yang mempengaruhi sistem

ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendekatan yang holistik dan melibatkan
masyarakat setempat dalam pengembangan sistem peternakan rakyat atau

masyarakat. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa sistem ini sesuai

dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat setempat serta dapat

memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan

(Wahyu, 2021).

Salah satu upayauntuk meningkatkan usaha ternak di Indonesia adalah di

bentuknya Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). Program SPR diharapkan dapat

menjadi media transfer ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun

kesadaran peternak dalam menjalankan usaha ternak untuk meningkatkan dan

meningkatkan wawasan, pengetahuan, berfikir kreatif dan inovatif serta

mendorong tindakan kolektif dan di damping oleh pakar dan akademisi yang

berkompeten dari berbagai disiplin ilmu (Zakiah, 2017).

Program SPR di dalamnya terdapat Gugus Perwakilan Pemilik Ternak

(GPPT). GPPT adalah orang-orang pilihan yang mewakili peternak untuk

melaksanakan program SPR sehingga program SPR dapat terlaksana dengan

baik. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan, perilaku komunikasi dan kapasitas

kelembagaan menjadi sangat penting demi keberlanjutan program tersebut.

Menurut Wahyuni (2015), gaya kepemimpinan merupakan kunci di dalam

organisasi karena seorang pemimpin dituntut untuk mampu membawa dan

memaksimalkan organisasi yang dipimpinnya demi mencapai tujuan

organisasi. Roscahyo (2013), menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang


terdiri dari otokrasi, demokratik dan kendali bebas masing-masing

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan yang bertugas pada bagian

rawat inap pada Rumah Sakit Siti Khodijah. Ng’ethe (2012), menyatakan

bahwa gaya kepemimpinan mempengaruhi retensi staf akademi di Universitas

Umum di Kenya. Perilaku komunikasi menurut Rogers (2003) merupakan

suatu kebiasaan dari individu atau kelompok didalam menerima atau

menyampaikan pesan yang diindikasikan dengan adanya partisipasi, hubungan

dengan sistem sosial, hubungan dengan agen pembaru, keterdedahan media

`massa, keaktifan mencari informasi, dan pengetahuan mengenai hal-hal baru.

Menurut Fuady et al. (2012), perilaku komunikasi petani memiliki hubungan

yang nyata terhadap praktek usaha tani pertanian organik, komunikasi

interpersonal terhadap penyuluh, LSM, dosen, dan peneliti memiliki peran

yang besar dalam mengubah pola pertanian menuju pertanian organik,

sementara itu keterdedahan terhadap media lebih bersifat menambah

wawasan. Pambudi (1999), mengungkapkan bahwa partisipasi sosial dengan

kontak sesama peternak, kontak dengan penyuluh, kontak dengan media

massa dan kontak dengan kelompok memiliki hubungan yang kuat terhadap

perilaku komunikasi peternak didalam menerapkan wirausaha ternak (Zakiah,

2017).
BAB IV

KESIMPULAN

Sistem peternakan rakyat atau masyarakat memiliki potensi besar untuk

memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Namun, sistem ini juga

menghadapi beberapa permasalahan seperti terbatasnya akses terhadap teknologi dan

informasi, kurangnya dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait, rendahnya

harga jual produk peternakan, kurangnya keberlanjutan lingkungan, dan terbatasnya

akses pasar.

Untuk mengembangkan sistem peternakan rakyat atau masyarakat, perlu

dilakukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Beberapa upaya yang dapat

dilakukan antara lain memberikan akses terhadap teknologi dan informasi,

memberikan dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait, meningkatkan harga jual

produk peternakan, mengembangkan praktik peternakan yang ramah lingkungan, dan

meningkatkan akses pasar dan jaringan distribusi.

Dalam pembahasan sistem peternakan rakyat atau masyarakat, perlu juga

diperhatikan faktor-faktor sosial dan budaya yang mempengaruhi sistem ini. Oleh

karena itu, perlu dilakukan pendekatan yang holistik dan melibatkan masyarakat

setempat dalam pengembangan sistem peternakan rakyat atau masyarakat. Hal ini
dapat membantu memastikan bahwa sistem ini sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan masyarakat setempat serta dapat memberikan manfaat yang lebih besar

bagi masyarakat dan lingkungan.

Dengan mengembangkan sistem peternakan rakyat atau masyarakat yang

berkelanjutan dan ramah lingkungan, diharapkan dapat membantu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan memperbaiki kondisi lingkungan di sekitar wilayah

peternakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

H. C. Oktavia , E.R. Cahyadi, M. Syamsun, 2017 “Peran Sekolah Peternakan Rakyat dalam
Meningkatkan Nilai Tambah pada Peternak Sapi Potong di Kabupaten Muara Enim”. 12-
20.

Wahyu, 2021. ” Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Potong Rakyat”. 10-15

Zakiah, 2017 “Gaya Kepemimpinan dan Perilaku Komunikasi GPPT dengan Kapasitas
Kelembagaan Sekolah Peternakan Rakyat di Kabupaten Muara Enim”. 7-14.

Anda mungkin juga menyukai