Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PRAKTIKUM

METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL EKONOMI

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, KUALITAS LAYANAN,


DAN TEMPAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KACANG
SANGRAI: STUDI KASUS DI UMKM KACANG SANGRAI AZ ZAHRA
KECAMATAN GIRIMARTO, WONOGIRI

Kelompok 19
Christina Pralambang Tunggal Siwi H0819029
Elien Aprianti Faustin H0819045
Fajar Ayu H0819049
Fatimah Az Zahra H0819051

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

i
2021
LAPORAN PRAKTIKUM
METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL EKONOMI

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, KUALITAS LAYANAN,


DAN TEMPAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KACANG
SANGRAI: STUDI KASUS DI UMKM KACANG SANGRAI AZ ZAHRA
KECAMATAN GIRIMARTO, WONOGIRI

Kelompok 19
Christina Pralambang Tunggal Siwi H0819029
Elien Aprianti Faustin H0819045
Fajar Ayu H0819049
Fatimah Az Zahra H0819051

Dinyatakan telah dilakukan penilaian akhir


Pada tanggal, .............. 2021

Dosen Pengampu Co Assisten

Dr. Ir. Kusnandar, M.Si. Fitria Agni Kusumawati


NIP.19670703 199203 1 004 NIM. H0817036

ii
RINGKASAN

UMKM dinilai menjadi faktor yang penting dalam pertumbuhan


perekonomian di Kabupaten Wonogiri, khususnya Kecamatan Girimarto. Salah
satu UMKM yang berkembang di Girimarto adalah UMKM Az Zahra. Usaha ini
bertempat di Jetis RT 02/RW 05, Doho, Girimarto, Wonogiri, Jawa Tengah
57683. Produk UMKM Az Zahra yaitu kacang sangrai yang berasal dari kacang
tanah. UMKM Kacang Sangrai Az Zahra memiliki lokasi yang kurang strategis
dan jauh dari pusat kota dan belum memiliki outlet sebagai tempat untuk menjual
produk. UMKM Az Zahra juga belum dapat memfasilitasi pengiriman luar daerah
dimana pembeli harus menanggung seluruh biaya dan resiko kerusakan sendiri.
Kondisi tersebut tentunya akan menyulitkan konsumen untuk memperoleh produk
kacang sangrai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh faktor
kualitas produk, harga, kualitas layanan, dan tempat terhadap keputusan
pembelian konsumen pada UMKM kacang sangrai Az Zahra (2) strategi yang
dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan strategi pemasaran pada UMKM
kacang sangrai Az Zahra. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif dengan teknik wawancara dan observasi. Penentuan
lokasi dan sampel dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan dan
kriteria tertentu. Data yang digunakan bersumber dari data primer dan sekunder,
serta bersifat kuantitatif dan kualitatif. Analisis data menggunakan metode uji
validitas, reabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, serta
analisis faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian uji R
square, uji T, dan uji F.

Kata Kunci: kualitas produk, harga, kualitas layanan, tempat, keputusan


pembelian, analisis linear berganda, uji R square, uji T, uji F

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga dapat
menyelesaikan laporan kegiatan praktikum Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi
yang berlokasi di UMKM Az Zahra di Jetis RT 02/RW 05, Doho, Girimarto,
Wonogiri.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian UNS Surakarta, Bapak Prof. Dr. Ir. Samanhudi,
S.P., M.Si., IPM, ASEAN Eng. yang telah membantu dalam pengadaan
praktikum ini.
2. Kepala Program Studi Agribisnis, Dr. Ir. Sri Marwanti M.S., yang telah
memberikan masukan kepada penyelenggaraan praktikum ini.
3. Koordinator Praktikum Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi yang telah
mengkoordinir berjalannya praktikum ini.
4. Co-Assisten Praktikum Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi yang telah
membantu dalam penyusunan laporan.
5. Pemilik UMKM Az Zahra atas kesediaannya mengijinkan dan memperlancar
jalannya praktikum Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi.
6. Dan berbagai pihak yang tak dapat kami sebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun yang dapat membantu
demi lengkapnya laporan kegiatan praktikum Metodologi Penelitian Sosial
Ekonomi. Penyusun juga berharap laporan kegiatan praktikum Metodologi
Penelitian Sosial Ekonomi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Desember 2021

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
RINGKASAN........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 3
C. Tujuan dan Kegunaan..................................................................................5
D. Kegunaan Penelitian.....................................................................................5
II. LANDASAN TEORI.......................................................................................7
A. Penelitian Terdahulu.................................................................................... 7
B. Tinjauan Pustaka........................................................................................ 11
C. Kerangka dan Pendekatan Masalah...........................................................21
D. Hipotesis.....................................................................................................23
E. Asumsi-Asumsi..........................................................................................24
F. Pembatasan Masalah..................................................................................24
G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.........................................24
III. METODE PENELITIAN.............................................................................26
A. Metode Dasar Penelitian............................................................................26
B. Metode Penetuan Lokasi Penelitian...........................................................27
C. Metode Penentuan Sampel.........................................................................27
D. Sumber dan Jenis Data...............................................................................28
E. Metode Pengumpulan Data........................................................................30
F. Metode Analisis Data.................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu.............................................................................10


Tabel 3.1. Kriteria Sampel Penelitian dengan Metode Purposive Sampling pada
UMKM Kacang Sangrai Az Zahra Kecamatan Girimarto ...................28

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori UMKM Kacang Sangrai Az-Zahra.........................23

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris dengan sebagian besar penduduknya
memiliki mata pencaharian sebagai petani. Kondisi ini didukung dengan
sumber daya alam serta kondisi iklim tropis yang cocok untuk bertani.
Kelebihan ini menyebabkan pertanian memiliki kontribusi yang cukup besar
dalam PDB Indonesia. Menurut Asyhari et al. (2021), kontribusi pertanian
terhadap PDB di tahun 2018 sebesar 12,81% dengan paling banyak pada
sektor tanaman pangan yakni sebesar 3,3% dan paling rendah pada sektor
pertanian dan perburuan yakni sebesar 0,19%. Produktivitas tanaman pangan
di Indonesia tertinggi adalah ubi kayu sedangkan produktivitas terendah
adalah kacang hijau. Besar kecilnya produktivitas ini dipengaruhi oleh minat
tanam petani.
Kondisi pertanian yang sedemikian rupa juga terjadi di Wonogiri.
Wonogiri merupakan wilayah dengan lahan kering dan sumber air utama
adalah tadah hujan sehingga beberapa komoditas mengalami gagal panen
pada musim kemarau. Hal ini menyebabkan produktivitas tanaman pangan di
Wonogiri terbilang cukup kecil. Menurut Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Wonogiri (2021), produktivitas kacang tanah di Wonogiri tahun
2018 sekitar 13 kuintal per hektare dengan jumlah produksi 34.648 kuintal.
Hal ini menunjukkan bahwa kacang tanah merupakan komoditas dengan
jumlah produksi yang cukup rendah. Produksi kacang tanah tertinggi di
Wonogiri pada Kecamatan Ngadirojo dengan jumlah produksi mencapai
6.100 kuintal dalam satu tahun, sedangkan untuk Kecamatan Girimarto
memiliki produksi kacang tanah sebesar 865 kuintal per tahun.
Jumlah produksi kacang tanah yang relatif kecil ini belum dimanfaatkan
dengan baik oleh masyarakat. Masyarakat umumnya menjual kacang tanah
mentah tanpa diolah sehingga pendapatan yang diterima petani kacang tanah
cukup kecil. Hal ini menyebabkan komoditas kacang tanah belum mampu

1
2

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi kacang tanah tersebut dapat


dimanfaatkan menjadi berbagai olahan makanan dan camilan untuk
menambah nilai jual kacang. Minimnya diversifikasi olahan berbasis kacang
tanah disebabkan kurangnya informasi dan keterampilan masyarakat
mengenai usaha produk olahan kacang tanah.
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan salah satu
bentuk usaha yang paling dekat dengan masyarakat. UMKM menjadi salah
satu kontributor pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Thaha (2020),
tahun 2018 UMKM di Indonesia berjumlah 64,1 juta atau sebanyak 99,9%
dari seluruh usaha yang ada. UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja
sebanyak 116,9 juta dan menyumbang sebanyak 61,07% bagi PDB dengan
sektor UMKM yang paling banyak merupakan sektor makanan dan minuman.
UMKM dinilai menjadi faktor yang penting dalam pertumbuhan
perekonomian di Kabupaten Wonogiri, khususnya Kecamatan Girimarto.
Salah satu UMKM yang berkembang di Girimarto adalah UMKM Azzahra.
Usaha ini bertempat di Jetis RT 02/RW 05, Doho, Girimarto, Wonogiri, Jawa
Tengah 57683. Produk yang dihasilkan usaha ini bervariasi mulai dari
makanan sampai minuman. Ibu Yarpini selaku pemilik usaha, memanfaatkan
hasil pertanian kacang tanah sebagai bahan baku utama pengolahan
produknya. Salah satu produk olahan kacang tanah yang dihasilkan adalah
kacang sangrai. UMKM Kacang Sangrai Az Zahra berdiri sejak tahun 2005
dan hingga saat ini masih terus berjalan dan berkembang. Permintaan akan
produk yang cenderung stabil dan kemudahan dalam memperoleh bahan baku
merupakan kunci utama keberjalanan usaha ini.
Menurut Rawis et al. (2020), kacang sangrai merupakan salah satu
diversifikasi makanan dari olahan kacang tanah. Pembuatan kacang sangrai
dilakukan dengan menggoreng kacang menggunakan media pasir.
Penggorengan menggunakan pasir ini menyebabkan kadar kolestrol dalam
kacang menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan kacang yang digoreng
menggunakan minyak. Produk kacang sangrai Az Zahra merupakan salah
satu produk yang disukai konsumen di Wonogiri. Produk ini selalu laku
3

terjual di pasaran. Tekstur yang renyah dan rasa yang gurih merupakan ciri
khas dari produk yang dapat menarik konsumen. Tidak heran bahwa di setiap
harinya permintaan produk kacang sangrai Az Zahra terus meningkat.
Menurut Njoto (2016), cita rasa merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian
diartikan sebagai proses dimana konsumen melalui tahap-tahap tertentu
dalam melakukan pembelian produk. Tahap ini meliputi tahap pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan
perilaku pasca pembelian. Keputusan pembelian konsumen tersebut
mempertimbangkan faktor lain seperti kualitas produk, harga, kualitas
layanan dan tempat berdirinya usaha.
Faktor pertama yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah
kualitas produk. Kualitas produk diartikan sebagai kemampuan suatu produk
dalam melakukan fungsi-fungsinya. Harga juga merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Harga menjadi pertimbangan
konsumen untuk memperoleh produk yang sebanding dengan uang yang
mereka keluarkan.
Faktor penentu keputusan pembelian yang ketiga adalah kemampuan
perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Lokasi atau
tempat berjalannya usaha merupakan faktor lain yang dapat menentukan
keputusan pembelian konsumen. Tempat penjualan merupakan bagian yang
penting dalam saluran distribusi. Salah satu permasalahan yang dihadapi
UMKM Kacang Sangrai Az Zahra adalah tempat usahanya yang kurang
strategis dan jauh dari pusat kota sehingga lokasinya sulit diakses oleh
konsumen. Sampai saat ini UMKM Az Zahra belum memiliki outlet resmi
sebagai tempat penjualan produknya.

B. Rumusan Masalah
Strategi pemasaran yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan
usaha. Semakin tingginya persaingan antar pengusaha kacang sangrai
mengharuskan pelaku usaha untuk memaksimalkan kemampuannya dalam
mengelola bisnisnya dengan mengembangkan pemasaran. Terdapat banyak
4

faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan


pembelian. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain kualitas produk,
harga, kualitas layanan, dan lokasi. Faktor tersebut nantinya akan
mempengaruhi efektif tidaknya pemasaran yang dilakukan oleh suatu usaha.
Efektifnya suatu pemasaran akan mempengaruhi ketercapaian suatu target
usaha.
Konsumen saat ini sangat teliti dalam mengambil keputusan pembelian
suatu barang dan jasa. Konsumen juga melihat dari faktor harga dalam
mengambil keputusan pembelian. Produk makanan yang enak dengan harga
terjangkau pasti akan memiliki banyak peminat. Apabila harga yang
ditawarkan tidak sesuai dengan produknya maka konsumen akan berpikir dua
kali untuk membeli kembali produk tersebut di kemudian hari. Faktor lokasi
juga berpengaruh dalam keputusan pembelian konsumen. Lokasi yang
strategis pastinya selalu ramai dengan pengunjung karena mudah dijangkau.
Suasana nyaman dan pelayanan baik akan mendukung suatu usaha untuk
memiliki nilai lebih bagi konsumen.
Usaha Kacang Sangrai Az Zahra sangat memperhatikan kualitas
produknya dan harga jual kepada konsumen. Permasalahan usaha ini antara
lain yaitu memiliki lokasi yang tidak strategis dan jauh dari pusat kota dan
belum memiliki outlet sebagai tempat untuk menjual produk. UMKM Az
Zahra juga belum dapat memfasilitasi pengiriman luar daerah dimana pembeli
harus menanggung seluruh biaya dan resiko kerusakan sendiri. Hal ini
tentunya akan menyulitkan konsumen untuk memperoleh produk kacang
sangrai. Sehingga peneliti ingin mengetahui seberapa berpengaruhnya
kualitas produk, harga, kualitas layanan, dan tempat terhadap keputusan
pembelian konsumen pada UMKM kacang sangrai Az Zahra.
Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah yang diangkat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh faktor kualitas produk, harga, kualitas layanan, dan
tempat terhadap keputusan pembelian konsumen pada UMKM kacang
sangrai Az Zahra?
5

2. Bagaimana strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan


strategi pemasaran pada UMKM kacang sangrai Az Zahra?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana pengaruh faktor kualitas produk, harga, kualitas
layanan, dan tempat terhadap keputusan pembelian konsumen pada
UMKM kacang sangrai Az Zahra.
2. Mengetahui bagaimana strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi
permasalahan strategi pemasaran pada UMKM kacang sangrai Az Zahra.

D. Kegunaan Penelitian
Penelitian pada UMKM Kacang Sangrai Az Zahra di Kecamatan
Girimarto Kabupaten Wonogiri diharapkan dapat mempunyai kegunaan
sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan peneliti
tentang saluran distribusi dan margin pemasaran yang berkaitan dengan
masalah yang di hadapi dalam lapangan. Peneliti juga dapat melihat
langsung permasalahan dan memberikan alternatif penyelesaian masalah
pada pemasaran UMKM kacang sangrai Az Zahra di Kecamatan Girimarto
Kabupaten Wonogiri.
2. Bagi Universitas Sebelas Maret
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang akan
dijadikan kajian permasalahan selanjutnya atau menjadi bahan kajian
permasalahan yang sejenis.
3. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dari
mahasiswa mengenai permasalahan distribusi pemasaran yang
dikembangkan dalam bidang agribisnis. Penelitian ini berguna sebagai
sarana informasi tentang pentingnya margin pemasaran berkaitan dengan
6

distribusi pemasaran suatu komoditas pertanian. Adanya penelitian ini


juga diharapkan dapat meningkatkan semangat pemerintah dalam upaya
mengembangkan produksi dan pemantauan terhadap harga komoditas
yang beredar di pasar.
4. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan ilmu yang
berguna bagi masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu
Jayakusumah (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Keputusan Pembelian
Teh Celup Sariwangi (Studi Kasus pada Masyarakat Kota Bekasi)”
menganalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian teh celup Sariwangi. Data yang digunakan
peneliti adalah data primer dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 115
responden serta 28 jumlah variabel yang diteliti. Data yang diolah oleh
peneliti adalah dengan menggunakan analisis faktor sebanyak 27 variabel
yang bisa dianalisa lebih lanjut dan sisanya 1 variabel dikeluarkan karena
nilai MSAnya kurang dari 0,5. Data yang diperoleh dari responden diolah
dengan menggunakan SPSS 12.0 For Windows. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil dari 27 variabel yang dianalisa dengan model
analisis faktor yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian teh celup Sariwangi. Faktor-faktor tersebut terdiri dari 8 faktor
yaitu faktor psikologis dengan eigen value 5.058, faktor produk dengan eigen
value 3.218, faktor sosial dengan eigen value 2.200, faktor distribusi dengan
eigen value 1.653, faktor harga dengan eigen value 1.359, faktor dengan
eigen value 1.292, faktor individu dengan eigen value 1.216, dan faktor
pelayanan dengan eigen value 1.128.
Baharudin dan Marsudi (2018) melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Produk, Harga, Tempat, dan Pelayanan terhadap Kepuasan
Konsumen Kafe Kopi Rolag” menggunakan metode pengambilan sampel
purposive sampling yakni yang sesuai dengan kriteria yang digunakan oleh
penelitian. Terdapat 100 orang sebagai sampel yang didapat dengan cara
mengalikan jumlah indicator variabel dimana diketahui jumlah indikator
sebanyak 20, diantaranya indikator variabel (X) berjumlah 16 dan indikator
variabel (Y) sebanyak 4. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linier berganda dengan tujuan untuk menganalisis

7
8

pengaruh kualitas produk, kualitas layanan, harga, dan lokasi terhadap


keputusan konsumen dalam membeli makanan di Kafe Kopi Rolag. Hasil
penelitian menyatakan bahwa kualitas produk, kualitas layanan, harga, dan
lokasi terbukti secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen di Kafe Kopi Rolag. Produk berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen kafe Kopi Rolag Surabaya dan hasil ini
menunjukkan bahwa semakin bervariasi produk yang dijual maka semakin
tinggi pula tingkat kepuasan konsumen yang didapat. Harga berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan konsumen kafe Kopi Rolag Surabaya yang
menunjukkan bahwa semakin baik penetapan harga yang dilakukan
perusahaan, maka kepuasan konsumen akan semakin meningkat. Tempat
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen kafe Kopi Rolag
Surabaya. Hasil menunjukkan bahwa semakin tepat perusahaan dalam
memilih lokasi dan semakin mudahnya akses menuju lokasi tersebut, maka
akan berdampak pada peningkatan kepuasan konsumen. Pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen kafe Kopi Rolag
Surabaya dan hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kualitas
pelayanan yang diberikan, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan
konsumen yang didapat.
Khasan (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pengambilan
Keputusan Pembelian White Coffee” menganalisis mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi pembelian produk White Coffee. Penelitian ini
dilaksanakan di Hypermart Bangkalan. Sampel yang diambil peneliti yaitu
dengan metode Accidental Sampling. Data yang dianalisis dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
White Coffee adalah budaya, tingkat pendidikan, usia, dan jenis kelamin.
Penelitian yang dilakukan Uzma et al. (2019) yang berjudul “Pengaruh
Word of Mouth, Kualitas Layanan, Kualitas Produk dan Lokasi terhadap
Keputusan Pembelian pada Toko Surya Indah Jombang” bertujuan untuk
9

mengetahui dan menganalisis pengaruh dari word of mouth, kualitas layanan,


kualitas produk, dan lokasi terhadap keputusan pembelian pada Toko Surya
Indah yang berlokasi di Jombang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian
ini diambil dengan menggunakan rumus slovin dengan teknik accidental
sampling. Jumlah responden sebanyak 98 responden sebagai sampel dari
4500 responden sebagai populasi. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat
diketahui bahwa masing-masing variabel yaitu word of mouth, kualitas
layanan, kualitas produk, dan lokasi berpengaruh secara stimulan dan secara
parsial terhadap keputusan pembelian pada Toko Surya Indah Jombang. Hal
ini berarti apabila word of mouth, kualitas layanan, kualitas produk, dan
lokasi ditingkatkan maka keputusan pembelian akan meningkat.
Abdurrahman dan Anggriani (2020) melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan, Harga, dan Lokasi
terhadap Keputusan Pembelian” menggunakan metode pengambilan sampel
accidental sampling yakni pengambilan sampel dengan memilih orang yang
saat itu berbelanja di R. M. Taliwang Cakranegara. Terdapat 50 orang
sebagai sampel dikarenakan jumlah ini telah melebihi jumlah sampel
minimal. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas
produk, kualitas layanan, harga, dan lokasi terhadap keputusan konsumen
dalam membeli makanan di Rumah Makan Taliwang Cakranegara. Hasil
penelitian menyatakan bahwa kualitas produk, kualitas layanan, harga, dan
lokasi terbukti secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen di Rumah Makan Taliwang Cakranegara. Variabel
kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan sedangkan variabel
kualitas layanan, harga, dan tempat secara parsial tidak berpengaruh nyata
terhadap keputusan pembelian konsumen. Kualitas produk merupakan faktor
dominan yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli makanan
di Rumah Makan Taliwang Cakranegara.
10

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
Jayakusumah Analisis Faktor- 1. Analisis regresi 1. Lokasi
(2011) Faktor yang linier berganda penelitian
Mempengaruhi 2. Variabel yang 2. Produk yang
Konsumen dalam diteliti meliputi diteliti
Keputusan kualitas produk,
Pembelian Teh kualitas layanan,
Celup Sariwangi harga, dan lokasi
(Studi Kasus pada
Masyarakat Kota
Bekasi)
Baharudin dan Produk, Harga, 1. Analisis regresi 1. Lokasi
Marsudi Tempat, dan linier berganda penelitian
(2018) Pelayanan 2. Variabel yang 2. Produk yang
Terhadap diteliti meliputi diteliti
Kepuasan kualitas produk,
Konsumen Kafe kualitas layanan,
Kopi Rolag harga, dan lokasi
Khasan Analisis Faktor- 1. Analisis regresi 1. Lokasi
(2018) Faktor yang linier berganda penelitian
Mempengaruhi 2. Variabel yang 2. Produk yang
Perilaku Konsumen diteliti meliputi diteliti
dalam Pengambilan kualitas produk,
Keputusan kualitas layanan,
Pembelian White dan harga.
Coffee
Uzma et al. Pengaruh Word of 1. Analisis regresi 1. Lokasi
(2019) Mouth, Kualitas berganda penelitian
Layanan, Kualitas 2. Variabel yang 2. Variabel
Produk dan Lokasi diteliti meliputi yang diteliti
terhadap kualitas layanan, yaitu word of
Keputusan kualitas produk, mouth
Pembelian pada dan lokasi 3. Produk yang
Toko Surya Indah diteliti
Jombang
Abdurrhaman Pengaruh Kualitas 1. Analisis regresi 1. Lokasi
dan Produk, Kualitas linier berganda penelitian
Anggriani, R. Layanan, Harga, 2. Variabel yang 2. Produk yang
(2020) dan Lokasi diteliti meliputi diteliti
terhadap kualitas produk,
Keputusan kualitas layanan,
Pembelian harga, dan lokasi
Sumber: Jayakusumah (2011), Baharudin dan Marsudi (2018), Khasan
(2018), Uzma et al. (2019), Abdurrahman dan Aggriani (2020)
11

Berdasarkan lima penelitian terdahulu di atas, dapat disimpulkan bahwa


analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian sangat
diperlukan. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli suatu produk.
Mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian akan
memudahkan pemilik usaha dalam mengetahui faktor-faktor apa yang perlu
ditingkatkan agar keputusan pembelian juga meningkat. Berdasarkan
pemahaman terhadap beberapa penelitian terdahulu, peneliti melakukan
analisis terhadap pengaruh kualitas produk, harga, kualitas layanan, dan
tempat terhadap keputusan pembelian produk Kacang Sangrai Azzahra di
Girimarto, Wonogiri.

B. Tinjauan Pustaka
1. Kacang
Kacang tanah mempunyai nilai ekonomi yang tinggi karena
kandungan gizinya terutama protein dan lemak yang tinggi. Kacang tanah
adalah bahan makanan paling banyak digunakan oleh bahan baku industri
yang dapat diolah dalam bentuk lain seperti kacang atom, rempeyek,
manisan, kacang sanghai dan kacang sangrai. Kacang tanah mentah tidak
dapat dikonsumsi secara berlebihan karena dapat menyebabkan penyakit
dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama karena akan mengalami
kerusakan atau pembusukan. Penanganan dan pengolahan diperlukan
untuk menangani masalah tersebut dengan cara mengolah kacang menjadi
kacang sangrai. Kacang sangrai adalah kacang tanah yang diproduksi
tanpa mengubah bentuk dan rasanya. Tingginya nilai tambah yang
diperoleh pelaku usaha agroindustri dapat memicu persaingan menjadi
semakin meningkat baik dalam memperoleh bahan baku maupun
pemasaran produk olahannya (Batas et al., 2020).
Kacang tanah (Arachis hypogaeaL.) merupakan bahan pangan yang
mengandung protein nabati dan lemak yang dibutuhkan manusia. Kacang
tanah memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga banyak dimanfaatkan
sebagai bahan pangan dan bahan industri. Kacang tanah sebagai bahan
12

pangan memang tidak dapat diandalkan sebagai sumber protein,


sedangkan sebagai makanan ringan, banyak digemari. Pengolahan kacang
tanah menjadi berbagai produk industri pangan merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan mendukung program
diversifikasi pangan. Kacang tanah adalah komoditas kacang-kacangan
kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Kacang tanah dikategorikan
sebagai komoditas komersial karena sebagian besar ditujukan untuk
memenuhi permintaan pasar. Salah satu olahan kacang tanah yaitu kacang
sangrai. Kacang sangrai adalah makanan ringan berbahan baku kacang
tanah yang digoreng menggunakan pasir yang telah dipanaskan kemudian
diaduk bersamaan hingga bahan matang merata. Teknologi pengolahan
kacang sangrai melalui beberapa tahapan yaitu pencucian kacang tanah
dengan air bersih, sortasi atau pemisahan kacang gelondongan yang
rmutunya kurang baik, seperti polong yang berubah bentuknya dan
menjadi keriput, polong yang kulitnya rusak atau pecah, terserang hama
atau berjamur, dan polong tidak berbiji. Penyangraian kacang dilakukan
ketika kacang sudah melalui proses pengeringan dengan bantuan sinar
matahari sampai kadar air kacang tanah mengalami penurunan yang dapat
mempercepat waktu penyangraian. Kacang sangrai yang sudah
matangharus disimpan dalam tempat yang kedap udara seperti karung
yang sudah dilapisi plastik agar daya simpan menjadi lebih lama
(Leonita et al., 2020).
2. Pemasaran
Pemasaran merupakan fungsi organisasi dan serangkaian proses
untuk mencitakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada
pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemegang kepentingan. Pemasaran
berbeda dengan penjualan. Penjualan lebih ditekankan pada transaksi dan
merupakan bagian dari pemasaran. Pasar saat ini telah mengalami
perubahan yang diakibatkan oleh pengaruh kekuatan kemasyarakatan yang
menghasilkan kemampuan baru konsumen dan perusahaan. Kekuatan
13

tersebut menciptakan peluang dan tantangan. Manajemen pemasaran turut


berubah secara signifikan seiring perubahan pemasaran untuk mencapai
kesuksesannya. Perangkat pemasaran yaitu bauran pemasaran atau
marketing mix. Elemen tersebut yaitu 4P yang terdiri dari produk, harga,
tempat, dan promosi. Bauran pemasaran nantinya dapat digunakan untuk
mempengaruhi konsumen (Jatmiko et al., 2020).
Pemasaran merupakan ujung tombak dari serangkaian kegiatan
usaha yang bergerak dalam bidang jasa ataupun barang. Pemasaran juga
sangat menentukan apakah usaha yang dijalankan mampu bertahan dan
menghasilkan laba atau tidak. Produksi dan pemasaran memiliki
keterkaitan yang erat. Peningkatan produksi tidak akan berjalan baik bila
tidak ada dukungan sistem pemasaran yang dapat menyerap hasil produksi
pada tingkat harga yang layak. Tiap unit agroindustri dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya dihadapkan pada faktor lingkungan eksternal, yaitu
lingkungan yang berada di luar unit usaha yang bisa berupa peluang
dan ancaman (opportunities and threats) sedangkan lingkungan internal
adalah lingkungan yang berada dalam unit usaha itu sendiri yang bisa
berupa kekuatan dan kelemahan (strengths and weakness). Usaha rumahan
seperti UMKM perlu merumuskan strategi pemasaran untuk
mengembangkan usahanya dan menjawab tantangan yang dihadapi dalam
ketidakpastian ekonomi global (Darmawanti et al., 2012).
3. Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran
dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan
yang unggul. Manajemen pemasaran adalah serangkaian proses yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan suatu nilai bagi para
pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan mereka agar
tercipta suatu nilai dari para pelanggan tersebut. masalah inti kegiatan
pemasaran adalah masalah bauran pemasaran (marketing mix phenomena).
Masalah bauran pemasaran (marketing mix phenomena) ialah kombinasi
14

empat masalah kegiatan yang merupakan masalah inti kegiatan


pemasaran yakni masalah produk (product phenomena), masalah harga
(price phenomena), masalah distribusi (distribution /place phenomena)
dan masalah promosi (promotion phenomena). masalah produk (product
phenomena). Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke suatu pasar untuk memuaskan keinginan atau
kebutuhan termasuk kemasan, merek, label, warna, prestise
perusahaan, prestise pengencer, pelayanan perusahaan dan pelayanan
pengencer. Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa,
pengalaman, peristiwa, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan.
Harga (price) adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah barang beserta
pelayanannya. Distribusi (distribution) adalah saluran yang digunakan oleh
produsen untuk menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen
(Evelina et al., 2019).
Manajemen pemasaran dimaksudkan untuk membangun hubungan
yang menguntungkan dengan konsumen sasaran. Perusahaan yang akan
merancang dan melaksanakan strategi pemasaran perlu memahami lima
konsep berupa konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep
pemasaran, dan konsep pemasaran berwawasan sosial. Manajemen
pemasaran merupakan bagian terpenting dalam kegiatan industri baik
besar maupun kecil. Masih terdapat banyak cara untuk mengatasi
permasalahan proses produksi seberat dan sesulit apa pun proses produksi.
Utamanya pemilik modal besar dimana segala sesuatu terkait aspek
produksi dapat dijalankan oleh orang lain yang dibayar. Pemasaran tidak
dapat mengandalkan orang lain yang dibayar melainkan harus dikelola
sebaik-baiknya. Manajemen pemasaran mencakup hal-hal seperti
bagaimana cara memuaskan kebutuhan pelanggan, dengan memahami
konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran,
dan konsep pemasaran berwawasan sosial beserta keterkaitannya.
Langkah langkah manajemen pemasaran seperti analisis
15

internal dan eksternal melalui metode SWOT dan


menentukan isu strategis, menetapkan jalurpemasaran yang akan dipilih,
perencanaan (planning) pemasaran, pengorganisasian (organisizing)
pemasaran, penggerakan (actuating) pemasaran, dan pengendalian
(controlling) pemasaran (Emiliasari et al., 2020).
4. Kualitas Produk
Kualitas merupakan kemampuan produk untuk memuaskan
kebutuhan atau keinginan konsumen. Kualitas produk juga dapat diartikan
sebagai totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung
pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau
tersirat. Kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya ini
meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan
perbaikan serta atribut bernilai lainya sehingga produk dapat dikatakan
memiliki tingkatan mutu yang baik. Produk pada dasarnya memiliki
tingkatan mutu mulai dari mutu rendah, mutu sedang, mutu baik, hingga
mutu prima. Mutu atau kualitas produk ini dapat diukur secara objektif
jika konsumen telah memiliki persepsi terhadap produk tersebut. Tuntutan
terhadap kualitas suatu produk sudah menjadi suatu keharusan yang harus
dipenuhi oleh perusahaan, jika tidak menginginkan konsumen yang telah
dimilikinya beralih ke produk-produk pesaing lainnya yang dianggap
memiliki kualitas produk yang lebih baik (Ristanto dan Aditya, 2021).
Adanya persaingan yang cukup ketat terkait pemasaran hasil
pertanian di pasar global, menuntut perananan kualitas produk dan
kemampuan antisipasi pasar. Kontinuitas bahan baku pertanian perlu
dijamin baik dalam kuantitas maupun kualitas sehingga produk hasil
pertanian dan turunannya dapat tetap menerobos pasar global. Saat ini,
Indonesia belum mampu bersaing di pasar internasional dikarenakan nilai
tambah yang dihasilkan dari produk pertanian dan pemanfaatan
keunggulan produk pertanian tersebut masih relatif kecil. Preferensi
konsumen dalam membeli suatu produk ditentukan oleh kualitas produk
tersebut yang ditinjau dari sisi rasa, warna, kesegaran, warna, maupun
16

aroma. Konsumen lebih mengutamakan mutu atau kualitas produk yang


dapat dilihat dari tingkat kesegaran produk. Peningkatan mutu atau
kualitas produk ini dapat dilakukan mulai dari meningkatkan kualitas
bahan baku produksi hingga ke tahap produksi yang tetap memperhatikan
aspek kesehatan hingga produk sampai ke tangan konsumen. Upaya ini
dilakukan agar unit usaha dapat menghasilkan produk dengan kualitas
yang baik dan memenuhi selera konsumen (Probowati et al., 2016).
5. Harga
Harga merupakan suatu nilai tukar antara barang dengan produk
dalam bentuk uang atau barang lain dengan maksud untuk memperoleh
manfaat dari suatu barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen akan suatu produk. Persepsi atas harga memiliki
pengaruh yang besar terhadap keputusan pembelian. Persepsi harga
memberikan penjelasan terhadap informasi tentang produk dan
mengakomodasi makna produk bagi konsumen. Harga yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan peningkatan keuntungan jangka pendek, tetapi akan
sangat sulit untuk menjangkau konsumen dan bersaing di pasar.
Sebaliknya, jika harga yang ditawarkan terlalu murah, pangsa pasar
akan meningkat tetapi margin kontribusi dan laba bersih akan menurun
(Vydiamanta et al., 2021).
Konsumen memiliki kecenderungan untuk membandingkan harga
suatu produk di satu toko dengan toko lainnya. Hal ini dapat
mempengaruhi keputusan pembelian produk. Harga yang lebih terjangkau
akan memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi sehingga mampu
meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk. Loyalitas konsumen
ini juga akan terbentuk ketika harga suatu produk mampu bersaing dengan
harga produk sejenis di pasaran. Komponen harga juga dipengaruhi oleh
kesesuaian produk dengan selera, sehingga untuk beberapa produk yang
disukai konsumen maka harga tidak lagi menjadi penentu keputusan
pembelian. Selain itu, manfaat juga turut serta mempengaruhi keputusan
pembelian produk menurut harga. Semakin lengkap manfaat yang
17

ditawarkan dan semakin terjangkau harga produk tersebut, maka kepuasan


konsumen terhadap produk akan semakin tinggi (Arista et al., 2021).
6. Kualitas Layanan
Kualitas layanan merupakan hasil dari proses evaluasi di mana
pelanggan membandingkan persepsi mereka terhadap pelayanan dan
hasilnya dengan apa yang mereka harapkan. Kualitas layanan didefiniskan
dari sudut pandang konsumen yang secara terus-menerus mampu
memenuhi bahkan melampaui harapan konsumen tersebut. Kualitas
layanan dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu service triangle (segitiga
pelayanan) dan total quality service. Service triangle merupakan suatu
model manajemen interaktif antara perusahaan dengan pelanggannya.
Model ini memiliki tiga komponen utama yaitu strategi layanan, sumber
daya manusia yang memberikan layanan, dan sistem layanan. Total
quality service merupakan penjabaran dari segitiga layanan dengan lima
elemen atau komponen terkait, yaitu riset pasar dan pelanggan, perumusan
strategi, pendidikan, pelatihan, dan komunikasi, penyempurnaan proses,
serta penilaian, pengukuran, dan umpan balik. Kedua model ini penting
untuk diterapkan secara berkesinambungan untuk menjaga kualitas
layanan agar unit usaha mampu bersaing di pasar (Firmansyah, 2019).
Pelayanan dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas dua
komponen yaitu service operations yang tidak diketahui keberadaannya
oleh pelanggan dan service delivery yang diketahui oleh pelanggan.
Pelayanan sangat berkaitan dengan pemberian kepuasan terhadap
pelanggan. Kualitas pelayanan yang baik dapat memberikan kepuasan
yang tinggi terhadap pelanggan. Kualitas layanan dapat dievaluasi dengan
menggunakan kerangka perencanaan strategi dan analisis yang dianalisis
dengan beberapa dimensi. Dimensi pertama adalah bukti fisik seperti
kebersihan ruangan, tempat parkir, keterampilan pegawai, maupun sarana
komunikasi yang digunakan oleh unit usaha. Kedua, empati yang meliputi
kemudahan dalam komunikasi, perhatian, dan cara perusahaan memahami
kebutuhan konsumen, ketiga adalah keandalan atau kemampuan
18

memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan. Keempat, daya tanggap


atau kemampuan memberikan pelayanan secara cepat. Kelima adalah
jamian yang mencakup pengetahuan, kesopanan, sifat dapat
dipercaya, dan bebas dari bahaya, risiko, atau keragu-raguan
(Wiharso dan Alexandri, 2020).
7. Tempat atau Lokasi
Place (tempat) merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan
atas saluran distribusi. Tempat atau lokasi berhubungan dengan bagaimana
cara penyampaian kepada para pelanggan dan dimana lokasi yang
strategis. Tempat juga diartikan sebagai dimana perusahaan harus
bermarkas dan melakukan operasi. Pemilihan tempat merupakan hal perlu
diperhatikan dalam menjalankan usaha. Pertama, karena tempat
merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat mengurangi
fleksibilitas masa depan usaha, hal ini berhubungan dengan apakah tempat
tersebut telah dibeli atau disewa. Kedua, tempat akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan usaha di masa mendatang. Seorang yang akan
menjalankan bisnis perlu memilih area yang mampu untuk tumbuh dari
segi ekonomi sehingga dapat mempertahankan kelangsungan usaha
(Husen et al., 2018).
Lokasi merupakan suatu area yang digunakan dalam pembuatan
produk agar produk tersebut tersedia bagi pelanggan sasaran. Lokasi juga
diartikan sebagai letak toko atau pengecer pada daerah yang strategis
sehingga dapat memaksimalkan keuntungan yang diperoleh. Penentuan
lokasi atau tempat usaha yang tepat akan menjadi faktor penentu dari
keberhasilan usaha tersebut di masa yang akan datang. Terdapat faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilik lokasi usaha,
diantaranya: (1) Akses, pemilihan lokasi harus yang mudah dijangkau
sarana transportasi umum; (2) Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat
dengan jelas dari tepi jalan atau jarak pandang normal; (3) Tempat untuk
parkir yang luas, aman, dan nyaman; (4) Ekspansi, yaitu tersedia tempat
19

yang cukup luas yanga nantinya dapat digunakan untuk perluasan usaha di
kemudian hari (Senggetang et al., 2019).
8. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan kegiatan memecahkan masalah
yang dilakukan oleh seorang individu dalam pemilihan alternatif perilaku
yang sesuai dari dua atau lebih alternatif perilaku dan dianggap sebagai
tindakan yang paling tepat dalam membeli dengan terlebih dahulu melalui
tahapan proses pengambilan keputusan. Setiap proses pengambilan
keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final yang bisa berupa
tindakan atau opini terhadap pilihan tersebut. Seorang konsumen dalam
menentukan keputusan pembelian terlebih dahulu melalui tahapan yang
meliputi: (1) Pengenalan masalah, dimana konsumen mengenali kebutuhan
atau masalah. Kebutuhan tersebut dapat ditimbulkan oleh rangsangan
internal atau eksternal; (2) Pencarian informasi, pencarian informasi ini
dapat bersifat aktif yaitu dengan mengunjungi beberapa toko untuk melihat
perbandingan harga dan kualitas, ataupun bersifat pasif yaitu dengan
membaca iklan di majalah atau media lain tanpa mempunyai tujuan khusus
tentang gambaran produk yang diinginkan; (3) Evaluasi alternatif, dimana
konsumen melakukan penilaian tentang beberapa alternatif yang ada.
Evaluasi mencerminkan keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perilaku
pembelian; (4) Keputusan pembelian, dimana konsumen menentukan
pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak; (5) Perilaku pasca
pembelian, setelah membeli produk konsumen akan mengalami beberapa
tingkat kepuasan atau tidak ada kepuasan (Firmansyah, 2018).
Keputusan pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa
karakteristik dari responden. Karakteristik responden tersebut meliputi
umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendapatan.
Keputusan pembelian dapat dikaji berdasarkan dua indikator yaitu
kemantapan membeli dan melakukan pembelian ulang. Umur merupakan
kemampuan berpikir dan cara pandang seseorang dalam penentuan sikap
dan tindakan guna memiliki sesuatu. Tingkatan pendidikan
20

menggambarkan persepsi seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu


produk. Konsumen memiliki pemikiran yang luas dan terbuka akan
manfaat yang diperoleh dari konsumsi suatu produk tertentu. Pendidikan
sebagai faktor yang terkait dengan perilaku orang dan melalui pendidikan
akan mendewasakan orang untuk memilih dan membuat keputusan terbaik
dan tepat dalam pembelian suatu produk. Jumlah anggota keluarga dan
besaran pendapatan juga akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian
(Timisela et al., 2021).
9. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Validitas dari suatu perangkat tes diartikan sebagai kemampuan
suatu alat untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas
instrumen mempermasalahkan sejauh mana pengukuran tepat dalam
mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen dapat dikatakan valid
apabila dapat mengungkap data dari variabel secara tepat tidak
menyimpang dari keadaan yang sebenarnya. Validitas menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur mengukur secara tepat masalah yang ingin
diukur. Penelitian yang melibatkan variabel/konsep yang tidak dapat
diukur secara langsung, validitasnya menjadi tidak sederhana, di dalamnya
juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat
empiris/indikator (Ovan dan Saputra, 2020).
10. Uji Reliabilitas
Realibilitas adalah merupakan koefisien yang menujukan sejauh mana
suatu instrumen/alat pengukur dapat dipercaya, artinya apabila suatu
instrumen digunakan berulang-ulang untuk mengukur sesuatu yang sama,
maka hasilnya relatif stabil atau konsisten. Secara empiris tinggi
rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien
reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1, dimana semakin tinggi angka
reliabilitas berarti semakin konsisten hasil pengukuran, akan tetapi secara
empiris koefisien reliabilitas yang mencapai angka 1 jarang dijumpai.
21

Kofisien reliabilitas besarnya ditentukan oleh satu dikurangi dengan


perbandingan varians kesalahan pengukuran dan varians skor tampak
(Khumaedi, 2012).
Setelah menguji validitas maka perlu juga menguji reliabilitas data,
apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak. Pengujian reliabilitas dapat
menggunakan beberapa rumus diantaranya belah dua dari spearmen
brown, kuder richardson-20, anova hoyt, dan alpha. Saat menggunakan
rumus belah dua dari spearmen brown sebaiknya jumlah pertanyaannya
genap sehingga memudahkan dibelah (Hidayat, 2021).
11. Analisis Regresi
Regresi linier terbagi menjadi regresi linier sederhana dan regresi
linier berganda. Regresi linier berganda digunakan untuk menelusuri pola
hubungan antara variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas.
Berdasarkan suatu penelitian, regresi linier berganda lebih baik jika
dibandingkan dengan metode fuzzy dan jaringan syaraf tiruan. Model
regresi linier berganda dapat dinyatakan dalam bentuk perkalian matriks.
Selanjutnya, perhitungan nilai-nilai koefisien regresi dapat dicari dengan
menggunakan eliminasi Gauss (Padilah dan Adam, 2019).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah


Kacang tanah menjadi salah satu sumber gizi bagi masyarakat karena
mengandung sumber protein nabati. Kacang tanah dikonsumsi rumah tangga
baik berupa kacang tanah dengan kulit maupun tanpa kulit. Industri makanan
membutuhkan kacang tanah untuk diolah menjadi berbagai jenis makanan
ringan. Kebutuhan dan permintaan kacang tanah dari sektor industri makanan
olahan memacu peningkatan pendapatan petani di berbagai daerah. Makanan
olahan dengan bahan baku kacang tanah mengalami permintaan yang
semakin meningkat. Salah satu olahan kacang tanah yaitu kacang sangrai dari
UMKM Az Zahra. UMKM Az Zahra merupakan produsen kacang sangrai di
wonogiri yang sampai saat ini masih terus berkembang dan berjalan. Kacang
sangrai UMKM Az Zahra memiliki permintaan yang cenderung stabil.
Indikator pembelian kacang sangrai UMKM Az Zahra antara lain yaitu
22

kualitas produk, kualitas pelayanan, harga, dan tempat. Kualitas produk


mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang
mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan, kemudahan
dalam pengemasan dan reparasi produk dan dapat berarti ketika konsumen
merasa puas dimana hasil evaluasi konsumen menunjukkan bahwa produk
yang mereka gunakan berkualitas. Kualitas pelayanan adalah kemampuan
perusahaan dalam memberikan pelayanan terbaik yang bermutu dibandingkan
dengan pesaingnya. Harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan
untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau
jasa. Lokasi atau tempat merupakan kedudukan secara fisik yang mempunyai
fungsi strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan
usaha. Faktor kualitas produk, harga, kualitas layanan dan tempat nantinya
akan mempengaruhi keputusan pembelian kacang sangrai pada UMKM Az
Zahra. Keputusan pembelian adalah suatu proses pengambilan keputusan
akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak
melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan kegiatan
sebelumnya. Adapun kerangka teori dapat dilihat pada gambar 2.1.
23

UMKM Kacang
Az Zahra

Indikator
Pembelian
H1 H2 H3 H4

Kualitas Harga Kualitas Tempat


Produk (X1) (X2) Layanan (X3) (X4)

Analisis Linear Berganda

H5 Faktor yang Mempengaruhi


Keputusan Pembelian
(Y)
Gambar 2.1 Kerangka Teori Pendekatan Masalah

D. Hipotesis
1. Kualitas produk, harga, kualitas layanan, dan tempat diduga berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen.
2. Kualitas produk (X1) diduga berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen.
3. Harga (X2) diduga berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen.
4. Kualitas layanan (X3) diduga berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen.
5. Tempat (X4) diduga berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen.
24

E. Asumsi-Asumsi
1. Responden yang dipilih peneliti merupakan masyarakat yang membeli
produk kacang sangrai di UMKM Kacang Sangrai Az Zahra Kecamatan
Girimarto Kabupaten Wonogiri.
2. Keputusan yang diambil oleh responden merupakan keputusan logis
dengan mempertimbangkan variabel-variabel kacang sangrai yang
diteliti.
3. Variabel-variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini dianggap
tidak berpengaruh.

F. Pembatasan Masalah
1. Penelitian mengambil studi kasus pada UMKM Kacang Sangari Azzahra
di Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri milik Ibu Yarpini.
2. Responden dari penelitian yaitu konsumen produk Kacang Sangrai
Azzahra yang bertempat tinggal di Kabupaten Wonogiri.
3. Data yang dianalisis berupa data primer yang diperoleh dari kuisioner
yang sudah di isi oleh responden kemudian dianalisis menggunakan
analisis regresi berganda dengan beberapa pengujian meliputi uji
validitas, uji reliabilitas, uji heteroskedasitas, uji multikolinearitas, dan
uji normalitas.

G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel


1. Permintaan Kacang Sangrai Az Zahra adalah jumlah Kacang Sangrai Az
Zahra yang dikonsumsi oleh konsumen (rumah tangga dan industri) di
kawasan Girimarto Kabupaten Wonogiri. dinyatakan dalam satuan
kilogram pertahun.
2. Harga Kacang Sangrai Az Zahra adalah harga riil Kacang Sangrai Az
Zahra pada setiap tahunnya yang di deflasi dan dinyatakan dalam satuan
rupiah per kilogram.
3. Pendapatan keluarga yang dimaksud merupakan penghasilan riil dari
seluruh anggota rumah tangga yang digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga.
25

4. Jumlah anggota keluarga merupakan seluruh anggota keluarga yang


tinggal dalam satu atap yang dinyatakan dalam satuan orang.
5. Analisis korelasi merupakan alisis yang digunakan untuk mengetahui
kuat lemah hubungan antara permintaan Kacang Sangrai Az Zahra
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Kacang Sangrai Az
Zahra di kawasan Girimarto Kabupaten Wonogiri.
6. Analisis regresi merupakan analisis statistik yang berguna untuk
mengetahui besar dan arah pengaruh permintaan Kacang Sangrai Az
Zahra di kawasan Girimarto Kabupaten Wonogiri terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
7. Uji koefisien determinasi (R²) adalah uji untuk menunjukkan seberapa
besar proporsi sumbangan variabel bebas secara bersama-sama terhadap
permintaan Kacang Sangrai Az Zahra di kawasan Girimarto Kabupaten
Wonogiri.
8. Uji F adalah uji untuk mengetahui pengaruh nyata seluruh variabel bebas
yang diteliti Secara bersama-sama terhadap permintaan Kacang Sangrai
Az Zahra di Kawasan Girimarto Kabupaten Wonogiri.
9. Uji T adalah uji untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
bebas secara parsial terhadap permintaan Kacang Sangrai Az Zahra di
Kawasan Girimarto Kabupaten Wonogiri.
10. Uji multikolinieritas adalah uji untuk mengetahui apakah dalam regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
11. Korelasi antara kesalahan pengganggu periode tertentu (t) dengan
kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan data berupa angka-
angka. Metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivism, yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Penelitian
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2013).
Berdasarkan dari perspektif tujuannya, penelitian kuantitatif memiliki
beberapa poin, di antaranya bertujuan untuk mengembangkan model
matematis, dimana penelitian ini tidak sekedar menggunakan teori yang
diambil dari kajian literatur atau teori saja, tetapi juga penting sekali untuk
membangun hipotesis yang memiliki keterhubungan dengan fenomena
alam yang akan diteliti. Jadi, penelitian kuantitatif ini memiliki tujuan
penting dalam melakukan pengukuran. Pengukuran dapat dikatakan sebagai
pusat penelitian, karena dari hasil pengukuran akan membantu dalam
melihat hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dengan
hasil data secara kuantitatif. Adapun tujuan lain, yaitu membantu dalam
menentukan hubungan antar variabel dalam sebuah populasi. Pengukuran
juga membantu dalam menentukan desain penelitian. Membicarakan desain
penelitian kuantitatif, memiliki dua bentuk, yaitu studi deskriptif dan studi
eksperimental.
Dikatakan penelitian studi deskriptif apabila peneliti hanya
melakukan uji relasi antar variabel hanya sekali saja. Sedangkan yang
dimaksud dengan penelitian studi eksperimen apabila peneliti melakukan
pengukuran antar variabel dilakukan sebelum dan sesudah penelitian. Jadi,
pengukuran sebelum dan sesudah ini tidak lain dilakukan untuk mengetahui
sebab akibat. Dapat pula digunakan untuk mengetahui fenomena apa saja
yang dilakukan penelitian.

26
27

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian


Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive).
Menurut Wicaksono dan Sunaryanto (2021), pemilihan lokasi penelitian
dengan sengaja (purposive) yaitu dengan cara penentuan yang sengaja karena
pertimbangan tertentu. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Girimarto,
Kabupaten Wonogiri. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten Wonogiri memiliki
luas lahan pertanian yang tinggi dan banyak UMKM yang sedang
berkembang, salah satunya UMKM Kacang Sangrai Azzahra yang terletak di
Kecamatan Girimarto. Keunggulan UMKM Azzahra ini adalah
kemampuannya bertahan diantara banyaknya usaha serupa di Wonogiri.
Kualitas dan pengolahan produk yang secara tradisional menjadi daya tarik
peneliti untuk menjadikannya lokasi penelitian.

C. Metode Penentuan Sampel


Pengambilan sampel responden dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling. Menurut Irawan dan Kusuma (2019), purposive
sampling merupakan metode sampling yang membatasi sampel dengan
kriteria tertentu. Batasan ditetapkan berdasarkan pertimbangan
kebermanfaatan dan kerepresentatifan sampel. Penetapan kriteria tersebut
juga didasarkan atas tujuan penelitian. Kriteria atau batasan sampel yang
diambil, antara lain:
1. Seluruh konsumen yang pernah melakukan transaksi pembelian kacang
sangrai di UMKM Kacang Sangrai Az Zahra Kecamatan Girimarto,
Kabupaten Wonogiri.
2. Konsumen pernah membeli kacang sangrai Az Zahra di reseller dan agen
yang berada di Kabupaten Wonogiri.
3. Konsumen bertempat tinggal di Kabupaten Wonogiri.
Berdasarkan kriteria tersebut dapat dihitung jumlah sampel yang
memenuhi kriteria dengan cara mengumpulkan data mengenai konsumen
kacang sangrai Az Zahra. Data diperoleh dengan melakukan wawancara
bersama pemilik untuk mengetahui konsumen dan jumlah pembelian untuk
konsumen yang merupakan reseller dan agen. Berdasarkan data yang
28

diperoleh dari hasil wawancara bersama pemilik, didapatkan penghitungan


sampel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Sampel Penelitian dengan Metode Purposive Sampling
pada UMKM Kacang Sangrai Az Zahra Kecamatan Girimarto,
Kabupaten Wonogiri
No. Kriteria Jumlah
2. Total konsumen yang pernah melakukan 11
transaksi pembelian kacang sangrai di UMKM
Kacang Sangrai Az Zahra Kecamatan Girimarto,
Kabupaten Wonogiri tahun 202
3. Konsumen membeli kacang sangrai Az Zahra di 125
reseller, dan agen yang berada di Kabupaten
Wonogiri tahun 2020
4. Konsumen berdomisili di luar Kabupaten (88)
Wonogiri
Total konsumen yang dijadikan sampel 48
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa dengan
mempertimbangkan beberapa kriteria sampel, maka diperoleh jumlah sampel
yang memenuhi kriteria. Kriteria dijadikan sebagai batasan agar sampel yang
diambil representatif dan dapat menjawab tujuan penelitian. Data yang diolah
merupakan data transaksi pembelian di UMKM Kacang Sangrai Az Zahra
Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri selama 1 tahun terakhir.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut didapatkan jumlah sampel sebanyak 48
responden.

D. Sumber dan Jenis Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung
dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Menurut
Nurwanda dan Badriah (2020), data primer dapat diperoleh dari sumber
data secara langsung, diamati dan dicatat, seperti wawancara, observasi
dan dokumentasi. Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab
29

pertanyaan-pertanyaan penelitian. Pengumpulan data primer merupakan


bagian internal dari proses penelitian dan yang seringkali diperlukan untuk
tujuan pengambilan keputusan. Data primer dianggap lebih akurat, karena
data ini disajikan secara terperinci. Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data primer pada penelitian ini adaah dengan wawancara
serta menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya yang
ditujukan kepada pemilik UMKM Kacang Sangrai Az Zahra. Data primer
yang dibutuhkan antara lain yaitu kualitas produk, harga produk, tempat
penjualan produk, layanan konsumen, pembelian produk, dan kacang
sangrai Az Zahra.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data publikasi yang dikumpulkan tidak
hanya untuk keperluan satu riset tertentu saja. Data sekunder merupakan
data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk. Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Menurut Halin et al. (2017), data sekunder mencakup informasi yang telah
dikumpulkan dan hanya mungkin relevan dengan permasalahan yang ada.
Sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang sudah
diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan dalam statistik biasanya
tersedia pada kantor-kantor pemerintahan, biro jasa data, perusahaan
swasta atau badan lain yang berhubungan dengan pengunaan data. Data
sekunder didapat dari lembaga maupun perusahaan atau pihak-pihak yang
berkaitan dengan penelitian ini.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti
berkaitan dengan data seperti keakurasian data. Langkah yang perlu
ditempuh peniliti. Pertama, kemampuan data yang tersedia untuk
menjawab masalah atau pertanyaan (kesesuaian dengan pertanyaan
penelitian). Kedua, kesesuain antara periode waktu tersedianya data
dengan periode waktu yang diinginkan dalam penelitian. Ketiga, kesesuian
antara populasi data yang ada dengan populasi yang menjadi perhatian
30

peneliti. Kelima, relevansi dan konsistensi unit pengukur yang digunakan.


Keenam, biaya yang dipergunakan untuk mengumpulkan data sekunder.
Ketujuh, kemungkinan biasa yang ditimbulkan oleh data sekunder.
Terakhir yaitu dapat atau tidaknya dilakukan pengujian terhadap akurasi
pengumpulan data. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu kacang, pemasaran, manajemen pemasaran, kualitas produk, harga,
kualitas layanan, tempat penjualan, keputusan pembelian, dan hal-hal lain
yang relevan dengan usaha kacang sangrai UMKM Az Zahra. Data
sekunder penelitian ini berasal dari laporan tertulis UMKM. Data
penelitian ini juga merupakan hasil studi literatur yang diperoleh dari
internet baik berbentuk jurnal maupun buku.

E. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam
penelitian. Metode pengumpulan data sebagai cara untuk mengumpulkan
informasi dan data yang diperlukan guna diolah dalam kegiatan penelitian.
Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki
kredibilitas tinggi, dan begitu pula sebaliknya. Metode pengumpulan data
yang dilakukan yaitu terdiri dari observasi (pengamatan), wawancara, dan
dokumentasi. Adapun penjelasan dari masing-masing cara pengumpulan data
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukaan melalui
sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku objek sasaran. Teknik ini dilakukan dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti, yakni
konsumen dengan kriteria yang diharapkan oleh peneliti. Observasi yang
dilakukan dalam penelitian adalah observasi berstruktur, artinya dalam
melakukan observasi penulis mengacu pada pedoman yang telah disiapkan
terlebih dahulu oleh penulis.
31

2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya
jawab lisan yang berlangsung dua arah, artinya pertanyaan datang dari
pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.
Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap
muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang
melengkapi kata-kata secara verbal. Teknik wawancara yang digunakan
adalah interview di mana cara yang digunakan untuk mendapatkan data
dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan responden.
3. Pencatatan
Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pencatatan terhadap
hasil wawancara pada kuisioner maupun data yang diperoleh dari sumber
data sekunder yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian. Pencatatan
pertama dilakukan dengan cara melakukan pencatatan terhadap hasil
wawancara pada kuisioner maupun data yang diperoleh dari sumber data
sekunder yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian. Setelahnya akan
dilakukan pengolahan lanjutan sehingga data yang tercatat menjadi lebih
rinci dan terorganisir.
4. Dokumentasi
Dokumentasi ini dapat diartikan sebagai cara pengumpulan data
dengan cara memanfaatkan data-data berupa buku, catatan (dokumen) di
mana metode yang digunakan adalah metode dokumenter yakni sumber
informasinya berupa bahan-bahan tertulis atau tercatat. Pada metode ini
petugas pengumpuan data tinggal mentransfer bahan-bahan tertulis yang
relevan pada lembaran-lembaran yang telah disiapkan untuk mereka
sebagaimana mestinya. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden.

F. Metode Analisis Data


Metode analisis data merupakan tahapan penting dalam proses
penelitian dimana data yang sudah dikumpulkan dikelola untuk diolah dalam
rangka menjawab permasalahan yang ada. Analisis data adalah proses
32

mencari dan menyusun hasil observasi, wawancara, pencatatan, dan


dokumentasi secara sistematis. Analisis data bertujuan untuk
mendeskripsikan data agar mudah dipahami. Metode analisis data yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji regresi berganda, terlebih dahulu perlu
dilakukan pengujian terhadap instrumen pengumpul data dan uji asumsi
klasik dari suatu variabel penelitian. Menurut Yusup (2018), baik tidaknya
suatu instrumen penelitian ditentukan oleh validitas dan reliabilitasnya. Uji
asumsi klasik merupakan prasyarat dari analisis regresi berganda.
Pengujian ini perlu untuk dilakukan agar penaksiran parameter dan
koefisien regresi tidak bias. Menurut Tarumasely (2021), apabila setelah
dilakukan uji asumsi klasik terhadap data pengamatan dan diperoleh hasil
yang menunjukkan tidak adanya masalah, maka semua uji asumsi klasik
memenuhi syarat untuk melakukan analisis regresi berganda. Pengujian
asumsi klasik meliputi uji normalitas, multikolinieritas, dan
heteroskedasitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat
pengukur dapat mengukur apa yang ingin dukur. Data yang valid akan
diperoleh apabila instrumen atau alat yang digunakan untuk
mengevaluasi datanya valid. Apabila suatu alat ukur sudah dikatakan
valid maka selanjutnya dapat dilakukan uji reabilitas alat ukur, namun
apabila alat ukur yang digunakan sebelumnya dikatakan tidak valid,
maka harus dilakukan evaluasi atau penggantian dengan alat ukur
yang lebih tepat dan efektif. Rumus untuk menguji validitas data
adalah sebagai berikut:

Keterangan:
R = Koefisien validitas item yang dicari
33

X = Skor yang diperoleh subyek dalam setiap item


Y = Skor total yang diperoleh subyek dari seluruh item
ƩX = Jumlah skor dalam distribusi X
ƩY = Jumlah skor dalam distribusi Y
ƩX2 = Jumlah kuadrat masing-masing skor X
ƩY2 = Jumlah kuadrat masing-masing skor Y
n = Banyak responden
Kriterian pengujiannya adalah:
rhitung > rtabel : Valid
rhitung > rtabel : Tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang
tinggi apabila tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Instrumen
dikatakan reliabel saat instrumen tersebut dapat mengungkapkan data
yang bisa dipercaya. Menurut Sopiyan (2019), instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Instrumen dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha lebih besar
dari 0,60. Pengukuran koefisien keandalan (reliability) digunakan
rumus Croanbach Alpha sebagai berikut:

Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya jumlah item

= Jumlah varians skor item

Jumlah skor total


34

c. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika
terjadi korelasi yang kuat, maka dapat dikatakan terjadi masalah
multikolinearitas dalam model regresi. Pedoman suatu model regresi
yang bebas multikolinearitas adalah yang mempunyai nilai VIF
(Variance Influence Factor) lebih kecil dari 10 dan mempunyai angka
mendekati 1.
d. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2016), salah
satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedasitas pada suatu
model regresi linier berganda, yaitu dengan melihat grafik scatterplot
atau dari nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual
error yaitu ZPRED. Apabila tidak terdapat pola tertentu dan tidak
menyebar diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y, maka
dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk model
penelitian yang baik adalah yang tidak terdapat heteroskedasitas.
e. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel
independen maupun variabel dependen mempunyai distribusi normal
ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan
menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu dengan
ketentuan apabila nilai signifikansi diatas 5% atau 0,05 maka data
memiliki distribusi normal. Sedangkan jika hasil uji One Sample
Kolmogorov Smirnov menghasilkan nilai signifikan dibawah 5% atau
0,05 maka data tidak memiliki distribusi normal.
35

2. Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis linier berganda merupakan analisis untuk mengetahui
pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen.
Menurut Praditasari dan Setiawan (2017), analisis regresi linier berganda
digunakan apabila variabel independen dalam penelitian lebih dari satu.
Analisis regresi linier berganda adalah analisis regresi dimana variabel
terikat dihubungkan dengan lebih dari satu variabel bebas (X 1, X2, X3, ....,
Xn) namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linier.
Penggunaan metode analisis ini untuk mengetahui pengaruh kualitas
produk terhadap keputusan pembelian, pengaruh harga terhadap keputusan
pembelian, pengaruh kualitas layanan terhadap keputusan pembelian, dan
pengaruh tempat terhadap keputusan pembelian khususnya produk kacang
sangrai di UMKM Kacang Sangrai Az Zahra Kecamatan Girimarto,
Kabupaten Wonogiri. Berikut adalah persamaan model regresi linier
berganda dalam penelitian ini:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan:
Y = Keputusan pembelian kacang sangrai Az Zahra
a = Koefisien konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Kualitas produk
X2 = Harga
X3 = Kualitas layanan
X4 = Tempat
e = error
3. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian
a. R square
Uji koefisien determinasi (Adjusted R Square) pada intinya yaitu
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol
36

dan satu. Analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk


mengetahui seberapa besar persentase sambungan variabel independen
secara bersamaan terhadap terhadap variabel dependen.
Muliaturrohmah et al. (2019) mengungkapkan bahwa nilai R square
dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R square berkisar antara 0
sampai 1 sedangkan jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R
square negatif maka nilai adjusted R square dianggap bernilai 0 (nol).
Koefisien korelasi terbagi menjadi beberapa kriteria. Interval koefisien
0,00-0,199 memiliki tingkat hubungan sangat rendah, 0,20-0399
memiliki tingkat hubungan rendah, 0,40-0,599 memiliki tingkat
hubungan sedang, 0,60-0,799 memiliki tingkat hubungan kuat, dan
0,80-1,000 memiliki tingkat hubungan sangat kuat. Nilai Adjusted R
Square yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan unutk memprediksi variasi
variabel dependen. Rumus koefisien determinasi yaitu :
R 2 = koefisien determinasi
R = ( adjusted R square ) 2 x 100 %
b. Uji T
Uji-T atau T-Test adalah salah metode pengujian dari uji
statistik parametrik. Uji statistik T adalah suatu uji yang menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variabel dependen. Menurut Magdalena dan
Angela (2019), pengujian statistik T atau T-Test ini dilakukan dengan
menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α=5%). Penerimaan
atau penolakan uji hipotesis ini dilakukan dengan kriteria dimana nilai
siginifikan apabila > 0,05 sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan
hipotesis alternatif (H1) ditolak. Hal ini berarti secara parsial variabel
independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Nilai dikatakan signifikan apabila < 0,05
37

sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)


diterima. Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Rumus uji T yaitu:

T=

Keterangan:

= rata rata sampel 1

= rata rata sampel 2

n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
S12 = simpangan baku sampel 1
S22 = simpangan baku sampel 2
c. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh
variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen. Uji
F dilakukan untuk memperhatikan apakah seluruh variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat. Lestari et al. (2020) mengungkapkan
bahwa pengujian uji F dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS versi 23 dengan dua kriteria penilaian. Uji F dilakukan
dengan membandingkan antara F hitung dengan F tabel pada tingkat
signifikan 0,05. Probabilitas signifikansi besarnya lebih kecil dari 0,05
maka Ha diterima. Probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
Ha ditolak. Hipotesis digunakan uji F secara simultan yaitu dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel, dimana Fhitung > Ftabel pada tingkat
signifikan 0,05. Hipotesis kedua yaitu Fhitung lebih besar dari pada
Ftabel (Fhitung> Ftabel) berarti variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh sangat nyata terhadap variabel terikat maka (H0 ditolak
38

dan Ha diterima). Hipotesis ketiga yaitu apabila Fhitung lebih kecil dari
pada Ftabel ( Fhitung < Ftabel) berarti variabel bebas tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat. Pengujian signifikansi uji F dapat
dilakukan pengujian dengan rumus sebagai berikut:

F=

Keterangan:
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, A., dan Anggriani, R. (2020). Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas


Layanan, Harga, dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian. Business
Innovation and Entrepreneurship Journal, 2(4): 224-231.
https://doi.org/10.35899/biej.v2i4.174
Arista, D., Dolorosa, E., dan Suharyani, A. (2021). Pengaruh Atribut Produk Kopi
Bubuk Instan Indocafe terhadap Kepuasan dan Loyalitas Konsumen di Kota
Pontianak. SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 17(2):
83-94. https://doi.org/10.20961/sepa.v17i2.38604
Asyhari, S. I., Wiji, Ali, M., Hafifatul, Evan, Dyla, Herina, Aisa, Sukron, Erwn,
Lidya, Ainun, Hendra, Mutamassikin, Syahrizal, Fiqi, Imam, Dodi. (2021).
Gagasan dalam Kolaborasi (Pemikiran dan Wawasan Para Cendekia).
Yogyakarta: Belibis Pustaka.
Baharudin, D., dan Marsudi, L. (2018). Pengaruh Produk, Harga, Tempat, dan
Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen Kafe Kopi Rolag. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen, 7(10): 1-18.
Batas, F. C., Rengkung, L. R., dan Mandei, J. R. (2020). Analisis Nilai Tambah
Kacang Sangrai Ud. Merpati di Desa Tombasian Atas Kecamatan
Kawangkoan Barat. Agri-Sosioekonomi, 16(2): 189.
https://doi.org/10.35791/agrsosek.16.2.2020.28745
Darmawanti Putri, Dindy; Mulyani, Altri; Satriani, R. (2012). Strategi Pemasaran
Keripik Pisang dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan di Kecamatan
Cilongok, Kabupaten Banyumas. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan
Agribisnis, 8(2): 162–167. https://jurnal.uns.ac.id/sepa/article/view/48863/0
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonogiri. (2021). Statistik
Pertanian Kabupaten Wonogiri Tahun 2021. Wonogiri: Dinas Komunikasi
dan Informatika Kabupaten Wonogiri.
Emiliasari, R. N., Kosmajadi, E., Inggris, P. B., Majalengka, U., Barat, J., Islam,
M. P., Majalengka, P. U., dan Barat, J. (2020). Pendampingan Penerapan
Manajemen Pemasaran. Jurnal PARAHITA ABDIMAS Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 1(2): 106–115.
Evelina, T. Y., Trievena, S. M., Fauzi, A., Niaga, J. A., Malang, P. N.,
Manajemen, P., Berbasis, P., dan Pemasaran, P. (2019). Pelatihan
Manajemen Pemasaran, 7(1): 7–12.
Firmansyah, F. dan Haryanto, R. (2019). Manajemen Kualitas Jasa Peningkatan
Kepuasan & Loyalitas Pelanggan. Yogyakarta: Duta Media Publishing.
Firmansyah, M. A. (2018). Perilaku Konsumen. Sleman: Deepublish.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.
Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Halin, H., Wijaya, H., dan Yusilpi, R. (2017). Pengaruh Harga Jual Kaca Patri
Jenis Silver Terhadap Nilai Penjualan Pada Cv. Karunia Kaca Palembang
Tahun 2004-2015. Jurnal Ecoment Global, 2(2): 49.
https://doi.org/10.35908/jeg.v2i2.251
Hidayat, Azis Alimul. (2021). Menusun Instrumen Penelitian & Uji Validitas
Reliabilitas. Bogor: Health Book Publishing
Husen, A., Sumowo, S., dan Rozi, A. F. (2018). Pengaruh Lokasi Citra Merek dan
Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Mie Ayam Solo
Bangsal Jember. Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia, 4(2): 127-143.
Irawan, D., dan Kusuma, N. (2019). Pengaruh Struktur Modal dan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal AKTUAL, 17(1): 66-81.
https://doi.org/10.47232/aktual.v17i1.34
Jatmiko, Anggarani, A., dan Sudarwan. (2020). Buku Ajar Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Universitas Esa Unggul.
Jayakusumah, Herdi. (2011). “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Konsumen DalamKeputusn Pembelian Teh Celup Sari Wangi”. Skripsi.
Jakarta : Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
Khasan, Umar. (2018). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian White Coffee.
Cakrawala Jurnal Litbang Kebijakan. 12(2): 157-161.
Khumaedi, Muhammad. (2012). Reliabilitas instrumen penelitian pendidikan.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 12(1): 25-30.
Leonita, S., Harta, G. D. M., Octasylva, A. R. P., dan Irianto, H. (2020). Analisis
Kelayakan Tekno-Ekonomi Produk Agroindustri Kacang Lurik Sangrai di
Kota Tangerang Selatan. Jurnal IPTEK, 4(1): 33–39.
https://doi.org/10.31543/jii.v4i1.156
Lestari, J. S., Farida, U., dan Chamidah, S. (2020). Pengaruh Kepemimpinan,
Kedisiplinan, Dan Lingkungan Kerjaterhadap Prestasi Kerja Guru. ASSET:
Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(2): 38–55.
https://doi.org/10.24269/asset.v2i2.2388
Magdalena, R., dan Angela Krisanti, M. (2019). Analisis Penyebab dan Solusi
Rekonsiliasi Finished Goods Menggunakan Hipotesis Statistik dengan
Metode Pengujian Independent Sample T-Test di PT.Merck, Tbk. Jurnal
Tekno, 16(2): 35–48. https://doi.org/10.33557/jtekno.v16i1.623
Muliaturrohmah Ikhwani, A., Paramita, I., dan Sunaryo, K. (2019). Pengaruh
Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Konerja Keuangan
Dengan Pengungkapan Sustaunability Report Sebagai Variabel Intervening.
JRB-Jurnal Riset Bisnis, 2(2): 147–169.
https://doi.org/10.35592/jrb.v2i2.407
Njoto, T. K. (2016). Pengaruh Desain Kemasan, Cita Rasa, dan Variasi Produk
terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Bumi Anugrah. Jurnal
Manajemen dan Start-Up Bisnis, 1(4): 455 - 463.
Nurwanda, A., dan Badriah, E. (2020). Analisis Program Inovasi Desa Dalam
Mendorong Pengembangan Ekonomi Lokal Oleh Tim Pelaksana Inovasi
Desa (Pid) Di Desa Bangunharja Kabupaten Ciamis. Jurnal Ilmiah Ilmu
Administrasi Negara, 7(1): 68–75.
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/dinamika/article/download/3313/pdf.
Ovan, dan Saputra, A. (2020). Aplikasi Uji Vliditas dan Reliabilitas Instrumen
Penelitian Berbasis Web. Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia
Indonesia.
Padilah, Tesa Nur dan Adam, Riza Ibnu. (2019). Analisis regresi linier berganda
dalam estimasi produktivitas tanaman padi di kabupaten karawang.
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika, 5(2): 117-
128.
Praditasari, N. K. A. dan Setawan, P. E. (2017). Pengaruh Good Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Profitabilitas pada Tax
Avoidance. E-Jurnal Akuntansi, 9(2): 1.229-1.258.
Probowati, D. D., Supardi, S., dan Marwanti, S. (2016). Analisis Preferensi
Konsumen dan Strategi Pemasaran Buah Jeruk Keprok di Kabupaten
Bojonegoro. SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 12(2):
120-132. https://doi.org/10.20961/sepa.v12i2.14402
Rawis, O., Rumagit, G., dan Dumais, J. (2020). Analisis Keuntungan Usaha
Industri Kacang Sangrai Febri di Desa Kanonang 3 Kecamatan
Kawangkoan Induk. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Pedesaan, 2(1):
1-6.
Ristanto, H., dan Aditya, G. (2021). Pengaruh Kualitas Produk Dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada CV Mitra Sejati Foamindo
Semarang) Hesti. Bingkai Ekonomi, 6(1): 58–71.
Senggetang, V., Mandey, S. L., dan Moniharapon, S. (2019). Pengaruh Lokasi
Promosi dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
pada Perumahan Kawanua Emerald Cuty Manado. Jurnal EMBA, 7(1):881-
890.
Sopiyan, P. (2019). Pengaruh Strategi Harga Dan Visual Merchandising Terhadap
Keputusan Pembelian Online Pipih Sopiyan mengubah perilaku masyarakat
terutama sangat cepat terutama pada cara konsumen. Jurnal Inspirasi Bisnis
Dan Manajemen, 3(2): 193–205.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Edisi 8. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Tarumasely, Y. (2021). Pengaruh Self Regulated Learning dan Self Efficacy
terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Edutama, 8(1):
71. https://doi.org/10.30734/jpe.v8i1.1359
Thaha, A. F. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap UMKM di Indonesia. Jurnal
Lentera Bisnis, 2(1): 147–153. https://ejournals.umma.ac.id/index.php/brand
Timisela, N. R., Lawalata, M., Jozias, V., Polnaya, F. J., dan Titaley, S. (2021).
Permintaan Konsumen TerhadapSayuran Organik di Pasar Pulau Saparua.
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 18(1):38-47.
Uzma, A. N., Arifin, R., dan Hufron, M. (2019). Pengaruh Word of Mouth
Kualitas Layanan Kualitas Produk dan Lokasi terhadap Keputusan
Pembelian pada Toko Surya Indah Jombang. Jurnal Riset Manajemen, 8(6):
50-63.
Vydiamanta, V., Usep Suhud, dan Ika Febrilia. (2021). Keputusan Konsumen
Membeli Sayur Menggunakan Aplikasi Online : Apakah WoM dan Kualitas
Produk Mempengaruhi? JRMSI - Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia,
12(2): 335-353. https://doi.org/10.21009/jrmsi.012.2.09
Wicaksono, O., dan Sunaryanto, L. (2021). Faktor yang Mempengaruhi
Konsumen dalam Keputusan Pembelian Pempek (Studi Kasus in Pempek
Cindo Kudus). Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 8(3): 772-782.
Wiharso, G., dan Alexandri, M. B. (2020). Pengaruh Kualitas Produk dan
Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Tabungan Pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Bogor. Responsive, 3(2): 101-107.
https://doi.org/10.24198/responsive.v3i2.28920
LAMPIRAN
LAPORAN HASIL SURVEI LOKASI/OBYEK PENELITIAN

Kelompok : 19
Anggota : Christina Pralambang Tunggal Siwi H0819029
Elien Aprianti Faustin H0819045
Fajar Ayu Nugrahaeni H0819049
Fatimah Az Zahra H0819051
COASS : Fitria Agni
Lokasi/Obyek Penelitian : UMKM Kacang Sangrai Az Zahra
di Kecamatan Girimarto Kabupaten Wonogiri

Gambaran Umum Lokasi/Obyek Penelitian :

Adanya perkembangan zaman berakibat pada berubahnya orientasi sektor


pertanian dari orientasi peningkatan produksi menjadi orientasi pasar. Preferensi
konsumen akan produk olahan mendorong perubahan penggerak sektor pertanian
dari usahatani ke agroindustri. Kacang tanah merupakan salah satu komoditas
pertanian yang mempunyai nilai ekonomi tinggi karena kandungan gizinya
terutama protein dan lemak yang tinggi. Kacang tanah adalah bahan makanan
paling banyak digunakan sebagai bahan baku industri yang dapat diolah dalam
bentuk lain. Kacang tanah merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak
digunakan sebagai bahan baku industri. Secara tradisional, pengolahan kacang
tanah cukup sederhana untuk dilakukan seperti perebusan, penyanganan, dan
penggorengan. Sedangkan pada industri modern, banyak diversifikasi makanan
yang terbuat dari olahan kacang tanah seperti kacang atom, kacang telur, selai
kacang, dan lain sebagainya.
Kacang tanah mentah tidak bisa dikonsumsi secara berlebihan dan tidak
dapat disimpan dalam waktu yang lama. Hal ini dapat dihindari dengan
melakukan penanganan dan pengolahan yaitu dengan cara diolah menjadi
beberapa produk olahan atau mendiversivikasikannya ke bentuk lain salah satunya
kacang sangrai. Kacang sangrai merupakan kacang tanah yang diproduksi tanpa
mengubah bentuk dan rasanya. Kacang sangrai adalah kacang tanah yang
digoreng menggunakan pasir. Kacang sangrai memiliki kelebihan yaitu baik
dikonsumsi penderita kolestrol tinggi. Penggorengan menggunakan pasir
menyebabkan kadar kolestrol dalam kacang sangrai lebih rendah jika
dibandingkan dengan kacang yang digoreng menggunakan minyak. Salah satu
UMKM tempat memproduksi kacang sangrai adalah Kacang Sangrai Az Zahra.
UMKM ini berada di Jetis RT 02/RW 05, Doho, Girimarto, Wonogiri, Jawa
Tengah 5768. Terletak di lokasi yang cukup sulit di akses tepatnya di rumah
pemilik dengan identitas merek Kacang Sangrai Az Zahra. UMKM tersebut
merupakan salah satu UMKM yang memproduksi kacang sangrai di Wonogiri.
UMKM yang dikelola oleh Ibu Yarpini ini diawali dengan keikutsertaan beliau di
kelompok wanita tani yang berfokus pada pengolahan produk hasil pertanian. Ibu
Yarpini melihat peluang pasar yang cukup baik di Wonogiri sehingga pada tahun
2005 beliau memutuskan untuk membuat UMKM sendiri. Permintaan akan
kacang sangrai cenderung stabil. Permintaan kacang sangrai akan meningkat
cukup tinggi ketika banyak diselenggarakan acara pernikahan.
Pertimbangan lain berdirinya usaha ini yakni peluang sumber bahan baku
produksi yaitu kacang tanah yang cukup mudah di dapatkan. Ibu Yarpini
memasok bahan baku dari pedagang di pasar dan langsung dari petani kacang
tanah di sekitarnya. Produksi kacang sangrai ini dilakukan sendiri oleh Ibu
Yarpini dan apabila jumlah produksi naik, maka Ibu Yarpini akan menambah
jumlah tenaga kerja berjumlah dua orang. Pengolahan kacang sangrai dilakukan
dengan cara disangrai dalam sebuah wajan dengan diameter sekitar 1,5 meter
selama kurang lebih 45 menit. Proses sangrai di atas wajan dengan menggunakan
pasir tidak boleh berhenti karena kalau berhenti dapat menyebabkan kacang
hangus. Sebelum disangrai, kacang harus dijemur terlebih dahulu. Setelah proses
sangrai selesai, kacang kemudian dikemas ke dalam plastik yang sudah diberi
label. Kemudian kacang sangrai ini dipasarkan dengan bermacam variasi ukuran
mulai dari kemasan 1/4kg sampai kemasan 1 kg dengan harga Rp 7000 -
Rp 25.000.
Ibu Yarpini memperkenalkan produknya dengan mengikuti pertemuan dan
pameran yang melibatkan banyak orang. Produk kacang sangrai Az Zahra
dipasarkan secara online oleh reseller maupun secara offline oleh Ibu Yarpini
sendiri. Produk kacang sangrai telah memasuki pasar di Jakarta dan Bandung.
Tahun 2020 penjualan kacang sangrai di Jakarta dan Bandung menurun karena
pandemi Covid-19. Menghadapi kondisi ini Ibu Yarpini memfokuskan pemasaran
produknya di daerah Wonogiri dan Ponorogo. Pemasaran yang dilakukan oleh Ibu
Yarpini yaitu dengan menitipkan produk kacang sangrai di toko dan pusat oleh-
oleh di daerah Wonogiri. Selain itu, Ibu Yarpini juga memanfaatkan reseller
dalam membantu memasarkan produknya. Pemasaran melalui market place belum
dapat dilakukan karena masih terdapat beberapa kendala seperti minimnya modal,
jumlah tenaga kerja yang kurang, dan serta fasilitas smartphone yang kurang
memadai.

Permasalahan/Fenomena yang Diamati :

Olahan kacang sangrai banyak dicari masyarakat sebagai bahan camilan


ringan juga bahan penting dalam pembuatan makanan. Permintaan kacang sangrai
di pasaran memang sangat tinggi dan memiliki pasar yang luas. Walaupun
termasuk dalam makanan olahan kacang yang simpel, namun nyatanya kacang
sangrai banyak disukai di berbagai wilayah di Indonesia bahkan hingga ke luar
negeri. Olahan dari kacang sangrai dikenal memiliki tekstur yang renyah dan
gurih sehingga produk ini disukai mulai dari anak kecil sampai orang dewasa.
Tingginya persaingan antarpengusaha kacang sangrai mengharuskan pelaku
usaha untuk memaksimalkan kemampuan dalam mengelola bisnis yang dimiliki,
termasuk Ibu Yarpini selaku pengelola UMKM Kacang Sangrai Az Zahra. Salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan pengelolaan UMKM yaitu
dengan mengembangkan bidang pemasarannya. Kualitas produk, harga, kualitas
layanan, dan tempat sangat mempengaruhi efektif tidaknya pemasaran di UMKM
Kacang Sangrai Az Zahra. Strategi pemasaran yang baik berkaitan dengan
keempat hal tersebut akan tepat sasaran sehingga memenuhi bahkan melampaui
target pemasaran. UMKM harus pandai dalam menampilkan kelebihannya bukan
hanya cita rasa saja tetapi juga perlu mempertimbangkan harga maupun
pelayanan. Produk kacang sangrai UMKM ini dinilai memiliki kualitas produk
yang lebih baik dibandingkan produk pesaing di pasaran. Ibu Yarpini
mengungkapkan bahwa produk kacang yang beliau pasarkan selalu
memperhatikan pemilihan bahan baku seperti proses sortasi dan standarisasi
sebelum dikemas sampai dengan proses pengemasan sehingga produk kacang
sangrai yang dijual selalu laku terjual. Ibu Yarpini juga menetapkan harga yang
ramah dikantong sehingga dapat menjangkau pasar yang luas. Pelayanan yang
baik pastinya akan meningkatkan loyalitas konsumen. Usaha Kacang Sangrai Az
Zahra memberi pelayanan pengantaran secara gratis kepada reseller yang dituju
akan tetapi Ibu Yarpini tidak ikut campur pada pengiriman luar daerah sehingga
pembeli harus menanggung semua biaya dan risiko kerusakan sendiri. Faktor lain
seperti mudah tidaknya diakses suatu tempat juga turut serta berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Ibu Yarpini mengalami kendala dimana lokasi produksinya
tidak strategis dan jauh dari pusat kota sehingga sampai saat ini Ibu Yarpini tidak
memiliki outlet sebagai tempat untuk menjual produknya.

Usulan Judul :

“Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Kualitas Layanan, dan Tempat


terhadap Keputusan Pembelian Kacang Sangrai: Studi Kasus di UMKM
Kacang Sangrai Az Zahra Kecamatan Girimarto, Wonogiri
Lokasi Produksi Plang Merek UMKM

Desain Kemasan UMKM Az Zahra Proses Produksi Kacang Sangrai

Denah Lokasi Tempat Usaha Foto Produk Kacang Sangrai Az Zahra


Foto Produk Kacang Sangrai Az Foto Wawancara dengan Pengelola
Zahra UMKM

Anda mungkin juga menyukai