Abstrak
Di era globalisasi, kunci untuk meningkatkan daya saing perusahaan adalah kualitas.
Perusahaan yang mampu menghasilkan produk (barang dan jasa) berkualitas yang dapat
memenangkan persaingan global.Bagi setiap perusahaan, mutu adalah agenda yang
utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian,
ada sebagian orang yang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan
teka teki. Mutu dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur.
I. PENDAHULUAN
Perusahaan pada hakekatanya terdiri dari kumpulan orang-orang dan peralatan
operasionalnya. Sehingga upaya pencapaian tujuan dalam memaksimalkan keuntungan dan
berhasil atau tidaknya suatu misi perusahaan untuk mencapai tujuan atau Pengendalian mutu
oleh individu-individu yang menjalankan manajemen yang dilaksanakan perusahaan.
Masalah Manajemen itu akan selalu ada bila perusahaan masih menjalankan
manajemen pengendalian mutu yang baik. Jadi manajemen pengendalian mutu sangat penting
bagi seorang manajer dalam menentukan otoritas tertinggi untuk menggerakkan karyawan.
Agar dapat melakukan aktivitas atau bekerja secara efektif bagi perusahaan demi tercapainya
tujuan yang telah ditentukan. Seorang manajer dalam menggerakkan orang-orang untuk
mendapatkan sesuatu haruslah mempunyai ilmu pengetahuan dan seni, agar orang mau
melakukannya. Untuk itulah diperlukan suatu wadah yang dapat menghimpun setiap orang,
wadah itulah yang disebut dengan organisasi.
Perusahaan yang mempunyai pengendalian mutu yang baik dan teratur kemungkinan
besar tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam mengerjakan tugasnya dengan efektif.
Dan begitu pula sebaliknya bila perusahaan tidak mempunyai organisasi yang baik dan teratur.
Sehingga dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan kepada
bawahan akan mengalami hambatan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya rasa tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan.
B. Sejarah Mutu
Manajemen mutu (management of quality), dapat disebut sebagai istilah baru
meski mungkin pada tataran impelementasi telah dilakukan banyak pihak dalam waktu
yang cukup lama. Dalam tulisan Armand V. Feigenbaum, secara historis sejak awal
abad kedua puluh, upaya melakukan kontrol terhadap kualitas suatu produk telah
dilakukan para industriawan dengan harapan setiap pelanggan memiliki
ketergantungan dengan produk yang dihasilkan. Hanya saja, sifatnya masih sangat
sederhana dan terus bergerak. Manajemen mutu bergerak setahap demi setahap mulai
dari prinsip operator (1900 M); foreman (1918 M); inspection (1937 M); statistical
(1960 M); dan total quality control (1980 M).
Istilah total quality control secara akademik telah diperkenalkan sejak tahun 1980
Masehi. Rumusan ini muncul untuk mengantisipasi menguatnya peran birokrasi dalam
berbagai leading sektor kehidupan masyarakat termasuk melakukan infiltrasi terhadap
produk industri. Birokrasi telah berada sebagai mainstrem tunggal sehingga seolah-
seolah dapat menjadi penentu segala arah. Padahal di sisi lain, lembaga-lembaga
perusahaan dituntut memperkuat basis perusahaan dimaksud ketika berhadapan
dengan perusahaan lain yang semakin hari semakin kompetetif.
C. Perkembangan Mutu
Ada 5 tahap perkembangan konsep mutu yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pertama dikenal sebagai era tanpa mutu. Masa ini dimulai sebelum abad
ke-18 dimana produk yang dibuat tidak diperhatikan mutunya. Hal seperti ini
mungkin terjadi karena pada saat itu belum ada persaingan (monopoli). Dalam era
modern saat ini, praktik seperti ini masih bisa dijumpai. Pengadaan listrik
misalnya, hingga saat ini masih dikuasai oleh PLN sehingga masyarakat tidak bisa
pindah meskipun pelayanan listriknya sering mati. Dahulu Telkom menjadi satu-
satunya operator telepon sehingga masyarakat tidak bisa berpaling meskipun
harganya mahal dan sulit untuk mendapatkan sambungan telepon ke rumah.
2. Tahap kedua, era Inspeksi. Era ini mulai berlangsung sekitar tahun 1800-an,
dimana pemilahan produk akhir dilakukan dengan cara melakukan inspeksi
sebelum dilepas ke konsumen. Tanggungjawab mutu produk diserahkan
sepenuhnya ke departemen inspeksi (QC). Departemen QC akhirnya selalu jadi
sasaran bila ada produk cacat yang lolos ke konsumen. Di sisi lain, biaya mutu
menjadi membengkak karena produk seharusnya sudah bisa dicegah masuk ke
proses berikutnya pada saat departemen terkait menemukan adanya cacat di
bagiannya masing-masing sebelum diperiksa oleh petugas inspeksi.
3. Tahap ketiga, dikenal sebagai Statistical Quality Control Era (Pengendalian Mutu
secara Statistik). Era ini dimulai tahun 1930 oleh Walter Shewart dari Bell
Telephone Laboratories. Departemen Inspeksi dilengkapi dengan alat dan metode
statistik untuk mendeteksi penyimpangan yang terjadi pada produk yang
dihasilkan departemen produksi. Departemen Produksi menggunakan data
tersebut untuk melakukan perbaikan terhadap sistem dan proses.
4. Tahap keempat, Quality Assurance Era. Era ini mulai berkembang tahun 1950-an.
Konsep mutu meluas dari sebatas tahap produksi (hilir) ke tahap desain (hulu) dan
berkoordinasi dengan departemen jasa (Maintenance,PPIC,Gudang,dll).
Manajemen mulai terlibat dalam penentuan pemasok (supplier). Konsep biaya
mutu mulai dikenal, bahwa aktivitas pencegahan akan mengurangi pengeluaran
daripada upaya perbaikan cacat yang sudah terjadi. Desain yang salah misalnya
akan mengakibatkan kesalahan produksi atau instalasi. Oleh sebab itu sangat
ketelitian desain untuk mengurangi biaya. Contoh dari era ini adalah penggunaan
ISO 9000 versi 1994.
5. Tahap kelima, dikenal sebagai Strategic Quality Management /Total Quality
Management. Dalam era ini keterlibatan manajemen puncak sangat besar dalam
menjadikan kualitas sebagai modal untuk menempatkan perusahaan siap bersaing
dengan kompetitor. Sistem ini didefenisikan sebagai sistem manajemen strategis
dan integratif yang melibatkan semua manajer dan karyawan serta menggunakan
metode-metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki proses-proses
organisasi secara berkesinambungan agar dapat memenuhi dan melampaui
harapan pelanggan. Contoh era ini adalah penggunaan Sistem manajemen Mutu
ISO 9000 versi 2000 dan 2008.