Strategi
Peningkatan
Produktivitas
Single Minute Exchange of
Dies
Pertemuan
Program Studi Kode MK
Tatap Muka
07
Teknik
Industri
Abstract Kompetensi
Modul menjelaskan konsep Single Mahasiswa diharapkan mampu
Minute Exchange of Dies, yang menjelaskan konsep SMED, dan
merupakan teknik yang bermanfaat mampu menjelaskan step-by-step cara
dalam meminimalkan waktu setup. menerapkan SMED.
Single Minute Exchange of Dies (SMED)
Pengantar
Single Minute Exchange of Die atau SMED merupakan suatu teknik improving dari konsep
Lean Manufacturing yang dapat mengurangi waktu setup sampai dengan “single minute“ (< 10
menit) sehingga dapat memberikan manfaat lain untuk perusahaan. Waktu setup yang lama
merupakan suatu pemborosan karena tidak memberikan nilai untuk sebuah produk. SMED memiliki
beberapa istilah lain yaitu One Touch Setup (OTS), Quick Change Over (QCO), One Touch Exchange of
Die (OTED), Four Step Rapid Setup (4SRS) dan Setup Reduction. Keseluruhan istilah tersebut memiliki
tujuan yang sama yaitu mengurangi waste dalam bentuk waktu proses dengan mengefisienkan
waktu setup.
Konsep SMED
Sejarah SMED
Teknik Single Minute Exchange of Die (SMED) ditemukan oleh Shigeo Shingo pada sekitar
tahun 1950-1960. Pada saat itu, Shingo diminta oleh beberapa perusahaan termasuk Toyota untuk
menyelesaikan masalah bottlenecks pada proses car body moulding presses. Setelah Shingo
mempelajari proses tersebut, Shingo menemukan bahwa bottlenecks terjadi karena ukuran lot yang
besar. Perusahaan memproduksi dengan ukuran lot yang besar (batch) karena perusahaan
memperhitungkan ukuran lot yang ekonomis yang didapatkan dari rasio waktu produksi aktual dan
waktu change-over.
Waktu change-over merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan suatu proses,
dihitung dari awal mesin dinyalakan atau proses sebelumnya berhenti sampai dengan proses
tersebut menghasilkan suatu produk. Apabila suatu proses memerlukan waktu change-over yang
lama, maka dapat dikatakan bahwa pemrosesan langsung dengan jenis produk yang sama dan
dengan ukuran lot yang besar (batch) dapat menguntungkan perusahaan. Perusahaan dapat
mengurangi waktu proses sehingga dapat memproduksi lebih banyak dan dapat memenuhi
permintaan konsumen.
Tetapi, perusahaan tidak memikirkan tentang over-production yang dapat memberikan
kerugian besar untuk perusahaan dengan bentuk ongkos tersembunyi (hidden cost). Meskipun
memproduksi secara batch dapat terlihat efisien dengan mengurangi waktu proses tetapi dapat
menghasilkan inventory produk jadi maupun work-in-process (wip) yang besar. Inventory yang besar
Beberapa hal pada suatu proses yang harus diperbaiki dengan SMED yaitu (leanindonesia.com)
1. Peralatan yang salah dan hilang sehingga pemrosesan berhenti. Kesalahan dapat dikurangi
dengan penggunaan checklist
2. Penundaan proses-proses sebelumnya (terakumulasi)
3. Penyetelan yang lama
4. Visual control yang kurang
5. Standardisasi fungsional yang kurang
6. Gerakan pekerja yang tidak efisien
7. Pemanggilan tenaga ahli saat setup
8. Penyetelan dengan alat bantu lain
Perusahaan manufaktur Blue Chip Vehicle meminta bantuan dengan project SMED berkaitan
dengan unit HFO gas change-over pada lintasan produksi. Proses penggantian adaPtor memerlukan
waktu sekitar 45 menit. Permasalahan ini berulang kali menyebabkan keterlambatan dan
kekurangan produksi. Wear and tear (kerusakan yang terjadi pada alat yang sering digunakan atau
mengalami depresiasi) terjadi pada proses di inner “O” rings di sebuah kendaraan,oleh karena itu
diperlukan penggantian alat setiap seminggu sekali.
Unit HFO gas memiliki mesin seal face dimana kinerja mesin tersebut akan memburuk dan
memerlukan penggantian mesin. Tindakan ini terjadi setiap kali lintasan produksi melaporkan
kebocoran tingkat rendah maupun tinggi kepada divisi maintenance.
Kegiatan perpindahan dengan frekuensi yang sering dan penggantian komponen terjadi setiap hari
dan sangat diperlukan mempertahankan produksi kendaraan dan mencegah agar kendaraan tidak
dialihkan off-line untuk pengerjaan ulang (rework) dan perbaikan di lain waktu.
Setelah mengidentifikasi, CLS merubahnya. Dengan prinsip komunikasi dan keterikatan dengan
pekerja dan penggunaan Master Schedule yang dilakukan lebih dari 4 minggu. Dengan beberapa
penyesuaian dan perbaikan yang diikuti dengan perubahan yang mendasar dimana termasuk
pengembangan meja kerja untuk mengangkut adaptor ke area untuk mencegah transit yang
merusak. Magnetic locks mengganti screw locks agar memungkinkan akses yang mudah dan
penandaan lokasi agar mempercepat instalasi pada penggantian adaptor. Kegiatan-kegiatan ini
mengurangi waktu siklus keseluruhan perpindahan adaptor dari 45 menit menjadi 6 menit.
(www.completeleansolutions.com//casestudy/from-45-minutes-to-6-minutes-smed-at-its-best/)
Implementasi SMED dilakukan kepada pemasok komponen industry otomotif. Studi kasus ini
didasarkan kepada kebutuhan untuk mengurangi waktu gilir mesin plastik injeksi horizontal
melalui penerapan SMED [edit].
Single Minute Exchange of Die (SMED) merupakan salah satu alat lean yang penting untuk
mengurangi waste dan meningkatkan fleksibilitas dalam proses manufaktur yang memungkinkan
dalam pengurangan ukuran lot dan perbaikan aliran manufaktur. SMED mengurangi waktu non-
produktif dengan mempersatukan dan standardisasi operasi dalam pergantian alat, dengan
menggunakan teknik sederhana dan aplikasi yang mudah. Namun proses tersebut tidak dapat
Referensi:
Liker, J. (2003). The Toyota Way: 14 Management Principles from the World’s Greatest
Manufacturer. McGraw-Hill.