Proses
Input Output
Produksi
Spesifikasi/
Tuntutan
PREVENTION
(PENCEGAHAN)
Skala rating occurrence, detection dan severity bisa 1 – 10 atau 1 -5 tetapi yang umum
digunakan adalah skala rating 1 – 10
Penekanan dilakukan untuk
Meminimalkan kemungkinan terjadinya defect dan meminimumkan efek dari kegagalan
FMEA Proses
Subsistem Kontrol yang dilakukan Hasil Tindakan
Efek dari S K Penyebab O D Tanggung
Potensi R Usulan jawab & S O D R
Tuntutan Potensi e l Potensi c e Tindakan
Kegagalan Pencegahan Deteksi pn Perbaikan Target e c e p
Fungsi Kegagalan v s Kegagalan c f penyelesaian yang diambil
v c f n
Seberapa
serius efek
Apa efeknya ? dari Apa yang bisa
kegagalan dilakukan ?
tsb ?
- Merubah design
- Merubah proses
- Merubah standar,
Apa fungsi, prosedur atau
tuntutan dan pedoman
persyaratan
Seberapa
Apa
sering
penyebabnya ?
terjadi?
Apa yang
berpotensi menjadi
masalah? (potensial Bagaimana
kegagalan cara
mencegah
- Tidak berfungsi
dan cara Seberapa baik
- Berfungsi tetapi deteksinya ? metode tsb
tidak optimal dalam
mendeteksi
- Fungsi tidak kegagalan ?
sesuai dengan yang
harapkan
FMEA harus mempertimbangkan potensi kegagalan
diawal proses dan juga potensi kegagalan pada akhir
siklus produk (produk life cycle)
Falure due to early plus Failures due to
change causes occur wear-out plus
change causes
occur
Mainpower Mainpower/
Machine Human resources
Component Component
Method Machine
Subsystems Subsystems
Material Method
Main systems Main systems
Measurement Material
Enviroment Measurement
Enviroment
Human
Machines
resourches
Task Task
Work stations Work stations
Production lines Service lines
Precesses Services
Gauges Perfomance
Operators Operators
Training Training
Contoh:
Produk sebelumnya dipasarkan di negara 4 musim, sekarang ingin
dipasarkan di negara tropis
Mesin Isuzu yang sekarang digunakan pada mobil panther akan
digunakan pada mobil Blazer
Ketika improvement dilakukan pada sistem, design, produk, proses
atau servis
Kapan FMEA dibuat ?
• Sistem FMEA dibuat pada tahap awal/konsep design, untuk
mengetahui potensi kegagalan dari suatu sistem. Hasil dari system
FMEA dapat dijadikan input untuk design FMEA
Design Goal
Draft design Reliability and Quality Goal
Preliminary Bill of material
Preliminary listing special
Design for manufacturability
produk dan proses karakteristik
Design for assembly Design Review 4.4.6
Design FMEA
APQP Phase II
Design Verifikasi 4.4.7
Customer prototype
Support 4.4.10
Pembuatan Prototype Prototype control plan
Engineering drawing
Design oupput 4.4.5 Material specification
QP-02-02
Merancang Input dari produk
Design
Proses
yg similar
Produksi ·
Penentuan Special Characteristik
Safety, Fit/Function dan persyaratan pemerintah
Special characteristic 4.2.3.2
Product safety 4.2.3.3
Pembuatan
Packagin Tooling Proses kontrol
Floor plan Lay Instruksi Kerja Check Sheet Standard Training Perencanaan
g Standar setiap tahapan
out Maintenance Pembuatan MSA dan
proses (Prelaunch
Tooling dan Mesin produk baru SPC
Approval Control Plan)
tooling
Meeting koordinasi
Cck kemampuan proses berdasarkan SPC
(standar Cpk > 1.67)
Cek kemampuan sistem prngukuran/ MSA
Mass Pro (standard Gauge R&R < 10 %)
OK
Action result
Resp
System/ Reco onsib
Design/ Potential Potential Potential O S D R mme ility An
Detection
Process/ failure effect(s) of Cause(s) C E E P nded and tio O S D R
method
Service mode failure of failure C V T N actio comp n C E E P
function n lete tak C V T N
date en
Engineer
with
Engineer Team selective
team
Kapan recommended action/ action
taken harus dilakukan?
Pada prinsipnya tidak ada standar yang baku kapan rekommended action harus
dilakukan :
Prioritas. Berdasarkan nilai RPN yang tertinggi
Apabila ada 2 nilai RPN sama, prioritas utama diberikan kepada item yang
mempunyai nilai severity yang lebih tinggi
Perhatian lebih harus dilakukan apabila nilai keseriusan dari efek kegagalan
tinggi (severity)
Apabila nilai frekuensi kegagalan (occurrence) tinggi, maka biaya produksi
meningkat karena banyak terjadi defect
Ketidakmampuan dalam mendeteksi kegagalan (detection) dapat berakibat
pada ketidakpuasan customer. Customer kemungkinan menerima barang
defect akibat lolos dalam pengecekkan
Pelek Mobil
Penyangga beban mobil
Salah satu sistem Penggerak mobil
Penunjang tampilan/ appearance mobil
DFMEA
Proses FMEA (PFMEA)
PFMEA adalah suatu analisa teknik untuk memahami potensi
kegagalan pada proses produksi. Asumsi dibuat bahwa design
produk sudah baik akan tetapi proses produksi gagal memnuhi
tuntutan/ persyaratan pada design. Misalnya :
- Diameter lubang kebesaran
- Pelapisan/coating yang kurang
- Kekerasan material kurang, dll
Definisi Customer pada PFMEA pada umumnya adalah “Pengguna
akhir/ end user”. Customer dapat juga proses selanjutnya atau proses
assembly, servis, peraturan pemerintah
Pembuatan PMFEA harus melibatkan team dari area-area terkait,
seperti misalnya design, assembly, produksi, maintenance,
engginering, material, quality, servis, supplier dan perwakilan assembly
dari proses sesudahnya.
Jika engineer yang bertanggung jawab tidak berpengalaman
terhadap pembuatan PFMEA, disarankan menggunakan fasilitator
yang sudah berpengalaman dalam pembuatan PFMEA
PFMEA adalah living dokumen dan harus dimulai
- Sebelum atau pada tahapan feasibility
- Sebelum produksi tooling dan
- Masukan semua pertimbangan selama proses produksi dimulai dari
komponen individu sampai assembly
Proses Pembuatan FMEA (PFMEA)
Diawali dengan membuat list
- Apa yangdiharapkan dari suatu proses, misalnya :
ketebalan cat
- Apa yang tidak diharapkan dari suatu proses,
misalnya hasil cat mudah mengelupas.
Semakin baik anda mendefinisikan karakteristik yang
diharapkan semakin mudah untuk mengidentifikasi
potensi kegagalan untuk dilakukan tindakan perbaikan/
pencegahan
PFMEA harus dimulai dengan menentukan flow proses
produksi. Flow proses produksi harus mengidentifikasi
karakteristik produk pada tiap tahapan proses produksi
Identifikasi beberapa efek pada produk dari hasil
analisa DFMEA harus dimasukan (jika ada)
Copy dari flow chart harus dilampirkan pada PFMEA
Langkah demi Langkah Pembuatan
PFMEA
1. Memperoleh informasi mengenai kelemahan dari
produk similar sebelumnya.
2. Tentukan flow proses produksi
Flow proses adalah urutan pengerjaan suatu produk
dari awal (raw material) sampai menjadi produk jadi
3. Tentukan persyaratan produk pada tiap tahapan
proses
Persyaratan produk adalah karakteristik atau
tuntutan yang harus dipenuhi oleh produk tsb.
Informasi tuntutan produk yang diperlukan pada
setiap tahapan proses dapat diperoleh dari:
- Gambar/ persyaratan customer
- Input dari proses selanjutan
- Pengalaman dan pengetahuan engineer
- Informasi defect (internal maupun eksternal)
Langkah demi Langkah Pembuatan
PFMEA
4. Menentukan potensi kegagalan (Potential Failure)
Potensi kegagalan merupakan KEGAGALAN dalam
memenuhi persyaratan/ tuntutan produk
Potential Failure >< Requirement
5. Menentukan Efek dari kegagalan.
6. Menilai Keseriusan dari efek yang ditimbulkan
(SEVERITY = SEV)
7. Tentukan potensi penyebab kegagalan
Penting:
Pastikan penyebab yang ada sudah benar-benar
merupalan akar permasalahan, gunakan 5W bila
perlu (Why 5X) untuk mencari akar permasalahan
8. Hitung seberapa sering kegagalan tersebut terjadi
(OCCURRENCE = OCC)
Langkah demi Langkah Pembuatan
PFMEA
9. Tulis metode kontrol yag dilakukan SEKARANG
(current), metode kontrol dibagi menjadi 2 jenis:
- Sistem kontrol yang bersifat PENCEGAHAN
(prevention)
Pencegahan = Kagagalan belum terjadi