1
Sistem Management Yang Efektif
5. Menetapkan Kebijakan Mutu Perusahaan (TS 5.3)
– Sejalan dengan tujuan perusahaan
– Mengandung komitmen untuk memenuhi persyaratan dan secara terus
menerus meningkatkan keefektifan dari sistem manajemen mutu
– Sebagai suatu kerangka kerja untuk menetapkan dan mereview quality
objectives.
– Direview untuk melihat kesesuaiannya
2
Sistem Management Yang Efektif
7. Sumber daya yang memadai
– Harus ada standard kompetensi untuk karyawan yang pekerjaannya mempengaruhi mutu
(6.2.1)
– Infrastruktur yang memadai : bangunan, alat dan equipment termasuk hardware dan
software, pendukung seperti transportasi dan komunikasi (6.3)
8. Tanggung jawab dan wewenang harus ditentukan dan dikomunikasikan (TS 5.5.1)
– Manajemen Representative (TS 5.5.2)
• Menjamin proses telah ditetapkan, diimplementasikan dan dipelihara
• Melaporkan performa sistem manajemen dan peluang peningkatan
• Menjamin promosi kepedulian pelanggan ke seluruh organisasi
– Tanggung jawab terhadap quality (TS 5.5.1.1)
• Jika produk/ proses tidak sesuai, Manajemen yang mempunyai tanggung jawab dan
wewenang untuk tindakan perbaikan harus segera diinformasikan
• Karyawan yang bertanggung jawab terhadap kualitas mempunyai wewenang
menghentikan produksi untuk memperbaiki masalah kualitas
• Proses produksi yang terdiri dari beberapa shift harus disertai orang yang
bertanggung jawab terhadap quality
3
Sistem Management Yang Efektif
4
Sistem Management Yang Efektif
5
Flow Proses Manajemen Planning dan Management Review
6
Manajemen Planning/ Bisnis Plan (TS 5.4.2)
7
Manajemen Review
8
Manajemen Review (lanjutan)
9
Manajemen Review (Input-Output)
• Output dari management review harus mencakup keputusan dan aksi yang
berhubungan dengan (TS 5.6.3) :
a. Peningkatan keefektifan dari sistem manajemen dan prosesnya.
b. Peningkatan/ improvement produk sehubungan dengan persyaratan konsumen
c. Kebutuhan sumber daya
10
Internal Audit (TS 8.2.2)
• Melakukan internal audit sesuai waktu yang telah direncanakan untuk melihat
keefektifan dari sistem manajemen
• Internal audit dilakukan berdasarkan status dan kepentingan dari area / proses yang
diaudit, termasuk hasil audit sebelumnya
• Internal audit harus dijamin ke-obyektifannya dan auditor tidak boleh melakukan
audit area mereka sendiri
• Penanggung jawab untuk perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan penyimpanan
hasil audit harus ditetapkan dalam prosedur yang terdokumentasi
• Manajemen yang bertanggung jawab atas area yang diaudit harus melakukan
tindakan perbaikan atas ketidaksesuaian tersebut, tanpa adanya penundaan yang
tidak perlu
• Aktifitas follow up harus dilakukan untuk melihat keefektifan dari tindakan
perbaikan
11
Internal Audit (lanjutan)
12
Tindakan Perbaikan
dan Pencegahan Return produk test analysis 8.5.2.4 Preventive action 8.5.3
Menjawab sesuai
Tata cara customer
Analisa penyebab kegagalan/ potensi kegagalan
8.5.2.1.
Review sistem produksi (PPAP)
Penerapan konsep mistake proofing 8.5.2.2
Problem solving method 8.5.2.1
Tindakan koreksi terhadap produk/ proses yang sejenis Corrective action impact 8.5.2.3
Tindakan perbaikan yang dilakukan
Terhadap produk atau proses yang sejenis
13
Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
14
Diagram analisa masalah Penjelasan
Masalah • Jelaskan masalah yang terjadi secara jelas, gunakan gambar bila perlu,
tuliskan apakah masalah ini pernah terjadi sebelumnya.
Analisa penyebab masalah • Analisa penyebab kegagalan, apabila kegagalan yang sama pernah
terjadi sebelumnya, maka tindakan perbaikan sebelumnya kurang
efektif.
Memeriksa keefektifan • Apabila tindakan perbaikan tidak efektif, maka lakukan analisa ulang
tindakan perbaikan
Menstandardkan tindakan perbaikan • Buat standarisasi sehingga pemecahan masalah menjadi permanen,
siapapun orang yang bekerja output akan tetap sama.
dan memonitor hasil perbaikan
15
Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
• Melakukan analisa terhadap produk yang dikembalikan (8.5.2.4)
– Harus menganalisa part yang direject oleh customer, engineering, dealers dan melakukan
suatu tindakan perbaikan untuk mencegah masalah yang terulang
– Harus meminimalkan waktu untuk proses analisa
– Record harus disimpan dan tersedia sesuai permintaan
16
Continual Improvement (TS 8.5)
• Peningkatan secara terus menerus (TS 8.5.1)
– Perusahaan harus secara terus menerus meningkatkan keefektifan dari sistem
manajemen, melalui penggunaan
• Kebijakan dan sasaran perusahaan
• Hasil audit
• Analisa data
• Corrective dan preventive action
• Manajemen review
– Menetapkan proses untuk peningkatan yang berkelanjutan (TS 8.5.1.1)
– Melakukan peningkatan pada proses produksi (TS 8.5.1.2)
• Peningkatan pada proses produksi harus secara terus menerus difokuskan
untuk mengontrol dan mengurangi variasi pada karakteristik produk dan
parameter proses produksi
• Peningkatan baru bisa dilakukan apabila proses sudah mampu (capable) dan
stabil (stable).
17
Kepuasan Customer (TS 8.2.1)
18
Contract review Permintaan Customer
Tidak
Sanggup Diskusi dengan Customer
Ya
Persetujuan kontrak
19
Contract Review (identifikasi kemampuan)
20
Contract Review (Lanutan)
• Melakukan peninjauan terhadap persyaratan yang terkait dengan produk (TS 7.2.2)
• Peninjauan harus dilakukan sebelum perusahaan menyatakan komitmennya untuk
mengirim produk ke konsumen. (contoh : sebelum penyerahan tender, persetujuan
kontrak atau order, persetujuan terhadap perubahan dalam kontrak atau order)
• Perusahaan harus memastikan bahwa
a) Persyaratan produk telah ditetapkan.
b) Kontrak atau persyaratan order yang berbeda dari yang sebelumnya telah ditetapkan
telah diselesaikan
c) Perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan
d) Kemampuan (feasibility) proses produksi sudah dilakukan termasuk analisa resiko
(risk assessment) (ISO/ TS 7.2.2.2)
• Formal review harus dilakukan kecuali perusahaan mendapat persetujuan untuk tidak
melakukan formal review dari customer (waiver) (TS 7.2.2.1)
• Jika Customer tidak menyediakan dokumen pernyataan persyaratan / Statement of
requirement, perusahaan harus mengkonfirmasikan persyaratan Customer sebelum
persetujuan.
• Rekaman hasil review dan tindakan yang timbul dari proses review harus dipelihara (lihat
4.2.4).
21
Contract Review (Lanjutan)
22
Perencanaan Mutu/ Quality Planning
– Merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan untuk realisasi produk,
dengan fokus pada pencegahan, termasuk diantaranya: (TS 7.1)
– Menentukan sasaran mutu dan persyaratan produk
– Menetapkan special characteristic dari produk yang dibuat (safety dan fit-
function), sesuai dengan persyaratan customer dan memberikan penandaan
yang memadai pada dokumen terkait (drawing, FMEA, Control Plan, Instruksi
kerja, dan dokumen terkait lainnya (TS 7.3.2.3)
– Persyaratan customer dan referensi tekniknya harus merupakan bagian dari
perencanaan mutu (TS 7.1.1)
– Kebutuhan dokumen
– Penyediaan sumber daya yang spesifik
– Menentukan kebutuhan sistem inspeksi proses produksi
– Kebutuhan penggunaan teknik statistik (ISO/ TS 8.1.1)
– Kebutuhan akan analisa sistem pengukuran (MSA) (ISO/ TS 7.6.1)
23
Perencanaan Mutu/ Quality Planning
– Merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan untuk realisasi produk,
dengan fokus pada pencegahan, termasuk diantaranya: (lanjutan)
– Menentukan record yang dibutuhkan sebagai bukti bahwa proses dan produk
yang dibuat telah memenuhi persyaratan
– Menjaga kerahasiaan produk customer yang masih dalam pengembangan (TS
7.1.3)
– Menentukan kriteria keberterimaan produk, bila perlu disetujui oleh
Customer. Untuk sampling data attribute kriteria keberterimaan produk harus
zero defect (TS 7.1.2)
24
Perencanaan Mutu/ Quality Planning (lanjutan)
Input untuk perancangan proses manufacturing (7.3.2.2)
– Perusahaan harus mengindentifikasi, mendokumentasikan dan mereview
persyaratan input untuk proses produksi, termasuk
– Data ouput dari design produk
– Target untuk productivity, proses capability dan harga
– Persyaratan customer (bila ada)
– Pengalaman dari pengembangan sebelumnya
– Catatan : Perancangan proses manufacturing termasuk penggunaan error –
proofing sesuai kebutuhan dan resiko yang dihadapi
Output untuk perancangan proses manufacturing
– Output dari perancangan proses manufacturing harus dalam bentuk yang bisa
periksa kesesuaiannya dengan input , outputnya termasuk:
– Spesifikasi, flow proses, PFMEA, control plan, Instruksi kerja, kriteria proses approval,
data quality, reliability, maintainability, measureability, metode untuk deteksi yang
cepat dan feedback terhadap ketidaksesuaian produk/ proses
25
Perencanaan Mutu/ Quality Planning (lanjutan)
Prototype program (TS 7.3.6.2)
– Bila diminta oleh customer perusahaan harus mempunyai prototype program
dan control plan
– Perusahaan (bila memungkinkan) seharusnya menggunakan supplier, tooling
dan proses produksi yang sama seperti yang akan dilakukan pada saat
produksi
– Semua aktifitas test performance harus dimonitor untuk ketepatan waktu dan
kesesuaian dengan persyaratan
– Bila proses tersebut disubkan, perusahaan bertanggung jawab terhadap proses
yang disubkan termasuk memberikan teknikal leadership
Proses approval produk (TS 7.3.6.3)
– Perusahaan harus mengikuti sistem approval produk dan proses produksi
sesuai sistem yang dikenal oleh Customer
Perusahaan harus melakukan training on the job untuk setiap job baru (TS 6.2.3.3)
26
Design Produk
Perencanaan design dan pengembangan (TS 7.3.1)
Selama perencanaan perancangan dan pengembangan, perusahaan harus
menentukan:
a. Tahapan dari perancangan dan pengembangan/ design dan development
b. Mereview, memeriksa/ verifikasi dan memvalidasi perancangan dan
pengembangan pada setiap tahapan yang dibutuhkan
c. Menetapkan tugas dan Tanggung-jawab untuk proses perancangan dan
pengembangan
d. Mengelola hubungan antar bagian yang terkait dalam proses perancangan dan
pengembangan untuk memastikan terjadinya komunikasi yang efektif dan
penunjukkan tanggung jawab yang jelas.
e. Planning Output dapat diperbaharui sesuai progress pencapaian dari program
perancangan dan pengembangan
f. Menggunakan pendekatan multi disiplin dalam penentuan dan kontrol special
characteristic, pembuatan FMEA dan control plan (TS 7.3.1.1)
27
Monitoring proses design (TS 7.3.4.1)
28
Design Produk (Design Input)
Pada tahapan yang sesuai, evaluasi untuk design dan development harus dilakukan
berdasarkan rencana (lihat 7.3.1)
a. Untuk mengevaluasi kemampuan hasil design dan development terhadap
pemenuhan persyaratan,
b. untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul dan mempersiapkan
tindakan yang diperlukan.
c. Perserta yang mengevaluasi/ mereview harus termasuk perwakilan dari fungsi-
fungsi yang terkait dalam tahapan design dan development yang sedang
dievaluasi/ direview
d. Record hasil review dan setiap tindakan yang diperlukan harus dipelihara (lihat
4.2.4)
30
Design Produk (Design Verifikasi dan Validasi)
31
Design Produk (Design output)
Ouput dari rancangan dan pengembangan harus diberikan dalam bentuk yang dapat diperiksa
terhadap input rancangan dan pengembangan / design and development serta harus disahkan
sebelum diterbitkan.
Output rancangan dan pengembangan / design and development harus:
a. Memenuhi persyaratan input dari rancangan dan pengembangan/ design and development
b. Memberikan informasi yang lengkap (termasuk design produk atau data matematik)
untuk pembelian, produksi dan ketentuan service,
c. Berisi atau referensi kriteria keberterimaan produk, misalnya toleransi produk
d. Menjelaskan karakteritik produk yang penting untuk keselamatan dan penggunaannya
e. Design FMEA, hasil realibility
f. Special Characteristic dari produk
g. Sistem error proofing pada produk, sesuai kebutuhan
h. Record hasil review design produk
i. Guidance untuk diagnostik (bila ada)
32
Perencanaan Produksi
33
Pengadaan material
– Informasi pembelian harus dapat menggambarkan produk yang akan dibeli, termasuk bila
mana sesuai (TS 7.4.2)
a. Persyaratan approval produk, prosedur, proses dan equipment
b. Persyaratan untuk kualifikasi personel
c. Persyaratan sistem manajemen mutu
perusahaan harus menjamin kecukupan persyaratan pembelian yang telah ditetapkan
sebelum mengkomunikasikannya ke supplier.
– Perusahaan harus menjamin bahwa produk yang dibeli sesuai persyaratan pembelian yang
telah ditentukan. Produk dibeli termasuk semua produk dan jasa yang mempunyai efek
terhadap persyaratan Customer seperti sub-assembly, sequencing, sorting, rework dan
kalibrasi (TS 7.4.1)
– Jenis dan perluasan kontrol yang diterapkan kepada supplier dan produk yang dibeli harus
tergantung dari efek produk yang dibeli pada produk selanjutnya atau produk akhir. TS 7.4.1
34
Pengadaan material (lanjutan)
– Jika terjadi merger, akusisi atau persekutuan dari pemasok terkait, perusahaan
harus memeriksa kontinuitas dari system manajemen mutu supplier dan
keefektifannya. TS 7.4.1 note 2
– Semua produk yang dibeli atau material yang digunakan dalam produk harus
mematuhi persyaratan peraturan yang terkait.(TS 7.4.1.1)
– Harus menetapkan sistem approval proses produksi terhadap supplier (TS 7.3.6.3)
35
Pengadaan material (lanjutan)
– Melakukan pemantauan performa supplier dengan indikator sebagai berikut (TS 7.4.3.2) :
– Mutu produk yang dikirim
– Gangguan terhadap Customer termasuk field returns
– Performa jadwal pengiriman (termasuk insiden premium freight)
– Pemberian status khusus dari Customer sehubungan dengan masalah mutu dan pengiriman.
Perusahaan harus mempromosikan pemantauan performa proses manufaktur supplier
36
Pengadaan Material (Pemeriksaan Barang Masuk)
37
Pemiliharaan produk, penyimpanan dan inventory
38
Proses Produksi
– Status inspeksi dan test harus jelas, dan tidak bisa diidentifikasi oleh
lokasi dari produk di flow produksi kecuali secara jelas terlihat, seperti
material di dalam proses tranfer otomatis. Alternative diijinkan, jika
statusnya secara jelas teridentifikasi, terdokumentasi dan mencapai
tujuan yang ditentukan (TS 7.5.3)
– Harus mempunyai sistem untuk kemampu telusuran produk (TS 7.5.3)
– Ketersediaan informasi yang menjelaskan karakteristik produk
– Ketersediaan instruksi kerja untuk semua karyawan yang memiliki
tanggung jawab operasional proses yang mempengaruhi mutu produk
(TS 7.5.1.2)
• Instruksi kerja proses produksi
• Instruksi kerja setting mesin (7.5.1.3)
– Ketersediaan equipment/ peralatan yang sesuai
– Ketersediaan dan penggunaan alat monitor dan pengukuran
39
Proses Produksi
40
Proses Produksi
41
Proses Produksi (monitoring proses) TS 8.2.3.1
42
Proses Produksi (Monitor produk)
43
Proses Produksi (Monitor produk)
44
Proses Produksi (Pengendalian terhadap Special Proses)
(Proses yang kegagalan produknya tidak dapat dideteksi)
45
Perubahan Produk/ Proses Perubahan design produk
Validasi perubahan
g
47
Perubahan Produk dan Proses (Perubahan proses)
48
Perubahan Produk dan Proses
49
Pengendalian produk yang tidak sesuai
50
Pengendalian produk yang tidak sesuai
Mengatasi produk yang tidak sesuai dengan salah satu atau lebih dari beberapa cara
dibawah ini :
a. Dengan mengambil tindakan untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang terdeteksi.
b. Dengan persetujuan untuk digunakan, Produk diterima berdasarkan konsesi (TS
8.3.4)
– Perusahaan harus memperoleh konsesi atau ijin penyimpangan sebelum memperosesnya
lebih lanjut, ketika produk atau proses pembuatan berbeda dari yang disetujui sekarang.
– Perusahaan harus memelihara catatan tanggal berlaku atau jumlah yang diijinkan.
– Perusahaan harus juga menjamin kesesuaian dengan yang original atau specifikasi dan
persyaratan yang ditentukan kemudian bila masa berlaku persetujuan telah habis.
– Material yang dikirim dengan persetujuan harus diidentifikasi seperlunya pada setiap
container pengirimannya.
– Hal ini berlaku pula untuk material yang dibeli. Perusahaan harus setuju dengan setiap
persyaratan dari supplier sebelum pengiriman ke customer.
c. Dengan mengambil tindakan untuk menghindari tujuan pemakaian atau penggunaan
yang sebenarnya .
51
Pengendalian produk yang tidak sesuai
52
Pengendalian Proses yang disubkan
TS 4.1
Apabila perusahaan memilih untuk men-subkan suatu proses yang
berpengaruh terhadap kesesuaian produk terhadap persyaratan. Perusahaan
harus menjamin adanya kontrol terhadap proses tersebut. Jenis kontrol
terhadap proses yang di-subkan harus dijelaskan dalam sistem manajemen
mutu.
Catatan:
proses yang dibutuhkan untuk sistem manajemen mutu sesuai persyaratan
tersebut diatas seharusnya termasuk proses untuk aktifitas manajemen,
penetapan sumber daya, realisasi produk dan pengukuran
53
Kontrol Kepemilikan Customer
54
Delivery
55
Servicing
56
Penyediaan Sumber Daya Manusia
• Karyawan yang melakukan pekerjaan yang mempengaruhi mutu harus kompeten
dalam basis pendidikan, training, skill, dan pengalaman. (TS 6.2.1)
• Kompetensi kepedulian dan training (TS 6.2.2)
• Menentukan kemampuan yang dibutuhkan dari personel yang akan melakukan
pekerjaan, dimana pekerjaan tersebut mempengaruhi kualitas produk (TS 6.2.2)
• Memberikan pelatihan/ training atau mengambil tindakan lain untuk memenuhi
kebutuhan tersebut (misalnya : evaluasi oleh atasan).
• Menjamin bahwa masing – masing personel menyadari akan hubungan dan
pentingnya pekerjaan yang mereka lakukan serta bagaimana kontribusi mereka
dalam pencapaian sasaran mutu/ quality objectives
• Mengevaluasi keefektifan dari training/ tindakan lain yang telah dilakukan.
• Memelihara catatan / records pendidikan, training, keahlian/ skill dan pengalaman
(lihat 4.2.4).
• On the job training (TS 6.2.2.3), termasuk kepada contract atau karyawan
yang diagenkan
• Karyawan yang pekerjaannya mempengaruhi mutu harus diinformasikan
tentang konsekuensinya terhadap ketidaksesuaian persyaratan Customer
(TS 6.2.2.3)
57
Penyediaan Sumber Daya Manusia
58
Training
59
Preventive Maintenance
60
Manajemen tooling produksi (7.5.1.5)
• Perusahaan harus menyediakan sumber daya untuk kegiatan perancangan, pembuatan dan
verifikasi tooling dan gauge.
• Perusahaan harus memyusun dan melaksanakan sistem untuk production tooling management
termasuk:
• Fasilitas dan personel untuk perawatan dan perbaikan
• Penyimpanan dan Perbaikan
• Set-up
• Program penggantian tool untuk peralatan yang aus
• Dokumentasi perubahan rancangan tool, termasuk tingkatan perubahan engineering
• Modifikasi peralatan dan revisi dokumentasi
• Identifikasi peralatan, penentuan status, seperti produksi, repair / disposal
• Perusahaan harus melakukan system untuk memantau aktifitas di atas jika dilakukan outsource.
• Persyaratan ini juga berlaku untuk ketersediaan tooling yang digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan servis mobil
61
Pengendalian alat inspeksi, ukur dan test (TS 7.6)
Menentukan jenis monitoring dan pengukuran yang akan digunakan serta alat
monitoring dan pengukuran yang dibutuhkan untuk membuktikan bahwa produk
telah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan (lihat 7.2.1).
• Menjamin bahwa monitoring dan pengukuran dapat dilakukan dan dilakukan dengan
cara yang konsisten sesuai dengan persyaratan alat monitor dan pengukuran.
• Untuk menjamin hasil yang valid, alat ukur harus :
a. Dikalibrasi atau diperiksa pada interval yang telah ditentukan, atau
sebelum digunakan, terhadap standar yang dapat ditelusuri ke standar
internasional maupun nasional; jika standar tersebut tidak ada, dasar yang
digunakan untuk kalibrasi atau verifikasi harus dicatat,
b. Di-adjust atau re-adjust jika diperlukan,
c. Diidentifikasi agar status kalibrasi jelas,
d. Dilindungi dari adjustment yang dapat membuat hasil pengukuran menjadi
tidak valid,
e. Dilindungi dari kerusakan dan penurunan mutu sewaktu penggunaan,
perawatan, dan penyimpanan.
62
Pengendalian alat inspeksi, ukur dan test
– Ketika alat ukur ditemukan tidak sesuai (misalnya pada saat kalibrasi ditemukan
alat ukur keluar dari standard akurasinya) , perusahaan harus
– Menilai dan mencatat hasil validitas dari pengukuran sebelumnya
– Mengambil tindakan yang sesuai terhadap alat ukur tersebut dan setiap
produk yang terkena pengaruhnya.
63
Pengendalian alat inspeksi, ukur dan test
– Catatan aktifitas kalibrasi/verifikasi untuk semua gauge, alat uji dan alat ukur,
diperlukan sebagai bukti kesesuaian produk terhadap persyaratan, termasuk
peralatan milik karyawan dan milik Customer, harus meliputi :
– Identifikasi peralatan, termasuk standard pengukuran dari peralatan
yang dikalibrasi
– Revisi setelah perubahan teknis
– Setiap pembacaan out-of-specification yang didapat dari
kalibrasi/verifikasi
– Penilaian sebagai akibat dari kondisi out-of-specification.
– Pernyataan kesesuaian terhadap spesifikasi setelah kalibrasi/verifikasi,
dan
– Pemberitahuan kepada Customer jika produk atau material
diperkirakan telah terkirim
64
Persyaratan laboratorium
65
Persyaratan laboratorium
NOTE 2 Jika tidak terdapat laboratorium yang kualified untuk peralatan, layanan
kalibrasi dapat dilakukan oleh pembuat peralatan. Dalam kasus ini, perusahaan
harus memastikan persyaratan dalam 7.6.3.1 telah dipenuhi.
66
Pengendalian Dokumen dan Data (TS 4.2.3)
67
Pengendalian rekaman (record)
68