Anda di halaman 1dari 2

SMED – Single Minute Exchange of Dies

FREE E-book!
Cerita Pendek dan Case Problem Solving

Hanya untuk waktu tertentu, ebook 'Para Tikus, Pasta Gigi, dan Problem Solving' dibagikan
secara gratis. FREE. Buku ini memberikan penjelasan problem solving yang ringan tetapi
tepat sasaran. Lengkapnya.

Name:
Email:

SMED adalah salah satu metode improvement dari Lean Manufacturing yang digunakan
untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setup pergantian dari
memproduksi satu jenis produk ke model produk lainnya.

Waktu pergantian setup adalah salah satu bentuk WASTE / PEMBOROSAN dalam konsep
Lean yang harus dihilangkan karena tidak memberi nilai tambah untuk pelanggan dan
mengakibatkan proses tidak efisien.

Ada beberapa istilah lain dari SMED yaitu QCO (Quick Change Over), 4SRS (Four Step
Rapid Setup), Setup Reduction, OTS (One Touch Setup), dan OTED (One Touch Exchange
of Die) yang kesemuanya mengacu pada hal yang sama yaitu sebuah strategy untuk
mempercepat waktu setup pergantian produk. Kata “Single Minute” bukan berarti bahwa
lama waktu setup hanya membutuhkan waktu satu menit, tapi membutuhkan waktu di bawah
10 menit (dengan kata lain “single digit minute”).

Waktu setup sendiri didefinisikan sebagai lama waktu yang dibutuhkan saat produk baik
terakhir selesai sampai produk baik pertama keluar. Jadi didalam waktu setup ada waktu
organizational seperti menghentikan mesin dan memanggil maintenance, melakukan
persiapan peralatan setup, waktu setup, changeover, dan startupnya sendiri, melakukan
adjustment, trial run sampai menghasilkan produk baik pertama.
Aktifitas-aktifitas tersebut yang berpeluang untuk dipercepat sehingga proses setup
changeover lebih effisien. Meskipun pada awalnya metode SMED ini dipakai di industri
otomotif, pada perkembangannya metode ini digunakan pada berbagai macam industri
manufactur seperti electronics, semicon, packaging, dll. Bahkan konsep dan pemikiran
SMED ini dapat diterapkan di berbagai macam tipe industri.

Sejarah
Konsep SMED di munculkan di tahun 1960an oleh Shigeo Shingo sebagai salah satu founder
dari Toyota Production System. Tujuan yang ingin dicapai adalah berusaha untuk
mempercepat waktu setup diproses moulding body mobil.
Waktu changeover yaitu pergantian dari satu model ke model yang lain memakan waktu
berjam-jam dan mengakibatkan produksi harus running dengan lot size yang besar untuk satu
model untuk menghindari jumlah changeover yang berulang-ulang. Lama waktu changeover
ini berhubungan langsung dengan biaya produksi mengingat waktu operational produksi akan
berkurang terkonsumsi oleh waktu changeover yang lama.

Umumnya, industri akan meningkatkan waktu operational produksi dengan cara


meningkatkan jumlah lot size, sehingga jumlah changeover bisa dikurangi. Tetapi hal ini
akan menimbulkan masalah baru, yaitu lot size yang besar mengakibatkan produksi menjadi
tidak fleksibel dan responsif terhadap perubahan volume order. Efek yang lain adalah
besarnya jumlah lot size akan mengakibatkan pembengkakan inventori dari produk yang
berdampak ke working capital dan penggunaan space area. Terutama industri dengan produk
yang berdimensi besar misalnya mobil dan biaya sewa space area pabrik yang mahal, akan
terlihat dampak biaya produksi yang ditimbulkan.

Dari segi kualitas, jumlah lot size yang besar juga mengakibatkan responsiveness terhadap
masalah proses menjadi berkurang. Jumlah lot size yang ekonomis tentu saja jika kita bisa
menguranginya bahkan sampai ke single piece untuk mencapai fleksibilitas produksi. Jika
waktu changeover bisa dipercepat, maka lot size juga bisa diperkecil, dan secara langsung
akan mengurangi biaya karena menurunkan inventori cost dan space area cost. Selama
bertahun-tahun, Toyota terus melakukan perbaikan di tools, fixtures, dan membuat beberapa
komponen mobil menjadi common parts (bukan customized untuk model tertentu), dan
mempercepat waktu changeover.

http://www.leanindonesia.com/2017/06/smed1/

Anda mungkin juga menyukai