Anda di halaman 1dari 5

KPI Manufacture

Manufaktur adalah pengolahan bahan baku yang diproses dengan proses kimia dan fisik. Tujuannya adalah untuk mengubah bentuk, sifat dan
tampilan produk. Oleh karena itu manufaktur ini mencakup seluruh proses perakitan hingga produk jadi.

Perusahaan manufaktur adalah badan usaha yang mengubah bahan mentah menjadi produk setengah jadi dan produk jadi yang memiliki nilai
jual.

Perusahaan manufaktur memilki beberapa karakter, yakni:


Proses Produksi yang Kompleks
Proses Pengelolaan Produk
Biaya Produksi yang Besar
Penggunaan Mesin Berskala Besar
Pemasaran dan Penjualan

Karna karkateristik yang di miliki oleh perusahaan manufaktur tersebut, maka perlu adanya KPI untuk mengontrol aktivitas perusahaan, agar
berjalan efisien. KPI manufaktur adalah ukuran kinerja produksi yang dapat diukur. Mereka membantu produsen memahami apa yang perlu
mereka lakukan untuk meningkatkan kualitasnya. Ini adalah metrik paling penting yang digunakan oleh produsen untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan, produktivitas, dan menurunkan biaya.

Apa perbedaan antara KPI dan metrik?


Indikator Kinerja Utama (KPI) melacak pengukuran penting untuk membantu bisnis membuat keputusan penting. KPI harus berhubungan dengan
tujuan bisnis Anda dan membantu Anda memahami cara mencapai tujuan tersebut. KPI juga merupakan metrik, namun tidak semua metrik
merupakan indikator kinerja utama. Metrik mengukur kinerja bisnis di area tertentu. KPI adalah metrik yang paling penting, karna KPI melacak
Pertumbuhan Pendapatan dan Margin Laba. Namun indikator kinerja utama dalam produksi membantu memastikan optimalisasi di area
tersebut.

Apa definisi KPI manufaktur yang baik?


1. Selaras dengan tujuan perusahaan
Semua organisasi mempunyai tujuan yang ingin mereka capai. KPI harus selaras dengan tujuan perusahaan Anda untuk membantu mengukur
keberhasilan Anda dalam mencapai tujuan tersebut.
2. Spesifik dan terukur
Dengan KPI apa pun, KPI harus mendefinisikan dan mengukur sesuatu yang nyata sehingga Anda dapat melihat apakah Anda berada di jalur yang
tepat untuk mencapai tujuan Anda. KPI harus sespesifik mungkin agar berguna.
3. Memberikan nilai yang dapat dicapai
KPI harus menjadi sesuatu yang dapat dicapai untuk memberikan nilai sebenarnya. Hal ini harus dapat ditindaklanjuti, artinya data yang diberikan
dapat digunakan untuk melakukan perbaikan jika diperlukan.

12 KPI manufaktur dan cara menghitungnya


1. On time delivery / Pengiriman Tepat Waktu
Jika produsen ingin membuat pelanggan senang, mereka perlu memastikan pengiriman tepat waktu. Idealnya, Anda menginginkan tingkat
keberhasilan 100%. Jika pengiriman tidak dilakukan tepat waktu, mungkin ada berbagai alasan. Persediaan yang tertunda, jadwal produksi yang
tidak realistis, atau seringnya kerusakan mesin adalah beberapa contohnya. Memiliki tingkat keberhasilan pengiriman yang tinggi penting untuk
mempertahankan pelanggan saat ini dan menarik pelanggan baru.

Formula: On Time Units Delivered ÷ Total Units Delivered


contoh, perusahaan menerapkan KPI untuk on time delivery 98%. Jika Perusahaan memperoleh order sebanyak, 10 unit di bulan oktober, dan
jumlah yang harus di kirimkan berdasarkan due date di PO adalah sebesar 1.800.

Dafatr costumer order bulan oktober 2023


Costumer Name PO No. PO Date Qty Order Delivery date Actual Qty Actual Del. Diff Notes
Dey's Cloth QWH-83 12-Oct-23 2,120 26-Oct-23 2,095 25-Oct-23 1
ZOMA AG0-12 12-Oct-23 2,060 26-Oct-23 2,065 25-Oct-23 1
Kickers HD-931 13-Oct-23 1,920 27-Oct-23 1,929 27-Oct-23 0 Late 1 days
Zara ZB-8JD 15-Oct-23 2,100 29-Oct-23 2,102 1-Nov-23 -3 Late 13 days
Hera GD-831 18-Oct-23 1,800 1-Nov-23
Total 10,000 8,191

On time delivery = on time delivery unit 6,089


Total unit delivery 8,191
74.34%
Jika KPI perusahaan adalah 98%, maka perusahaan harus melakukan perbaikan, karna kinerja nya masih sangat jauh dibandingkan
target yang ingin di capai, jika di biarkan maka perusahaan akan mendapatkan komplain dari customer, bisa jadi customer akan
mengurangi jumlah pesanan atau pindah, karna kecewa pesanan nya sering terlambat.

2. Pencapaian Jadwal Produksi


Hal ini membantu produsen melihat apakah produksi telah direncanakan dengan baik dan apakah standar telah dipenuhi oleh pekerja.
Hal ini memungkinkan produsen untuk menentukan apakah ada masalah kinerja yang memengaruhi pengiriman. Mengetahui apakah
pengiriman dilakukan tepat waktu saja tidak cukup. Perusahaan juga harus menentukan faktor apa saja yang mempengaruhi produksi
sehingga dapat disesuaikan untuk meningkatkan kinerja pengiriman.

Formula: (Actual Output ÷ Planned Output) x 100


contoh:
Pada tanggal 10 Oktober, PT ABC mendapatkan order product A, dari PT KLM dengan jumlah 3000 pcs, dimana barang tsb harus kirim
tanggal 23 Oktober. Manager PPIC memutuskan untuk, memasukan Product A tsb ke Line produksi No. 3 yakni dengan kapasita 300
pcs perhari.

Jika,
Bahan baku dipastikan, ready di tanggal 11, sehingga tanggal 12 naik mesin produksi, dan di tanggal 22 masuk ke ruang packgaging,
sehingga tanggal 23 oktober siap kirim ke PT KLM.

Maka, manager produksi membuat schedue sbb:


Oct, 12 Oct, 13 Oct, 14 Oct, 15 Oct, 16 Oct, 17 Oct, 18 Oct, 19 Oct, 20 Oct, 21
Plan 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300
Akumulasi 300 600 900 1,200 1,500 1,800 2,100 2,400 2,700 3,000
Actual 199 299 295 305 301 307 309 309 310 315
Akumulasi 199 498 793 1,098 1,399 1,706 2,015 2,324 2,634 2,949
Varian - 101 - 102 - 107 - 102 - 101 - 94 - 85 - 76 - 66 - 51
% -34% -17% -12% -9% -7% -5% -4% -3% -2% -2%

Jika dilihat dari tabel di atas, di hari pertama output hanya 199, atau 66% dari plan, hal ini dikarenakan masuknya bahan baku ke are produksi
yang terlambat, sehingga adanya delay untuk memulai proses produksi. Meskipun bagian produksi sdh berusaha untuk mengejar schedule yg di
tetapkan, tetapi masih belum mampu sesuai rencana, implikasi nya memang bisa menggangu rencana produksi selanjutnya, tetapi karna jumlah
selisih nya hanya 2%, dan masih masuk toleransi perusahaan, bisa dibilang KPI nya cukup bagus.

3. Total cycle time - siklus waktu produksi


KPI ini mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pesanan pelanggan, mulai dari awal produksi hingga pengiriman. Ini
tidak termasuk waktu istirahat atau waktu tunggu, hanya waktu sebenarnya yang dibutuhkan untuk memproduksi produk. Total waktu siklus
mempertimbangkan semua faktor produksi, mulai dari bahan mentah hingga barang jadi. Ini menghitung rata-rata waktu siklus semua pesanan.
Yang termasuk dalam metrik ini adalah waktu siklus mesin, yang menunjukkan kinerja mesin, dan harus dibandingkan dengan waktu siklus ideal
mesin.

Formula: Waktu Produksi Bersih (NPT) : Jumlah Unit yang Diproduksi


Contoh

PT ABC mendapatkan orderan untuk memproduksi 1000 buah kemeja. Jika untuk memproduksi 1 kemeja pria di butuhkan waktu sbb:
Proses jahit kerah 110 detik
Proses pasang kerah 230 detik
Proses jahit badan 220 detik
Proses sambung badan 120 detik
Proses jahit lengan 170 detik
Proses pasang kancing 550 detik
Total Proses 1,400 detik

Jika, totla hari kerja adalah 8 jam, maka kira2 waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 1000 kemeja adalah sbb:
Jika, wkatu yang di butuhkan untuk menyelesaikan 1 buah kemeja adalah, 23 menit (1.400 detik / 60), dan PT ABC memiliki 30
penjahit, maka kira-kira berapa hari yang di butuhkan untuk menyelesaikan kemeja tsb?

Total waktu kerja


Jumlah Tenaga kerja Jam bekerja Jam Menit Estimasi output per hari
30 orang 8 jam 240 14,400 626.09
Maka jika dibuat schedule, harus nya 1000 kemeja tsb dapat di selesaikan dalam waktu kurang dari 2 hari.

* Hari Pertama
08.00-09.00 08.00-09.00 09.00-10.00 08.00-09.03 11.00-12.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-16.00 16.00-17.00
Plan 78.26 78.26 78.26 78.26 78.26 78.26 78.26 78.26 78.26
Akumulasi 78.26 156.52 234.78 313.04 391.30 469.57 547.83 626.09 704.35
Actual 78.00 77.00 79.00 80.00 80.00 81.00 83.00 82.00 85.00
Akumulasi 78.00 155.00 234.00 314.00 394.00 475.00 558.00 640.00 725.00
Selisih - 0.26 - 1.52 - 0.78 0.96 2.70 5.43 10.17 13.91 20.65

* Hari Kedua
08.00-09.00 08.00-09.00 09.00-10.00 08.00-09.03 11.00-12.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-16.00 16.00-17.00
Plan 78.26 78.26 78.26 60.87
Akumulasi 782.61 860.87 939.13 1,000.00
Actual 89.00 90.00 93.00 3.00
Akumulasi 814.00 904.00 997.00 1,000.00
Selisih 31.39 43.13 57.87 - 0.00

Cycle time ratio


Total actual waktu produksi 19800 Menit
Total unit yang di produksi 1,000 pcs
Cycle time ratio - actual 19.8 pcs per menit
Cycle time ratio - plan 23 pcs per menit
artinya, ada efesiensi waktu produksi sebesar = 3.2 pcs per menit

4. Through / Hasil
Yang ini memungkinkan Anda melihat seberapa baik produksi mesin Anda. KPI ini ditinjau secara real-time untuk menyelesaikan masalah apa pun
sebelum menjadi masalah yang lebih besar. Throughput bekerja paling baik ketika pekerja ditugaskan ke mesin yang mereka kuasai dalam
pengoperasiannya. Selain itu, throughput berada pada puncaknya ketika mesin dijaga agar tetap berfungsi dengan baik dan terdapat sedikit titik
sentuh atau langkah yang memerlukan perhatian operator untuk memproduksi produk.

Formula: Jumlah Unit yang Diproduksi / Total Waktu Produksi


nah, mengacu pada contoh di atas, maka jika PT ABC ada orderan kemeja lagi, maka yg di gunakan sebagai indikator adalah real time,
yakni 19.8 per pcs, bukan lagi 23 pcs per menit.

5. Capacity Utilization / Pemanfaatan Kapasitas


Metrik ini membantu Anda menentukan apakah suatu mesin berproduksi hingga kapasitas maksimumnya. Idealnya, Anda ingin mesin selalu
dalam kondisi kerja yang baik dan tidak ada waktu henti. Karena mesin produksi mahal, Anda tentu tidak ingin mesin tersebut menganggur.
Penting untuk menjalankan mesin pada kapasitas maksimum untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya.

formula: (Actual Output ÷ Potential Output) x 100


Contoh:
Mesin A punya kapasitas 50 pcs, per jam
Mesin B punya kapasitas 50 pcs, per jam
Mesin C punya kapasitas 45 pcs, per jam
Mesin D punya kapasitas 45 pcs, per jam
Mesin C punya kapasitas 42 pcs, per jam
Jika PT ABC mendapatkan order sebesar 20.000 pcs kira2 berapa jam yang di butuhkan untuk memproduksi 20.000 tsb?

08.00-09.00 08.00-09.00 09.00-10.00 08.00-09.03 11.00-12.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-16.00 16.00-17.00


Mesin A 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Mesin B 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Mesin C 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Mesin D 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Mesin E 42 42 42 42 42 42 42 42 42
Total 232 232 232 232 232 232 232 232 232

Ideal nya, 1 jam ke-5 mesin tsb mampu menghasilakn 232 pcs/unit, berati untuk menghasilkan 20 ribu pcs, dibutuhkan waktu = (20.000/232) =
86 jam atau 9 hari.

Tetapi yang harus di pertimbangkan adalah idle time, yakni setiap berapa jam mesin akan berhenti karna mengalami kerusakan atau setiap
berapa jam mesin akan mengalami penurunan performa karna digunakan dalam 8 jam secara terus menerus.
Jika, misalnya, mesin akan mengalami penurunan performa sebesar 2% sejak jam 13.00, maka actual output nya sbb:

08.00-09.00 08.00-09.00 09.00-10.00 08.00-09.03 11.00-12.00 13.00-14.00 14.00-15.00 15.00-16.00 16.00-17.00


Mesin A 50 50 50 50 50 49 48 47 46
Mesin B 50 50 50 50 50 49 48 47 46
Mesin C 45 45 45 45 45 44 43 42 42
Mesin D 45 45 45 45 45 44 43 42 42
Mesin E 42 42 42 42 42 41 40 40 39
Total 232 232 232 232 232 227 223 218 214

Maka rasio pemanfaatan kapasitas dalam sehari sbb:


Actual output dalam 1 hari 2,043
Potensi output dalam 1 hari 2,088
Maka rasio nya sebesar 98% 98%

Jika selisih 2% ini masih masuk toleransi perusahaan, maka perusahaan tidak perlu mengeluarkan extra cost untuk biaya maintenance mesin,
tetapi jika rasio nya di bawah toleransi perusahaan, maka prsh harus menyiapkan extra cost untuk biaya maintenance, agar performa mesin
dapat meningkat

6. Yiled / Hasil - tanpa kesalahan


KPI hasil juga disebut sebagai First Time Through (FTT). Ini mengukur berapa banyak produk yang diproduksi tanpa kesalahan berdasarkan jumlah
total yang diproduksi. Jadi jika Anda memiliki 10 produk, tetapi 1 produk cacat, Anda akan mendapatkan (10 – 1) = 9 10 = 0,90 atau 90% hasil
produk tanpa cacat.

Perhitungan: (Jumlah Barang yang Diproduksi – Barang Cacat) ÷ Barang yang Diproduksi

Contoh:
PT ABC menerima order 100 buah tas, dengan perincian sbb:
Qty order 100
Harga Jual 15,000
Total Pendapatan 1,500,000

Biaya Bahan Baku/pcs 7,000


Total biaya bahan baku 700,000
Biaya Tenaga Kerja 500,000
Biaya Overhead Produksi 100,000
Total HPP 1,307,000
Laba Kotor 193,000
% 12.87%

Jika, ketentuan dari customer, reject sampai dengan 3%, maka barang akan di ambil semua, tapi jika reject barang di atas 3% maka, barang reject
tidak akan di ambil.

Ternyata ada barang reject, sebesar 6 unit, atau sebesar, 6:100 atau sama dengan 6%, maka PT ABC di potong 10% penalty.
maka, PT ABC mengalami kerugian sbb:
Biaya Bahan Baku/pcs 7,000
Total barang reject 42,000
Biaya tenaga kerja 30,000
Biaya overhead produksi 6,000
Total kerugian 78,000
Total Penjualan 1,410,000
Total HPP 1,385,000
Laba Kotor 25,000
% 1.77%

Akibat dari barang reject tadi, total margin yang sebelumnya di angka 12.87% turun significant menjadi 1.77%, meskipun hanya 6% saja yang
reject. Itu kenapa KPI ini sangat penting, karna langsung mempengaruhi laba. Dan budaya reject barang tidak boleh terjadi, karna selain
menurunkan margin juga merusak reputasi perusahaan.

7. Scrap / barang sisa


Biasanya bahan yang tidak memenuhi standar kualitas dianggap barang bekas. Namun, beberapa produsen menghitung bahan mentah apa pun
yang tidak digunakan dalam produksi sebagai barang bekas. Melacak sisa akan membantu menekan biaya dan menghasilkan produk dengan
kualitas lebih baik.
Formula: Total Scrap ÷ Total Product Run
contoh:
PT ABC adalah perusahaan jasa maklon, yang memproduksi kabel kabel laptop merk lenovo. PT ABC mendapatkan order untuk membuat 1000
kabel setiap bulanya. Panjang 1 kabel menurut standard lenovo adalah 1.2 meter.

Maka PT ABC membeli 1300 meter meter, dengan asumsi 100 meter di jadikan sebagai buffer jika ada yang salah potong. Harga 1 kabel tsb
adalah 15 ribu per meter. Harga 1 set kabel tsb adalah 30 ribu.

Maka seharusnya perhitungan laba kotor PT ABC, perbulan nya.


Biaya bahan baku @15 ribu x 1.300 meter 19,500,000
Biaya tenaga kerja @3 orang x 2.000.000 6,000,000
Biaya overhead produksi 1,000,000
HPP setiap bulan nya 26,500,000

Tetapi, tagihan kabel yang masuk berbeda, dengan perincian sbb:


Biaya bahan baku @15 ribu x 1.450 meter 21,750,000
Biaya tenaga kerja @3 orang x 2.000.000 6,000,000
Biaya overhead produksi 1,000,000
HPP setiap bulan nya 28,750,000

Jika, penjualan @1.000 x 30.000 30,000,000


Seharusnya PT ABC masih memiki margin 3,500,000

tapi karna banyak karyawan, salah potong, sehingga biaya bahan baku membengkak dari 19,5 juta menjadi 21,750. Dan sisa bahan baku karna
salah potong tsb (scrub) tidak bernilai ekonomi lagi, alias sudah menjadi biaya. Karna itu penting untuk mengontrol scrub, agar tidak banyak
bahan baku yang terbuang sia-sia.

jika dihitug berdasarkan data diatas, presentase scrub


Total scrub (1.450 - 1.300)/1.000 125
Total produksi 1,000
Maka total scurb ratio 12.50%
angka 12.5% ini cukup tinggi, jika dibiarkan perusahaan bisa merugi. Umunya hanya dibawah 2%.

selain itu masih ada lagi


9. Perencanaan pemeliharaan
Saat menentukan KPI pemeliharaan terencana, penting untuk memperhitungkan semua pemeliharaan darurat sebagai bagian dari pemeliharaan
total. Seharusnya ada kurang dari 15% pemeliharaan terencana yang dianggap sebagai perintah kerja darurat. Pemeliharaan darurat jauh lebih
mahal daripada pemeliharaan terencana karena melibatkan lembur, suku cadang yang terburu-buru, penghentian produksi, dll. Hal ini harus
dihindari sebisa mungkin agar tidak mengurangi keuntungan atau menyebabkan sakit kepala seperti waktu henti dan frustrasi karyawan.

Formula : Perencanaan waktu pemeliharaan / Total Waktu Pemeliharaan) x 100

10. Avaibility / Ketersediaan


Ketersediaan adalah ukuran waktu aktif dan waktu henti mesin. Penting untuk memahami berapa banyak waktu henti yang dialami perusahaan
Anda karena biayanya mahal dan kerugian terbesar yang dihadapi sebagian besar produsen. Saat menghitung ketersediaan, penting untuk
memperhitungkan waktu henti yang direncanakan dan tidak direncanakan. Penting juga untuk melacak alasan downtime. Catatan tersebut
kemudian dapat dipelajari untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.

Formula : Waktu Aktif ÷ (Waktu Aktif + Waktu Henti)

11. Tingkat Pengembalian Pelanggan

KPI ini sederhana namun penting. Berapa banyak barang yang ditolak pelanggan? Sangat penting untuk memperhatikan KPI ini karena
pengembalian tidak hanya menyebabkan perusahaan kehilangan uang karena harus mengerjakan ulang barang, namun juga dapat merusak
reputasi Anda dan tingkat retensi pelanggan. Saat barang dikembalikan, penting untuk mengetahui alasannya dan segera melakukan koreksi.

Formula: Jumlah Barang yang Ditolak (reject) / Jumlah Total Barang yang Dikirim

Anda mungkin juga menyukai