DISUSUN OLEH:
AVATAR TEAM
1
STRUKTUR GKM
AVATAR TEAM
Dibentuk tanggal : 28/08/2022
Tema : Mengoptimalkan Pemakaian Air PDAM di Line 3
Judul : Menurunkan Pemakaian Air di Fryer pada Line 3 sebesar 100%
selama 10 minggu.
Makalah ke- : 1
Susunan team GKM
Koordinator : Arie Hasli
Fasilitator : Olan Rexcy
Ketua : M. Aswar Mursalim (Teknik)
Sekretaris : Ashari Tawil (Produksi)
Anggota : Islamuddin Jafar (QC)
M. Aswad Buana Putra (Warehouse)
Ilham Hidayat Nasir (Teknik)
Irwansyah (Operator Fryer)
Belinda (Accounting)
Pendidikan : SLTA – S1
Jumlah Pertemuan : 14
Kehadiran Anggota : 90%
Jadwal Pertemuan : 15
Motto : Jangan Jadikan Usia Untuk Berhenti Belajar dan Berkreasi
2
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................................................................................1
STRUKTUR GKM..................................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
Rencana Kerja dan Realisasi....................................................................................................................5
Langkah 1. Menentukan Tema dan Judul................................................................................................7
1.1 Menentukan Tema.........................................................................................................................7
1.2 Menentukan Judul.........................................................................................................................9
1.3 Initial Goal...................................................................................................................................10
1.4 Alasan Penetapan Initial Goal dari PQCDSME..........................................................................10
1.5 Kinerja QCC................................................................................................................................11
Langkah 2. Stratifikasi Masalah............................................................................................................13
2.1 Ishikawa Diagram........................................................................................................................13
2.2 Menetapkan Penyebab yang Diduga Dominan...........................................................................13
Langkah 3. Menguji dan Menentukan Penyebab Dominan..................................................................15
3.1 Menguji Faktor Penyebab Dominan............................................................................................15
3.2 Menguji Faktor Penyebab Dominan............................................................................................16
Langkah 4. Membuat Rencana dan Melaksanakan Perbaikan...............................................................18
4.1 Rencana Perbaikan......................................................................................................................18
4.2 Intermediate Target.....................................................................................................................18
4.3 Melaksanakan Perbaikan.............................................................................................................18
Langkah 5. Meneliti Hasil.....................................................................................................................21
5.1 Analisa Hasil Perbaikan..............................................................................................................21
5.2 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Perbaikan..........................................................................22
5.3 Analisa Efisiensi..........................................................................................................................24
5.4 Kinerja QCC................................................................................................................................26
Langkah 6. Membuat Standar Baru.......................................................................................................27
6.1 Standar Prosedur..........................................................................................................................27
6.2 Standar Hasil...............................................................................................................................27
Langkah 7. Mengumpulkan Data Baru dan Menentukan Rencana.......................................................28
7.1 Monitor Standar Hasil.................................................................................................................28
7.2 Mengumpulkan Data Baru..........................................................................................................28
7.3 Rencana Kerja GKM Selanjutnya...............................................................................................29
3
PENDAHULUAN
Profil Perusahaan
PT. Jangkar Jati didirikan di Ancol, Jakarta pada tahun 1970 atas prakarsa Jayadi Jaya.
Perusahaan ini mulai berkembang yang ditandai dengan didirikannya cabang perusahaan
diberbagai daerah di Indonesia. Salah satunya yaitu pendirian cabang perusahaan di Medan
pada tahun 1977 dan Palembang pada tahun 1981. Kemudian, pada tanggal 1 Juli 1984 PT.
Jangkar Jati mengalami perubahan manajemen yang mengakibatkan perubahan nama
perusahaan menjadi PT. Sanmaru Food Mfg.Co.Ltd, berdasarkan akta notaris J.N Siregar,
SH. dengan nomor akte C2-7165-HT.0104 tahun 1984. Perubahan nama perusahaan ini
dilakukan secara serentak diberbagai daerah-daerah PT.Sanmaru Food Mfg,Co,Ltd.
PT. Sanmaru Food Mfg,Co,Ltd. memproduksi berbagai jenis flavour mie instan.
Tingginya permintaan pasar terhadap mie instan khususnya di kawasan Indonesia Timur. Hal
ini menjadi pendorong perusahaan untuk mendirikan cabang dan pabrik di Ujung Pandang.
Adapun itu, pada tanggal 9 Februari 1992 cabang Ujung Pandang diresmikan oleh Prof. Dr.
H. A. Amiruddin yang merupakan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan pada saat itu.
Kemudian, pada tanggal 1 Maret 1994 perusahaan ini mengalami perubahan nama menjadi
PT. Indofood CBP Sukses Makmur, dimana nama inilah digunakan sampai sekarang.
Saat ini, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. cabang Makassar mempunyai karyawan
sebanyak 700 orang. Pada tahun 2020, PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. cabang
Makassar mulai melaksanakan pembangunan Plant 2/Line 3 dengan kapasitas mesin W1200.
Kemudian, pada tahun 2021 tepatnya di bulan Agustus Plant 2/line 3 resmi beroperasi dengan
jenis produksi Indomie. Namun, seiring berjalannya waktu saat ini Plant 2/Line 3 juga
memproduksi Intermie.
4
Rencana Kerja dan Realisasi
Tahun 2023
No Langkah Kegiatan Juni Juli Agustus September
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
2 Menganalisa penyebab
5 Meneliti hasil
5
Alur Produksi
Alur proses pembuatan mie instan dimulai dari pencampuran bahan baku menggunakan
mixer, setelah adonan kalis maka adonan akan didistribusikan ke press untuk membentuk
lembaran adonan dan membentuk untaian mie di slitter, selanjutnya masuk kedalam steam
box untuk dimasak dan memberi tekstur pada mie, mie yang telah matang selanjutnya
dikurangi kadar airnya dengan cara digoreng di fryer hingga mencapai kadar air standar, blok
mie yang telah digoreng masuk kedalam cooling untuk didinginkan dan meniriskan minyak,
blok mie hasil dari cooling langsung di kemas di area packing. Pada GKM ini nampak pada
area fryer ada penggunaan air yang berlebih diluar kebutuhan produksi sehingga kami dari
GKM avatar mengambil area untuk perbaikan dan inivasi yaitu di daerah fryer.
6
7
LANGKAH 1. MENENTUKAN TEMA DAN JUDUL
Tabel 2. Pemakaian Utility Plant & Non Plant Gambar 3. Grafik Pemakaian Utility Plant &
selama Week 18-26 Non Plant selama Week 18-26
Y
Listrik Cangkang 2,500,000
Week Air (L)
(kwH) (kg)
W18 61.585 297.900 1.462.000 2,000,000
Total 719.373 3.030.027 16.409.500 Listrik (KwH) Cangkang (kg) Air (L)
Adapun itu, terdapat standar penggunaan/ pack untuk komponen utility tersebut. Standar
penggunaan listrik sebesar 3 Watt/pack, standar penggunaan cangkang sebesar 14 gr/pack,
dan standar penggunaan air sebesar 85 ml/pack.
85
3.1
20 Std: 85mL/pack
84.9
3.05
84.8
15
3
84.7
2.95 84.6
10
84.5
2.9
84.4 5
2.85
84.3
X
W18 W19 W20 W21 W22 W23 W24 W25 W26
2.8 0
W18 W19 W20 W21 W22 W23 W24 W25 W26 W18 W19 W20 W21 W22 W23 W24 W25 W26
Tabel 4. Pemakaian Air PDAM untuk Produksi Gambar 5. Diagram Lingkaran Pemakaian Air PDAM
di All Line untuk Produksi di All Line
9
LANGKAH 1. MENENTUKAN TEMA DAN JUDUL
*Pembuangan air di P2 dihitung manual dengan rumus: 9.13 liter/1 menit x actual jam kerja (pembuangan air di sirkulasi motor)
10
LANGKAH 1. MENENTUKAN TEMA DAN JUDUL
Dengan demikian, maka air yang terbuang di fryer menjadi permasalahan utama sehingga
team GKM Avatar sepakat menetapkan judul:
“MENURUNKAN PEMAKAIAN AIR DI FRYER PADA LINE 3 DARI 58,2 m3
MENJADI 20,5 m3 SELAMA 10 MINGGU”
11
LANGKAH 1. MENENTUKAN TEMA DAN JUDUL
5 2 2
4 3
Tabel 7. Kondisi lingkungan kerja sebelum perbaikan(Y) Gambar 9. Radar Chart Kondisi Lingkungan Kerja
1
5 2 2
4 3
Kesimpulan:
Sebelum melakukan kegiatan, GKM Avatar berada
pada zona C (mutu kerja dan kegiatan PDCA masih
dalam tahap rata-rata).
12
LANGKAH 1. MENENTUKAN TEMA DAN JUDUL
13
LANGKAH 2. STRATIFIKASI MASALAH
Anggota GKM
Total
No Akar Penyebab IS Ranking
ASW ARI ASD ILM IRW BEL Nilai
L
Spesifikasi motor
1 membutuhkan media 9 7 8 7 8 8 8 55 I
pendingin
Tidak ada penampungan
2 8 8 8 8 7 8 7 54 II
air
3 Kurang disiplin 7 7 7 5 7 6 5 44 IV
Belum ada sistem aliran
4 9 8 7 7 8 7 6 52 III
air otomatis
Tabel 8. Nominal Group Technique (NGT)
Keterangan:
ASW : Aswar Mursalim ILM : Ilham Hidayat
ARI : Ashari Tawil IRW : Irwansyah
ISL : Islamuddin Jafar BEL : Belinda
ASD : Aswad Buana
Berdasarkan hasil analisa, maka faktor penyebab yang yang diduga dominan adalah sebagai
berikut:
1. Spesifikasi motor membutuhkan media pendingin
2. Tidak ada penampungan air
3. Belum ada sistem aliran otomatis
15
LANGKAH 3. MENGUJI DAN MENENTUKAN PENYEBAB
DOMINAN
12
Pemakaian Air di Fryer L3 (m3)
f(x) = 0.5478 x
10 R² = 1
2
X
-
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
Durasi Pengamatan (jam)
X : Durasi Pengamatan
Y : Pemakaian air PDAM di fryer Line 3
Kesimpulan:
Dari scater diagram di atas, diperoleh nilai r2 = 1 maka r = 1. Hal ini menunjukkan korelasi
positif, maka terbukti spesifikasi motor membutuhkan media pendingin sebagai penyebab
dominan.
f(x) = 0.5478 x
10 R² = 1
Kesimpulan:
8
Dari scater diagram di atas,
6
diperoleh nilai r2 = 1 maka r = 1. Hal
4 ini menunjukkan korelasi positif,
2 maka terbukti tidak ada X
- penampungan air sebagai penyebab
0 2 4 6 8 10
Durasi Pengamatan (jam)
12 14 16 18 20 22
dominan.
10
f(x) = 0.5478 x
R² = 1
Kesimpulan:
Dari scater diagram di atas, diperoleh
8
nilai r2 = 1 maka r = 1. Hal ini
6
menunjukkan korelasi positif, maka
4
terbukti belum ada sistem aliran air
2 otomatis sebagai penyebab dominan. X
-
0 2 4 6 8 10
Durasi Pengamatan (jam)
12 14 16 18 20 22 3.2 Menguji Faktor Penyebab
Dominan
No. Penyebab Dominan r Keterangan
17
LANGKAH 3. MENGUJI DAN MENENTUKAN PENYEBAB
DOMINAN
Spesifikasi motor
1. membutuhkan media 1 Dominan
pendingin
2. Tidak ada penampungan air 1 Dominan
Belum ada sistem aliran air
3. 1 Dominan
otomatis
Tabel 9. Lembar data faktor penyebab dominan
Kesimpulan:
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua akar penyebab dinyatakan dominan dan akan
diselesaikan di langkah 4.
18
LANGKAH 4. MEMBUAT RENCANA DAN MELAKSANAKAN
PERBAIKAN
19
LANGKAH 4. MEMBUAT RENCANA DAN MELAKSANAKAN
PERBAIKAN
Tanggal
Ide Langkah Perbaikan Monitor & Keputusan
Perbaikan
Merancang bentuk dan gambar
penampungan air PDAM untuk
motor sirkulasi
Week 30
(24-26 Juli)
60 Y
50
40
20
10
X
0 W28 W29
1 2
Keputusan:
Dari hasil monitoring yang telah dilakukan
dapat diputuskan bahwa,dengan adanya
tangki penampungan untuk proses sirkulasi
Sosialisi penggunaan alat dan hasil motor fryer, terlihat motor tetap berfungsi
Week 33
20
LANGKAH 4. MEMBUAT RENCANA DAN MELAKSANAKAN
PERBAIKAN
perbaikan
21
LANGKAH 5. MENELITI HASIL
Pemakaian Pemakaian
61.67
W29 54,23 W35 30,84 20
Dari hasil analisa perbaikan penyebab dominan di atas, ditemukan bahwa setelah
perbaikan, pemakaian air PDAM di Fryer L3 menurun sebesar 33,65 m3 (rata-rata
sebesar 16,83 m3/week).
PERBAIKAN PERBAIKAN
100
Pembuangan Pembuangan
Week Air PDAM Week Air PDAM 80
(m3) (m3)
Pemakaian Air PDAM (m3)
95.32
W29 54,23 W35 24,49 40
0
Sebelum GKM Sesudah GKM
Dari hasil analisa perbaikan penyebab dominan di atas, ditemukan bahwa setelah perbaikan
air PDAM yang terbuang di Fryer L3 menurun sebesar 46,34 m3 (rata-rata sebesar 23,17
m3/week).
22
LANGKAH 5. MENELITI HASIL
1600
Y
1400
1200
1000
Produksi Mixer (M3)
Boiler Softener (M3)
800
Pendingin Mesin Eps (M3)
Sanitasi Fryer (M3)
600
400
200
0
X
W28 W29
23
LANGKAH 5. MENELITI HASIL
Rata -
Rata 330 1371,5 3 39
Tabel 13. Pemakaian PDAM Setelah Perbaikan Gambar 13. Grafik Pemakaian Air PDAM Setelah Perbaikan
Y
1600
1400
1200
1000
Produksi Mixer (M3)
Boiler Softener (M3)
800
Pendingin Mesin Eps (M3)
Sanitasi Fryer (M3)
600
400
200
X
0
W34 W35
24
LANGKAH 5. MENELITI HASIL
Tabel 14. Pemakaian Air PDAM pada Sanitasi Fryer Gambar 14. Grafik Pemakaian Air PDAM pada Sanitasi Fryer
sebelum perbaikan sebelum perbaikan
60Y
50
40
20
10
X
0
W28 W29
Sebelum Perbaikan
Sanitasi Sanitasi
Week Fryer P1 Fryer P2
(M3) (M3)
W28 2,91 41,09
W29 3,77 54,23
Total 6,68 95,32
Rata – Rata 3,34 47,66
Tabel 15. Pemakaian Air PDAM pada Sanitasi Fryer Gambar 15. Grafik Pemakaian Air PDAM pada Sanitasi Fryer
Setelah Perbaikan
Sanitasi Sanitasi
Week Fryer P1 Fryer P2
(M3) (M3)
W34 10,16 30,84
W35 5,16 30,84
Total 15,32 61,68
Rata – Rata 7,66 30,84
setelah perbaikan setelah perbaikan
Y
25 X
LANGKAH 5. MENELITI HASIL
35
Sebelum Perbaikan 30
Sanitasi Sanitasi 25
1,200,000 80%
W28 70.004 332.810 1.547.500
1,000,000
60%
W29 77.557 318.300 1.640.000 800,000
1,000,000
60%
W35 68.676 318.300 1.534.000 800,000
600,000 40%
19.01%
TOTAL 149.587 634.024 3.338.500
400,000 317,012
3.63% 20%
200,000
Rata - Rata 72.793 317.012 1.669.250 74,793
0 0%
Listrik (Kwh) Cangkang (Kg) Air (L)
26
LANGKAH 5. MENELITI HASIL
27
LANGKAH 5. MENELITI HASIL
Biaya perbaikan
Break Even Point ( BEP ) =
Cost saving/week
Rp 24.581.644
Break Even Point ( BEP ) =
Rp 813.424
3
5 2
2
4 3
QCC
28
LANGKAH 5. MENELITI HASIL
Tabel 19. Kondisi lingkungan kerja sesudah perbaikan(Y) Gambar 17. Radar Chart Kondisi Lingkungan Kerja
1
3
5 2
2
4 3
29
LANGKAH 6. MEMBUAT STANDAR BARU
30
LANGKAH 7. MENGUMPULKAN DATA BARU DAN MENENTUKAN
RENCANA
40
37.00
30.84
Pemakaian Air di Fryer L3 (m3)
30.84
30.84
20
0
W36 W37 W38 W39
Kesimpulan:
Monitoring hasil perbaikan mulai week 36 sampai dengan 39, untuk week 36, 38, dan 39
menunjukkan pemakaian air PDAM untuk fryer line 3 sebesar 30,84 m 3. Namun, untuk total
pemakaian air PDAM di week 37 sebesar 37 m 3. Hal ini disebabkan karena terdapat overtime
produksi di hari sabtu.
-
AVR 2,56 19,12 84,75 W36 W37 W38 W39
X
31
LANGKAH 7. MENGUMPULKAN DATA BARU DAN MENENTUKAN
RENCANA
Berdasarkan data dan grafik diatas, menunjukkan bahwa pemakaian bahan bakar cangkang
melewati standar/pack yang ditetapkan. Oleh karena itu, GKM Avatar sepakat menentukan
tema:
Membuat stan-
6
dar baru
Mengumpulka
n data baru
7
dan rencana
berikutnya
32
LANGKAH 7. MENGUMPULKAN DATA BARU DAN MENENTUKAN
RENCANA
33