Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM PLANT DESIGN

DI PT.PERTAMINA (PERSERO) RU VI
BALONGAN

Oleh:
Nama Mahasiswa : M. Wisnu Satria Gunandhika (161420078)
Nuvi Meliani (161420081)
Rifqi Aziz Zain (161420085)
Septian Pratama (161420093)
Program Studi : Teknik Pengolahan Minyak dan Gas
Bidang Minat : Refinery
Diploma : IV (Empat)
Tingkat : IV (Empat)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ESDM
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
(PEM Akamigas)
Cepu, Desember 2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan karunia yang tak terhingga, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
ini dengan baik. Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah praktikum
Plant Design di PEM AKAMIGAS Cepu.
Selama melaksanakan praktik hingga selesainya laporan ini, penulis mendapat
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak baik bimbingan moril maupun materil,
untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. Tuhan yang Maha Esa.


2. Bapak Prof. Dr. R.Y Perry Burhan, M.Sc., selaku Direktur PEM Akamigas;
3. Bapak Zami Furqon., S.T, M.T., selaku dosen pengampu mata kuliah Plant
Design;
4. Ibu Woro Rukmi Hatiningrum, Ir., M.Sc., selaku dosen pengampu mata
kuliah Plant Design;
5. Segenap Staff dan Karyawan RU VI Balongan;
6. Bapak/ Ibu orang tua kami;
7. Teman-teman seperjuangan di Bidang Minat Refinery;
8. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat di
sebutkan satu-persatu
Semoga Laporan Praktikum Plant Design ini dapat bermanfaat baik untuk
penulis maupun pembaca. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran karena
penulis menyadari bahwa Laporan Praktikum ini masih banyak kekurangan. Atas
perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.

Cepu, Desember 2019,

Penulis

ii
DAFTAR DAFTAR ISI

Halaman
COVER ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v

I. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1


1. 1 PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan ....................................... 1
II. JAWABAN PERTANYAAN ................................................................... 2
2. 1 Modul 1 .................................................................................. 2
2.1.1 Deskripsi PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan ............. 2
2.1.1.1 Uraian Proses Naphtha Processing Unit (NPU) ..... 2
2.1.2 Tujuan Berdirinya PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan 3
2.1.3 Kapasitas Produksi .............................................................. 3
2.1.4 Bahan Baku dan Produk ...................................................... 4
2.1.5 Area Pemasaran PT.Petamina (Persero) RU VI Balongan ... 4
2. 2 Modul 2 ............................................................................. 4
2.2.1 Alasan latarbelakang Pemilihan Lokasi PKL ....................... 4
2.2.2 Fasilitas Utilitas ................................................................... 4
2.2.3 Gambaran Layout Pabrik dan Lokasi Pabrik terhadap Area
Sekitar ................................................................................... 5
2.2.4 Penjelasan Keidealan Layout .............................................. 5
2. 3 Modul 3 ..................................................................................... 5
2. 4 Modul 4 ..................................................................................... 9
2.4.1 Utilitas ................................................................................. 9
2.4.2 Peralatan Utilitas ................................................................. 9
2. 5 Modul 5 ....................................................................................... 9
2. 6 Modul 6 ....................................................................................... 10
2. 7 Modul 7 ....................................................................................... 10
2.7.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .............................. 10
2.7.2 Kontribusi PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan ........... 12
III. PENUTUP ......................................................................................... 13
3. 1 Kesimpulan ..................................................................................... 13
3. 2 Saran ......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13
LAMPIRAN ..................................................................................................... 15

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi GeografisPT.Pertamina (Pesero) RU VI Balongan terhadap


area sekitar .................................................................................................. 5

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Process Flow Diagram Naphtha Processing Unit


Lampiran 2. Process Flow Diagram Naphtha Hydrotreating
Lampiran 3. Process Flow Diagram Pentane Hexane

v
I. LATAR BELAKANG

1.1 PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan

PT.Pertamina (persero) RU-VI Balongan berlokasi di kecamatan Balongan,


Kabupaten Indramayu dibangun pada tanggal 1 September 1990. RU VI Balongan
adalah merupakan kilang yang dirancang untuk mengolah crude oil Duri (80%). Unit
RCC ini merupakan unit terpenting dikilang PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan,
yang mengubah residu (sekitar 62% dari total feed) menjadi minyak ringan yang lebih
berharga. Produksi kilang minyak Balongan berjumlah kurang lebih 34% dari bahan
bakar minyak yang dipasarkan di Jakarta dan sekitarnya. Dasar pemikiran di dirikan
nya kilang RU VI Balongan untuk memenuhi kebutuhan BMM yaitu :
1. Pemecahan permasalahan crude oil Duri
2. Antisipasi kebutuhan produk BBM nasional, regional, dan internasional.
3. Peluang menghasilkan produk dengan nilai yang tinggi.
Daerah Balongan dipilih sebagai lokasi kilang dan proyek kilang yang
dinamakan EXOR 1 (Export Oriented Refinery 1) dan didirikan pada tahun 1991. Pada
perkembangan selanjutnya, pengoperasian kilang tersebut di ubah menjadi Refinery
Unit VI Balongan. Kapasitas total yang dihasilkan dari kilang ini adalah 125000
BBL/stream day. Start up PT.Petamina (persero) RU VI Balongan dilaksanakan pada
bulan Agustus 1994, tetapi baru diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal
24 Mei 1995.
Untuk memenuhi kebutuhan mogas ON tinggi yang ramah lingkungan (tanpa
timbal) dan mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan. PT.Pertamina
Persero) RU VI Balongan membangun KLBB (Kilang Langit Biru Balongan). yang
kemudian dinamakan Naphtha Processing Unit (NPU) dengan kapasitas 52.000 BPSD
yang akan menghasilkan motor gasoline (mogas)/ bensin dengan octane number (ON)
yang tinggi. NPU mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2005 dan diresmikan oleh
Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 28 Agustus 2005.

1
II. JAWABAN PERTANYAAN

2.1 Modul 1

2.1.1 Deskripsi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan


PT. Pertamina RU VI Balongan dibangun dengan tujuan utama memecahkan
permasalahan pengolahan minyak mentah berat yang berasal dari lapangan Duri.
Konfigurasi kilang dititik beratkan pada pengubahan kandungan residu yang dominan
pada minyak berat tersebut menjadi produk-produk yang berharga melalui proses
perengkahan yang dibantu oleh katalis (Residue Catalytic Cracking).

2.1.1.1 Uraian Proses Naphtha Processing Unit (NPU)


Proses alir dalam Naphtha Hydrotreating Unit terdiri dari Seksi Oksigen
Stripper, Seksi Reaktor, Seksi Naphtha Stripper, dan Seksi Naphtha Splitter.

Pada seksi oksigen Feed naphtha dari tangki timbun dimasukkan ke dalam
Oksigen Stripper Receiver (31-V-101) yang dikompresi dengan fuel gas purging untuk
dipisahkan antara fraksi gas dan fraksi liquid-nya. Selanjutnya liquid naphtha
dipompakan ke dalam kolom Oksigen Stripper (31-C-101) yang dapat, tetapi
sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu dalam heat exchanger 31-E-102 A/B dengan
mengambil panas dari naphtha yang keluar dari bottom Oksigen Stripper. Naphtha
masuk pada tray ke-1 dari total 15 tray. Sebagai reiler dipanaskan di heat exchanger
31-E-101 A/B dengan menggunakan media pemanas Low Pressure Steam.

Pada seksi reaktor Feed naphtha selanjutnya dicampur dengan gas hidrogen
dari recycle kompresor (31-K-101A/B/C). Rasio antara Naphtha dan H2 ditentukan
berdasarkan spesifikasi sulfur content dan nitrogen content yang telah ditetapkan untuk
produk. Sebelum masuk ke reaktor, campuran naphtha dan H2 dipanaskan terlebih
dahulu di dalam combined feed exchanger (31-E-104 A~H) shell side dengan
mengambil panas effluent produk reaktor. Keluar dari reaktor alirannya masuk ke
dalam combined feed exchanger (31-E-104 A~H) pada tube side, dan didinginkan di
dalam kondensor (31-E-105). Sebelum masuk kondensor diinjeksikan terlebih dahulu

2
dengan wash water untuk membuang kandungan garam dari naphtha. Selanjutnya
produk dari kondensor ini dimasukkan ke dalam separator (31-V-104) untuk
memisahkan naphtha dari fraksi air dan gas.

Pada seksi Naphtha Stripper Liquid naphtha yang keluar dari separator (31-V-
104) dan suction drum (31-V-105) selanjutnya dipanaskan dengan Naphtha Stripper
Feed – Splitter Bottom Exchanger (31-E-106) dan Naphtha Stripper Feed - Bottom
Exchanger (31-E-107) sebelum masuk ke dalam Naphtha stripper (31-C-102).
Naphtha stripper dilengkapi dengan reboiler (31-F-102) yang berupa fuel gas fired
heater. Vapor dari overhead 31-C-102 dilewatkan ke dalam kondensor (31-E-108),
selanjutnya menuju naphtha stripper receiver (31-V-102).

Pada seksi Naphtha Splitter memisahkan cairan naphtha menjadi dua fraksi
yaitu light naphtha dan heavy naphtha. Naphtha masuk ke dalam kolom naphtha
splitter pada tray ke 26 dari total 50 internal tray. Produk overhead splitter selanjutnya
didinginkan dengan kondensor (31-E-109), selanjutnya masuk ke naphtha splitter
receiver (31-V-103). Reflux dipompakan dengan pompa overhead naphtha splitter (31-
P-106 A/B), selanjutnya masuk ke kolom dengan flow control (31-FIC-029). Untuk
menaikan jumlah reflux, maka panas dari reboiler harus dinaikkan untuk memastikan
bertambahnya penguapan light naphtha. Produk Light Naphtha dikirim ke Penex Unit
dengan memakai pompa Naphtha Splitter Overhead (31-P-106 A/B).
Heavy Naphtha dari bottom splitter dipompakan dengan pompa Naphtha
Splitter Bottom (31-P-105A/B) melalui Naphtha Stripper Feed - Splitter Bottom
Exchanger (31-E-106) dan selanjutnya dikirim ke Platforming Unit.

2.1.2 Tujuan Berdirinya PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan


PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan didirikan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan BBM/LPG, didaerah Jakarta, Jawa Barat dan Peningkatana nilai
tambah dengan memanfaatkan peluang ekspor.
2.1.3 Kapasitas Produksi
Dirancang untuk mengolah straight naphtha dengan kapasitas 52.000 BPSD
(354 m3/jam).

3
2.1.4 Bahan Baku dan Produk
Bahan baku Straight Run Naphtha yang sebagian besar didatangkan dari
kilang-kilang Pertamina (RU-III, RU-IV, RU-V) dengan menggunakan kapal tangker
serta dari kilang sendiri (CDU 11).
Produk yang dihasilkan dari unit ini yaitu mengubah Straight Run Naphtha
menjadi Heavy Naphtha dan Light Naphtha. Heavy Naphtha sendiri akan diumpankan
di unit platformer yang menghasilkan bahan bakar kendaraan dengan oktan yang tinggi
ON 98). Sedangkan Light Naphtha sebagai umpan di unit Penex untuk menaikkan
angka octane melalui proses catalytic isomerization dari pentanes, hexanes dan
campuran dari hydrogen CCR Regeneration process unit.

2.1.5 Area Pemasaran PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan


PT.Pertamina (Pesero) RU VI Balongan memiliki area pemasaran yang
mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan BBM ke DKI Jakarta,
Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan
pemerintahan telah memberikan kontribusi yang besar dalam menghasilkan
pendapatan baik bagi PT Pertamina (Persero) maupun negara.

2.2 Modul 2

2.2.1 Alasan latarbelakang Pemilihan Lokasi PKL


PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan membangun proyek KLBB (Kilang
Langit Biru Balongan) yang kemudian dinamakan Naphtha Processing Unit (NPU).
NPU diproyeksikan untuk menghasilkan produk bensin bebas timbal dengan angka
oktan tinggi, dan memenuhi kebutuhan domestik akan permintaan bahan bakar minyak
ramah longkuangan (tanpa timbal).

2.2.2 Fasilitas Utilitas


Bahan pendukung kegiatan operasi kilang di RU VI Balongan disediakan oleh
unit utilities. Fasilitas penunjang tersebut adalah tenaga listrik, water intake facility,
steam (uap air), emergency generator, instrumen udara, dan nitrogen plant.

4
2.2.3 Gambaran Layout Pabrik dan Lokasi Pabrik terhadap Area Sekitar

Gambar 2.1 : Lokasi GeografisPT.Pertamina (Pesero) RU VI Balongan terhadap area


sekitar

2.2.4 Penjelasan Keidealan Layout


PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan beroperasi di Desa Balongan,
Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jwa Barat. Letaknya kurang lebih 40 km
kearah barat laut Cirebon. Area kilang terdiri dari :

- Sarana kilang : 250 ha daerah kontruksi kilang


: 200 ha daerah penyangga
- Sarana perumahan : 200 ha
Untuk keamanan, area perkantoran terletak cukup jauh dari unit-unit yang
memilik resiko bocor atau meledak, seperti RCC, ARHDM, dll. Unit-unit yang berisiko
diletakkan ditengah-tengah kilang. Unit terdekat dengan area perkantoran adalah unit
utilitas dan tangki-tangki yang berisi air sehingga relative aman.

2.3 Modul 3

Latar belakang pemilihan proses Naphtha Processing Unit (NPU) berdasarkan


feed yang di olah, yaitu untuk memenuhi kebutuhan mogas ON tinggi yang ramah
lingkungan (tanpa timbal) dan mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan.
PT.Pertamina Persero) RU VI Balongan membangun KLBB (Kilang Langit Biru

5
Balongan). Fungsi Naphtha Processing Unit (NPU) adalah untuk memenuhi
kebutuhan mogas ON tinggi. NPU terdiri dari tiga unit, yaitu : Naphtha Hydrotreating
Unit, Platforming Unit, dan Pentane Hexane Unit.

1. Naphtha Hydrotreating Unit


Naphtha hydrotreating unit dirancang untuk mengolah straight run naphtha
dengan kapasitas 52.000 BPSD (345 m3/jam).. Fungsi utama unit NHT ini adalah untuk
menghilangkan kandungan senyawa impurities dalam naphtha seperti oxygenate,
nitrogen,sulfur dan metal. Proses pemurnian feed dengan memakai katalis UOP-HC-K
(Ni dan Mo Alumina / bimetal) dalam fixed bed catalyst dan menggunakan aliran gas
hydrogen murni unruk merubah organic sulfur, O2, N2 yang terdapat dalam fraksi
hydrocarbon, serta untuk pemurnian dan penghilangan campuran organic metal dan
campuran olefin jenuh. Straight Run Naphtha sebagai umpan, diolah dan diproses
menjadi Heavy Naphtha dan Light Naphtha untuk menajdi umpan Platforming dan
Penex Unit. NHT terdiri dari 4 seksi yaitu : seksi Oxygen Stripper. seksi reactor, seksi
Naphtha Stripper dan seksi Naphtha Splitter.
Prinsip Proses di NHT yaitu
1. Feed Naphtha dihilangkan kandungan oxygenate nya pada seksi oxygen
stripper
2. Injeksi recycle gas dengan tujuan memenuhi tekanan raksi yang dibutuhkan
(38 - 40 kg/cm2) dan memenuhi kebutuhan gas H2 untuk reaksi.
3. Menaikkan temperature untuk reaksi sekitar 338- 343 °C.
4. Reaksi Hydrotreating dengan catalyst dalam rektor untuk mengubah
senyawa sulfur organic menjadi hydrogen sulfide, mengubah sennyawa
nitrogen organik menjadi ammonia, mengubah senyawa oxygen meenjadi air,
penjenuhan olefin, mengubah senyawa organik halida menjadi hidrogen halida,
dan menghilangkan senyawa organo metallic.
5. Pemisahan kandungan gas dan liquid naphtha hasil reaksi.
6. Pemisahan kandungan fraksi ringan pada naphtha hasil reaksi dalam
stripper.

6
7. Pemisahan naphtha ringan dengan naphtha berat pada splitter.
2. Platforming Unit
Platforming Unit dirancang untuk mengolah 29.000 BPSD (192 m3/H)
Heavy Naphtha (C7-C11) yang diterima dari Naphtha Hydrotreating Unit. Tujuan nya
untuk menghasilkan Reformate yang digunakan sebagai komponen blending yang
memiliki Octane number berkisar 94-98. Peningkatan angka oktan dilakukan dengan
proses reforming mengubah paraffin dan naphten menjadi aromatik. Platforming Unit
terdiri dari 4 seksi yaitu : Seksi reactor, seksi net gas compressor, seksi debutanizer
dan seksi recovery gas.
Platforming unit juga dilengkapi dengan unit regenerasi katalis yang kontinyu,
yaitu CCR (Continous Catalyst Regeneration). Tujuan nya untuk meregenerasi katalis
yang telah terdeaktivasi oleh coke yang disebabkan oleh reaksi-reaksi reforming dan
mengaktifkan kembali katalis.
Prinsip proses di Platforming yaitu :
1. Reaksi kimia terjadi dalam stack reactor yang tersusun seri dan berisi katralis
yang mengkonversu feed menjadi produk.
2. Reaksi yang terjadi : naphthene dehydrogenasi, naphthene & paraffin
isomerisasi, paraffin dehydrocyclisasi, hydrocracking, demethylase, dan
aromatic dealkylasi.
3. Hasil reaksi dipisahkan antara produl gas dengan cairan.
4. Sebagian gas di recycle untuk kebutuhn reaksi dan selebihnta digunakan
sebagai net gas pada unit down stream.
5. Cairan produk dibersihkan dari kandungan butan dengan menggunakan
debutanizer untuk diperoleh produk reformate.
3. Pentane Hexane
Panex dirancang untuk mengolah 23.000 BPSD (165,4 m3/H) Light Naphtha
(C5-C6) yang diterima dari unit proses Naphtha Hydrotreating Unit. Tujuan nya untuk
menghasilkan Isomerate dengan proses catalytic isomerization katalitis yang
mempunyai octane number berkisar (80-86). Isomerate digunakan sebagai produk
yang akan dicampur atau diblendiing dengan produk hasil Platforming unit yaitu

7
Reformate untuk menghasilkan bahan bakar kendaraan bermotor ber-Octane Number
yang tinggi (ON 92-95).
Pada proses catalytic isomerization, katalis yang digunakan adalah I-8 dan I-8+
(Platinum Alumina Oxide). Reaksi yang terjadi menggunakan Hydrogen dan
berlangsung pada fixed bed catalyst dan kondisi operasi yang mempromote reaksi :
isomerisasi paraffin, hydrogenase benzene, pembukaan cincin naphthene menjadi
hexane, hydrocracking C7 menjadi C3 & C4. Prosesnya sederhana dengan temperature
rendah dan tekanan moderat dengan space velocity yang tinggi serta hydrocarbon
partial pressure yang rendah.
Selain Isomerate, Panex unit juga menghasilkan produk Stabilizer LPG dan fuel
gas. Pane Unit terdir sari 9 seksi, yaitu : Seksi make up gas drier, seksi unstabilized
LPGI, seksi feed drier, seksi cold and hot combined feed exchanger, seksi reactor,
seksi stabilizer, seksi LPG stripper, seksi deisohexanizer, seksi net gas scrubber.
Prinsip proses pentane panex yaitu :
1. Light naphtha feed dan maek up gas harus dikeringkan terlebih dahulu dari
kandunhgan air sebelum dimasukan kereaktor karena air dapat meracuni
katalis.
2. Reaksi isomerisasi terjadi dalam reaktor yang mengkonversi normal paraffin
menjadi iso paraffin dengan efisensi 100%.
3. Reaksi isomerisasi, benzene hidrogenasi dan hydrocracking bersifat
eksotermis sehingga akan meningkatkan temperature reaktor.
4. Perchloride di injeksi kan secara kontinyu untuk mempromote reaksi dan
sebagian kecil akan dikonversi menjadi HCL.
5. Produk effluent reaktor (penexate) mengandung iso paraffin dipisahkan dari
gas (H2,C1,C2,C3,C4 dan HCL) pada stabilizer.
6. Kandungan HCL dalam gas dihilangkan pada caustic scrubber.
7. Pemisahan isohexane dan pentane dilakukan pada Deisohexanizer.

8
2.4 Modul 4

Jenis utilitas dan peralatan yang dipergunakan pada utilitas PT. Pertamina
(persero) RU VI Balongan dipilih berdasarkan nilai keekonomisan, dan
mempertimbangkan proses pengolahan di pabrik yang tidak berlangsung secara
kontinyu. Berikut utilitas dan peralatan yang terdapat pada PT. Pertamina (persero) RU
VI Balongan.

2.4.1 Utilitas
Dalam kegiatan operasi kilang RU VI Balongan khususnya NPU, sebagai bahan
pendukung di sediakan oleh utilitas untuk menjaga keberjalanan kegiatan operasional.

2.4.2 Peralatan Utilitas pada PT.Pertamina RU VI Balongan


1. Sistem penyediaan air, di mana di dalamnya terdapat beberap unit
pengolahan yaitu : WaterIntake Facility (WIF) Unit 53, Raw Water System
Unit 54, Demineralize Water Unit Unit 55, dan Cooling Water System Unit 56

2. Sistem penyediaan steam, di dalamnya terdapat dua pengolahan : Boiler Unit


52, dan steam laydown system Unit 50.

3. Sistem penyediaan listrik : Turbin dan power generation Unit 51

4. Sistem penyediaan nitrogen : nitrogen plant Unit 59.

5. Sistem penyediaan udara : service air dan instrument air unit 58

6. Supporting : fuel system Unit 62, Caustic soda Unit 64 dan Fire water Unit

2.5 Modul 5

Untuk saat ini PT.Pertamina RU VI Balongan belum ada retrofit / proyek


pengembangan kapasitas produksi terhadap Naphtha Processing Unit (NPU). Hanya
saja kriteria / karakteristik umpan yang masuk berbeda.

9
2.6 Modul 6

Dikarenakan saat ini belum ada retrofit PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan


di Naphtha Processing Unit (NPU). Dan dikarenakan kriteria/ karakteristik umpan
yang masuk di NPU berbeda. Maka kerja Naphtha Hydrotreating Unit (NHT) akan
lebih berat dikarenakan kandungan sulfur dan metal yang tinggi dan mengakibatkan
deaktivasi pada katalis lebih cepat.

2.7 Modul 7

2.7.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


PT.Pertamina (Persero) telah mengamnbil suatu kebijakan untuk selalu
memprioritaskan aspek Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LKKK) dalam
semua kegiatan untuk mendukng pembangunan nasional. Manajemen PT.Pertamina
(Persero) RU VI Balongan sangat mendukung dan ikut berpartisipasi dalam program
pencegahan kerugian baik terhadap karyawan, harta benda perusahaan, terganggunya
operasional serta keamanaan masyarakat sekitarnya yang diakibatkan oleh kegiatan
perusahaan. Pelaksanaan tugas bidang LKKK berdasarkan :

1.UU No.1/1970

Mengenai keselamtan kerja karyawan dibwah koordinasi Depnaker.

2. UU No.2/1951

Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja dibawah koordinasi Depnaker.

3.PP No.11/1979

Mengenai persyaratan teknis pada kilang pengolahan untuk keselamatan kerja


di bwah koordinasi Dirjen Migas.

4. UU No.4/1982

Mengenai ketentuan pokok pengolahan dan lingkungan hidup dibawah


koordinasi Depnaker.

10
5. KLP PP No. 29/1986

Mengenai ketentuan AMDAL dibawah koordinasi KLH.

Kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh KK dan LL RU-VI untuk mendukung


program diatas terdiri dari 5 kegiatan :
1. Keselamatan Kerja.
2. Pelatihan
3. Penanggulangan Kebakaran.
4. Lindungan Lingkungan.
5. Rekayasa
Sebagai pelaksana kegiatan-kegiatan tersebut, maka dibentuklah seksi-seksi,
anatar lain :
1. Seksi Keselamatan Kerja, mempunyai tugas antara lain :
- Mengawasi keselamatan jalannya operasi kilang
- Bertanggung jawab terhadap alat-alat keselamatan kerja.
- Bertindak sebagai instruktur safety.
- Membuat rencana pencegahan.
2. Seksi Lindungan Lingkungan, mempunyai tugas lain :
- Memprogram rencana kelola Lingkungan dan rencana pemantauan
lingkungan.
- Mengusulkan tempat-tempat pembuangan limbah dan house keeping.
3. Seksi Penanggulangan Kebakran, Administrasi dan Latihan mempunyai
tugas antara lain :
- Membuat prosedur emergency agar penanggulangan berjalan dengan
baik.
- Menyiapkan dan mengadakan pelatihan bagi karyawan dan kontraktor
agar lebih menyadari tentang keselamatan kerja.
- Mengadakan pemeriksaan alat-alat firing.
- Mengelola regu kebakaran afar selalu siap nila suatu waktu diperlukan.

11
- Melakukan evaluasi-evaluasi yang berhubungan langsung dengan
LKKK. Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LKKK)
membuat pedoaman dengan A850/E-6900/99-30.
2.7.2 Kontribusi PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan
1. Lokal : Dalam menjalankan usahanya, Refinery Unit VI juga
memperhatikan masyarakat di sekitar wilayah operasi, dan berkomitmen untuk
memberikan nilai tambah bagi mereka. Kami memiliki beberapa program
unggulan CSR yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat (community
development). Program yang telah berjalan di tahun 2017 di antaranya
Pemberdayaan Tenaga Kerja Wanita (TKW) Purna Berbasis UMKM,
Produktivitas Lahan Pertanian Pengembangan Varietas Unggul Baru (VUB),
Agripreneur Entog Terpadu, Program Zero Waste Mushroom Appiclated, dan
Pengembangan Pemuda Berbasis Forum Komunikasi Safety Indramayu
(FOKSI). Adanya kegiatan pemberdayaan tersebut telah membantu
perekonomian masyarakat sekitar wilayah operasi Refinery Unit VI,
berkontribusi menurunkan pengangguran dan angka kemiskinan.

2. Regional : Memenuhi kebutuhan bahan bakar Kawasan Jakarta dan Jawa


Barat.

3. Nasional : Menyumbangkan pendapatan ke Negara (bukan pajak) dari


hasil penjualan yang dilakukan.

12
III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan di PT.Pertamina
(persero) RU VI Balongan, dapat disimpulkan bahwa :

1. PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan merupakan unit pengolahan minyak yang


dibangun untuk memenuhi kebutuhan BBM di daerah Jakarta dan Jawa Barat. Kilang
ini dirancang untuk mengolah bahan baku berupa heavy crude oil yang berasal dari
Duri dan Minas.

2. Naphtha Processing Unit (NPU) ini dirancang untuk mengolah bahan baku berupa
Straight Run Naphtha menjadi Heavy Naphtha yang akan diproses lebih lanjut di unit
Platforming dan Light Naphtha akan diproses lebih lanjut di unit Pentane Hexane, yang
akan diblending untuk meghasilkan bahan bakar beroktan tinggi.

3. Utilitas pada PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan antara lain yaitu tenaga


listrik, steam, air pendingin (cooling water) , instrument air, nitrogen murni, Fuel gas
dan fuel oil.

3.2 SARAN
1. Lebih diperhatikan lagi kelangsungan kinerja proses unit NHT, karena proses
hydrotreating dan penghilangan impurities pada unit ini harus maksimal.

2. Selama proses treating berlangsung, harus dilakukan pemerikasaan Analisa feed


naphtha dan produk treated naphtha secara berkala. Hal tersebut harus dilakukan untuk
menjaga kondisi operasi berjalan dengan baik sesuai dengan rancangan desaian.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. --------, 2004, “Pentane Hexane Process General Operating Manual”,


UOP.
2. --------, 1995, “Naphtha Hydrotreating Process General Operating
Manual”, UOP.
3. --------, 2004, “ Platforming Proces General Operating Manual ”, UOP.

4. --------, 2005, “SOP Start Up Naptha Hydrotreating Unit KLBB UP VI Balongan”.


UOP

14
Lampiran 1. Process Flow Diagram Naphtha Processing Unit.

15
Lampiran 2. Process Flow Diagram Naphtha Hydrotreating.

16
Lampiran 3. Process Flow Diagram Pentane Hexane

17
18

Anda mungkin juga menyukai