DI PT.PERTAMINA (PERSERO) RU VI
BALONGAN
Oleh:
Nama Mahasiswa : M. Wisnu Satria Gunandhika (161420078)
Nuvi Meliani (161420081)
Rifqi Aziz Zain (161420085)
Septian Pratama (161420093)
Program Studi : Teknik Pengolahan Minyak dan Gas
Bidang Minat : Refinery
Diploma : IV (Empat)
Tingkat : IV (Empat)
Penulis
ii
DAFTAR DAFTAR ISI
Halaman
COVER ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
I. LATAR BELAKANG
1
II. JAWABAN PERTANYAAN
2.1 Modul 1
Pada seksi oksigen Feed naphtha dari tangki timbun dimasukkan ke dalam
Oksigen Stripper Receiver (31-V-101) yang dikompresi dengan fuel gas purging untuk
dipisahkan antara fraksi gas dan fraksi liquid-nya. Selanjutnya liquid naphtha
dipompakan ke dalam kolom Oksigen Stripper (31-C-101) yang dapat, tetapi
sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu dalam heat exchanger 31-E-102 A/B dengan
mengambil panas dari naphtha yang keluar dari bottom Oksigen Stripper. Naphtha
masuk pada tray ke-1 dari total 15 tray. Sebagai reiler dipanaskan di heat exchanger
31-E-101 A/B dengan menggunakan media pemanas Low Pressure Steam.
Pada seksi reaktor Feed naphtha selanjutnya dicampur dengan gas hidrogen
dari recycle kompresor (31-K-101A/B/C). Rasio antara Naphtha dan H2 ditentukan
berdasarkan spesifikasi sulfur content dan nitrogen content yang telah ditetapkan untuk
produk. Sebelum masuk ke reaktor, campuran naphtha dan H2 dipanaskan terlebih
dahulu di dalam combined feed exchanger (31-E-104 A~H) shell side dengan
mengambil panas effluent produk reaktor. Keluar dari reaktor alirannya masuk ke
dalam combined feed exchanger (31-E-104 A~H) pada tube side, dan didinginkan di
dalam kondensor (31-E-105). Sebelum masuk kondensor diinjeksikan terlebih dahulu
2
dengan wash water untuk membuang kandungan garam dari naphtha. Selanjutnya
produk dari kondensor ini dimasukkan ke dalam separator (31-V-104) untuk
memisahkan naphtha dari fraksi air dan gas.
Pada seksi Naphtha Stripper Liquid naphtha yang keluar dari separator (31-V-
104) dan suction drum (31-V-105) selanjutnya dipanaskan dengan Naphtha Stripper
Feed – Splitter Bottom Exchanger (31-E-106) dan Naphtha Stripper Feed - Bottom
Exchanger (31-E-107) sebelum masuk ke dalam Naphtha stripper (31-C-102).
Naphtha stripper dilengkapi dengan reboiler (31-F-102) yang berupa fuel gas fired
heater. Vapor dari overhead 31-C-102 dilewatkan ke dalam kondensor (31-E-108),
selanjutnya menuju naphtha stripper receiver (31-V-102).
Pada seksi Naphtha Splitter memisahkan cairan naphtha menjadi dua fraksi
yaitu light naphtha dan heavy naphtha. Naphtha masuk ke dalam kolom naphtha
splitter pada tray ke 26 dari total 50 internal tray. Produk overhead splitter selanjutnya
didinginkan dengan kondensor (31-E-109), selanjutnya masuk ke naphtha splitter
receiver (31-V-103). Reflux dipompakan dengan pompa overhead naphtha splitter (31-
P-106 A/B), selanjutnya masuk ke kolom dengan flow control (31-FIC-029). Untuk
menaikan jumlah reflux, maka panas dari reboiler harus dinaikkan untuk memastikan
bertambahnya penguapan light naphtha. Produk Light Naphtha dikirim ke Penex Unit
dengan memakai pompa Naphtha Splitter Overhead (31-P-106 A/B).
Heavy Naphtha dari bottom splitter dipompakan dengan pompa Naphtha
Splitter Bottom (31-P-105A/B) melalui Naphtha Stripper Feed - Splitter Bottom
Exchanger (31-E-106) dan selanjutnya dikirim ke Platforming Unit.
3
2.1.4 Bahan Baku dan Produk
Bahan baku Straight Run Naphtha yang sebagian besar didatangkan dari
kilang-kilang Pertamina (RU-III, RU-IV, RU-V) dengan menggunakan kapal tangker
serta dari kilang sendiri (CDU 11).
Produk yang dihasilkan dari unit ini yaitu mengubah Straight Run Naphtha
menjadi Heavy Naphtha dan Light Naphtha. Heavy Naphtha sendiri akan diumpankan
di unit platformer yang menghasilkan bahan bakar kendaraan dengan oktan yang tinggi
ON 98). Sedangkan Light Naphtha sebagai umpan di unit Penex untuk menaikkan
angka octane melalui proses catalytic isomerization dari pentanes, hexanes dan
campuran dari hydrogen CCR Regeneration process unit.
2.2 Modul 2
4
2.2.3 Gambaran Layout Pabrik dan Lokasi Pabrik terhadap Area Sekitar
2.3 Modul 3
5
Balongan). Fungsi Naphtha Processing Unit (NPU) adalah untuk memenuhi
kebutuhan mogas ON tinggi. NPU terdiri dari tiga unit, yaitu : Naphtha Hydrotreating
Unit, Platforming Unit, dan Pentane Hexane Unit.
6
7. Pemisahan naphtha ringan dengan naphtha berat pada splitter.
2. Platforming Unit
Platforming Unit dirancang untuk mengolah 29.000 BPSD (192 m3/H)
Heavy Naphtha (C7-C11) yang diterima dari Naphtha Hydrotreating Unit. Tujuan nya
untuk menghasilkan Reformate yang digunakan sebagai komponen blending yang
memiliki Octane number berkisar 94-98. Peningkatan angka oktan dilakukan dengan
proses reforming mengubah paraffin dan naphten menjadi aromatik. Platforming Unit
terdiri dari 4 seksi yaitu : Seksi reactor, seksi net gas compressor, seksi debutanizer
dan seksi recovery gas.
Platforming unit juga dilengkapi dengan unit regenerasi katalis yang kontinyu,
yaitu CCR (Continous Catalyst Regeneration). Tujuan nya untuk meregenerasi katalis
yang telah terdeaktivasi oleh coke yang disebabkan oleh reaksi-reaksi reforming dan
mengaktifkan kembali katalis.
Prinsip proses di Platforming yaitu :
1. Reaksi kimia terjadi dalam stack reactor yang tersusun seri dan berisi katralis
yang mengkonversu feed menjadi produk.
2. Reaksi yang terjadi : naphthene dehydrogenasi, naphthene & paraffin
isomerisasi, paraffin dehydrocyclisasi, hydrocracking, demethylase, dan
aromatic dealkylasi.
3. Hasil reaksi dipisahkan antara produl gas dengan cairan.
4. Sebagian gas di recycle untuk kebutuhn reaksi dan selebihnta digunakan
sebagai net gas pada unit down stream.
5. Cairan produk dibersihkan dari kandungan butan dengan menggunakan
debutanizer untuk diperoleh produk reformate.
3. Pentane Hexane
Panex dirancang untuk mengolah 23.000 BPSD (165,4 m3/H) Light Naphtha
(C5-C6) yang diterima dari unit proses Naphtha Hydrotreating Unit. Tujuan nya untuk
menghasilkan Isomerate dengan proses catalytic isomerization katalitis yang
mempunyai octane number berkisar (80-86). Isomerate digunakan sebagai produk
yang akan dicampur atau diblendiing dengan produk hasil Platforming unit yaitu
7
Reformate untuk menghasilkan bahan bakar kendaraan bermotor ber-Octane Number
yang tinggi (ON 92-95).
Pada proses catalytic isomerization, katalis yang digunakan adalah I-8 dan I-8+
(Platinum Alumina Oxide). Reaksi yang terjadi menggunakan Hydrogen dan
berlangsung pada fixed bed catalyst dan kondisi operasi yang mempromote reaksi :
isomerisasi paraffin, hydrogenase benzene, pembukaan cincin naphthene menjadi
hexane, hydrocracking C7 menjadi C3 & C4. Prosesnya sederhana dengan temperature
rendah dan tekanan moderat dengan space velocity yang tinggi serta hydrocarbon
partial pressure yang rendah.
Selain Isomerate, Panex unit juga menghasilkan produk Stabilizer LPG dan fuel
gas. Pane Unit terdir sari 9 seksi, yaitu : Seksi make up gas drier, seksi unstabilized
LPGI, seksi feed drier, seksi cold and hot combined feed exchanger, seksi reactor,
seksi stabilizer, seksi LPG stripper, seksi deisohexanizer, seksi net gas scrubber.
Prinsip proses pentane panex yaitu :
1. Light naphtha feed dan maek up gas harus dikeringkan terlebih dahulu dari
kandunhgan air sebelum dimasukan kereaktor karena air dapat meracuni
katalis.
2. Reaksi isomerisasi terjadi dalam reaktor yang mengkonversi normal paraffin
menjadi iso paraffin dengan efisensi 100%.
3. Reaksi isomerisasi, benzene hidrogenasi dan hydrocracking bersifat
eksotermis sehingga akan meningkatkan temperature reaktor.
4. Perchloride di injeksi kan secara kontinyu untuk mempromote reaksi dan
sebagian kecil akan dikonversi menjadi HCL.
5. Produk effluent reaktor (penexate) mengandung iso paraffin dipisahkan dari
gas (H2,C1,C2,C3,C4 dan HCL) pada stabilizer.
6. Kandungan HCL dalam gas dihilangkan pada caustic scrubber.
7. Pemisahan isohexane dan pentane dilakukan pada Deisohexanizer.
8
2.4 Modul 4
Jenis utilitas dan peralatan yang dipergunakan pada utilitas PT. Pertamina
(persero) RU VI Balongan dipilih berdasarkan nilai keekonomisan, dan
mempertimbangkan proses pengolahan di pabrik yang tidak berlangsung secara
kontinyu. Berikut utilitas dan peralatan yang terdapat pada PT. Pertamina (persero) RU
VI Balongan.
2.4.1 Utilitas
Dalam kegiatan operasi kilang RU VI Balongan khususnya NPU, sebagai bahan
pendukung di sediakan oleh utilitas untuk menjaga keberjalanan kegiatan operasional.
6. Supporting : fuel system Unit 62, Caustic soda Unit 64 dan Fire water Unit
2.5 Modul 5
9
2.6 Modul 6
2.7 Modul 7
1.UU No.1/1970
2. UU No.2/1951
3.PP No.11/1979
4. UU No.4/1982
10
5. KLP PP No. 29/1986
11
- Melakukan evaluasi-evaluasi yang berhubungan langsung dengan
LKKK. Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LKKK)
membuat pedoaman dengan A850/E-6900/99-30.
2.7.2 Kontribusi PT.Pertamina (Persero) RU VI Balongan
1. Lokal : Dalam menjalankan usahanya, Refinery Unit VI juga
memperhatikan masyarakat di sekitar wilayah operasi, dan berkomitmen untuk
memberikan nilai tambah bagi mereka. Kami memiliki beberapa program
unggulan CSR yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat (community
development). Program yang telah berjalan di tahun 2017 di antaranya
Pemberdayaan Tenaga Kerja Wanita (TKW) Purna Berbasis UMKM,
Produktivitas Lahan Pertanian Pengembangan Varietas Unggul Baru (VUB),
Agripreneur Entog Terpadu, Program Zero Waste Mushroom Appiclated, dan
Pengembangan Pemuda Berbasis Forum Komunikasi Safety Indramayu
(FOKSI). Adanya kegiatan pemberdayaan tersebut telah membantu
perekonomian masyarakat sekitar wilayah operasi Refinery Unit VI,
berkontribusi menurunkan pengangguran dan angka kemiskinan.
12
III. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan di PT.Pertamina
(persero) RU VI Balongan, dapat disimpulkan bahwa :
2. Naphtha Processing Unit (NPU) ini dirancang untuk mengolah bahan baku berupa
Straight Run Naphtha menjadi Heavy Naphtha yang akan diproses lebih lanjut di unit
Platforming dan Light Naphtha akan diproses lebih lanjut di unit Pentane Hexane, yang
akan diblending untuk meghasilkan bahan bakar beroktan tinggi.
3.2 SARAN
1. Lebih diperhatikan lagi kelangsungan kinerja proses unit NHT, karena proses
hydrotreating dan penghilangan impurities pada unit ini harus maksimal.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Lampiran 1. Process Flow Diagram Naphtha Processing Unit.
15
Lampiran 2. Process Flow Diagram Naphtha Hydrotreating.
16
Lampiran 3. Process Flow Diagram Pentane Hexane
17
18