(Makalah: Diterima September 2020, direvisi Desember 2020, dipublikasikan Desember 2020)
Intisari— PT. Elangperdana Tyre Industry (PT. EPTI) merupakan salah satu produsen yang bergerak di bidang pembuatan ban
mobil. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah waktu produksi aktual tidak sesuai dan lebih lama dibandingkan dengan
target waktu produksi yang ada. Rata-rata waktu produksi aktual sebesar 32 hari sedangkan rata-rata target waktu produksi
adalah 30 hari, hal ini disebabkan karena penumpukkan material pada beberapa stasiun kerja. Perm asalahan pada lini produksi
tersebut menjadi penyebab terhambatnya lini produksi yang mengakibatkan terjadinya bottleneck. Pada penelitian ini dilakukan
perbaikan lini produksi yang disebabkan oleh penumpukkan material pada beberapa stasiun kerja tersebut. Objek penelitian yang
diteliti pada Tugas Akhir ini adalah lantai produksi PT. Elangperdana Tyre Industry. Tujuan penelitian ini adalah untuk
merancang model simulasi lantai produksi PT. Elangperdana Tyre Indusry menggunakan metode Theory of Constraint un tuk
meminimasi waktu produksi di PT. Elangperdana Tyre Industri. Tahapan awal dalam menganalisis lantai produksi adalah dengan
melakukan pengamatan langsung ke lantai produksi dan pembuatan peta aliran proses untuk mengetahui kondisi awal dari lantai
produksi. Tahapan berikutnya adalah melakukan perancangan model simulasi lantai produksi awal dan dilakukan verifikasi dan
validasi pada model simulasi tersebut. Selanjutnya dilakukan permalan permintaan untuk digunakan sebagai jumlah target
produksi pada simulasi usulan. Selanjutnya perbaikan lantai produksi menggunakan metode Theory of Constraint untuk
mengetahui pengelompokkan stasiun kerja yang tergolong bottleneck dan tidak bottleneck. Terdapat tiga usulan perbaikan lantai
produksi ini yaitu usulan 1 penambahan mesin building, usulan 2 penambahan mesin curing, dan Usulan 3 gabungan Usulan 1
dan Usulan 2. Penambahan mesin dikarenakan stasiun kerja tersebut mengalami bottleneck dan beban kerja berlebih. Setelah
dilakukan simulasi maka Usulan 1 memiliki waktu produksi sebesar 653,93 jam, Usulan 2 memiliki waktu produksi sebesar 586,05
jam, dan Usulan 3 memiliki waktu produksi sebesar 549,34 jam dibandingkan dengan waktu simulasi awal yaitu 698,11 Jam.Usulan
terpilih adalah usulan 3 karena meminimasi waktu produksi sebesar 148,77 jam.
Kata kunci: model simulasi, theory of constraint, bottleneck, peramalan, waktu produksi.
Abstract— PT. Elangperdana Tire Industry (PT. EPTI) is one of the manufacturers engaged in the manufacture of car tires. The
problem faced by the company is the actual production time is not suitable and longer than the existing production time target. The
average actual production time is 32 days while the average production time target is 30 days, this is due to the accumulation of
material at several work stations. Problems in the production line are the cause of the production line obstruction which results in
bottlenecks. In this study, improvements were made to the production line caused by the accumulation of material at some of these
work stations. The object of research examined in this Final Project is the production floor of PT. Elangperdana Tire Industry.
The purpose of this study was to design a production floor simulation model of PT. Elangperdana Tire Indusry uses the Theory
of Constraint method to minimize production time at PT. Elangperdana Tire Industry. The initial stage in analyzing the production
floor is by making direct observations to the production floor and making a process flow map to determine the initial conditions of
the production floor. The next stage is to design the initial production floor simulation model and verify and validate the s imulation
model. Then the demand request is used to be used as the number of production targets in the proposed simulation. Further more,
the improvement of the production floor uses the Theory of Constarint method to determine the classification of work stations
classified as bottlenecks and not bottlenecks. There are three proposed improvements to this production floor, namely proposal 1
adding building machines, proposal 2 adding curing machines, and Proposal 3 a combination of Proposed 1 and Proposed 2.
Addition of machines because the work station is experiencing bottlenecks and excessive workload. After simulations, Proposal 1
has a production time of 653.93 hours, Proposition 2 has a production time of 586.05 hours, and Proposition 3 has a production
time of 549.34 hours compared to the initial simulation time of 698.11 Hours. Selected Proposal is proposal 3 because it mini mizes
production time by 148.77 hours.
diharuskan perusahaan melakukan peningkatan kapasitas bottleneck pada lantai produksi PT. Elangperdana Tyre
produksi agar produk yang dipesan terpenuhi dan tepat Industry. Penelitian ini berfokus pada perbaikan lantai
waktu dalam produksinya. Hal tersebut kadang tidak produksi untuk dapat meminimasi waktu produksi dengan
dapat dipenuhi dan selesai sesuai target waktu produksi parameter yang dilihat yaitu waktu proses produksi,
dikarenakan adanya keterbatasan pada sistem produksi di kapasitas dari mesin yang digunakan, dan output yang
lantai produksi PT. Elangperdana Tyre Industry sehingga dihasilkan. Berikut ini merupakan data produksi aktual
pesanan dari konsumen tidak dapat terpenuhi sesuai data target waktu produksi yang dapat dilihat pada Tabel
dengan waktu yang telah ditentukan. Salah satu faktor 1.
yang menyebabkan permasalahan tersebut yaitu terdapat
Tabel 1. Data Target Produksi dan Target Waktu Produksi dan Aktual
Target Target Waktu Waktu
Realisasi
Target Waktu Waktu Aktual Aktual
Bulan
Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi
(%)
(hari) (Jam) (hari) (Jam)
Januari 14600 30 630 38 798 78,95
Februari 10650 28 588 28 588 100
Maret 13400 30 630 35 735 85,71
April 11050 30 630 29 609 103,45
Mei 11200 30 630 31 651 96,77
Juni 13500 30 630 35 735 85,71
Juli 12100 30 630 31 651 96,77
Agustus 11150 30 630 29 609 103,45
September 12300 30 630 32 672 93,75
Oktober 12200 30 630 32 672 93,75
November 13200 30 630 34 714 88,24
Desember 11050 30 630 29 609 103,45
Rata-Rata 12200 30 627 32 670 94
285
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 10 No. 3 ISSN 1411-6340 (Print)
286
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 10 No. 3 ISSN 1411-6340 (Print)
Mulai
Data Sekunder
Penelitian Pendahuluan Data Primer
Sejarah perusahaan
Pengamatan pada lantai produksi dan wawancara Alur proses produksi
Visi dan misi perusahaan
Waktu proses produksi
langsung di PT. Elang Perdana Tyre Industry Struktur Organisasi, dan job desknya
Jenis bahan baku
Data target produksi dan produksi aktual
Mesin yang digunakan
Daftar produk yangdihasilkan
Resources yang digunakan
Identifikasi Masalah
Pengolahan Data
Menganalisis sistem lantai produksi awal dan
ProModel
Tujuan Penelitian Menentukan jumlah permintaan pada satu bulan
Merancang model simulasi pada lantai produksi PT.
series
Elang Perdana Tyre Industry dan memberikan usulan
untuk meminimasi waktu produksi agar target produksi metode Theory of Constraints
tercapai dalam waktu yang telah ditentukan
Usulan Perbaikan
Mentukan dan mengidentifikasi usulan penambahan
mesin pada stasiun kerja bottleneck dan melakukan
Pengumpulan Data eksperimen model berupa perancangan model simulasi
usulan perbaikan
Selesai
Pada sistem saat ini terdapat permasalahan yaitu PT. perbulan dan dikerjakan hanya dengan 5 mesin saja.
Elangperdana Tyre Industry belum dapat memproduksi
permintaan produk sesuai dengan waktu yang telah Model Konseptual
ditentukan sebelumnya, dikarenakan terdapat bottleneck Model konseptual merupakan suatu hasil yang didapatkan
pada mesin building dan curing. Mesin building harus dari pengumpulan data-data yang diperlukan dan juga
menunggu beberapa part dari stasiun kerja sebelumnya sebuah perumusan dalam pemikiran seseorang untuk
dan Mesin curing mengalami bottleneck disebabkan oleh mengetahui variabel yang berpengaruh seperti variabel
beban kerja yang banyak dan waktu siklus yang cukup input terkontrol, variabel input tidak terkontrol, dan
lama dengan waktu rata-rata 15,48 menit untuk variabel output. Model konspetual pada penelitian ini
memproses 1 ban sedangkan beban kerja yang dikerjakan dapat dilihat pada Gambar 3.
oleh mesin curing rata-rata sebanyak 12200 ban rim 15
288
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 10 No. 3 ISSN 1411-6340 (Print)
Tabel 4. Entities
Entities
No Name Speed (mpm) Stats No Name Speed (mpm) Stats
1 BLACK_CARBON 50 Time Series 10 INNER_LINER 50 Time Series
2 OIL 50 Time Series 11 TEXTILE_CORD 50 Time Series
3 RUBBER 50 Time Series 12 COATED_CORD 50 Time Series
4 CHEMICAL 50 Time Series 13 STEEL_CORD 50 Time Series
5 COMPOUND 50 Time Series 14 PLY_CORD 50 Time Series
6 STEEL_WIRE_SC 50 Time Series 15 STEEL_BELT 50 Time Series
7 TREAD 50 Time Series 16 GREEN_TYRE 50 Time Series
8 SIDEWALL 50 Time Series 17 PAINTED_GREEN_TYRE 50 Time Series
9 BEAD 50 Time Series 18 TYRE 50 Time Series
Tabel 5. Location
Location
No Name Cap. Units DTS No Name Cap. Units DTS
1 GBB INF 1 None 22 BJU_CAL4ROLLSC INF 1 None
2 BBU_MIX INF 1 None 23 BBU_CUTPC INF 1 None
3 MIX 1 3 None 24 CUTPC 1 1 None
4 BJU_MIX INF 1 None 25 BJU_CUTPC INF 1 None
5 BBU_EXTTREAD INF 1 None 26 BBU_CUTSB INF 1 None
6 EXTTREAD 1 2 None 27 CUTSB 1 1 None
7 BJU_EXTTREAD INF 1 None 28 BJU_CUTSB INF 1 None
8 BBU_EXTSW INF 1 None 29 BBU_BUILDING INF 1 None
9 EXTSW 1 2 None 30 BUILDING 1 3 None
10 BJU_EXTSW INF 1 None 31 BJU_BUILDING INF 1 None
11 BBU_BEAD INF 1 None 32 BBU_PAINTING INF 1 None
12 BEAD 1 3 None 33 PAINTING 1 5 None
13 BJU_BEAD INF 1 None 34 BJU_PAINTING INF 1 None
14 BBU_CAL2ROLL INF 1 None 35 BBU_CURING INF 1 None
15 CAL2ROLL 1 2 None 36 CURING 1 5 None
16 BJU_CAL2ROLL INF 1 None 37 BJU_CURING INF 1 None
17 BBU_CAL4ROLLCC INF 1 None 38 BBU_FI INF 1 None
18 CAL4ROLLCC 1 2 None 39 FI 1 5 None
19 BJU_CAL4ROLLCC INF 1 None 40 BJU_FI INF 1 None
20 BBU_CAL4ROLLSC INF 1 None 41 GBJ INF 1 None
21 CAL4ROLLSC 1 2 None
289
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 10 No. 3 ISSN 1411-6340 (Print)
Tabel 7. Interface
Interface
No Node Location No Node Location
1 N2 GBB 15 N36 BJU_BEAD
2 N3 BBU_MIX 16 N40 BJU_EXTTREAD
3 N6 BBU_CAL2ROLL 17 N44 BJU_EXTSW
4 N9 BJU_MIX 18 N47 BJU_CUTSB
5 N10 BBU_BEAD 19 N50 BJU_CUTPC
6 N13 BBU_EXTSW 20 N52 BBU_BUILDING
7 N16 BBU_EXTTREAD 21 N55 BJU_BUILDING
8 N18 BBU_CAL4ROLLCC 22 N56 BBU_PAINTING
9 N21 BBU_ CAL4ROLLSC 23 N59 BJU_PAINTING
10 N25 BJU_CAL4ROLLSC 24 N60 BBU_CURING
11 N26 BBU_CUTSB 25 N63 BJU_CURING
12 N29 BJU_CAL4ROLLCC 26 N67 BBU_FI
13 N30 BBU_CUTPC 27 N70 BJU_FI
14 N33 BJU_CAL2ROLL 28 N72 GBJ
Tabel 8. Arrivals
Arrivals
No Entity Location Qty Each Occurrences
1 BLACK_CARBON GBB 126 1
2 OIL GBB 126 1
3 RUBBER GBB 126 1
4 CHEMICAL GBB 126 1
5 STEEL_WIRE_BEAD GBB 126 1
6 STEEL_WIRE_SC GBB 126 1
7 TEXTILE_CORD GBB 126 1
Tabel 9. Resources
Resources
No Name Unit DTs Stats Specs No Name Unit DTs Stats Specs
1 HANDPALLET_GBB 4 None By Unit ALIRAN_PROSES, N2 8 OP_CAL4ROLLSC 4 None By Unit ALIRAN_PROSES, N25
2 FORKLIFT_MIX 6 None By Unit ALIRAN_PROSES, N9 9 OP_CUTPC 2 None By Unit ALIRAN_PROSES, N50
3 OP_EXTTREAD 4 None By Unit ALIRAN_PROSES, N40 10 OP_CUTSB 2 None By Unit ALIRAN_PROSES, N47
4 OP_EXTSW 4 None By Unit ALIRAN_PROSES, N44 11 KERETA_GT 3 None By Unit ALIRAN_PROSES, N55
5 OP_BEAD 3 None By Unit ALIRAN_PROSES, N36 12 KERETA_PGT 5 None By Unit ALIRAN_PROSES, N59
6 OP_CAL2ROLL 2 None By Unit ALIRAN_PROSES, N33 13 KERETA_TYRE 5 None By Unit ALIRAN_PROSES, N63
7 OP_CAL4ROLLCC 4 None By Unit ALIRAN_PROSES, N29 14 KERETA_FI_TYRE 5 None By Unit ALIRAN_PROSES, N70
Gambar 4 Processing
Verifikasi Model
Verifikasi dilakukan ketika sudah memasukan semua general report yang terdapat failed arrivals dan entity
elemen-elemen promodel dan simulasi sudah dapat activity yang didalamnya berisikan apakah entities yang
dijalankan. Verifikasi pada penelitian ini dilakukan diproses sudah masuk atau sampai ke stasiun kerja
dengan cara visualisasi animasi, pengecekan error dengan berikutnya tanpa adanya entities yang tertinggal di dalam
statistics (general report), debug, dan trace. sistem. Pengecekan statistic dapat dilihat pada Gambar 5.
291
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 10 No. 3 ISSN 1411-6340 (Print)
292
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 10 No. 3 ISSN 1411-6340 (Print)
Contoh perhitungan kebutuhan waktu produksi pada Langkah selanjutnya adalah perhitungan kebutuhan
mesin mixing untuk bulan januari adalah sebagai untuk waktu yang tersedia pada masing-masing mesin
berikut: setiap bulannya. Perhitungan waktu yang tersedia yaitu
Kebutuhan Waktu = Target Produksi (unit) x Waktu perkalian antara jumlah shift kerja, hari kerja, dan jam
Proses Produksi/Stasiun (mnt) kerja dalam 1 shift. Perhitungan waktu yang tersedia
= (876) x 6.25 = 5475 menit. dapat dilihat pada Tabel 16.
Contoh perhitungan waktu yang tersedia pada mesin perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui dimana
mixing untuk bulan januari adalah sebagai berikut: letak stasiun kerja yang mengalami bottleneck. Stasiun
Jam Kerja = (Jumlah shift x hari kerja x jam kerja dalam 1 kerja dikatakan bottleneck ketika waktu yang dibutuhkan
shift) x jumlah mesin lebih banyak daripada waktu yang tersedia, maka stasiun
= (3 shift x 30 hari x 7 jam) x 3 = 630 jam x 3 kerja yang memiliki kekurangan dari waktu yang tersedia
= 37800 mnt x 3 = 113400 menit tersebut perlu dilakukan perbaikan. Perhitungan
Langkah selanjutnya adalah perhitungan perbandingan perbandingan waktu yang dibutuhkan dan waktu yang
antara waktu yang dibutuhkan dan waktu yang tersedia tersedia dapat dilihat pada Tabel 17.
pada masing-masing mesin setiap bulannya. Perhitungan
293
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 10 No. 3 ISSN 1411-6340 (Print)
Berdasarkan pada tabel perbandingan waktu yang lebih besar yaitu Stasiun kerja building dan curring. Stasiun
dibutuhkan dan waktu yang tersedia terdapat dua stasiun kerja tersebut setelah mengetahui perbandingan waktu
kerja yang waktu dibutuhkan lebih besar daripada waktu yang dibutuhkan dan tersedia selanjutnya dikelompokkan
yang tersedia sehingga dapat digolongkan kedalam kedalam empat jenis Capacity Constraint Resources
bottleneck. Stasiun kerja yang memiliki waktu kebutuhan (CCR) yang dapat dilihat pada Tabel 18
Tabel 18. Pengelompokkan Stasiun Kerja Bottleneck dan CCR
Bottleneck Non-Bottleneck
Extruding Tread
Extruding Sidewall
Building Bead Making
Calendering 2 roll
Calendering 4 roll 1
CCR
Callendering 4 roll 2
Cutting 1
Curring Cutting 2
Painting
Final Inspection
Non-CCR Mixing
294
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 10 No. 3 ISSN 1411-6340 (Print)
Berdasarkan tabel diatas waktu yang dibutuhkan oleh dilakukannya dengan cara penambahan 1 unit mesin pada
stasiun kerja building lebih besar daripada waktu yang stasiun building yang didapatkan dari metode theory of
tersedia sehingga belum dapat untuk memenuhi kapasitas constraint. Pada saat skenario usulan pertama selesai
yang dibutuhkan untuk memproduksi sesuai dengan target dijalankan maka didapatkan hasil yang dapat dilihat pada
produksi yang ditetapkan. Skenario usulan pertama Tabel 20.
Berdasarkan tabel diatas waktu yang dibutuhkan oleh dilakukannya dengan cara penambahan 1 unit mesin pada
stasiun kerja curing lebih besar daripada waktu yang stasiun curing yang didapatkan dari metode theory of
tersedia sehingga belum dapat untuk memenuhi kapasitas constraint. Pada saat skenario usulan kedua selesai
yang dibutuhkan untuk memproduksi sesuai dengan target dijalankan maka didapatkan hasil yang dapat dilihat pada
produksi yang ditetapkan. Skenario usulan kedua Tabel 22.
Berdasarkan dari simuasi skenario usulan 2 didapatkan Berdasarkan tabel diatas waktu yang dibutuhkan oleh
bahwa waktu proses simulasi didapatkan sebesar stasiun kerja building dan curing lebih besar daripada
586,05 jam dan jika dibandingkan dengan waktu waktu yang tersedia sehingga belum dapat untuk
simulasi model awal yaitu 698,11 Jam maka skenario memenuhi kapasitas yang dibutuhkan untuk
usulan 2 dapat meminimasi waktunya sebesar 112,06 memproduksi sesuai dengan target produksi yang
jam atau dapat dikatakan penurunan waktu proses ditetapkan. Skenario usulan ketiga dilakukannya
sebesar 16,052% dari waktu proses awal. dengan cara penambahan 1 unit mesin pada masing-
masing stasiun building dan curing yang didapatkan dari
Simulasi Usulan 3 metode theory of constraint. Pada saat skenario usulan
Model usulan 3 didapatkan dari perhitungan metode ketiga selesai dijalankan maka didapatkan hasil yang
Theory of Constraint pada perhitungan sebelumnya. dapat dilihat pada Tabel 24.
Model usulan 3 berupa penambahan sejumlah mesin
pada lokasi bottleneck. Pada pengembangan usulan 3
merupakan gabungan dari usulan 1 dan usulan 2 yaitu
penambahan satu mesin pada stasiun kerja Building dan
Curing yang dapat dilihat pada Tabel 23.
295
Jurnal Teknik Industri ISSN 2622-5131 (Online)
Vol. 10 No. 3 ISSN 1411-6340 (Print)
Berdasarkan dari simuasi skenario usulan 3 didapatkan 4.5 Pemilihan Usulan Terbaik
bahwa waktu proses simulasi didapatkan sebesar 549,34 Pada subbab pemilihan usulan terbaik didapatkan dari
jam dan jika dibandingkan dengan waktu simulasi model proses pengambilan keputusan dari tiga usulan yang sudah
awal yaitu 698,11 Jam maka skenario usulan 3 dapat diperhitungkan. Pemilihan usulan terbaik menggunakan
meminimasi waktunya sebesar 148,77 jam atau dapat metode perhitungan Bonferroni yang membandingkan
dikatakan penurunan waktu proses sebesar 21,3% dari sistem nyata dengan ketiga sistem simulasi usulan.
waktu proses awal. Perhitungan metode Bonferroni dapat dilihat pada Tabel
25 Hasil perhitungan Bonferroni.
Tabel 25. Perhitungan Bonferroni
Hasil Simulasi (Jam)
Model Model Model Model
Replikasi Aktual Usulan Usulan Usulan (1-2) (1-3) (1-4) (2-3) (2-4) (3-4)
(1) 1 (2) 2 (3) 3 (4)
1 698,11 653,93 586,05 549,34 44,18 112,06 148,77 67,88 104,59 36,71
2 698,05 653,85 586,11 549,3 44,2 111,94 148,75 67,74 104,55 36,81
3 698,09 653,96 586,12 549,34 44,13 111,97 148,75 67,84 104,62 36,78
4 698,06 653,88 586,09 548,28 44,18 111,97 149,78 67,79 105,6 37,81
5 698,04 653,89 586,15 548,29 44,15 111,89 149,75 67,74 105,6 37,86
6 698,02 653,94 586,09 548,3 44,08 111,93 149,72 67,85 105,64 37,79
7 698,04 653,99 586,13 548,3 44,05 111,91 149,74 67,86 105,69 37,83
8 698,01 653,91 586,07 548,3 44,1 111,94 149,71 67,84 105,61 37,77
Rata-rata 44,13375 111,95125 149,37125 67,8175 105,2375 37,42
Standar Deviasi 0,053 0,052 0,509 0,054 0,54 0,542
hw 0,044 0,043 0,425 0,045 0,451 0,453
BKB 44,08975 111,90825 148,94625 67,7725 104,7865 36,967
BKA 44,17775 111,99425 149,79625 67,8625 105,6885 37,873
Tabel t 2,364 2,364 2,364 2,364 2,364 2,364
Kesimpulan Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0
Metode uji bonferroni adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang dihasilkan
digunakan untuk membandingkan dua atau lebih sistem dari skenario model yang diusulkan. Berikut ini adalah
yaitu sistem nyata atau model awal dibandingkan dengan contoh perhitungan pendekatan Bonferroni:
beberapa skenario sistem simulasi. Uji Bonferroni juga
Curing
pertama yaitu penambahan mesin building menghasilkan menghasilkan penurunan waktu proses sebesar 549,34 menit
penurunan waktu proses sebesar 653,93 jam dengan dengan persentase 21,3%. Dengan demikian maka dapat
persentase 6,3%. Hasil dari usulan kedua yaitu penambahan disimpulkan bahwa hasil model awal dengan ketiga model
mesin curing menghasilkan penurunan waktu proses sebesar usulan berbeda signifikan sehingga ketiga model usulan
586,05 jam dengan persentase 16,1%. Hasil dari usulan tersebut dapat dipertimbangkan.
ketiga yaitu gabungan dari usulan 1 dan usulan 2
5. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil simulasi simulasi terhadap [4] P. Moengin, Pemodelan dan Analisis Sistem. Jakarta:
sistem nyata PT. Elangperdana Tyre Industry Universitas Trisakti, 2019.
menghasilkan ban accelera rim 15 rata-rata sebanyak [5] J.E. Hanke dan D.W. Winchern, Busines Forcasting
12200 ban per bulan dengan waktu aktual rata-rata Eight Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
sebanyak 32 hari kerja. Waktu aktual tersebut mengalami 2015
keterlambatan rata-rata sebanyak 2 hari kerja dimana rata- [6] H. Pozo, “Chapter 4: The Importncee of a System’s
rata target produksi perbulan hanya 30 hari kerja. Constraints“. The Theory of Constraints Journal”.
Keterlambatan produksi dalam mencapai target produksi New Haven. Vol.1, no.4, pp. 151-152. 2011
disebabkan oleh jumlah kapasitas produksi yang lebih [7] M. M. Umble and M.L. Srikanth. Synchronous
besar daripada kapasitas yang tersedia. Manufacturing. Guilford, Connecticut: The
Spectrum Publishing Company. 1996.
Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas produksi
[8] L. Gozali, Andres, dan H. Chie,” Minimasi Bottleneck
menggunakan metode Theory of Constraint didapatkan
dan Peningkatan Profit Pada Produksi Velg Tipe
stasiun kerja yang mengalami bottleneck-CCR yaitu
D520N dan P165 dengan Pendekatan Metode Theory
stasiun kerja building dan curing. Hal ini disebabkan
of Constraint pada PT.YYY”, Jurnal Teknik dan Ilmu
karena jumlah waktu produksi yang lebih besar
Komputer Universitas Kristen Indonesian, 2015.
dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia sehingga
[9] J.C. Paune dan P. Moengin. “Evaluasi Usulan
mengalami keterlambatan dalam mencapai target
Perbaikan Kapasitas Produksi Untuk Mencapai
produksi.
Target Produksi Menggunakan Metode Theory of
Dilakukan peramalan permintaan satu bulan kedepan
Constraint dan Simulasi”. Jurnal Teknik Industri
didapatkan permintaan sebesar 12581 ban sebagai jumlah
Trisakti. Vol.6, No.2. 116.2016.
target produksi yang dimasukan pada simulasi usulan [10] R. A. Indriawan, P. Moengin, dan S. Adisuwiryo.
Berdasarkan simulasi usulan perbaikan maka didapatkan “erancangan Model Simulasi Keseimbangan Lini
tiga model usulan. Ketiga model usulan tersebut bertujuan Produksi Cabinet FFR 603PD. Untuk Mencapai
sebagai usulan perbaikan stasun kerja yang tergolong Target Produksi Pada PT. Chubbsafes Indonesia.
kedalam bottleneck-CCR yaitu stasiun kerja building dan Jurnal Teknik Industri Trisakti.2017
curing. [11] M.N. Zakka “Optimasi Keuntungan Melalui Theory
Model usulan yang terpilih adalah model usulan ketiga of Constraint”, Jurnal Universitas Islam Indonesia.
yaitu penambahan 1 unit mesin pada stasiun building dan 1 2018.
unit mesin pada stasiun curing (gabungan usulan 1 dan 2). [12] S. Elgi, P. Moengin, dan S. Adisuwiryo,
Model usulan ketiga ini dapat meminimasi waktu produksi “Perancangan Model Simulasi Produksi Lini Drill
lebih besar dibandingkan model usulan pertama dan pada PT. Fuji Lestari-Tool Indonesia Untuk
kedua. Model usulan ketiga terpilih karena mampu Meminimasi Waktu Produksi”, Jurnal Teknik
meminimasi waktu sebanyak 148,77 Jam dari model awal Industri Trisakti, 2019.
yang memiliki waktu sebesar 698,11 jam, sedangkan
untuk model usulan pertama hanya dapat meminimasi
waktu sebanyak 44,18 jam dan model usulan kedua hanya
dapat meminimasi waktu sebanyak 112,06 jam.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] C. Harrel, dkk. R. O. Bowen, Simulation Using
Promodel. Edisi Kedua. Singapore: McGraw Hill
Higher Education, 2003.
[2] I.Z. Sutalaksana, Ruhana dan J.H. Tjakaraatmadja.
Teknik dan Tata Cara Kerja. Departemen Teknik
Industri. ITB. 2006
[3] A. M. Law and W. D. Kelton, Simulation Modelling
& Analysis. New York: Mc. Graw-Hill Inc, 2007.
297