KEUNTUNGAN PERUSAHAAN
Disusun oleh:
Ambrosius Farrel (F0219011)
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2020
1. Dalam teori ekonomi mikro, tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan secara teoritis
laba adalah kompensasi atau resiko yang ditanggung oleh perusahaan, makin besar resiko
semakin besar pula laba yang diperoleh. Menurut Domonick Solvatore keuntungan
merupakan penerimaan total (TR) dikurangi dengan biaya total (TC). Dan keuntungan
maksimum akan tercapai apabila selisih positif antara TR dan TC mencapai angka
terbesar. Dalam artian lain laba adalah selisih antara penerimaan total dan biaya total
Penerimaan total = jumlah yang diterima dari penjualan produk (q x P).
Biaya total adalah jumlah dari:
Biaya total yang dikeluarkan dari kantong
Tingkat pengembalian modal yang wajar.
Untuk memaksimalkan laba yang diperoleh bisa dicapai melalui bermacam-macam cara,
antara lain ialah melalui efisiensi di semua bidang, seperti produksi, sumber daya
manusia, maupun keuangan.
Q P TR TC Keuntungan Total
1 5 5 17 -12
2 5 10 18,5 -8,5
3 5 15 19,5 -4’5
4 5 20 20,75 -0,75
5 5 25 22,25 2,75
6 5 30 24,25 5,75
7 5 35 27,5 7,5
8 5 40 32,5 7,5
9 5 45 40,5 4,5
10 5 50 52,5 -2,5
Dari tabel tersebut produsen akan menjual produknya sebanyak 8 unit yaitu pada saat
selisih antara TR dan TC adalah yang paling besar. Dengan tingkat harga yang terjadi
di pasaran sebesar 5, maka produsen akan memperoleh keuntungan maksimum yaitu
sebesar 7,5.
Pendekatan marginal (marginal approach) yaitu perhitungan laba dilakukan dengan
membandingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan Marginal. Laba m,akssimum
akan tercapai pada saat MR = MC. p = TR – TC. Laba tercapai apabila turunana
fungsi pertama p(dpdQ) sama dengan nol dan nilainya sama dengan turunan pertama
TC (dTC/dQ atau MC). Sehingga MR – MC = 0. Dengan demikian, perusahaan akan
memperoleh laba maksimum ( ataua kerugian maksimum) bila perusahaan
memproduksi pada tingkat output di mana MR = MC.
Q P=MR MC Keuntungan Total
1 - - -12
2 5 1,5 -8,5
3 5 1 -4,5
4 5 1,25 -0,75
5 5 1,5 2,75
6 5 2 5,75
7 5 3,25 7,5
8 5 5 7,5
9 5 8 4,5
10 5 12 2,5
Dari tabel tersebut produsen akan menjual produknya sebanyak 8 unit yaitu pada saat
MR=MC. Dengan tingkat harga yang terjadi di pasaran sebesar 5, maka produsen
akan memperoleh keuntungan maksimum yaitu sebesar 7,5.
Pendekatan rata-rata (average approach) Dalam pendekatan ini perhitungan laba per
unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan
harga jual output (P) kemudian laba total dihitung dari laba per unit dikali dengan
jumlah output yang terjual. π = (P – AC).Q Dari persamaan ini, perusahaan akan
mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC).
Perusahaan akan mencapai angka impas bila P sama dengan AC. Keputusan untuk
memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P lebih
kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi
pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit usaha harus menjual sebanyak-
banyaknya (maximum selling) agar laba (π) makin besar.