Anda di halaman 1dari 9

5.

Produksi Total, Produksi Rata-Rata, dan Produksi Marginal


A. Produksi Total

Produksi Total adalah jumlah total output yang diproduksi selama waktu tertentu.

TP = f(K,L)

Dimana;

TP = Produksi total

K = Barang modal(yang dianggap konstan)

L = Tenaga kerja/buruh

Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan
nol. Turunan pertama dari TP adalah MP,maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol.

Ditinjau dari tambahan produksi yang diperoleh, ada suatu hubungan yang spesifik yaitu apabila
sedikit sekali faktor produksi variabel yang dipergunakan jika dibandingkan dengan faktor-faktor
produksi tetap, terdapatlah kecenderungan terjadinya kenaikan hasil bertambah. Sebaliknya apabila
faktor produksi variabel itu sudah banyak jumlahnya dibandingkan dengan faktor-faktor tetap, maka
tiap penambahan satu satuan faktor produksi akan mempunyai kecenderungan untuk mengakibatkan
kenaikan atau tambahan hasil berkurang.

Kenaikan hasil yang meningkat ini terjadi mulai dari titik nol penggunaan faktor produksi sampai
pada tercapainya titik balik fungsi produksi dan setelah itu kenaikan produksi akan cenderung menurun.
Sebagai akibat dari sifat produksi, pada umumnya hubungan antara faktor produksi dan produk dari tiap
proses produksi akan cenderung berbentuk kombinasi dari kenaikan hasil bertambah dan kenaikan hasil
berkurang. Sifat inilah yang digambarkan dalam satu hukum yang amat terkenal dalam teori produksi,
yaitu Hukum Kenaikan Hasil Berkurang (Law of Diminishing Returns). Hukum ini dapat dinyatakan :

“Apabila berturut-turut ditambahkan satuan-satuan dari satu faktor produksi variabel kepada
faktor-faktor produksi tetap dalam suatu proses produksi suatu saat akan tercapai keadaan dimana
penambahan produk yang disebabkan karena penambahan satu satuan faktor produksi variabel itu akan
menurun”1

1
https://www.galinesia.com/2017/12/pengertian-produk-total-dan-kurva-rumus.html
B. Produksi Rata-Rata

Konsep lain yang sering digunakan dalam teori produksi adalah produk rata-rata. Produksi Rata-
Rata adalah rasio antara produksi dengan faktor produksi yang digunakan. Produksi Rata-Rata disebut
juga Average Product (AP), adalah jumlah rata rata produk yang diperoleh selama proses produksi.
Jumlah rata rata tersebut didapatkan dengan cara membagi total produksi (TP) dengan jumlah tenaga
kerja (L).

AP = TP/L

Dimana: AP = produksi rata-rata.

AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’=0). Dengan penjelasan
matematis,AP maksimum tercapai pada saat AP = MP,dan MP memotong AP pada saat nilai AP
maksimum.

Dalam keseharian konsep ini sering digunakan yaitu produktivitas lahan atau biasa disebut
produktivitas saja, menggambarkan produksi per luas lahan atau produksi per hektar. Contoh lain adalah
produktivitas kerja, yang menunjukkan perolehan produksi per tenaga kerja atau produlsi per jam kerja

C. Produksi Marginal

Selain produktivitas, konsep lain yang tak kalah pentingnya dalam pembahasan teori produksi
adalah Produk marjinal (Marginal Product). Pengertian Produk marjinal (MP) adalah tambahan produksi
yang dapat diperoleh karena penambahan satu satuan faktor produksi.

Apabila produk marginal dinyatakan dalam satuan fisik, maka kurvanya dinamakan kurva produk
fisik marginal (marginal physical product curve), sedang apabila produk marginal dinyatakan dalam nilai
uangnya, kurvanya disebut kurva nilai produk marginal (value marginal product). Secara umum produk
marginal diformulasikan :

MP = TP’ = αTP/αL

Dimana: MP = produksi marginal

Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP < 0,penambahan
tenaga kerja justru menguragi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya
hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun atau The Law of Deminishing Return (LDR).
Tabel 5.1

Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marginal

Usaha Tekstil Tradisional

(Satu Faktor Produksi Variabel)

Mesin Buruh Produksi Total (TP) Produksi Rata-Rata Produksi Marginal


(Unit) (Orang) (bal) (AP) (bal) (MP) (bal)
1 1 5 5 5
1 2 20 10 15
1 3 45 15 25
1 4 80 20 35
1 5 105 21 25
1 6 120 20 15
1 7 126 18 6
1 8 120 15 -6
1 9 106 12 -12
1 10 90 9 -18

Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwa produksi total (TP) pada awalnya meningkat dan
mencapai maksimum (126 unit) pada saat jumlah buruh yang diperkerjakan tujuh orang. Tetapi setelah
itu penambahan buruh justru menurunkan produksi total, karena produksi marjinal/MP sudah negative.
Bila melihat kolom MP, ternyata besarnya MP sangat mempengaruhi TP. Selama nilai MP > 0, TP tetap
bertambah. Sayangnya pertambahan MP juga mengalami penurunan/LDR (The Law of Deminishing
Return). Besarnya nilai MP juga berpengaruh terhadap nilai produksi rata-rata atau AP. Penambangan 1
orang tenaga kerja akan memperbesar nilai AP selama nilai MP > nilai AP sebelumnya. Begitu juga
sebaliknya. Hal ini terjadi pada saat penggunaan tenaga kerja antara 2-5 orang. Misalnya pada saat
menambah buruh dari 2 menjadi 3 orang, AP meningkat dari 10 unit menjadi 15 unit, karena MP= 25
unit. Bandingkan pada saat tenaga kerja ditambah dari lima menjadi enam.

Dapat dipresentasikan dalam bentuk diagram TP ternyata bergerak membentuk kurva yang
mirip huruf S, sehingga disebut kurva S atau (S curve). Hukum pertambahan hasil yang semakin
menurun menyebabkan kurva MP berbentuk parabola, sampai menyentuh sumbu horizontal (MP=0).
Jika kurva MP telah lebih rendah dari sumbu horizontal (MP<0), penambahan tenaga kerja justru
menurunkan produksi total (slope kurva TP menjadi negatif). Kurva AP bergerak sepola dengan kurva
MP. Sebelum titik potong AP dan MP nilai AP selalu dibawah MP, setelah itu AP diatas MP. Nilai AP juga
mengalami penurunan akibat pengaruh penurunan nilai MP. Tetapi penurunannya tidak setajam MP
sehingga pada saat MP < 0, AP masih mungkin bernilai positif bahkan tidak pernah negatif. 2

2
Rahardja, Pratama; Teori Ekomoni Mikro, Suatu Pengantar, edisi keempat – Jakarta: Universitas Indonesia, 2010
6. Kurva Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marginal
A. Kurva Produksi Tetap

Kurva produk total adalah Kurva yang menunjukkan hubungan antara faktor produksi
yang dipergunakan dengan produk total yang dihasilkan dinamakan kurva produk total (TP).
Apabila produk total dinyatakan dalam satuan fisik, seperti kilogram, kuintal, ton dan lain-lain
maka disebut kurva produk fisik total. Apabila produk total itu dinyatakan dalam nilai uangnya
maka dinamakan kurva nilai produk total.

Hubungan antara faktor produksi dan produk

Kurva produk total (total product) menggambarkan hubungan antara factor produksi dengan
produksi bahwa semakin meningkat penggunaan factor produksi akan meningkatkan produksi. Pada
suatu titik penggunaan factor produksi sebesar XM, akan tercapai kondidi produksi maksimum. Apabila
factor produksi ditambah lebih besar dari XM, justru akan menurunkan produksi.

Sebagai contohnya : penggunaan factor produksi pupuk pada jumlah tertentu akan
meningkatkan produksi, sampai pada tingkat penggunaan sejumlah pupuk tertentu akan mengakibatkan
produksi maksimu, dan apabila penggunaan pupuk ditambah justru akan mengurangi produksi. Secra
rasional hal ini dapat diterima akal, dikarenakan pengggunaan pupuk terlalu banyak justru akan
membuat tanaman mati dan selanjutnya produksi turun. Secara detail hubungan antara faktor produksi
dan produk yang ada pada gambar diatas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu:

- Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah (garis OB dimana produk marginal menjadi
semakin besar).
- Titik balik (inflection point) B. Pada saat fungsi mencapai titik balik B, produk marginal
mencapai maksimum.
- Sesudah titik balik B. terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), dimana produk marginal
mulai turun.
- Pada titik maksimum M, produk marginal sama dengan nol.
- Sesudah titik maksimum M tercapai, terdapat kenaikan hasil negative, dimana produk
marginal juga menjadi negative.3

B. Kurva Produksi Rata-Rata

Kurva produk rata-rata (average product curve) merupakan kurva yang menunjukkan hubungan
antara penggunaan faktor produksi yang dipergunakan dan produk rata-rata pada bermacam tingkat
penggunaan faktor produksi. Apabila produk rata-rata dinyatakan dalam satuan fisik, kurva itu
dinamakan kurva produk fisik rata-rata (average physical product curve). Hubungan antara Produk Total
dan Produk Rata-rata disajikan pada gambar di bawah ini.

Apabila produk total dinyatakan dengan Y, sedang faktor produksi yang dipakai dinyatakan
dengan X, maka produk rata-rata itu besarnya sama dengan Y/X. Pada tiap tingkat pemakaian faktor
produksi, besar produk rata-rata itu dapat dihitung dengan mencari nilai hasil bagi tersebut. Pada
gambar di atas, produk rata-rata di titik C ialah Y2/X2. Perhatikan segitiga COX2 besar hasil bagi Y2/X2
ditunjukkan oleh tangen sudut COX2 atau sudut ∝ dalam grafik.

tg ∝ = 0Y2/0X2

3
https://www.galinesia.com/2017/12/pengertian-produk-rata-rata-dan-kurva.html
Secara umum dapat dinyatakan bahwa produk rata-rata di tiap titik dari kurva produk total itu
besarnya sama dengan tangen dari sudut yang dibentuk oleh garis yang ditarik dari titik pangkal 0 ke titik
bersangkutan dan garis horizontal. Pada saat sudut tangen  itu mencapai maksimum, pada tingkat
pemakaian faktor produksi sebesar itulah akan tercapai produk rata-rata yang maksimum (dalam grafik
26 pada tingkat pemakaian faktor produksi sebesar OX2).

Titik C merupakan titik singgung terluar antara kurva produk total dan garis yang ditarik dari titik
pangkal 0. Kondisi inilah yang menunjukkan bahwa tg ∝ maksimum atau penggunaan faktor produksi
sebesar 0X2 akan mencapai produk rata-rata maksimum. Total produksi yang diperoleh saat itu
mencapai 0Y2 satuan. Konsep produk rata-rata ini sering digunakan dengan sebutan produktivitas.

C. Kurva Produksi Marginal

Kurva yang menunjukkan hubungan antara faktor produksi dan produk marginal pada berbagai
tingkat pemakaian faktor produksi dinamakan kurva produk marginal (marginal product curve).

Pergerakan kurva produk marjinal disajikan pada gambar diatas. Di titik B pada grafik gambar
diatas, produk marginal ditunjukkan oleh dY/dX di titik itu, yang besarnya sama dengan tangens sudut
yang dibentuk oleh garis singgung pada kurva produk total di titik bersangkutan dan garis horizontal
yang ditarik dari titik tersebut. Kalau diikuti besarnya produk marginal pada berbagai tingkat pemakaian
faktor, maka terlihat bahwa produk marginal itu mula-mula naik, lalu mencapai maksimum pada saat
fungsi produksi mencapai titik balik, kemudian terus turun.
Pada saat produk total mencapai maksimum maka produk marginal sama dengan nol. Sesudah
itu produk marginal akan bertanda negatif, yang berarti bahwa dengan penambahan faktor produksi,
produk total yang dihasilkan justru akan turun. Hal lain yang perlu diketahui, bahwa produk marjinal
merupakan kemiringan dari kurva produk total.

Pada penggunaan faktor produksi sebesar X3 kemiringan garis yang menyinggung produk total
adalah positif, dan pada X1 kemiringan kurva produk total positif tetapi lebih besar dari kemiringan pada
X3. Pada X4 kemiringan kurva produk total positif akan tetapi lebih kecil dari pada X1. Hal ini disebabkan
perubahan arah produk total dari cekung menjadi cembung terhadap garis horizontal.

Kemiringan kurva produk total mencapai maksimum pada penggunaan faktor produksi sebesar
X1, sehingga pada saat tersebut tercapai produk marjinal yang maksimum. Satu hal yang menraik untuk
didingat bahwa pada penggunaan faktor produksi sebesar X2, besarnya produk rata-rata (digambarkan
dengan tg α) sama dengan kemiringan kurva produk total, yang berarti pada titik tersebut produk rata-
rata sama dengan produk marjinal. 4

Diagram 5.1

Kurva TP,MP dan AP

Kasus Usaha Tekstil Tradisional

4
https://www.galinesia.com/2017/12/pengertian-produk-marjinal-dan-kurva.html#
Diagram 2 menunjukkan ada tiga tahap penting dari gerakan perubahan nilai TP. Yang pertama,
pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4). Kedua, pada saat AP maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga, pada saat
MP = 0 atau menjadi tiga tahap produksi (the three stage of production):

Tahap 1 (stage I), sampai pada saat kondisi AP maksimum.

Tahap 2 (stage II) , antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol

Tahap 3 ( stage III) , saat MP sudah bernilai < 0 (negatif)

Penahapan ini berguna untuk memahami pada tahap mana sebaiknya perusahaan berproduksi.

Diagram 5.2

Kurva TP, MP dan AP

Pada tahap 1, penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi
rata rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah
yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva TP meningkat
tajam).

Pada tahap II, kerena berlakunya LDR, baik produksi marjinal maupun produksi rata rata
mengalami penurunan . Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan
tetap menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum (slope kuva TP datar sejajar dengan
sumbu horizontal).
Pada tahap III, persahaan tidak mungkin melanjutkan produksi, karena penambahan tenaga
kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif).

Dengan demikian perusahaan sebaiknya berproduksi ditahap II. Secara metematis perusahaan
akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan biaya (marginal cost) yang harus dibayar
adalah sama dengan tambahan pendapatan (marginal revenue) yang diterima. Jika tambahan biaya
masih lebih kecil dari tambah pendapatan, perusahaan akan menambah tenaga kerja. Tambahan
pendapatan adalah produksi marginal dikalikan harga jual barang. Jika upah, dinotasikan sebagai W
sedangkan harga jual baranng di notasikan P, maka alokasi tenaga kerja (faktor produksi) dianggap
efisien bila:

W = MP (P)

Keterangan:

W = Upah

MP = Produksi Marginal

P = Harga Jual Barang5

5
Rahardja, Pratama; Teori Ekomoni Mikro, Suatu Pengantar, edisi keempat – Jakarta: Universitas Indonesia, 2010

Anda mungkin juga menyukai