Anda di halaman 1dari 12

Bab 6

Produksi
6.1 Teknologi Produksi
Faktor produksi adalah input pada proses produksi sepeti tenega kerja, modal dan bahan-bahan
lainnya.
Fungsi produksi
fungsi produksi sebagai berikut:
Q=F(K, L)
Persamaan ini menghubungkan jumlah output dari jumlah kedua input, modal dan benaga kerja.
Misalnya, fungsi produksi mungkin menggambarkan jumlah komputer pribadi yang dapat
diproduksi setiap tahun dengan pabrik seluas 10.000 kaki persegi dan sejumlah tenaga kerja
untuk ban berjalan yang dipekerjakan selarna setahun. Atau fungsi tersebut mungkin
menggambarkan panen yang dapat diperoleh seorang petani dengan jumlah mesin dan tenaga
kerja tertentu. Adalah suatu hal yang penting untuk mengetahui bahwa input dan output
merupakan arus (flows). Sebagai contoh, pembuat komputer pribadi menggunakan jumlah tenaga
kerja tertentu setiap tahurnya untuk memproduksi komputer pada Dalam bab ini dan bab-bab
selanjutnya kita akan melambangkan variable "q" untuk output sebuah perusahaan dan "Q" untuk
output industri.
Produksi Jangka Pendek versus Jangka Panjang
Jangka pendek: Periode waktu dimana jumlah satu atau lebih faktor produksi tidak dapat
dirubah.
Input tetap: Faktor produksi yang tidak dapat dirubah.
Jangka panjang: Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk membuat semua variabel input produksi.
6.2 Produksi dengan Satu Input Variabel (Tenaga Kerja)
Bayangkan jika Anda adalah seorang manajer perusahaan/pabrik pakaian. Meskipun Anda
memiliki jumlah mesin dan peralatan produksi yang tetap, Anda dapat menambah tenaga kerja
untuk memproduksi lebih pakaian yaitu para tukang jahit dan operator mesin. Anda harus
memutuskan berapa banyak tenaga kerja yang akan dipekerjakan dan berapa potong pakaian
akan dibuat. Untuk membuat keputusan produksi tersebut, Anda harus mengetahui bagaimana
produksi pakaian akan bertarnbah jika penggunaan tenaga kerja juga bertambah. Tabel 6.1
memberi informasi ini. Tiga kolom pertama memperlihatkan jumlah output yang dapat
diproduksi dalam satu bulan dengan berbagai jumlah tenaga kerja dan dengan medal tetap
sebanyak 10 unit. Kolom pertama memperlihatkan jumlah tenaga kerja, yang kedua
memperlihatkan jumiah modal tetap, dan yang ketiga outpul total, Bila input tenaga kerja adalah
nol, maka outpul juga nol. Kemudian output meningkat bila tenaga kerja ditingkatkan terus
sampai 8 unit. Di luar jangkauan titik lu, sutpul total akan menurun. Meskipun pada awalnya
setiap unit tenaga kerja dapat engambil manfaat yang makin besar dari mesin dan pabrik yang
ada, setelah titik terlenha, tenaga kerja tambahan tidak lagi berguna dan menjadi tidak produktit
Lima orang dapat mengelola ban berjalan dengan lebih baik daripada dua, tetapi sepuluh ang
mungkin talah akan saling mengganggu.
Produk Rata-rata dan Produk Marjinal
Produk rata-rata tenaga kerja = Output/ Input tenaga kerja=q/L
Produk marjinal tenaga kerja = Perubahan dalam Output / perubahan dalam input tenaga kerja
∆q/∆L
Amount of Amount of Total output(q) Average product Marjinal product
labor capital(K) (q/L) (∆q/∆L)
0 10 0 - -
1 10 1 10 10
2 10 30 15 20
3 10 60 20 30
4 10 80 20 20
5 10 95 19 15
6 10 108 18 13
7 10 112 16 4
8 10 112 14 0
9 10 108 12 -4
10 10 100 10 -8
6.1 memperlihatkan produk rata-rata tenaga kerja (average product of labor) APL, yang
merupakan output per unit tenaga kerja. Produk rata-rata dihitung dengan membagi output total q
dengan total input tenaga kerja L. Produk rata-rata tenaga kerja mengukur produktivitas angkatan
kerja perusahaan dalam hal seberapa banyak output setiap pekerja yang dihasilkan berdasarkan
rata-rata. Dalam contoh kita pada awalnya produk rata-rata meningkat, tetapi turun bila input
tenaga kerja lebih besar dari 4. Kolom kelima adalah produk marjinal tenaga kerja (marginal
product of labor) MPL. Ini adalah tambahan outpuț yang diproduksi karena input tenaga kerja
meningkat 1 unit. Misalnya, dengan modal tetap sebesar 10 unit, apabila input tenaga keria
meningkat dari 2 ke 3, output total meningkat dari 30 ke 60, yang menghasilkan outowt
tambahan sebesar 30 (60-30) unit. Produk marjinal tenaga kerja dapat ditulis sebagai ag/AL
(yaitu perubahan dalam output Dq yang dihasilkan oleh peningkatan 1l unit dalam input tenaga
kerja AL). Ingat bahwa produk marjinal tenaga kerja tergantung kepada jumlah modal yang
dipakai. Jika input modal meningkat, misalnya dari 10 sampai 20, produk tenaga kerja marjinal
kemungkinan besar akan meningkat juga. Mengapa? Karena tenaga kerja akan lebih produktif
jika mereka mempunyai lebih banyak modal untuk dipakai. Seperti halnya produk rata-rata,
produk marjinal pertama-tama meningkat kemudian jatuk, setelah unit ketiga tenaga kerja.

Kemiringan Kurva Produk


Gambar 6.1
Produksi dengan Satu Variabel Input Kurva total produk pada (a) menunjukkan output yang
diproduksi untuk berbagai jumba input tenaga kerja. Produk rata-rata dan marjinal di (b)
diperoleh langsung dan kunva tot produk (dengan menggunakan data dalam Tabel 6.2). Pada
titik A, produk marjinal 20 kare tangen pada kurva total produk mempunyai kemiringan sebesar
2. Pada titik 8 di (a prod rata-rata tenaga kerja adalah 20, yang merupakan kemiringan garis dari
titik asal ke 8. Pro rata-rata tenaga kerja pada titik C di (a) dinyatakan. oleh kemiringan garis 0C.
Pada seb kiri titik E di (b) produk marjinal ada di bawah rata-rata dan rata-ratanya menurun.
Akibas E adalah titik dengan produk rata-rata sama dengan produk marjinal, dan produk rata-rata
mencapai maksimum. Gambar 6.1(b) memperlihatkan kurva produk rata-tata dan marjinal. Unit-
unit sumbu vertikal berubah dari output ke output per unit tenaga kerja. Perhatikanlah babu
produk marjinal selalu positif apabila output naik, dan negatif apabila output tururn. Bukan suatu
kebetulan bahwa kurva produk marjinal berpotongan dengan sumbu horisontal pada titik total
produk maksimum. Ini terjadi karena menambah seorang pekerja pada garis produksi dengan
cara memperlambat garis tersebut dan menurunkan output menyiratkan produk marjinal negatif
untuk tenaga kerja. Kurva produk rata-rata dan marjinal berhubungan erat. Bila produk marjinal
lebih besar dari produk rata-rata, maka produk rata-rata meningkat, ini adalah masalah input
tenaga kerja yang mencapai jumlah 4 dalam Gambar 6.1(b). Jika output dari pekerja tambahan
lebih besar dari raia-rata output masing-masing pekerja yang sudah ada (graitu, produk marjinal
lebih besar daripada produk rata-rata), maka menambah pekerja menyebabkan output rata-rata
meningkat. Dalam Tabel6.1, dua pekerja menghasilkan Dunitautput, untuk produk rata-rata 15
unit per pekerja. Dengan menambanpekeja ketiga output meningkat menjadi 30 unit (sampai 60),
yang menaikkan produk rate- rata dar 15 menjadi 20.
Demikian pula, bilaproduk marjinal kurang dari produk rata-rata, "maka produk rata-rate
menurun. Ini menjadi masalah jika input tenaga kerjalebih besar daripada 4 dalam Gambar 6
1(b). Dalam Tabel 6.1, enam pekerja menghasilkan 108 unit output, sehingga produk rata-rata
adalah 18. Dengan menambah pekerja ketujuh akan hanya akan menghasilkan produk marjinal 4
unit (kurang dari produk rata-rata), yang mengurangi produk rata rata sampai 16.
Karena produk marjinal berada di atas produk rata-rata bila produk rata-rata meningkat dan di
bawah produk rata-rata bila produk rata-rata menurun, kesimpulannya adalah bahwa produk
marjinal harus sama dengan produk rata-rata apabila produk rata-rata mencapai maksimum. Ini
terjadi pada titik E dalam Gambar 6.1 (b).
Mengapa dalam praktiknya, kita mengharapkan kurva produk marjinal menaik dan kemudian
menurun? Pikirkanlah tentang pabrik perakitan televisi Kurang dari 10 pekerja mungkin tidak
cukup untuk mengoperasikan lini perakitan itu semua. Sepuluh sampai lima belas pekerja
mungkin dapat menjalankan lini perakitan. tapi sangat tidak efisien. Dengan menambah sejumlah
kecil pekerja memungkinkan iini perakitan itu beroperasi secara lebih efisiern, sehingga produk
marjinal dari para pekerja menjadi sangat tinggi. Efisiensi yang bertambah ini dapat mulai
menurun pada suatu ketika di mana ada lebih dari 20 pekerja. Sebagai contoh, produk marjinal
dari dua puluh dua pekerja mungkin masih tatap sangat tinggi (dan di atas produk rata-rata), tapi
tidak setinggi produk marjinal dari sembilan belas atau dua puluh pekerja. Produk marjinal dari
dua puluh lima pekerja mungkin masih tetap lebih rendah, barangkali sama dengan produk rata-
rata. Dengan 30 pekerja, menambah satu atau lebih pekerja akan menghasilkan lebih banyak
output, tapi tidak terlalu banyak (sehingga produk marjinal, yang positif, akan berada di bawah
produk rata-rata). Jika sekali saja ada lebih dari 40 pekerja, tambahan pekerja akan diperoleh
dengan mudah dalam setiap cara lain dan benar-benar mengurangi output (sehingga produk'
marjinal menjadi negatif).
Produk Rata-rata Kurva Tenaga Kerja
Hubungan geometris antara produk total dan kurva produk rata-rata dan produk marjinal
diperlihatkan dalam Gambar 6.1(a). Produk rata-rata tenaga kerja adalah produk total dibagi
dengan jumlah input tenaga kerja. Misalnya, pada titik B produk Fata-rata sama dengan output
60 yang dibagi oleh input 3, atau 20 unit output per unit dari input tenaga kerja. Tetapi ini justru
adalah kemiringan dari garis yang ditarik dari titik awal ke B dalam Gambar 6.2(a). Pada
umumnya, produk rata-rata tenaga kerja dinyatakan oleh kemiringan garis dari garis yang ditarik
dari titik awal ke titik yang bersangkutan pada kurva produk total.
Produk Marjinal dan Kurva Tenaga Kerja
Produk marjinal tenaga kerja adalah perubahan dalam produk total disebabkan kenaikan satu unit
tenaga kerja. Misalnya, pada A produk marjinal adalah 20 karena tangen dari kurva produk total
mempunyai kemiringan sebesar 20. Pada umumnya, produk marjinal tenaga kerja pada suatu
titik dinyatakan oleh kemiringan dari produksi total pada titik itu. Kita dapat melihat dalam
Gambar 6.1(a) bahwa produk marjinal dari tenaga kerja mula-mula meningkat, mencapai
puncaknya pada input 3, kemudian turun selagi kita bergerak naik melalui kurva total produk ke
C dan D. Pada D, apabila output total dimaksimalkan, kemiringan dari tangen pada kurva total
produk adalah 0, seperti juga produk marjinał. Di luar titik itu, produk marjinal negatif.
Hubungan Antara Produk Rata-rata dan Produk Marjinal. Perhatikanlah hubungan grafik antara
produk rata-rata dan produk marjinal dalam Gambar 6.1(a). Pada B. produk marjinal tenaga kerja
(kemiringan dari tangen pada kurva total produk B- yang tidak diplihatkan secara eksplisit) lebih
besar dari produk rata-rata (pada garis terputus-putus OB). Akibatnya, produk rata-rata tenaga
kerja meningkat selagi kita bergerak dari B ke C. Pada C, produk rata-rata dan marjinal sama-
produk rata- rata adalah kemiringan garis dari titik awal C, produk marjinal adalah tangen kurva
total produk pada C (perhatikan persamaan dari produk rata-rata dan marjinal pada titik E dalam
Gambar 6.1(b)). Akhirnya, selagi kita bergerak melewati C ke arah D. produk marjinal jatuh di
bawah produk rata-rata, Anda dapat'melihat bahwa kemiringan garis siku pada kurva total
produk pada setiap titik antara C dan D adalah lebih rendah daripada kemiringan garis pada titik
awal.
The Law of Diminishing Marginal Return
produk marjinal tenaga kerja yang semakin berkurang (dan produk marjinal semakin berkurang
dari nput-input lairn, berlak untuk kebanyakan preses prixluksi The law of diminishing marginal
return sering dipakai untuk menggambarkan gejala ini. Hukum hasil semakin berkurang (the law
of diminishing marginal returns) menyatakan bahwa jika pengguna input meningkat (dengan
input yang lain tetap), suatu titik akhirnya akan dicapai yang pada titik ini penambahan tersebut
akan mengurangi output. Apabila input tenaga kerja kecil (dan modal tetap), dan sedikit
kenaikan pada input tenaga kerja. Sangat menambah output karena pekerja diperbolehkan untuk
mengermbangkan tugas- tugas khusus. Namun, pada akhirnya the law of diminishing marginal
return akan berlaku: Jika pekerja terialu banyak, beberapa pekerja menjadi tidak efektif dan
produk marjinal tenaga kerja jatuh.
The law of diminishing marginal returm biasanya berlaku untuk jangka pendek yang mana
paling sedikit satu input adalah tetap. Namun, dapat juga berlaku untuk jangka panjang.
Walaupun input pada umumnya variabel jangka panjang, seorang manajer mungkin masih ingin
menganalisis pilihan-pilihan produksi di mana satu atau lebih output tidak berubah. Misalnya,
hanya ada dua kemungkinan ukuran pabrik dan serang manajer harus memutuskan mana yang
harus dibangun. Dapat dipastikan bahw a sang manajer ingin mengetahui kapan diminishing
marginal return akan mulai berlaku untuk masing-masing pilihan.
Jangan mencampur-adukkan the law of diminishing marginal return dengan kemungkinan
perubahan pada mutu tenaga kerja ketika input tenaga kerja ditingkatkan (seperti misalnya, jika
pekerja yang paling bermutu dipekerjakan lebih dulu dan yang paling tidak bermutu
belakangan). Dalam analisis produksi, kita mengasumsikan bahwa semua input tenaga kerja
mutunya sama; diminishing marginal return diakibatkan oleh pembatasan pemakaian input lain
yang tetap (misalnya, mesin) bukan dari penurunan mutu pekerja.
Juga, jangan mencampur-adukkan hasil semakin berkurang dengan hasil negatif. The law of
diminishing marjinal return menggambarkan produk marjinal yang berkurang tetapi belum tentu
negatif.
The law of diminishing marginal return berlaku untuk teknoiogi produksi tertentu. Namun,
penemuan dan perbaikan dalam teknologi memungkinkan seluruh kurva dalam Gambar 6.1(a)
bergeser ke atas, sehingga lebih banyak output dapat diproduksi dengan input yang sama.
Gambar 6.2 menggambarkan hal ini. Mula-muula kurva output dinyatakan oleh Oₗ, tetapi
perbaikan dalam teknologi menungkinkan kurva untuk bergeser ke atas, pertama ke 0₂,
kemudian ke O₃.
Misalkan, dalam kurun waktu itu dalam proses produksi tenaga kerja ditingkatkan, juga terjadi
perbaikan teknologi. Peningkatan ini termasuk benih yang secara genetik direncanakan anti
pestisida, pupuk yang lebih manjur dan efektif, serta peralatan pertanian yang lebih baik. Maka,
output berubah dari A (dengan input ó pada kurva Oₗ, ke B (dengan input 7 pada kurva O₂) ke C
(dengan input 8 pada kurva 0₃).
Gerakan dari A ke B ke C berhubungan dengan peningkatan dalam input tenaga kerja ke
peningkatan dalam output dan seakan-akan tidak ada dinsinishing margial return, walaupun
sebenarnya tetap ada. Pergeseran dari kurva total produksi memberi kesan bahwa tidak ada
implikasi negatif dalam jangka panjang bagi pertunbuhan ekonomi. Sebenarnya, seperti akan kita
bahas dalam Contoh 6.1, kegagalan memperhitungkan perbaikan teknologi dalam jangka panjang
membuat ahli ekonomi Inggris Thomas Malthus telah salah meramalkan konsekuensi yang
mengerikan dari laju pertumbuhan penduduk.

Produktivitas Tenaga Kerja


Produktifitas tenaga kerja : produk rata-rata tenaga kerja untuk keseluruhan industri atau untuk
perekonomian secara keseluruhan.
Persediaan modal : Jumlah modal yang tersedia untuk digunakan dalam produksi.
Perubahan Teknologi : Perkembangan teknologi baru memungkinkan faktor-faktor produksi
untuk digunakan secara lebih efektif.
6.3 Produksi dengan Dua Input Variabel
Isokuan
Informasi yang dimuat dalam Tabel 6.4 dapat juga diperlihatkan melalui gamba dengan memakai
isokuan (isoquant). Isokuan adalah sebuah kurva yang memperlihatkan semua kemungkinan
kombinasi dari input yang menghasilkan outpra yang sama. Gambar 6.1 memperlihatkan tiga
isokuan. (Tiap sumbu dalam gamba. mengukurjumlah input.) Isokuan ini berdasarkan data dalam
Tabel 6.4, tetapi digambar sebagai kurva yang mendatar yang memungkinkan pemakaian output
dalam jumlah kecil.

Peta Isokuan. Apabila béberapa isokuan digabungkan bersama-sama dalam satu grafik, seperti
dalam Gambar 6.4, kita menyebut grafik itu sebagai peta isokuan (isoquant map). Peta isokuan
adalah cara lain untuk menggambarkan fungsi produks. seperti halnya peta indiferensi adalah
cara untuk menggambarkan fungsi utilitas. Setiap isokuan mengacu pada tingkat outpnut yang
berbeda dan tingkat oulput meningsat bila kita bergerak ke alas dan ke kanan seperti dalam
gambar.
Substitusi di Antara Input-input
Marginal Rate of Technical Substitusion (MRTS) Suatu jumlah dengan mana jumlah satu input
dapat dikurangi apabila tambahan satu unit input lain digunakan sehingga output tersebut
konstan.
MRTS = - Perubahan dalam input modal/perubahan dalam input tenaga kerja
- ∆K/∆L (untuk tingkat yang tetap Q)

Fungsi Produksi – Dua Kasus Khusus


Fungsi produksi proporsi tetap. Fungsi produksi dangan isokuan yang bentuknya L, sehingga
hanya satu kombinasi tenaga kerja dan modal yang dapat digunakan untuk memproduksi setiap
tingkat output.
6.4 Skala Pengembalian
Skala pengembalian adalah tingkat dimana output meningkat karena input meningkat secara
proporsional.
Skala pengembalian yang meningkat, output yang jumlahnya lebih dari dua kali lipat apabila
semua input digandakan.
Skala pengembalian tetap, output yang jumlahnya berlipat ganda bila semua input digandakan.
Skala pengembalian menurun, output yang jumlahnya kurang dari dua kali lipat bila semua input
digandakan.
Bab 7
Biaya Produksi
7.1 Mengukur Biaya: Biaya Manakah yang Berlaku?
Biaya akunting (accounting cost) biaya yang diukur oleh akuntun keuangan dapat memasukkan
item-item yang tidak dimasukkan oleh seorane pakar ekonomi dan tidak akan memasukkan item-
item yang biasanya dimasukkan oieh para pakar ekonomi. Sebagai contoh, mencakup biaya
penyusutan (depreciation) untuk peralatan modal yang ditetapkan atas dasar ketentuan pajak
yang diizinkan oleh Internal Revenue Service Para ahli ekonomi-dan semoga pula dengan para
manajer-memandang perusahaan jauh ke depan.
Biaya ekonomis (economic cost), yaitu mber biaya untuk memanfaatkan sumber-sumber
produksi. Kata ekonomi menyatakan kepada kita perbedaan antara biaya yang dapat
dikendalikan oleh perusahaan dan yang tidak.
Biayapeluang adalah biaya yang berasal dari peluang peluang yang dilewatkan dengan tidak
menempatkan sumber daya perusahaan ke dalam nilai penggunaan tertingginya.
Biaya Hangus pengeluaran yang telah dilakukan dan tidak daapat diambil lagi.
Biaya Total (TC) Biaya total ekonomi produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya Tetap (FC) adalah sebuah biaya yang tidak berubah berapapun tingkat output yang
dihasilkan dan dapat dihilangkan hanya dengan meninggalkan bisnis tersebut.
Biaya variabel (VC) Biaya yang bervariasi karena variasi output.
Biaya marginal (MC) kenaikan biaya yang diakibatkan oleh produksi satu unit tambahan output.
MC = ∆VC/∆q = ∆TC/∆q
Biaya Total Rata-rata (ATC) Biaya total perusahaan dibagi dengan tingkat outputnya.
Biaya Tetap Rata-rata (AFC) Biaya tetap dibagi dengantingkat outputnya (FC/Q).
Biaya Variabel Rata-rata (AVC) Biaya variabel dibagi dengan tingkat outputnya (VC/Q).
7.2 Biaya Jangka Pendek
Faktor-faktor Penentu Biaya Jangka Pendek
Hubungan antara produksi dan biaya dengan memfokuskan pada biaya-biaya perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja sebanyak yang dikehendakinya dengan upah tetap sebesar w.
Ingatlah kembali bahwa biaya marjinal MC adalah perubahan biaya variabel untuk perubahan 1
unit output (yaitu, AVC/Aq). Tetapi perubahan dalam biaya variabel merupakan biaya per unit
dari tambahan tenaga kerja w dikali tambahan jumlah tenaga kerja AL. Karena AVC =wAL,
maka
MC = ∆VC/∆q = ⱳ∆L/∆q
Produk marjinal tenaga kerja MPL adalah perubahan output karena perubahan 1 unit input
tenaga kerja, atau ∆q/∆L. Sehingga, tenaga kerja tambahan yang dibutuhkan untuk memperoleh
tambahan unit output adalah ∆L/∆q = 1/MP˻. Maka,
MC = w/MP˻ (7.1)
Persamaan (7.1) menyatakan bahwa dalam jangka pendek biaya marjinal sama dengan harga
berbagai input dibagi dengan produk marjinalnya. Misalnya, produk marjinal tenaga kerja adalah
3 darı tingkat upah adalah $30 per jam. Maka, 1 jam tenaga kerja akan menambah output 3 unit,
sehingga 1 unit output akan membutuhkan 1/3 jam tenaga kerja, dengan biaya $10. Biaya
marjinal untuk memproduksi unit out- put itu $10, yang adalah sama dengan upah ($30), dibagi
dengan produk marjinal tenaga kerja sebesar 3. Produk marjinal tenaga kerja yang rendah berarti
bahwa sejumlah besar tenaga kerja tambahan dibutuhkan untuk memproduksi lebih banyak
output, yang menghasilkan biaya marjinal yang tinggi. Produk marjinal yang tinggi berarti
bahwa kebutuhan akan tenaga kerja rendah, seperti halnya juga biaya marjinal. Secara umum,
bila produk marjinal tenaga kerja turun, maka biaya produksi marjinal meningkat, begitu pula
sebaliknya.
Pengembalian Marjinal yang Berkurang dan Biaya Marjinal. Pengembalian marjinal yang
berkurang artinya bahwa produk marjinal tenaga kerja menurun karena jumlah tenaga kerja yang
dipekerjakan meningkat. Akibatnya, bila ada pengembalian yang berkurang, biaya marjinal akan
meningkat karena output meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan melihat pada angka-angka
biaya marjinal di Tabel 7.1. Untuk tingkat keluran dari 0 sampai 4, biaya marjinal menurun;
namun, untuk tingkat output dari 4 sampai 11, biaya marjinalnya meningkat-mencerminkan
adanya pengembalian marjinal vang herkurang.
Bentuk-bentuk Kurva Biaya
Gambar 7.1 menunjukkan bagaimana biaya-biaya bervariasi akibat perubahan dalam output.
Bagian atas dari gambar tersebut menunjukkan biaya total dan dua komponennya, biaya variabel
dan biaya tetap; bagian bawah menunjukkan biaya marjinal dan biaya rata-rata. Kurva-kurva
biaya ini, berdasarkan informasi dalam Tabel 7.1, memberikan jenis informasi yang berbeda.
Amatilah Gambar 7.1(a) yang biaya tetap FC tidak bervariasi dengan output dan berupa garis
horizontal pada $50. Biaya variabel VC adalah nol apabila output nol, kemudian terus-menerus
naik bila output meningkat. Kurva biaya total TC ditentukan dengan penambahan secara vertikal
kurva biaya tetap kepada kurva biaya variabel. Karena biaya tetap itu konstan, jarak vertikal
antara kedua kurva tersebut selalu $50. Gambar 7.1(b) menunjukkan hubungan serangkaian
kurva biaya marjinal dan variabel rata-rata. Karena biaya tetap total adalah $50, kurva biaya
tetap rata-rata AFC selalu menurun dari $50 ketika output 1 ke arah 0 untuk output yang besar.
Bentuk dari kurva-kurva yang tersisa ditentukan oleh hubungan antara kurva biaya marjinal dan
biaya rata-rata. Bila biaya marjinal letaknya di bawah biaya rata-rata, maka kurva biaya rata-rata
menurun. Bila biaya marjinal letaknya di atas biaya rata-rata, kurva biaya rata-rata naik. Dan
apabila biaya rata-rata minimum, biaya marjinal sama dengan biaya rata-rata.

7.3 Biaya Jangka Panjang


 Garis Iso-biaya, grafik yang menunjukkan semua kemungkinan kombinasi tenaga kerja
dan modal yang dapat dibeli dengan biaya total tertentu.
 Memilih output,
 Minimasi Biaya dengan Berbagai Tingkat Output,
 Skala ekonomi dan dis-ekonomi,
Skala ekonomi, output dapat digandakan dengan biaya kurang dari dua kali lipat.
Skala dis-ekonomi, penggandaan output membutuhkan biaya yang lebih dari dua kali
lipat.

Anda mungkin juga menyukai