Anda di halaman 1dari 43

TEORI PRODUKSI

MIKRO EKONOMI
DOSEN : ENDANG TASLI S., Drs., M.Si
Istilah lingkup Teori Produksi
 Produktivitas : Kemampuan sumberdaya (SDM,
SDA, MODAL, SKILL/PENGUSAHA) untuk
menghasilkan barang atau jasa.

 Produksi : Suatu Proses mengubah bahan


baku/setengah jadi menjadi barang jadi/output.

 Produk : barang jadi/output yang siap


dipasarkan/dikonsumsi.
PENGERTIAN PRODUKSI

“PRODUKSI ADALAH SUATU KEGIATAN


PERUSAHAAN ATAU PROSES
MENGUBAH BAHAN BAKU/MENTAH
(RAW MATERIAL) ATAU BARANG
SETENGAH JADI MENJADI BARANG
JADI (OUTPUT/FINISH GOODS/FINAL
GOODS)”.
BENTUK-BENTUK
ORGANISASI PERUSAHAAN

 PERUSAHAAN PERSEORANGAN
 FIRMA
 PERSEROAN TERBATAS
 KOPERASI : KUD, Koperasi Simpan Pinjam,
Koperasi Produksi, Koperasi Konsumsi.
BENTUK PERUSAHAAN DILIHAT
DARI SEGI KEPEMILIKAN

 BADAN USAHA MILIK NEGARA : (PLN, DAMRI,


PT KAI, PERTAMINA, FREEPORT, BANK
PEMERINTAH, PEGADAIAN, PERSERO, DLL)

 BADAN USAHA MILIK SWASTA : (PT INDOFOOD,


MNC GROUP, PT DJARUM, BANK SWASTA, DLL.)

 KOPERASI : KUD, KOPERASI SIMPAN-PINJAM,


KPBS, KPSBU, DLL)
FUNGSI PRODUKSI

“Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang


menunjukkan hubungan antara input (faktor
produksi/sumber daya) dengan output (barang
jadi/barang akhir).
Secara statistik dapat dituliskan :
Q = f (X) ATAU Output = f (Input)
di mana :
Q = Output (barang jadi/barang akhir/finish
goods/final goods)
X = Input (Sumber Daya/faktor produksi/resources)
FUNGSI PRODUKSI DIBAGI
DUA

1. Fungsi Produksi Jangka Pendek

2. Fungsi Produksi Jangka Panjang


FUNGSI PRODUKSI JANGKA
PENDEK
 Dalam jangka pendek ada dua karakteristik
input/Sumber daya yaitu :
- Input (Sumber daya) Tetap : Input yang tidak
bisa ditambah dalam waktu jangka
pendek(kurang dari 3 bulan)
- Input (Sumber daya) Variabel : input yang
dapat ditambah dalam waktu jangka pendek)
Contoh :
Kain = f (mesin, gedung, tanah, tenaga kerja,
waktu, listrik, bahan baku, bahan penolong, air)
CONTOH FUNGSI PRODUKSI
BIDANG PERTANIAN
 Padi : f (tanah sawah, mesin traktor, bibit,
pupuk, obat-obatan, air, buruh tani, petani,
waktu)
FUNGSI PRODUKSI JANGKA
PANJANG

 Dalam jangka panjang semua Input adalah


Variabel, tidak ada Input Tetap
 Contoh :

Kain = f (mesin, gedung, tanah, tenaga kerja,


waktu, listrik, bahan baku, bahan penolong,
air)
ISTILAH-ISTILAH
PRODUKSI

 Total Product (TP) : TP=Q = AP.X


 Average Product (AP) : AP = TP : X = Q : X
 Marginal Product (MP) : MP = dTP : dX atau
dQ : dX
dTP = TP2 – TP1 ATAU dQ = Q2 – Q1
 dX = X2 – X1
LUAS
MUSIM Pupuk/K TP=Q/Pa
SAWAH g (X) di/Kg
AP/Kg MP/Kg
TANAM
(Ha)

1 I 10 1000 100 -

1 II 20 2500 125 150

1 III 30 4500 150 200

1 IV 40 7000 175 250

1 V 50 7000 140 0

1 VI 60 4500 75 -250

1 VII 70 2500 36 -200


TEORI PRODUKSI DENGAN
DUA FAKTOR PEUBAH

 Kurva Produksi Sama (ISOQUANT)

 Garis Biaya Sama (ISOCOST).


Kurva Produksi Sama
(Isoquant)
• KURVA ISOQUANT (Iso= Sama;
Quant=Jumlah produksi) adalah suatu kurva yang
menggambarkan titik kemungkinan kombinasi
penggunaan beberapa input (Sumber daya/faktor-
faktor produksi) untuk menghasilkan sejumlah
output tertentu.
SIFAT ISOQUANT

1. Cembung ke arah titik origin (Nol).


2. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
3. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas
menunjukkan jumlah produksi yang lebih
banyak.
4. Antara kurva yang satu dengan yang lain dapat
saling berpotongan, atau saling bersinggungan.
5. Slope (kemiringan) kurva isoquant dapat negatif
dan positif.
ISOQUANT
K L KAPITAL
WAKTU (MESIN) ( T. :
PRODUKSI TITIK TP = Q KERJA) T.
KERJA
I A 1000 120 10 PM
II B 1000 100 15 PM
III C 1000 80 25 PM
IV D 1000 60 40 PM
V E 1000 40 60 PK
VI F 1000 20 115 PK
VII G 1000 10 140 PK
PERSAMAAN ISOQUANT
 Diketahui :
a. Fungsi Produksi : Q = 2K + 4L
b. Jumlah Produksi (Q) = 100
 Penyelesaian :

Q = 2K + 4L
100 = 2K + 4L (untuk berbagai tingkat K dan L)
Tentukan besarnya K
Lanjutan
 -2K = -100 + 4L (untuk semua koefisien dikalikan dg negatif)
 2K = 100 – 4L; ...... (2K = 100 - 4L) : 2
 K = 50 – 2L
 Asumsi : L=1
K1 = 50 - 2(1)
K1 = 50 – 2 = 48
 Asumsi L = 2
K2 = 50 – 2(2)
K2 = 50 – 4 = 46,
 Asumsi : L = 3
K3 = 50 – 2(3)
K3 = 50 – 6 = 44 ......dst.
LANJUTAN
 ASUMSI : L = 4
K4= 50 – 8 = 42
 ASUMSI : L = 5

K5 = 50 – 10 = 40
Kemungkinan Kombinasi
(Least Cost Combination)
Penggunaan K dan L
Q = 100 Q = 150
Kombinasi
K L K L
1 10 44 10 75
2 20 27 20 42
3 30 17 30 30
4 40 12 40 24
5 50 9 50 20
6 60 7 60 18
7 70 6 70 17
8 80 6 80 15
9 90 5 90 12
Kurva Isocost
 Kurva Isocost (Iso=sama; Cost= Biaya) adalah
suatu kurva yang menunjukkan berbagai titik
kombinasi penggunaan input dengan sejumlah
biaya tertentu.
Tabel Isocost
PERIODE COST (JUTA) L K
I 500 70 1
II 500 60 2
III 500 50 3
IV 500 40 4
V 500 30 5
VI 500 20 6
VII 500 10 7
FUNGSI PRODUKSI LEONTIF
 FPL adalah menggambarkan suatu proses
produksi yang mana penggunaan input (Misal:
Mesin dan Tenaga Kerja) yang dipakai adalah
proporsional antara input yang satu dengan yang
lainnya.
 Contoh :
Fungsi produksi pada perusahaan yang
menggunakan alat produksi tradisional, satu
tenaga kerja satu mesin.
Skedul Fungsi Produksi Leontif
PERIODE K L
I 1 1
II 2 2

III 3 3
IV 4 4
V 5 5
VI 6 6
VII 7 7
EKUILIBRIUM PRODUSEN
 Ekkuilibrium Produsen adalah suatu keadaan
seimbang yang mana produsen mendapat
keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan
untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau
dalam penggunaan faktor-faktor produksinya.
DIJELASKAN DALAM KURVA.
PENJELASAN KURVA
 KURVA AB = Anggaran Biaya/Garis Anggaran (Budget
Line);
 Garis Anggaran bersinggungan dengan Kurva Isoquant
pada titik Eo memberikan arti : perusahaan dalam
keadaan Ekuilibrium Produsen dan dapat diperoleh
keuntungan maksimum pada jumlah produksi sebesar
300 unit, sehingga perusahaan tidak terdorong menambah
atau mengurangi jumlah produksi. Input /sumber daya
dapat digunakan secara full employment (K= K* dan L=
L*), tidak terjadi pengangguran. Anggaran diasumsikan
sebesar Rp 1 M.
Lanjutan Penjelasan Kurva
 Apabila perusahaan memproduksi di bawah 300 Unit
(Misal 150 Unit) dan anggaran biaya belum digunakan
secara penuh (Misal Rp 750 Juta), sehingga
keseimbangannya pada titik E1 yang berarti belum
menunjukkan terjadi Ekuilibrium Produsen dan belum
mencapai keuntungan maksimum. Keadaan ini
berdampak pada unemployment (pengangguran),
perushaan harus menambah jumlah produksi menjadi
300 unit serta menghabiskan biaya anggaran
seluruhnya (Rp 1 Milyar).
Lanjutan.....
 Apabila perusahaan memproduksi di atas 300 Unit
(Misal 450 Unit) dan anggaran biaya yang diperlukan
lebih dari Rp 1 Milyar (Misal Rp1,25 M), sehingga
terjadi kekurangan anggaran dan keseimbangannya pada
titik E2 yang berarti belum menunjukkan terjadi
Ekuilibrium Produsen dan belum mencapai keuntungan
maksimum. Keadaan ini berdampak pada kekuranga
input (sumber daya), dalam hal ini perushaan harus
mengurangi jumlah produksi menjadi/kembali ke 300
unit serta menyesuaikan anggaran yang dimiliki
seluruhnya (Rp 1 Milyar).
SOAL TEORI PRODUKSI

DIKETAHUI :
Fungsi produksi : Q = TP = 150X² - 2X³
DIMINTA :
a. Bentuk persamaan produksi rata-rata (AP)
b. Berapa TP dan AP jika input (X=Tenaga Kerja)70
orang
c. Berapa produk marjinal (MP) jika input ditambah
1 Orang.
Jawab...
a. Bentuk persamaan produksi rata-rata (AP) :
AP = TP/X
AP = 150X² - 2X³/X
AP = 150X – 2X² (Bentuk persamaan AP)

b. Besarnya TP dan AP
TP = 150X² - 2X³; di mana X=70
TP = 150(70)² - 2(70)³
TP = 150 (4900) – 2 (343.000)
TP = 735.000 – 686.000
TP1 = 49.000 Unit
AP = TP/X
Jawab...
AP = 49.000/70
AP = 700 Unit
(artinya per orang tenaga kerja menghasilkan 700 unit barang)
Atau AP dihitung berdasarkan Persamaan AP = 150X – 2X²
AP = 150X – 2X² = 150(70) – 2(70)² = 10.500 – 9.800 = 700 UNIT
c. Besarnya produk marginal MP jika input (Tenaga Kerja) ditambah 1 unit:
MP = dTP/dX
pada X=70; TP1=49.000
pada X=71 :
TP = 150(71)² - 2(71)³
TP2 = 40.328
JADI dTP = 40.328 – 49.000=-8.672
dX = 71 – 70 = 1
Maka MP = -8.672/1=-8.672 Unit
(artinya : Tambahan produk berkurang sebesar 8.672 unit)
THE LAW OF DEMINISHING
RETURN
 The Law of Deminishing Return (Hukum
pertambahan hasil yang semakin berkurang)
adalah produk total/ouput mula-mula jumlah
tambahan produk naik secara terus menerus
seiring dengan tambahan input dalam
proporsi/perbandingan yang sama, tetapi lama
kelamaan tambahan ouput semakin berkurang
seiring dengan tambahan input dlm perbandingan
yang sama.
Skedul
The Law Of Deminishing Return
X TP dTP AP MP
1 10 - 10 -
2 25 15 12,5 15
3 45 20 15 20
4 70 25 17,5 25
5 70 0 12 0
6 45 -25 7,5 -25
7 25 -20 3,57 -20
8 10 -15 1,25 -15
HUBUNGAN AP, MP DAN TP

1. Pada waktu Kurva TP naik, Kurva AP dan Kurva


MP bisa naik dan turun.
2. Pada waktu Kurva TP mencapai Titik Balik
Kurva MP mencapai maksimum. Titik dimana
Kurva MP mencapai maksimum merupakan titik
mulai menurunnya MP (Point of diminishing
marjinal productivity)
Lanjutan ...

3. MP = 0 pada waktu Kurva TP mencapai


maksimum
TP Maks bila dQ/dX = MP = 0
4. AP akan mencapai maksimum pada waktu kurva
TP menyinggung garis lurus yang ditarik melalui
Titik Nol (0.0). Titik AP Maksimum merupakan
titik mulai menurunnya AP.
lanjutan

5. Kurva AP bergerak naik selama kurva MP berada


di atas kurva AP. Kurva MP akan memotong
kurva AP di titik AP maksimum. Pada waktu
kurva AP menurun, kurva MP akan selalu berada
di bawah kurva AP.
ELASTISITAS PRODUKSI
(EP)
 EP adalah sebagai persentase (%) perubahan
output yang diakibatkan oleh perubahan input
sebesar satu persen (1%).
 Ep = dQ/Q : dX/X

Ep = (dQ/dX)(X/Q)
Ep = MP(1/AP)
Ep = (dQ/dX)(X/Q) = MP/AP
Ep>1
(Increasing Return To Scale)
 Ep>1 dicapai pada waktu kurva MP berada di atas kurva
AP (kenaikan hasil yang bertambah)
 Setiap penambahan 1% input (tetap dan variabel) dlm
perbandingan yg tetap akan menyebabkan kenaikan
output yg lebih besar dari 1%.
 Pada daerah Ep>1 keuntungan dpt dengan menambah
input, kalau tidak maka disebut pengusaha tidak rasional.
 Untuk menambah jumlah produksi (dTP) harus
menambah jumlah input (dX).
 Daerah ini termasuk daerah TIDAK RASIONAL.
Ep=1
(CONSTANT RETURN TO SCALE)
 Ep=1 dicapai pada waktu AP maksimum
(AP=MP)
 Kenaikan input 1% (tetap dan variabel) dalam
perbandingan yang tetap akan menghasilkan
kenaikan output sebesar 1%.
 Pada daerah ini pengusaha tidak untung tidak
rugi (BEP=BREAK EVENT POINT).
 Pada daerah ini, pengusaha akan menambah
keuntungan dengan menambah UNIT USAHA.
Ep=0
(ZERO RETURN TO SCALE)
 Ep=0 dicapai pada waktu TP mencapai
maksimum atau pada waktu MP=0
 Pada daerah ini pengusaha harus segera
mengurangi input.
0>EP<1
(DECREASING RETURN TO SCALE)
 Daerah ini berada diantara nol dan satu (diantara AP
maksimum dan MP sama dengan nol.
 Pada daerah ini kenaikan 1% input (tetap dan
variabel) dalam perbandingan yg tetap akan
menghasilkan kenaikan output diantara 0% sampai
1%.
 Pada daerah ini pengusaha bisa untung bisa rugi.
 Pada daerah ini pengusaha harus memilih usaha yang
paling tepat.
 Pada daerah ini disebut daerah RASIONAL
Ep<0
 Pada daerah ini dicapai pada waktuTP menurun
atau pada waktu MP negatif.
 Pada daerah ini kenaikan 1% input (tetap dan
varabel) dalam perbandingan yg tetap akan
menaikan output yang negatif (turun).
 Pengusaha yang bergerak di daerah ini tergolong
pengusaha IRRASIONAL.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai