Anda di halaman 1dari 6

BAB 7

TEORI PRODUKSI
 Teori Produksi Dengan Satu Input Variabel.
Teori Produksi yang sederhana menggambarkan tentang perkaitan antara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan
berbagai tingkat produksi barang tersebut.
Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor – faktor produksi lainnya jumlahnya tetap,
yaitu modal dan tanah juga teknologi jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Satu –
satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang ( The Law Of Diminishing Return ).
Menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya ( dalam hal
ini tenaga kerja ) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total
akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu,
produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan ini
menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan ia akhirnya mencapai tingkat
yang maksimum dan kemudian menurun.
Dengan demikian, pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan
bahwa perkaitan antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat
dibedakan dalam tiga tahap, yaitu :
 Tahap Pertama : Produksi Total mengalami Pertambahan yang semakin cepat.
 Tahap Kedua : Produksi Total Pertambahannya semakin lama semakin kecil.
 Tahap Ketiga : Produksi Total semakin lama semakin berkurang.
CONTOH
Pengaruh Perubahan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Produksi Total Suatu Barang
Pertanian.
Tanah TK TP AP MP Thp Produksi
1 1 100 100 -
1 2 300 150 200
1 3 600 200 300 I
1 4 880 220 280
1 5 1050 210 170
1 6 1140 190 90
1 7 1190 170 50 II
1 8 1190 150 0
1 9 1100 120 -90
1 10 700 70 -400 III
Produksi Total, Produksi Rata – rata dan Produksi Marginal.
Produksi Marginal adalah Tambahan Produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu
unit tenaga kerja yang digunakan.
 
MP = ∆TP / ∆L
 
Dimana :
∆TP = Pertambahan Produksi Total.
∆L = Pertambahan Tenaga Kerja.
Produksi Rata – rata adalah Produksi yang secara rata – rata dihasilkan oleh setiap tenaga kerja.
 
AP = TP / L
 Teori Produksi Dengan Dua Input Variabel.
Dalam analisis ini dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya. Kita misalkan yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja dan modal.
Misalkan pula bahwa kedua faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya ini dapat
dipertukarkan penggunaannya, yaitu modal dapat menggantikan tenaga kerja dan sebaliknya
tenaga kerja dapat menggantikan modal.
 Kurva Produksi Sama ( Isoquant ).
Adalah Kurva yang menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan
menghasilkan satu tingkat produksi tertentu.
Contoh
Seorang Pengusaha ingin memproduksi suatu barang sebanyak 1.000 unit. Untuk memproduksi
barang tersebut ia menggunakan tenaga kerja dan modal yang penggunaannya dapat
dipertukarkan.
Gabungan tenaga kerja dan modal untuk menghasilkan 1.000 unit barang.
Gabungan Tenaga Kerja Modal
A 1 6
B 2 3
C 3 2
D 6 1
 Garis Ongkos Sama ( Isocost ).
Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan produksi, perusahaan harus
meminimumkan ongkos produksi. Untuk membuat analisis mengenai peminimuman ongkos
produksi, perlulah dibuat garis ongkos sama ( isocost ).
Garis Ongkos Sama adalah Garis / kurva yang menggambarkan gabungan faktor – faktor
produksi yang diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu.
 
Untuk dapat membuat Garis Ongkos Sama ( Isocost ), diperlukan data :

◦ Harga Faktor Produksi yang digunakan.

◦ Jumlah uang yang tersedia untuk membeli faktor produksi yang dibutuhkan.
Contoh
Dimisalkan upah tenaga kerja adalah Rp. 2.000 dan ongkos modal perunit Rp. 4.000 sedangkan
jumlah uang yang tersedia adalah Rp. 16.000
 Syarat Pemaksimuman Produksi
( Keseimbangan Produsen ).
Contoh.
Biaya yang dibelanjakan untuk membeli per unit modal adalah Rp. 4.000, upah tenaga
kerja adalah Rp. 2.000 dan biaya yang disediakan produsen adalah Rp. 28.000
Dengan uang sebanyak Rp. 28.000 produsen dapat, sekiranya ia membeli satu jenis faktor
produksi saja, memperoleh 7 unit modal atau 14 unit tenaga kerja. Produsen tersebut
mencapai kondisi keseimbangan pada saat ia menggunakan 3,5 unit modal dan 7 unit tenaga
kerja.
Jawab
TC = Rp. 28.000
W = Rp. 2.000
r = Rp. 4.000
 
TC = W.L + r. K
28.000 = 2.000 L + 4.000 K
4.000 K = 28.000 – 2.000 L
K = 7 – 0,5 L
TP = K.L
= ( 7 – 0,5 L ) . L
= 7 L – 0,5 L2
 

MP = 0 K = 7 – 0,5 L
7–L = 0
L = 7 K = 7 – 0,5 ( 7 )
K = 7 – 3,5
= 3,5
 Jalur Ekspansi ( Expantiont Path ).
Adalah Garis / kurva yang menghubungkan titik – titik keseimbangan produsen.
 
Contoh.
Upah tenaga kerja adalah Rp. 2.000, biaya modal per unit Rp. 4.000 dan total biaya yang
dikeluarkan adalah Rp. 16.000.
 Tentukan Keseimbangannya.
 Total biaya yang disediakan naik berturut – turut menjadi Rp. 20.000, dan Rp. 24.000.
Tentukan keseimbangan yang baru.
 Gambarkan Jalur Ekspansinya.
Jawab
 TC = Rp. 16.000 W = Rp. 2.000
r = Rp. 4.000

TC = W.L + r. K
16.000 = 2.000 L + 4.000 K
4.000 K = 16.000 – 2.000 L
K = 4 – 0,5 L
 
TP = K.L
= ( 4 – 0,5 L ) . L
= 4 L – 0,5 L2
MP = 0 K = 4 – 0,5 L
4–L=0 K = 4 – 0,5 ( 4 )
L=4 K = 4–2
K = 2
 TC = Rp. 20.000

TC = W.L + r.K
20.000 = 2.000 L + 4.000 K
4.000 K = 20.000 – 2.000 L
K = 5 – 0,5 L
 
TP = K.L
= ( 5 – 0,5 L ) L
= 5 L – 0,5 L2
MP = 0 K = 5 – 0,5 L
5–L = 0 K = 5 – 0,5 ( 5 )
L = 5 K = 5 – 2,5
K = 2,5
 TC = Rp. 24.000
TC = W.L + r.K
24.000 = 2.000 L + 4.000 K
4.000 K = 24.000 – 2.000 L
K = 6 – 0,5 L
 
  TP = K.L
= ( 6 – 0,5 L ) . L
= 6 L – 0,5 L2
TP = K.L
= ( 6 – 0,5 L ) . L
= 6 L – 0,5 L2
 
MP = 0 K = 6 – 0,5 L
6–L = 0 K = 6 – 0,5 ( 6 )
L = 6 K = 6–3
K = 3

Anda mungkin juga menyukai