Anda di halaman 1dari 201

PERAN PELAKU EKONOMI

DALAM KEGIATAN EKONOMI

&
MASALAH DAN SISTEM
EKONOMI
KEGIATAN PRODUKSI
Tujuan Pembelajaran 1

1. Menjelaskan arti dan tujuan


produksi
2. Mengidentifikasi bidang usaha
produksi dan tingkatannya
3. Menjelaskan cara perluasan
produksi
4. Menjelaskan teori perilaku
produsen.
5. Mendeskripsikan Biaya Produksi
dan Penerimaan dalam kaitannya
dengan Laba/Rugi usaha
Arti dan Tujuan Produksi

Produksi adalah setiap kegiatan yang dapat menambah


atau meningkatkan kegunaan suatu benda atau
barang.
Tujuannya adalah :
1. Mengganti barang yang rusak (aus) atau barang
yang habis.
2. Memenuhi kebutuhan sesuai dengan
perkembangan zaman dan kemajuan teknologi
serta penduduk yang semakin meningkat.
3. Memenuhi pasar dalam negeri dan luar negeri.
4. Memperoleh keuntungan.
5. Meningkatkan kemakmuran.
6. Memperluas lapangan usaha.
Beberapa contoh Kegiatan Produksi
Fungsi Produksi

Fungsi Produksi, diartikan sebagai hubungan


antara Faktor Produksi sebagai input dengan
output.
Secara matematik dirumuskan :
Q = f (K,L,R,T)
Q = Jumlah Produksi
K = Kapital / Modal
L = Labour / Tenaga kerja
R = Resources / Sumber Daya Alam
T = Teknologi dan Kewirausahaan
Faktor Produksi Hasil Produksi

Tanah
Tenaga
Modal Input Proses Produksi Out Put
Skill
Bidang dan Tingkatan Produksi

Bidang Usaha Produksi :


1. Ekstraktif 2. Agraris
3. Industri 4. Perdagangan
5. Jasa

Tingkatan Produksi :
2. Primer (Ekstraktif dan Agraris).
3. Sekunder (Industri/kerajinan).
4. Tertier (Perdagangan dan Jasa).
1. Ekstraktif =
Mengambil apa yang
sudah tersedia di
alam ini.
2. Agraris = Mengolah
alam/tanah untuk
mendapatkan hasil.
3. Industri = Mengolah
apa yang dihasilkan
oleh Ekstraktif dan
Agraris. 12
4. Perdagangan = Bidang
usaha jual beli barang
untuk mendapatkan
untung.
5. Jasa = Bidang usaha
yang memberikan
pelayanan jasa kepada
masyarakat.
Perluasan Produksi
Caranya :
1. Ekstensifikasi, yaitu dengan
menambah faktor produksi yang sudah
ada.
2. Intensifikasi, yaitu dengan tidak
menambah faktor produksi yang sudah
ada.
3. Diversifikasi, yaitu dengan cara
menambah jenis produksi.
4. Normalisasi, yaitu menambah
keragaman dari satu jenis produksi.
5. Spesialisasi, yaitu dengan cara
mengadakan pembagian kerja.
6. Mekanisasi, yaitu dengan penggunaan
mesin-mesin.
7. Memberikan fasilitas dan kemudahan
bagi usaha kecil dan menengah,
deregulasi (penyederhanaan
peraturan), debirokratisasi
(penyederhanaan perizinan),
mengadakan kursus-kursus dan latihan
kerja.
Teori Perilaku Produsen
1. Produksi dengan satu macam Faktor
Produksi Variabel
The Law of Diminishing Returns (David
Ricardo).
Apabila satu macam faktor produksi ditambahkan
terus menerus penggunaannya, sedangkan faktor
produksi lain tetap, tambahan output yang
dihasilkan mula-mula akan meningkat, namun
kemudian akan terus menurun.
Contoh Hasil Produksi Padi
Sebidang Tanah
Tanah Tenaga Total Produk Marginal
( ha ) Kerja/L Produk/TP Rata-rata Produk/MP
( Orang ) ( Kwintal ) (AP) ( Kwintal)
1 0 - - -
1 1 10 10 10
1 2 24 12 14
1 3 39 13 15
1 4 52 13
1 5 60 13 8
1 6 63 12 3
1 7 63 10,5 0
1 8 56 9 -7
7

∆TP TP
MP = ------ AP = ------
∆L L
Jumlah Produk
70

TP
60
50
40

Pada saat TP max,


30

maka MP=0
20
10

AP
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Tenaga Kerja MP
Berdasarkan Tabel di atas, dapat
disimpulkan :

1. Penggunaan Tenaga Kerja 1 – 3 orang Produksi


Total meningkat secara tajam, mengakibatkan
Produk Marginalnya terus meningkat.
2. Penggunaan Tenaga Kerja 4 – 6 orang Produk
Total meningkat secara lambat, mengakibatkan
Produk Marginalnya terus menurun (berlakunya
law of diminishing marginal returns).
3. Penggunaan Tenaga Kerja 7 – 8 orang Produk
Total tidak lagi bertambah bahkan menurun,
sehingga Produk Marginalnya menjadi nol bahkan
negatif .
Output

Q2
TP2
Q1

TP1

0 L1 Tenaga Kerja

Pengaruh kemajuan teknologi


terhadap output
Tugas Perorangan

Hitunglah besar Produk Rata-rata (AP) dan Produk Marjinal (MP), buatlah grafiknya
(TP, AP, dan MP). Tunjukkan pada penggunaan Tenaga Kerja (L) keberapa mulai
berlakunya The Law of Diminishing Returns !
2. Produksi dengan dua macam Faktor
Produksi Variabel
Isoquant
Isoquant adalah kurva yang menunjukkan
berbagai kombinasi penggunaan dua
macam faktor produksi variabel dengan
tingkat teknologi tertentu, yang
menghasilkan tingkat produksi/output
yang sama.
Ciri-ciri Isoquant
1) Menurun dari kiri atas ke kanan bawah
(bila satu macam faktor produksi dikurangi,
faktor produksi lain harus ditambah agar
hasil produksi tetap.
2) Cembung ke titik origin (convex to arigin)
3) Kurva yang berada di sebelah kanan atas
menunjukkan tingkat output yang lebih
banyak (Q2).
4) Isoquant tidak saling berpotongan.
Tenaga
TK3 A
Kerja Isoquant

B
TK2
Q2
C
TK1 Q1

0 M1 M2 M3 Modal

Dengan kombinasi A, B, atau C, sepanjang kurva Q1 adalah


merupakan jumlah produksi yang sama atas penggunaan TK
dan Modal tertentu.
Isocost
Isocost adalah kurva yang menunjukkan
berbagai kombinasi penggunaan dua macam
faktor produksi yang memerlukan biaya yang
sama.
Untuk dapat menggambarkan Isocost
dibutuhkan informasi mengenai jumlah
anggaran yang dimiliki perusahaan dan harga
kedua macam faktor produksi (Mis : Upah
untuk Tenaga Kerja dan Bunga untuk Modal).
Tenaga Kerja
Isocost
TK1 A

TK2 B
TK3 C
I
0 M1 M2 M3 Modal

Dengan menggunakan kombinasi TK1 dan M1, atau


TK2 dan M2, ataupun TK3 dan M3 dibutuhkan jumlah
biaya/anggaran yang sama
Tenaga Kerja

I.1
I.2
0 Modal

Isocost bergeser ke kanan sejajar karena


anggaran/biaya meningkat
Tenaga Kerja

I.1
I.2
0 Modal

Isocost ber-rotasi ke luar (ke kanan) karena


bunga modal turun
Tenaga Kerja
I.1

I.2

0 Modal

Isocost ber-rotasi ke dalam (ke kiri) karena


upah tenaga kerja meningkat
Keseimbangan Produsen terjadi ketika kurva Isocost
bersinggungan dengan Isoquant.

Tenaga Kerja

TK1 A

I
0 M1 Modal

Keterangan:
I = Isocost
Q = Isoquant
Tenaga Kerja

TK1 B
Q.3

C Q.1
Q.2
I
0 M1 Modal

Keterangan:
I = Isocost
Q = Isoquant
BIAYA PRODUKSI, PENERIMAAN DAN
LABA-RUGI USAHA
Pengertian Biaya Produksi
(Cost)
Adalah semua pengorbanan yang
perlu untuk proses produksi,
dinyatakan dalam uang menurut harga
pasar yang berlaku.
Macam-macam Biaya Produksi
1.Menurut sifatnya :
a.Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
adalah biaya yang besarnya tidak
tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan/diproduksi.
b.Biaya Variabel (Variable Cost = VC)
adalah biaya yang besarnya
tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan/diproduksi.
2. Menurut penghitungannya :
a.Biaya Total (Total Cost = TC) adalah
jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoduksi suatu barang
atau jasa. Biaya ini merupakan
penjumlahan dari biaya tetap dan
biaya variabel.
b.Biaya Rata-rata (Average Cost = AC)
adalah biaya yang dikeluarkan untuk
setiap satu unit barang yang
diproduksi.
c. Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed
Cost = AFC) adalah jumlah biaya tetap
untuk setiap satu unit produksi.
d. Biaya Variabel Rata-rata (Average
Variable Cost = AVC) adalah jumlah
biaya variabel untuk setiap satu unit
produksi.
e. Biaya Marginal (Marginal Cost = MC)
adalah tambahan biaya sebagai akibat
adanya tambahan satu unit produksi.
Biaya
Keterangan :
Apakah berproduksi
pada Q1 atau Q2,
100 FC
bahkan tidak
berproduksi sekalipun
biaya tetap yang harus
0 Q1 Q2 Jumlah dikeluarkan adalah
Barang
100
Kurva Biaya Tetap (Fixed
Cost/FC)
Biaya

C1
Keterangan :
AFC berbentuk menurun
dari kiri atas ke kanan
C2
bawah. Semakin banyak
C3 jumlah barang yang
AFC dihasilkan, kurva AFC
Jumlah
semakin mendekati sumbu
0 Q1 Q2 Q3
Barang horizontal namun tidak
akan sampai menyinggung
Kurva Biaya Tetap Rata- apalagi memotong sumbu
rata (Average Fixed Cost horizontal.
= AFC)
FC
AFC = -------
Q
Keterangan :
Biaya VC dimulai dari titik origin
(titik 0), karena bila
VC perusahaan tidak
C4 berproduksi, tidak ada
C3 biaya variabel yang harus
C2
dikeluarkan. Semakin
banyak barang yang
C1
dihasilkan, semakin banyak
pula biaya variabel yang
0 Q1 Q2 Q3 Q4 Jumlah harus dikeluarkan, namun
Barang pertambahannya tidak
proporsional (bentuk
Kurva Biaya Variabel kurvanya tidak linear).
(Variable Cost = VC)
Biaya Keterangan :
AVC menurun dengan
AVC semakin banyaknya
barang yang dihasilkan
C1
sampai titik minimum
C3
tertentu (kapasitas
C2
produksi optimal), yakni
pada output Q2, dan
0 Q1 Q2 Q3 Jumlah kemudian naik bila
Barang produksinya terus
Kurva Biaya Variabel ditambah. Bentuk kurva
Rata-rata (Average AVC menyerupai huruf U
Variable Cost = AVC) (U shape)
VC
AVC = -------
Q
TC
Biaya

VC

100 FC

0 Jumlah
Barang

Kurva Biaya Total (Total Cost = TC,

TC = FC + VC
Biaya Keterangan :
Kurva AC sama dengan kurva
AC AVC berbentuk U, tetapi
letaknya AC di atas AVC,
C1 sebab AC adalah
C3 penjumlahan dari AVC dan
C2 AFC. Dengan demikian AC
juga dapat dirumuskan AC
=AFC +AVC
0 Q1 Q2 Q3 Jumlah
Barang
Kurva Biaya Rata-rata (Average Cost = AC)
TC TC = FC + VC
AC = ------- atau ---- = ---- + ----
Q Q Q Q

AC = AFC + AVC
Keterangan :
MC mula-mula menurun, tetapi
MC
kemudian meningkat sejalan dengan
AC bertambahnya jumlah barang yang
dihasilkan. Pada jumlah produksi
tertentu, MC akan sama dengan AC.
Pada titik inilah kurva MC memotong
kurva AC pada titik minimum.
Dengan demikian dapat dikatakan :
 Pada saat AC menurun, kurva MC
0 Jumlah
di bawah kurva AC.
Barang
 Pada saat AC=MC, kurva MC
memotong kurva AC di titik
Kurva Biaya Marginal minimum.
(Marginal Cost = MC)  Pada saat AC naik, kurva MC di
∆TC atas kurva AC
MC = --------
∆Q
Biaya
MC AC

AVC

AFC
0 Jumlah
Barang

Gabungan Kurva AFC, AVC, AC dan MC


Rumus-rumus yang telah disajikan di atas dirangkum seperti
berikut :
TC = FC + VC
TC
AC = ---- → TC = AC X Q
Q
FC
AFC = ---- → FC = AFC X Q
Q
VC
AVC = ---- → VC = AVC X Q
Q

AC = AFC + AVC → AFC = AC – AVC


AVC = AC – AFC
∆TC
MC = ------
∆Q
Contoh Tabel Penghitungan Jenis-jenis Biaya Produksi
(FC,VC,TC,MC,AC,AFC,AVC)
Q FC VC TC MC AC AFC AVC
0 100 0 100 - 0 0 0
1 100 40 140 40 140 100 40
2 100 70 170 30 85 50 35
3 100 86 186 16 62 33,33 28,67
4 100 96 196 10 49 25 24
5 100 105 205 9 41 20 21
6 100 110 210 5 35 ... …
7 100 145 245 35 35 … …
8 100 220 320 75 40 … …
9 100 305 405 85 45 … …
10 100 410 510 105 51 10 41
Biaya TC
Produksi

400
300
200 VC

FC
100
40

0 1 5 10 Jumlah
Barang

Hubungan FC, VC, dan TC


Biaya
Produksi

140
100

AC

AVC
40

AFC
0 1 5 10 Jumlah
Barang

Hubungan AFC, AVC, dan AC


Biaya
Produksi

140
100 MC

AC
40

0 1 5 7 10 Jumlah
Barang

Hubungan AC dan MC
Biaya Produksi Jangka Panjang
Dalam jangka panjang semua biaya adalah
variabel. Oleh karena itu biaya yang relevan dalam
jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel,
biaya rata-rata, dan biaya marginal. Biaya total
(jangka panjang) adalah biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi seluruh output dan semuanya
bersifat variabel. Sedangkan biaya marginal adalah
tambahan biaya karena menambah produksi
sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalah
sama dengan perubahan biaya variabel.
Biaya
SAC1 SAC3
SAC2

C1
LAC
C2

0 Q1 Jumlah
Barang

Kurva Biaya Rata-rata jangka panjang


SAC = Short run average cost
LAC = Long run average cost atau envelope curve (kurva
amplop)
Jadi kurva LAC juga berbentuk U (U shape) namun lebih landai
dibandingkan dengan kurva SAC.
Pengertian Penerimaan (Revenue)
Adalah penerimaan produsen atau pengusaha
berupa uang yang diperoleh dari hasil penjualan
barang yang diproduksi.

Ada 3 Konsep Penerimaan


1. Penerimaan Total atau Total Revenue (TR).
2. Penerimaan rata-rata atau Average Revenue
(AR).
3. Penerimaan Marginal atau Marginal
Revenue (MR).
1. Penerimaan Total atau Total Revenue (TR), adalah
penerimaan seluruhnya yang diterima produsen
dari hasil penjualan barang.
2. Penerimaan rata-rata atau Average Revenue (AR),
adalah penerimaan produsen per unit barang
yang dijualnya.
3. Penerimaan Marginal atau Marginal Revenue
(MR), adalah kenaikan/tambahan penerimaan
total (∆TR) yang disebabkan oleh tambahan
penjualan 1 unit barang (∆Q).
Konsep Penerimaan dirumuskan sbb :
1. Penerimaan Total atau Total Revenue (TR).
TR = P x Q
2. Penerimaan rata-rata atau Average Revenue (AR).
TR
AR = ----- = P → TR = AR x Q
Q
3. Penerimaan Marginal atau Marginal Revenue
(MR).
∆TR
MR = ------
∆Q
Konsep penerimaan di atas sangat berkaitan
dengan bentuk kurva permintaan yang
dihadapi oleh sebuah perusahaan, seperti
yang sudah dibahas pada berbagai bentuk
Pasar Barang. Yaitu :
1. Bentuk kurva permintaan yang menurun
dari kiri atas ke kanan bawah.
2. Bentuk kurva permintaan yang horizontal.
Penerim
aan Keterangan :
Kurva permintaan (D)
yang menurun berarti
bahwa produsen dapat
menjual lebih banyak
AR=D=P barang bila harga
TR barang diturunkan. Ini
terjadi pada Pasar
0 Jumlah
MR Barang
Bukan Persaingan
Sempurna (Pasar
Monopoli).
Kurva TR, AR, dan MR pada
Kurva Permintaan yang
menurun.
Contoh Tabel Penghitungan TR, MR, dan AR pada
kasus permintaan yang menurun.
Q P TR MR AR
0 30 0 - 0
1 27 27 27 27
2 24 48 21 24
3 21 63 15 21
4 18 72 9 18
5 15 75 3 15
6 12 72 -3 12
7 9 63 -9 9
8 6 48 -15 6
9 3 27 -21 3
10 0 0 -27 0
Tabel di atas jika dibuatkan kurvanya sebagai berikut :
Penerim
aan
10 20 30 40 50 60 70 80

AR=
D =P
TR
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Barang
MR
Penerim
aan TR Keterangan :
Kurva permintaan (D)
yang horizontal berarti
AR=P=MR=D
bahwa harga jual per
unit yang diterima
produsen tetap berapun
jumlah barang yang
dijual. Ini terjadi pada
0 Jumlah
Barang
Pasar
PersainganSempurna.
Kurva TR, AR, dan MR pada
Kurva Permintaan yang
Horizontal.
Contoh Tabel Penghitungan TR, MR, dan AR pada
kasus permintaan yang Horizontal.
Q P TR MR AR
0 10 0 - -
1 10 10 10 10
2 10 20 10 10
3 10 30 10 10
4 10 40 10 10
5 10 50 10 10
6 10 60 10 10
7 10 70 10 10
8 10 80 10 10
9 10 90 10 10
10 10 100 10 10
Tabel di atas jika dibuatkan kurvanya sebagai berikut :

Penerim
10 20 30 40 50 60 70 80

aan TR

AR=P=MR=D

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Barang
Laba / Rugi

Laba/Rugi merupakan selisih antara


penerimaan/pendapatan (TR), dan biaya
produksi (TC).

Jika TR > TC = Laba (Profit)


Jika TR < TC = Rugi (Loss)
Jika TR = TC = Titik impas atau break-even
point (BEP)
Menentukan Laba dengan Pendekatan Total
(Pada Pasar Persaingan Sempurna)

R/C TR
Keterangan :
TC Bila perusahaan
memproduksi < Q1
akan menderita Rugi,
BEP karena TR < TC. Laba
akan diperoleh jika
memproduksi > Q1.
Pada output Q1
perusahaan mengalami
0 Q1 Jumlah
Barang BEP (Break-even point)
dimana TR=TC.
Menentukan Laba dengan Pendekatan Total
(Pada Pasar Monopoli)

R/C
Laba
TC

BEP

Rugi
BEP

TR
0 Jumlah
Barang
Syarat laba maksimal

MR = MC
Menentukan Laba dengan Pendekatan Marginal
(Pada Pasar Monopoli)

P
MC
B
C
AC

D E

A
MR d
0 Q1 Q
Menentukan Laba dengan Pendekatan Marginal
(Pada Pasar Persaingan Sempurna)

MC
P
AC
P1 D=MR=AR
A
C1 B

0 Q1 Q
Berikut ini penjelasan secara verbal.

Keadaan pertama diilustrasikan sebagai berikut :


Q1 = 90 → TR1 = 600.000
TC1 = 500.000 berarti laba = 100.000
Q2 = 91 → TR2 = 606.000
TC2 = 505.000 berarti laba = 101.000
Dari data di atas diketahui :
MR = 6.000
MC = 5.000 → MR>MC →Q ditambah → ‫ ת‬naik
Berikut ini penjelasan secara verbal.

Keadaan kedua diilustrasikan sebagai berikut :


Q1 = 90 → TR1 = 600.000
TC1 = 500.000 berarti laba = 100.000
Q2 = 91 → TR2 = 606.000
TC2 = 506.500 berarti laba = 99.500
Dari data di atas diketahui :
MR = 6.000
MC = 6.500 → MR<MC →Q dikurangi → ‫ ת‬naik
Contoh 1
Dik. TR = 200Q – 8Q2
TC = 100Q + 40Q2
Dit. Tentukan Laba Maksimum !

Penyelesaian :
‫ = ת‬TR – TC
= 200Q – 8Q2 – (100Q + 40Q2)
= 200Q – 8Q2 – 100Q – 40Q2
= - 48Q2 + 100Q

Syarat Laba Maksimum :

MR = MC Atau 0=’‫ת‬
MR = 200 – 16Q 48- = ‫ת‬Q2 + 100Q
MC = 100 + 80Q 96- = ’‫ת‬Q + 100
200 – 16Q = 100 + 80Q 0 = -96Q + 100
200 – 100 = 80Q + 16Q 96Q = 100
100 = 96Q Q = 100/96
Q = 100/96 Q = 1,04
Q = 1,04
‫ ת‬max = - 48Q2 + 100Q
= - 48(1,04)2 + 100(1,04)
= - 48(1,0816) + 104
= - 51,9168 + 104
= 52,08
Contoh 2
Dik. TC = Q3 – 3,5Q2 - 33Q + 1
TR = 3Q - 2Q2
Dit. Tentukan Nilai Q agar diperolehLaba Maksimum, dan berapa
laba maksimumnya !

Penyelesaian :
‫ = ת‬TR – TC
= 3Q – 2Q2 – (Q3 – 3,5Q2 – 33Q + 1)
= 3Q – 2Q2 – Q3 + 3,5Q2 – 33Q - 1
= - Q3 + 1,5Q2 + 36Q – 1

Syarat Laba Maksimum :

MR = MC 3 – 4Q = 3Q2 - 7Q – 33
MR = TR’ 3 – 4Q - 3Q2 + 7Q + 33 = 0
TR = 3Q - 2Q2 - 3Q2 + 3Q + 36 = 0
MR = 3 – 4Q 3Q2 - 3Q - 36 = 0 : 3
MC = TC’ Q2 - Q - 12 = 0
TC = Q3 – 3,5Q2 - 33Q + 1 (Q - 4)(Q + 3) = 0
MC = 3Q2 - 7Q – 33 Q1 = 4 dan Q2 = - 3
Laba max adalah :
‫ = ת‬- Q3 + 1,5Q2 + 36Q – 1
= - (4)3 + (4)2 + 36(4) – 1
= - 64 + 24 + 144 – 1
= 103
Karena ada 2 nilai Q, maka Q yang mendatangkan
laba max adalah 0 < ”‫ת‬
‫ = ת‬- Q3 + 1,5Q2 + 36Q – 1
3 - = '‫ת‬Q2 + 3Q + 36
6 - = ”‫ת‬Q + 3

Untuk Q1 = 4
3 + )4(6 - = ”‫ת‬
= - 24 + 3 = - 21< 0 (laba akan maksimal)
Untuk Q2 = - 3
3 + )3-(6 - = ”‫ת‬
= 18 + 3 = 21> 0 (laba akan minimal)
KEGIATAN DISTRIBUSI
Tujuan Pembelajaran 2

1. Menjelaskan arti, fungsi dan


tujuan distribusi
2. Menjelaskan kegiatan utama
kegiatan distribusi
3. Membedakan jenis-jenis
perantara dalam kegiatan
distribusi
4. Mendeskripsikan faktor-faktor
yang memengaruhi kegiatan
distribusi
5. Mendeskripsikan saluran
distribusi yang baik
Pengertian Distribusi
Pengertian Distribusi menurut definisi para ahli
mengatakan bahwa pengertian distribusi adalah
kegiatan penyaluran barang dan jasa yang dibuat
dari produsen ke konsumen agar tersebar luas.

Fungsi Distribusi
Kegiatan Distribusi Berfungsi untuk mendekatkan
produsen dengan konsumen sehingga barang atau
jasa dari seluruh Indonesia atau luar Indonesia
dapat kita manfaatkan barang dan jasa tersebut.

http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian
-distribusi-fungsi-fungsi-kegiatan.html

(18 Oktober 2017)


Tujuan Distribusi
Tujuan kegiatan distribusi baik yang dilakukan oleh individu atau lembaga
adalah sebagai berikut:
 Kelangsungan kegiatan produksi dapat terjamin. Produsen atau
perusahaan membuat barang untuk dijual dan mendapatkan
keuntungan dari hasil penjualan yang kembali digunakan untuk
proses produksi dimana keuntungan tersebut didapatkan jika
terdapat distributor. 
 Barang atau Jasa Hasil Produksi dapat bermanfaat bagi konsumen.
Barang atau jasa produksi tidak akan ada artinya jika tetap berada di
tempat produsen. Barang atau jasa dapat bermanfaat bagi konsumen
jika telah ada kegiatan distribusi. 
 Konsumen Memperoleh Barang dan Jasa dengan Mudah. Tidak
semua barang atau jasa dapat dibeli langsung konsumen dari
produsen dimana hal ini membutuhkan penyalur atau distribusi dari
produsen ke konsumen.  
http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-distribusi-fun
gsi-fungsi-kegiatan.html

(18 Oktober 2017)


Dalam arti luas, kegiatan distribusi
mencakup kegiatan berikut :
1. Pembelian
2. Pemilihan dan pengelompokan
barang
3. Pembungkusan dan pengepakan
4. Penggudangan
5. Pengangkatan dan pengangkutan
Kegiatan utama kegiatan distribusi
adalah:
1. Product (produk) = barang yang akan
dipasarkan
2. Price (harga) = penetapan harga
barang yang tepat
3. Place (tempat) = tempat atau daerah
pemasaran
4. Promotion (promosi) = promosi yang
tepat
Pihak-pihak yang terlibat dalam
kegiatan distribusi (disebut Perantara)
adalah:
1. Agen
2. Makelar
3. Komisioner
4. Importir
5. Eksportir
6. Pedagang besar
7. Pedagang eceran
Faktor-faktor yang Memengaruhi Distribusi
o Pertimbangan Pasar Sumber:
 Jumlah pembeli potensial Endang Mulyani, Hal.
 Letak georafis 70 (direvisi)
 Jumlah pesanan
 Kebiasaan dalam pembelian
o Pertimbangan Barang
 Besar atau beratnya
 Tahan lama atau tidak
 Luasnya product line
o Pertimbangan Perusahaan
 Sumber pembelanjaan
 Pengalaman atau kemampuan manajemen
 Pengawasan saluran
 Pelayanan yang diberikan
o Pertimbangan Perantara
 Pelayanan yang diberikan oleh perantara
 Sikap perantara terhadap kebijakan perusahaan
 Volume penjualan dan ongkos
Jenis-Jenis Distribusi
 Berdasarkan hubungan antara produsen dan konsumen,
sistem distribusi dibedakan menjadi antara lain. 
1. Distribusi Langsung: Pengertian distribusi adalah
penyaluran atau penjualan barang yang dilakukan secara
langsung oleh produsen ke konsumen yang dilakukan tanpa
perantara. 
2. Distribusi Tak Langsung: Pengertian distribusi tak langsung
adalah penyaluran atau penjualan barang dari produsen
kepada konsumen melalui perantara. Perantara yang terlibat
kegiatan jual beli adalah pedagang, agen, makelar, dan
komisioner. 
http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-distribusi-fun
gsi-fungsi-kegiatan.html

(18 Oktober 2017)


Contoh Distribusi Langsung 
a. Pak Yadi merupakan penjual bakso. Setiap pagi, ia
membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat
bakso di pasar. Ia memasak sendiri bakso yang akan
dijualnya. Setelah semuanya siap, Pak Yadi menjual
baksonya dengan berkeliling menggunakan gerobak. 
b. Bu Romah merupakan perajin sapu lidi. Setiap minggu ia
dapat membuat banyak sapu lidi. Bu Romah biasa
menjajakan sendiri sapu lidi di pasar. 
c. Bu Ijah memiliki perusahaan pembuat roti. Bu Ijah
memasarkan rotinya di kedai roti miliknya sendiri. 
d. Penjual sayur berkeliling kampung dalam menjual
dagangannya kepada pembeli 
http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-distribu
si-fungsi-fungsi-kegiatan.html

(18 Oktober 2017)


Contoh Distribusi Tak Langsung
a. Pak Heru memiliki perusahaan roti. Ia bisa
menitipkan roti-rotinya di toko atau kios
untuk dijual kepada konsumen. 
b. PT Pertamina menjual bensin kepada para
konsumennya melalui SPBU. 

http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-distribu
si-fungsi-fungsi-kegiatan.html

(18 Oktober 2017)


Tugas Distribusi
 Mengklasifikasi barang atau memilahnya sesuai dengan
jenis, ukuran, dan kualitasnya. 
 Memperkenalkan barang atau jasa yang diperdagangkan
kepada konsumen, seperti dengan reklame atau iklan. 
 Membeli barang dan jasa dari produsen atau pedagang
yang lebih besar.
Contoh Kegiatan Distribusi
 Pedagang menjual berbagai jenis barang,seperti beras
dan sayuran 
 Ibu Ijah mempunyai perusahaan roti, biasanya ibu ijah
menitip ke rotinya di toko untuk dijual dikonsumen
 Ayah sedang memberi nasi kuning di warung. 
 Pertamina menyalurkan bensin dan solar ke SPBU
 
http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-distribusi-fun
gsi-fungsi-kegiatan.html

(18 Oktober 2017)


Saluran distribusi untuk barang konsumsi
1) Produsen ---> Konsumen
2) Produsen ---> Pengecer ---> Konsumen
3) Produsen ---> Pedagang besar ---> Pengecer
---> Konsumen
4) Produsen--->Agen--->Pedagang Besar --->
Pengecer ---> Konsumen
5) Produsen ---> Agen ---> Pengecer --->
Konsumen
 
http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-distribusi-fungsi
-fungsi-kegiatan.html

(18 Oktober 2017)


Saluran distribusi untuk barang industri
1) Produsen ----> Pemakai Industri
2) Produsen ----> Distributor Industri ---->
Pemakai Industri
3) Produsen ---> Agen Distributor ----> Industri
Pemakai Industri
4) Produsen ---> Agen ----> Pemakai Industri

 
http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-distribusi-fungsi
-fungsi-kegiatan.html

(18 Oktober 2017)


KEGIATAN KONSUMSI

Tujuan Pembelajaran 3
1. Menjelaskan Pengertian dan
ciri-ciri benda konsumsi
2 Menjelaskan Tujuan kegiatan
konsumsi
3. Mendeskripsikan Factor-
faktor yang memengaruhi
konsumsi
4. Menjelaskan Teori perilaku
konsumen
Pengertian Konsumsi

Konsumsi adalah suatu kegiatan yang


bertujuan mengurangi atau menghabiskan
faedah suatu benda (barang dan jasa)
dalam rangka pemenuhan kebutuhan.

Alam S, 2013. Ekonomi, ESIS, hal.88


Ciri-ciri Benda Konsumsi

a. Benda yang dikonsumsi adalah benda


ekonomi.
b. Benda yang dikonsumsi ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
c. Manfaat, nilai, ataupun volume benda-
benda yang digunakan tersebut akan
habis sekaligus atau berangsur-angsur.
Alam S, 2013. Ekonomi, ESIS, hal.89
Tujuan Kegiatan Konsumsi

Untuk memenuhi kebutuhan secara langsung,


contoh:
a. memenuhi kebutuhan jasmani/fisik, contoh:
makan, minum, disuntik, dan lain-lain;
b. memenuhi kebutuhan rohani, contoh:
menyaksikan hiburan, meminta petunjuk
ulama, dan lain-lain;
c. mendapat penghargaan dari orang lain.

Penggunaan benda-benda di luar tujuan tersebut


tidak dikategorikan sebagai kegiatan konsumsi.
Alam S, 2013. Ekonomi, ESIS, hal.90
Faktor-faktor yang Memengaruhi
Konsumsi
1) Pendapatan
2) Harga barang dan jasa
3) Tingkat Pendidikan
4) Jumlah keluarga
5) Jenis kelamin
6) Selera
7) Adat Istiadat
Sumber:
Endang Mulyani,
Hal.72-73
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Rumah Tangga
Faktor-faktor di bawah ini adalah hal yang menentukan besar /
kecilnya konsumsi seseorang atau suatu rumah tangga:
1) Pendapatan
Untuk mendapatkan barang-barang konsumsi diperlukan
pengorbanan sejumlah uang yang berasal dari penghasilan atau
pendapatan seseorang dalam rumah tangga. Besarnya
konsumsi yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan seseorang.
Lazimnya semakin tinggi tingkat pendapatan maka barang dan
jasa yang dikonsumsi semakin banyak pula, sebaliknya jika
pendapatan rendah maka konsumen pada umumnya tidak
banyak melakukan kegiatan konsumsi karena rendahnya daya
beli.
http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/6-faktor-yang-mempengaruhi-konsumsi/
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Rumah
Tangga
2. Tingkat Harga
Seseorang atau konsumen harus mengeluarkan lebih
banyak uang untuk mendapatkan kebutuhan hidup apabila
harganya meningkat. Di sisi lain konsumen bisa
mengantisipasinya dengan mengurangi jumlah pembelian.

Cara ini perlu dilakukan jika terjadi kenaikan harga namun


tidak diikuti naiknya pendapatan. Pada kenyataannya
tingkat konsumsi akan menurun apabila, terjadi kenaikan
harga barang. Sebaliknya, tingkat konsumsi akan meningkat
apabila harga barang cenderung menurun.
http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/6-faktor-yang-mempengaruhi-konsumsi/
Hal ini juga berlaku untuk tingkat harga
barang substitusi.

Saat harga kopi tinggi, konsumen cenderung


menggantinya dengan mengkonsumsi Teh.
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Rumah
Tangga
3. Ketersediaan barang dan jasa
Ketika seseorang konsumen mampu dan memiliki
uang untuk membeli, namun ia tidak bisa
mengkonsumsi barang yang diinginkannya apabila
barang atau jasa tersebut tidak tersedia.
Contohnya pasokan gas elpiji yang terhambat,
sehingga jumlah gas elpiji yang tersedia di pasar
berkurang. Dampaknya banyak konsumen yang
tidak bisa menggunakannya.
http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/6-faktor-yang-mempengaruhi-konsumsi/
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Rumah
Tangga
4. Selera
Keinginan seseorang untuk mengkonsumsi barang
dan jasa tertentu sangat ditentukan oleh selera.
Konsumen akan senang hati membeli suatu barang
jika sesuai seleranya meskipun harganya relatif
mahal. Sebaliknya, apabila dia tidak menyukai
suatu barang, mustahil konsumen akan bersedia
mengeluarkan uang untuk membeli barang
tersebut.
http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/6-faktor-yang-mempengaruhi-konsumsi/
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Rumah
Tangga
5. Lingkungan sosial budaya
Lingkungan sosial budaya di masing-masing daerah
berbeda-beda. Hal ini mendorong pola perilaku
masyarakat yang berbeda-beda pula dari suatu
daerah dengan daerah lainnya. Peristiwa ini
mendorong muncul berbagai macam kebutuhan.
Kebiasaan masyarakat yang bersangkutan dengan
kondisi lingkungan sosial budaya meliputi, agama,
adat istiadat, kebiasaan, keyakinan ataupun aturan
norma di masyarakat
http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/6-faktor-yang-mempengaruhi-konsumsi/
Contohnya pada masyarakat jawa. Peristiwa kehidupan seperti
perkawinan, kelahiran dan kematian harus disertai dengan rangkaian
upacara selamatan.

Upacara adat mempengaruhi permintaan suatu barang tertentu.


Ritual yang dilakukan oleh adat jawa ini sangat bervariasi, sehingga akan
meningkatkan permintaan suatu barang tertentu. Upacara adat ini membutuhkan
banyak biaya untuk membeli bahan-bahan pokok seperti, beras, sayur-mayur, telur,
gula pasir dan lainnya.
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Rumah Tangga
6. Perkiraan Harga Dimasa Datang
Ternyata hal ini juga mempengaruhi keputusan untuk
pengeluaran konsumsi saat ini. Ciri-ciri perilaku ini adalah,
apabila seorang konsumen memperkirakan bahwa harga
suatu barang akan naik di masa yang akan datang, maka
untuk antisipasinya Ia cenderung akan membeli barang
tersebut sebelum benar benar naik, dan sebaliknya jika
diprediksi akan turun maka ia akan menunda konsumsi
sampai harga benar-benar turun.

Contohnya seperti pemerintah yang menghubungkan


mengumumkan kenaikan harga BBM, maka secara otomatis
akan mendorong masyarakat membeli dan bahkan
menimbun BBM sebelum harganya benar-benar mau naik.
http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/6-faktor-yang-mempengaruhi-konsumsi/
Teori Konsumsi
1. Teori Kardinal (Kardinal
Utility)
Menurut Teori Kardinal,
bahwa kegunaan (utility)
dapat dihitung secara
nominal.
Perhatikan Alat Peraga
berikut !
Nilai Guna Total (TU) dan Nilai Guna Marginal (MU) dari Mengonsumsi
Baju

Harga Baju Jumlah Baju Uang yang Kegunaan Tambahan


per helai yang harus Total / TU Kegunaan /
(Rp) dikonsumsi dikeluarkan (util) MU
(Rp) (Util)
25.000 1 25.000 50.000 50.000
25.000 2 50.000 125.000 75.000
25.000 3 75.000 185.000 60.000
25.000 4 100.000 225.000 40.000
25.000 5 125.000 250.000 25.000
25.000 6 150.000 250.000 0
25.000 7 175.000 225.000 -25.000
25.000 8 200.000 100.000 -125.000

Sumber : Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, 2008.


Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi)
Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit FE UI, hal.76
Util

25 50 75 100 125 150 175 200 225 250

TU

0 1 2 3 4 5 6 7 8 Baju

Kepuasan Maksimum MU
tercapai pada saat MU = P 103
Hukum Gossen I
Gejala diatas disebut Hukum Gossen I (The Law
of Diminishing Marginal Utility). Yang berbunyi :
Jika pemenuhan akan suatu barang
dilakukan secara terus-menerus maka
rasa nikmatnya mula-mula sangat tinggi,
namun makin lama kenikmatan tersebut
makin berkurang sampai akhirnya
mencapai titik jenuh.
Hukum Gossen I hanya membicarakan
pemenuhan terhadap satu macam kebutuhan
(Pemenuhan Kebutuhan secara Vertikal).
Kelemahan Hukum Gossen I

1. Bahwa Hukum Gossen I hanya


mempersoalkan satu macam
kebutuhan(pemenuhan kebutuhan
secara vertikal), sementara kebutuhan
manusia beraneka macam.
2. Bahwa Hukum Gossen I tidak berlaku
bagi peminum minuman keras
(pemabuk).
Hukum Gossen II
Atas kelemahan Hukum Gossen I, maka
lahirlah Hukum Gossen II (Teori Kepusan
Sama), yang berbunyi :
bahwa “Seseorang selalu berusaha
untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup yang beraneka ragam sehingga
setiap kebutuhan yang dipenuhi
mempunyai intensitas yang sama”
Hukum Gossen II membicarakan pemenuhan
terhadap beberapa macam kebutuhan (Pemenuhan
Kebutuhan secara Horizontal).
Contoh:
Jika Tuan Andi memiliki Uang sebesar Rp
300.000,00 dan setiap satuan kebutuhan
dialokasikan dana Rp 20.000,00. Berapakah
unit kebutuhan yang dapat dipenuhi ?

Jawabannya adalah 300.000,00 :


20.000,00 = 15 Unit
Makan 5 Unit, Pakaian 4 Unit, perumahan 3 unit,
pendidikan 2 Unit, dan Kesehatan 1 Unit. Rekreasi
dan lain-lain tidak dapat dipenuhi.
Pemuasan Kebutuhan secara Vertikal dan
Horisontal
Jumlah Makan Pakaia Perum Pendid Keseh Rekrea Lain-
n ahan ikan atan si lain
1 10
2 9 9
3 8 8 8
4 7 7 7 7
5 6 6 6 6 6
6 5 5 5 5 5 5
7 4 4 4 4 4 4 4
8 3 3 3 3 3 3 3
9 2 2 2 2 2 2 2
10 1 1 1 1 1 1 1
11 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 55 45 36 28 21 15 10
2. Teori Ordinal (Ordinal Utility)
Teori ini mengasumsikan bahwa
kegunaan tidak dapat dihitung,
melainkan hanya dapat dibandingkan
dan di-ranking berdasarkan tingkatan-
tingkatan tertentu.
Untuk memahami teori ini, digunakan
kurva indiferensi (indifference curve).
Indifference Curve adalah kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi
dua macam barang yang memberikan tingkat
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.

Jadi suatu kurva indiferensi atau sekumpulan


indiferensi (yang dinamakan peta indiferensi
atau indifference map) dihadapi oleh hanya
seorang konsumen.
Contoh Indifference Curve

Baju (Unit)
12 A
Dengan mengkonsumsi
kombinasi A, B, atau C,
akan memberikan
kepuasan yang sama.
B
8
C
5 IC

0 3 7 10 Celana (Unit)
Contoh Lain
Preferensi Konsumen Terhadap Kombinasi Dua
Barang
Alternatif Makanan (X) Pakaian (Y)
Kombinasi
A 20 80
B 30 60
C 50 40
D 70 30

Berdasarkan Tabel diatas digambarkan


sebuah Kurva Indiferen sbb :
Sumber : Mardiyatmo, Economics 1 hal. 38
Indifference Curve (IC)

Pakaian (Y)
80 A Kurva Indiferen ABCD
merupakan kurva yang
B menunjukkan kombinasi
60 pilihan konsumen yang
memberikan nilai
C kepuasan sama.
40
D
30 IC

0 20 30 50 70 Makanan (X)
Ciri-ciri Indifference Curve :
1) Menurun dari kiri atas ke kanan bawah
(downward sloping).

Baju (Unit)

IC

0 Celana (Unit)
Ciri-ciri Indifference Curve :
2) Cembung ke titik origin (convex to origin).

Baju (Unit)
12 A

9 B

C
1 6 D
IC
5

0 4 5 9 11 Celana (Unit)
1 2
Ciri-ciri Indifference Curve :
3. Kurva yang berada di sebelah kanan atas
menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih
tinggi.
Baju (Unit)

A B
7

IC2

IC1

0 6 8 Celana (Unit)
Ciri-ciri Indifference Curve :
4) Kurva Indiferensi tidak saling berpotongan.

Baju (Unit)

Makin ke kanan makin bagus

IC3
IC2
IC1

0 Celana (Unit)
Budget Line

Setiap orang ingin mencapai kepuasan


yang setinggi-tingginya, namun
mereka dibatasi oleh anggaran yang
dimiliki.
Dalam kaitan dengan anggaran ini kita
menggunakan analisis garis anggaran
(Budget Line).
Garis Anggaran (Budget Line),
Adalah kurva yang menunjukkan
berbagai kombinasi konsumsi dua
macam barang yang membutuhkan
biaya (anggaran) yang sama besarnya.
Budget Line (Cont.)
Untuk menggambarkan garis anggaran, dimisalkan
seorang konsumen menganggarkan uang sebanyak
Rp180.000 untuk membeli makanan dan pakaian. Harga
makanan Rp 10.000 /unit, dan harga pakaian Rp
25.000 / unit, maka gabungan makanan dan pakaian
yang dapat dibeli sbb:
Gabungan Makanan Pakaian
A 13 2
B 8 4
C 3 6

Berdasarkan tabel di atas dibuat Kurva Budget Line seperti slide


berikut :
Kurva Budget Line (BL)
Makanan
20

15
A

10
B
BL
5
C

0 2 4 6 8 Pakaian
Bila jumlah anggaran (pendapatan) bertambah
sedangkan harga kedua barang tidak berubah,
menyebabkan garis anggaran bergeser ke kanan
sejajar, demikian pula sebaliknya.

Baju

BL1
BL2
0 Celana
Bila harga salah satu macam barang naik, maka garis
anggaran ber-rotasi ke dalam artinya jumlah barang
tersebut yang dikonsumsi berkurang (demikian juga
sebaliknya).

Baju Baju
BL2

BL1

BL2
BL1
0 Celana 0 Celana
BL ber-rotasi ke dalam (kiri) BL ber-rotasi ke luar (kanan)
karena harga Celana naik. karena harga Baju turun.
Keseimbangan Konsumen
Keseimbangan Konsumen berarti dari
jumlah anggaran tertentu dapat dicapai
kepuasan yang maksimum.

Keseimbangan konsumen tercapai pada


saat Budget Line (BL) bersinggungan
dengan Indifference Curve (IC).
Baju
Keseimbangan Konsumen
12 A di titik B

8 B IC3
IC2
3 C IC1
BL

0 4 7 11 Celana
Catatan :
1. Keseimbangan konsumen terjadi di titik B, dimana BL
bersinggungan dengan IC.2.
2. Selama IC masih memotong BL (IC.1) kepuasan konsumen
belum maksimal karena masih ada anggaran/pendapatan
belum terpakai.
3. Sebenarnya konsumen ingin mencapai IC.3 tetapi tidak
terjangkau oleh anggaran/pendapatannya. 125
ICC (Income-Consumtion Curve) adalah kurva yang
menghubungkan titik-titik keseimbangan konsumen
karena terjadinya perubahan pendapatan konsumen.

Baju ICC

B
B2
B1
A IC2

IC1

BL1 BL2
0 C1 C2 Celana
PCC (Price-Consumption Curve) adalah kurva yang
menghubungkan titik-titik keseimbangan konsumen karena
terjadinya perubahan harga salah satu macam barang.

Baju
PCC

B2 B
B1
A IC2
IC1

BL1 BL2
0 C1 C2 Celana
Baju
ICC

B
B2
B1
A IC2

IC1

BL1 BL2
0 C1 C2 Celana

Pendapatan Kurva Engel


Y2 B
Y1
A

0 C1 C2 Celana
Kurva Engel diturunkan dari ICC
Catatan :
1. Kurva Engel adalah kurva yang menunjukkan
adanya korekasi berbagai tingkat pendapatan
dengan jumlah barang yang dikonsumsi.
2. Untuk barang normal, Kurva Engel mempunyai
korelasi positif, artinya jika pendapatan
bertambah maka jumlah barang yang
dikonsumsi akan naik.
3. Sedangkan untuk barang inferior, Kurva Engel
mempunyai korelasi negatif, artinya bila
pendapatan bertambah maka konsumen akan
mengurangi konsumsi barang tersebut.
Baju
PCC

B1 B
B2 IC2
A
IC1

BL1 BL2
0 C1 C2 Celana

Harga

P1 Kurva Permintaan Individu


A B
P2 diturunkan dari PCC

0 C1 C2 Celana
Kurva Permintaan Individu menjelaskan
bahwa jika harga barang naik maka jumlah
yang diminta akan turun dan sebaliknya jika
harga turun maka jumlah yang diminta naik
(mempunyai korelasi negatif). Ingat hukum
permintaan.

Kurva permintaan pasar diperoleh dengan


menjumlahkan secara horizontal kurva-kurva
permintaan individu untuk suatu barang
tertentu.
PELAKU EKONOMI

Tujuan Pembelajaran 4
1. Mendeskripsikan Pelaku
Ekonomi dan Perannya masing
di masyarakat.
2. Menganalisis alur kegiatan
ekonomi yang melibatkan
Pelaku Ekonomi melalui
diagram interaksi pelaku
ekonomi / circulair flow
diagram.
PELAKU EKONOMI

RUMAH TANGGA
KONSUMEN
PEMERINTAH

RUMAH TANGGA
PRODUSEN

MASYARAKAT LUAR
NEGERI
Peran Rumah Tangga Konsumsi (RTK)
1. Sebagai Konsumen
2. Sebagai pemilik/pemasok Faktor
Produksi
3. Membayar Pajak kepada
Pemerintah (RTN)
4. Terkadang juga berperan sebagai
produsen.
Sebagai
konsumen

Sebagai
penyedia
faktor
produksi
Peranan Rumah Tangga Produksi
(RTP)
1. Sebagai Produsen
2. Sebagai Pengguna/Pemakai Faktor
Produksi
3. Sebagai Agen Pembangunan
4. Membayar Pajak Kepada
Pemerintah (RTN)
5. Sebagai distributor
Sebagai Sebagai pengguna
produsen faktor produksi

pembangunan
Sebagai agen
Peran Rumah Tangga Negara
(RTN)
1. Sebagai Produsen (RTP)
2. Sebagai Konsumen (RTK)
3. Memberi pelayanan / fasilitas
kepada RTK dan RTP
4. Sebagai Pengatur, demi :
- Efesiensi,
- Keadilan,
- Stabilitas.
Sebagai pengatur
Sebagai konsumen

Sebagai produsen
Peran Masyarakat Luar Negeri (MLN)
1. Konsumen dan Produsen
2. Pemberi dan Penerima Tenaga Kerja
3. Sebagai Investor (Penanaman modal)
4. Sebagai Pemberi Pinjaman (Pinjaman luar
negeri)
5. Sebagai Pemberi Bantuan (Bantuan luar
negeri)
6. Perdagangan (Ekspor & Impor)
7. Pertukaran tenaga kerja (Tenaga ahli)
Pertukaran tenaga
kerja

internasional
Perdagangan

Penanaman
modal

pinjaman
Circulair Flow Diagram antara
RTK dan RTP
SKILL,MODAL SDM,SDA
Pasar Faktor
LABA,BUNGA UPAH,SEWA
Produksi

RTP RTK

BARANG BARANG
Pasar
UANG UANG
Barang
Siklus ekonomi
Sederhana (2
Sektor)
Circulair Flow Diagram antara
RTK,RTP dan RTN
SDM,SDA
SKILL,MODAL
Pasar Faktor
LABA,BUNGA UPAH,SEWA
Produksi

SDM,SDA,MODAL,SKILL
Pengeluaran
Pemerintah
Pajak Barang Publik

RTP RTN RTK


Barang Publik
Barang dan Jasa Pajak

Pengeluaran
Pemerintah

BARANG
BARANG
Pasar
UANG UANG
Barang
Siklus ekonomi
Tiga Sektor
Siklus ekonomi
Empat Sektor

r Masyarakat luar negari r


o
o
p Dalam negeri
p
s
m
k
I
e
Manfaat Circular Flow Diagram
A. Bagi Pemerintah.
1. Sebagai alat untuk menganalisis aliran
arus uang dan arus barang dalam
kegiatan ekonomi nasional.
2. Sebagai alat bantu dalam mengawasi
dan mengatur kebutuhan akan barang
dengan arus barang dari luar negeri
(ekspor impor).
Manfaat Circular Flow Diagram
A. Bagi Pemerintah
3. Untuk menentukan pola pembangunan
nasional.
4. Mengetahui perhitungan dan distribusi
Pendapatan Nasional.
5. Mengetahui gambaran tentang arus
investasi dan dana pembangunan dari
dalam dan luar negeri.
6. Pengawasan devisa negara terhadap
Neraca Pembayaran Luar negeri.
Manfaat Circular Flow Diagram
A. Bagi Pemerintah.
7. Mengetahui hak dan keawajiban negara
terhadap pelaku ekonomi lainnya.
8. Mencari bentuk / struktur ekonomi
nasional.
9. Mengetahui sumber-sumber
penerimaan negara terutama yang
berasal dari pajak.
10.Menjalin hubungan kerjasama
internasional
Manfaat Circular Flow Diagram
Bagi Masyarakat.
1. Sebagai media untuk mengetahui sumber-
sumber produk barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
2. Sebagai mediator untuk mengetahui
pekerjaan apa saja yang dapat dilakukan
masyarakat untuk memperoleh
penghasilan.
Manfaat Circular Flow Diagram
Bagi Masyarakat
3. Sebagai media untuk mengetahui
hak dan kewajiban masyarakat
terhadap pelaku ekonomi lainnya
terutama negara/pemerintah.
4. Untuk mengetahui
sumber/produk yang dibutuhkan
oleh masyarakat dan menawarkan
faktor produksi yang dimilikinya.
MASALAH POKOK EKONOMI
DAN
SISTEM EKONOMI
MATERI POKOK
Masalah Pokok Ekonomi
 Permasalahan pokok ekonomi Klasik (produksi, distribusi, dan
konsumsi) dan ekonomi modern (apa, bagaimana, untuk
siapa) barang diproduksi
Sistem Ekonomi
 Pengertian sistem ekonomi
 Macam-macam sistem ekonomi
 Kekuatan dan kelemahan masingmasing sistem ekonomi
Sistem Perekonomian Indonesia
 Karakteristik perekonomian Indonesia menurut UUD 1945
Pasal 33
 Nilai-nilai dasar perekonomian Indonesia menurut UUD 1945
Pasal 33 (kerja sama, kekeluargaan, gotong royong, keadilan)
Masalah Pokok Ekonomi
IPK Pertemuan Pertama
1. Menganalisis perbedaan masalah
pokok ekonomi klasik dan masalah
pokok ekonomi modern
2. Menganalisis masalah ekonomi klasik
3. Menganalisis masalah pokok ekonomi
modern
4. Memecahkan masalah ekonomi yang
muncul
Masalah Pokok Ekonomi Modern

What Jenis dan


Jumlah

Ekonomi How Tehnik


Modern Produksi

Masyarakat
For Whom Umum/Sekmen
Pasar Tertentu

Mencari Untung Waktunya


When kapan
Barang dan Jasa yg dibutuhkan
masyarakat
 Pemenuhan kebutuhan pokok
 Sifat manusia yang selalu kurang
puas
 Rasa ingin tahu manusia
What  Keinginan mempermudah pekerjaan
 Sifat suka meniru
 Mendekatkan diri kepada Tuhan
 Keinginan diakui dan dihargai
Ketersediaan Sumber Daya untuk
memproduksi barang dan jasa
Padat Karya atau Padat Modal

Bagaimana Mengkombinasikan
Faktor-faktor produksi yang ada

How
Metode Produksi Berselingan atau
bersambung

Produksi Berdasarkan Pesanan


atau Produksi Massa
Langsung
Produsen → Konsumen

For Whom Tidak Langsung


Produsen → Agen →PB
→PE → Konsumen
Distribusi Produsen →Makelar → PB
→PE → Konsumen
Produsen →Komisioner →
PB →PE→ Konsumen

Semi Langsung
Produsen →Agen Milik
Perusahaan→ Konsumen
4. Kapan Barang dan Jasa Diproduksi ? (When)
Jadi yang perlu dipertimbangkan adalah
bukan saja kemampuan memproduksi barang
dan jasa serta ada pembelinya, tetapi juga
apakah sudah saatnya diproduksi. Di
Indonesia masih sangat banyak masyarakat
yang belum dan tidak mampu memiliki mobil
pribadi. Oleh karena itu, saat ini adalah saat
yang paling tepat memproduksi kendaraan
umum, terutama bus. Hal ini bukan berarti
bahwa Indonesia tidak mampu memproduksi
mobil mewah.
Sistem Ekonomi
IPK Pertemuan Kedua
1. Mendeskripsikan macam-macam
sistem perekonomian
2. Membedakan ciri-ciri sistem
perekonomian
3. Menganalisis kelebihan dan
kekurangan masing-masing sistem
ekonomi
4. Menyimpulkan pola hubungan antara
masalah ekonomi dengan sistem
ekonomi
Macam-macam Sistem Ekonomi
1.Tradisional

2. Pasar Liberal,Bebas,Ka
atau
pitalis,individualis

Sistem 3. Terpusat atau Terpimpin,Koman


Ekonomi do,Sosialis

4. Campuran adalah Perpaduan 2 dan 3

5.Indonesia disebut Demokrasi Ekonomi


Pengertian Sistem Ekonomi
1. Sistem Ekonomi merupakan mekanisme
untuk mengatasi masalah ekonomi yang
dihadapi oleh suatu masyarakat.
Mekanisme disini berarti keseluruhan
tata cara, aturan dan kebiasaan-
kebiasaan yang umum diterima
masyarakat untuk mengatur dan
mengkoordinasi perilakunya (Prathama
Rahardja, dkk)
Pengertian Sistem Ekonomi
2. Sistem Ekonomi adalah suatu cara
untuk mengatur atau mengorganisasikan
segala aktivitas perekonomian dalam
masyarakat untuk mencapai tujuan
tertentu (Sutarno, dkk)
3. Cara suatu negara mengatur kehidupan
ekonominya dengan menggunakan
perangkat tertentu seperti peraturan-
peraturan dan kebijakan-kebijakan
(Chumidatus Sa’dyah)
Sistem Ekonomi Tradisional
Pengertian
Sistem Ekonomi Tradisional dijalankan secara
bersama untuk kepentingan bersama sesuai
dengan tata cara yang ditempuh nenek moyang
sebelumnya. Sistem ekonomi tradisional pada
umumnya digunakan di daerah-daerah terpencil.
Segala barang dan jasa yang diperlukan akan
dipenuhi sendiri oleh masyarakatnya.
Sementara itu tugas pemerintah terbatas pada
perlindungan dalam bentuk pertahanan
keamanan dan penjagaan ketertiban umum.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Tradisional
1. Belum ada pembagian kerja
2. Pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan
sistem barter
3. Tata cara produksi dan distribusi didasarkan
pada kebiasaan turun temurun dan sesuai
tradisi
4. Jenis produksi disesuaikan kebutuhan
masing-masing rumah tangga
5. Sikap kekeluargaan dalam masyarakat sangat
kental
6. Tanah (alam) merupakan sumber kehidupan
dan kemakmuran (Prathama Rahardja,hal.53)
Kelebihan Ekonomi Tradisional
• Persaingan hampir tidak ada, karena semua dilakukan
berdasarkan kebiasaan
• Masyarakat tidak terbebani target tertentu, karena
semua kegiatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
sendiri.

Keburukan Ekonomi Tradisional


• Masyarakat hanya melakukan kegiatan ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan, bukan untuk meningkatkan
kesejahteraan
• Perubahan dan hal-hal yang menyimpang dari kebiasaan
dianggap tabu sehingga sulit untuk berkembang
• Efisiensi dalam penggunaan sumber daya tidak
diperhitungkan. (Prathama Rahardja. Hal.53)
Kebaikan Ekonomi Tradisional
• Adanya semangat kemandirian.
• Tidak ada eksploitasi/ penindasan/ persaingan.
• Anggota masyarakat tidak terbebani target.

Keburukan Ekonomi Tradisional


• Masyarakat berbuat hanya untuk memenuhi
kebutuhan, bukan untuk meningkatkan
kemakmuran.
• Menganggap tabu jika ada perubahan, sehingga
sulit untuk berkembang.
• Tidak memperhitungkan efesiensi dalam
penggunaan sumber daya.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Komando

• Semua alat dan sumber produksi


adalah milik negara
• Kebijaksanaan perekonomian diatur
oleh pemerintah
• Jenis pekerjaan dan pembagian
pekerjaan diatur oleh pemerintah
(Prathama Rahardja, hal.54)
Kesimpulan

What

How
Masyarakat
Ditentukan
oleh (Mekanisme
For Whom Pasar)

Pemerintah hanya sebagai penonton


Sistem Ekonomi Indonesia
IPK Pertemuan Ketiga
1. Mengidentifikasikan karakteristik
perekonomian Indonesia menurut
UUD 1945 Pasal 33
2. Mendeskripsikan nilai-nilai dasar
perekonomian Indonesia menurut
UUD 1945 Pasal 33 (kerja sama,
kekeluargaan, gotong royong, keadilan)
SISTEM EKONOMI INDONESIA
Sistem ekonomi yang dianut negara Indonesia adalah
sistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi Pancasila
adalah salah satu tata ekonomi yang dijiwai oleh
ideologi Pancasila, yang di dalamnya terkandung
makna demokrasi ekonomi yaitu kegiatan ekonomi
yang dilakukan berdasarkan usaha bersama
berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari,
oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan
pengawasan pemerintah.
Sistem Perekonomian Indonesia

• Berdasarkan pasal 33 UUD 1945 disebut


Demokrasi Ekonomi atau Ekonomi Pancasila.

• Sistem Demokrasi Ekonomi adalah suatu sistem


ekonomi dimana setiap warga negara mempunyai
hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama
dalam bidang ekonomi.

• Dalam Demokarasi Ekonomi terdapat tiga pelaku


ekonomi yakni Koperasi, BUMN dan BUMS,
dimana Koperasi sebagai sokogurunya.
Terima Kasih !!!
Muhammad Yusuf Ginda

Anda mungkin juga menyukai