Anda di halaman 1dari 6

MODUL 4.

TEORI PRODUKSI DAN ORGANISASI BISNIS

A. ORGANISASI BISNIS
 Organisasi usaha yang memproduksi barang dan jasa dapat dikategorikan
dalam 3 bentuk utama :
1. Perusahaan perorangan merupakan perusahaan pribadi yang sangat banyak
dari segi jumlah, tetapi output yang dihasilkannya relatif kecil atau sedikit.
2. Perusahaan firma dalah kemitraan yang merupakan perusahaan yang dimiliki
oleh dua orang atau lebih. Perusahaan ini memiliki kemampuan pendanaan
yang lebih besar daripada perusahaan perorangan dan didirikan lebih dari
satu orang. Contohnya : CV
3. Peseroan terbatas adalah perusahaan yang memiliki peran penting dalam
perekonomian. Kemampuan dalam menghimpun dana yang besar , dengan
cara menjual saham.
4. Koperasi yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa ke pasar.
 Tujuan organisasi bisnis adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya.

B. TEORI PRODUKSI
1. Input produksi :
 Tenaga kerja
 Sumberdaya
 Teknologi
 Kapital / modal
2. Hubungan antara input produksi yang diperlukan dengan jumlah out put yang
dihasilkan disebut fungsi produksi. Fungsi produksi merupakan gambaran
tentang jumlah maksimum output yang dihasilkan atas penggunaan sejumlah
input tertentu. Secara matematika fungsi produksi adalah:
Q = f(L, K, R, T)

1
C. PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA-RATA DAN PRODUKSI MARGINAL
1. Produksi total menggambarkan jumlah keseluruhan produksi yang dihasilkan.
2. Produksi rata-rata yaitu jumlah produksi dibagi dengan jumlah input produksi
3. Produksi marginal merupakan tambahan hasil produksi dari setiap satu unit
input.
Rumus :
TP ∆ TP
APl= MPl=
L ∆L
contoh :

Modal Tenaga Kerja TP AP MP


1 0 0 0=(0/0) -
1 1 4 4= (4/1) 4=(4-0)/(1-0)
1 2 9 4,5= (9/2) 5=(9-4)/(2-1)

4. Hukum hasil semakin berkurang : “ apabila faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya (dalam hal tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu
unit, pada mulanya produksi total (TP) semakin banyak pertambahannya,
tetapi setelah mencapai suatu tingkatan tertentu tambahan produksi tersebut
akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif, dan ini
menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya
mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun. “

D. ISOQUANT DAN ISOCOST


1. Isoquant
a. Kurva produksi sama (Isoquant) yang lebih tinggi menunjukkan jumlah output
yang lebih besar.
b. Isoquant yang lebih rendah mencerminkan jumlah out put yang lebih sedikit.
c. Produsen akan mencapai isoquant berdasarkan pada pengeluaran total (TO).

2
K

IQ3 = 300

IQ1 = 100 IQ2 = 200


0 L

Kurva produksi sama (Isoquant)


Contoh :
Harga tenaga kerja yang digambarkan dengan upah atau gaji (w) tiap tenaga
kerja adalah Rp. 10.000 per jam. Dan harga modal (r) adalah Rp. 50.000,- per
unit. Dengan dana yang tersedia sebesar Rp. 500.000,- maka fungsi
produksinya adalah...

TO = w.L + r.K
500.000 = 10.000 L + 50.000 K
2. Isocost
Isocst adalah garis yang menggambarkan kombinasi yang berbeda dari tenaga
kerja dan barang-barang modal yang dapat diperoleh dengan sejumlah dana
tertantu.
K

50

IC
L
0 50 100

3
E. KESEIMBANGAN PRODUSEN
 Output maksimum akan didapat jika kurva isoquant menyinggung kurva isocost.
Misalnya :
Upah tenaga kerja adalah Rp. 10.000 per jam dan harga modal = Rp. 50.000 per
unit maka dana yang tersedia Rp. 500.000,- dapat meproduksi 100 unit out put
dengan kombinasi 38 tenaga kerja dan 30 unit modal.

50

E
30
Iq = 100
IC L
0 38 50 100

1. Constant returns to scale adalah jika semua input yang digunakan diubah
(naik/turun) mengakibatkan perubahan out put (naik/turun) secara
proporsional.
2. Decreasing returns to scale adalah jika semua input yang digunakan diubah
(naik/turun) mengakibatkan perubahan out put yang lebih kecil.
3. Increasing returns to scale adalah jika semua input yang digunakan diubah
(naik/turun) mengakibatkan perubahan out put (naik/turun) lebih besar.

F. BIAYA PRODUKSI
 Biaya produksi menggambarkan bagaimana suatu perusahaan mencari tingkat
out put optimal dalam mencapai tingkat keuntungan maksimum. Pendekatan

4
yang digunakan adalah melihat tambahan pendapatan dan biaya perusahaan
menambah tingkat outputnya.
 Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memperoleh faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan
digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi perusahaan
tersebut.
 Biaya produksi dikategorikan ke dalam 2 jenis yaitu biaya eksplisit dan biaya
implisit yang merupakan nilai input yang digunakan oleh perusahaan.

G. BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK


 Struktur biaya produksi dikelompokkan menjadi 2 :
1. Biaya produksi yang tetap untuk semua tingkat produksi
2. Biaya produksi yang selalu berubah seiring dengan penjumlahan produksi.
 Biaya produksi tetap disebut Total Cost dan biaya berubah disebut total
variabel cost. Dengan demikian maka berlaku persamaan :

TC = TFC + TVC

Dimana: TC = total cost, TFC = Total fix cost, TVC = total variabel cost

TC TFC TVC
AC = AFC = AVC =
Q Q Q

maka akan berlaku persamaan : ATC = AFC + AVC

 Konsep biaya marginal menunjukkan bahwa tambahan biaya yang terjadi


akibat dari penambahan produksi sebesar satu unit output , maka dapat
dirumuskan :

∆ TC
MC=
∆Q

5
Contoh :

L Q TFC TVC TC AFC AVC ATC MC


0 0 10 0 10= (10 +0) - - - -
1 1 10 5 15 10= (10/1) 5=(5/1) 15=(15/1) (15-10)/(1-0) =5
2 3 10 10 20 3,3=(10/3) 3,3=(10/3) 6,7=(20/3) (20-15)/(3-1)=2,5
3 7 10 15 25 1,4=(10/7) 2,1=(15/7) 3,6=(25/7) (25-20)/(7-3)=1,25

H. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG


 Analisis biaya produksi jangka panjang mempunyai pengertian bahwa semua
biaya dapat diubah sehingga tidak ada lagi biaya tetap.
TC = TVC
 Pada jangka panjang terjadi perubahan pada semua komponen biaya sehingga
total biaya hanya terdiri dari biaya variabel.

Anda mungkin juga menyukai