Anda di halaman 1dari 15

METODE STATISTIKA NONPARAMETRIK

SATS4411
Nusyirwan
Tutorial Ketiga

SATS4421 Metode Statistika Statistika -UT


UJI WILCOXON

SATS4421 Metode Statistika Statistika -UT


UJI PERINGKAT BERTANDA WILCOXON ( Wilcoxon Signed-
Ranks Test)

• Kelemahan Uji Tanda adalah terbuangnya banyak


informasi tentang data. Uji Tanda hanya
memperhatikan tanda perbedaan, tidak
memperhatikan besarnya perbedaan.
 
• Uji Tanda disempurnakan oleh Frank Wilcoxon “UJI
PERINGKAT BERTANDA WILCOXON” disamping
memperhatikan tanda, besarnya perbedaan juga
diperhatikan.
Langkah-langkah pengujian:

1. Berikan jenjang (rank) untuk tiap-tiap beda dari pasangan pengamatan


(yi-xj) sesuai dengan besarnya, dari yang terkecil sampai terbesar tanpa
memperhatikan tanda dari beda tsb (nilai beda absolut). Bila ada dua
nilai atau lebih beda yang sama, maka jenjang untuk tiap-tiap beda itu
adalah jenjang rata-rata.
2. Bubuhkan tanda positif atau negatif pada jenjang untuk tiap-tiap beda
sesuai dengan tanda dari beda tsb. Beda 0 tidak diperhatikan.
3. Jumlahkan semua jenjang bertanda + atau semua jenjang bertanda -,
tergantung dari mana yang memberikan jumlah yang lebih kecil setelah
tanda dihilangkan. Notasikan jumlah jenjang yang lebih kecil ini dengan
T
4. Bandingkan nilai T yang diperoleh dengan nilai T untuk uji jenjang
bertanda Wilcoxon.
jika m= median dari peubah acak (Y-X), maka :
Ho: m = 0
H1: m ≠ 0

Wilayah Kritik:
Ho diterima bila T ≥ Tα
Ho ditolak bila T < Tα

Uji statistik T dapat digunakan untuk pengujian dua arah


maupun satu arah

Tabel nilai T hanya untuk T ≤ 25. n > 25 Tabel T tidak bisa


digunakan. Dianalisis dengan hampiran normal.
H0 diterima berarti jumlah jenjang yang bertanda + kira-
kira seimbang dengan jumlah jenjang yang bertanda -.

H0 Ditolak : Jumlah kedua jenjang berbeda banyak.

Asumsi Wilcoxon signed rank: Tiap-tiap beda (Yi -Xi)


merupakan suatu distribusi yang setangkup tetapi
distribusi dari beda ini tidaklah perlu sama.
Contoh: Misalkan ingin diketahui apakah program latihan hasrat berprestasi
dapat meaikkan produktivitas kerja. Untuk itu dipilihlah 15 pekerja dari suatu
perusahaan industri untuk diselidiki. Informasi perihal output mingguan
sebelum dan sesudah program latihan ditunjukkan sbb:

Tanda Jenjang
Pekerja Xi Yi Beda Yi-Xi Jenjang
+ -

A 85 87 +2 4.5 +4.5
B 91 93 +2 4.5 +4.5
C 75 75 0 -
D 83 82 -1 1.5 -1.5
E 85 88 +3 8.5 +8.5
F 78 75 -3 8.5 -8.5
G 80 85 +5 11.5 +11.5
H 78 78 0 -
I 81 84 +3 8.5 +8.5
J 80 81 +1 1.5 +1.5
K 80 87 +7 13 +13
L 78 80 +2 4.5 +4.5
M 82 85 +3 8.5 +8.5
N 77 75 -2 4.5 -4.5
O 70 75 +5 11.5 +11.5

JUMLAH T=+76.5 -14.5


Wilayah Kritik:
Dari Tabel Wilcoxon Signed rank pada n=13 dan α=0,05
pengujian 2 arah T0.05 = 17

Keputusan:
Karena T (14,5) < T0,05 (17) maka Ho
ditolak.

Berarti produktivitas pekerja antara sebelum


dan sesudah memperoleh pelatihan hasrat
berprestasi tidak sama. Yang memperoleh
pelatihan lebih tinggi/baik.
 
UJI JUMLAH JENJANG WILCOXON
(WILCOXON’S RANK SUM TEST)
Uji ini digunakan untuk membandingkan dua sampel yang anggota-anggotanya
tidak berpasangan dan berasal dari dua populasi yang tidak diketahui
distribusinya dan tidak perlu sama distribusinya.
H0 : µ1 = µ2
H1: µ1 ≠ µ2; µ1 <µ2; µ1 >µ
H0 diterima bila R ≥ Rα
H0 ditolak bila R < Rα
Langkah-langkah pengujian:
1. Gabungkan kedua sampel dan beri jenjang pada tiap-tiap anggotanya mulai
dari nilai pengamatan terkecil ke nilai pengamatan terbesar. Apabila ada dua
atau lebih nilai pengamatan yang sama maka jenjang yang diberikan pada
tiap-tiap anggota sampel adalah jenjang rata-rata.
2. Hitung jenjang masing-masing bagi sampel pertama dan kedua dan
notasikan dengan R1 dan R2
3. Ambillah jumlah yang lebih kecil antar R1 dan R2, dan notasikan dengan R
4. Bandingkan nilai R dengan R tabel.
Contoh: Suatu metode penanaman padi model baru dibandingkan dengan model lama untuk
mengetahui apakah cara baru tersebut memberikan hasil panen yang lebih baik. 20 orang
petani yang dipilih secara acak dari berbagai tempat yang kira-kira memiliki luas tanah dan
kesuburan yang sama. Hasil panen sbb.
Cara Lama Cara Baru
Petani Hasil Panen Jenjang Petani Hasil Panen Jenjang

1 16 7,5 1 16 7,5
2 12 2 2 15 5,5
3 18 10 3 19 13,5
4 19 13,5 4 23 18
5 14 4 5 25 19
6 13 3 6 21 17
7 18 10 7 26 20
8 19 13,5 8 20 16
9 15 5,5 9 18 10
10 10 1 10 19 13,5

R1=70 R2=140

Dari tabel di atas Jumlah jenjang yang lebih kecil adalah R=R1=70.
Untuk n1=n2=10 dari Tabel R diperoleh R0,05=78 dan R0,01=71 maka H0
diterima pada α=0,05 dan H0 ditolak pada α=0,01.
Untuk dua sampel dengan ukuran tidak sama (n1≠n2), pemberina jenjang
dilakukan dua kali, yaitu jenjang dari pengamatan yang terkecil ke terbesar
(Jenjang I) dan dari pengamatan terbesar ke terkecil (Jenjang II).

Sebagai contoh, kita gunakan contoh sebelumnya dengan menambah jumlah petani pada cara baru.
Cara Lama Cara Baru
Petani Hasil Panen Jenjang I Jenjang II Petani Hasil Panen Jenjang I Jenjang II

1 16 9 17 1 16 9 17
2 12 2 24 2 15 6 20
3 18 13 13 3 19 16,5 9,5
4 19 16,5 9,5 4 23 23 3
5 14 4 22 5 25 24 2
6 13 3 23 6 21 20,5 5,5
7 18 13 13 7 26 25 1
8 19 16,5 9,5 8 20 19 7
9 15 6 20 9 18 13 13
10 10 1 25 10 19 16,5 9,5
11 22 22 4
12 17 11 15
13 15 6 20
14 21 20,5 5,5
15 16 9 17

R1=84 R’1=176 R1=70 R2=241 R”2=149

Dari Tabel jumlah jenjang yang lebih kecil adalah R=R1=84. R 0,05 (10,15) = 94. Maka H0 ditolak.
Bila n1 atau n2 atau kedua-duanya lebih besar dari 20, pengujian
hipotesis dilakukan dengan memperhitungkan nilai Z dengan rumus:

 
UJI JUMLAH JENJANG BERSTRATA WILCOXON
(STRATIFIED TEST)
Uji ini digunakan untuk membandingkan dua perlakuan yang diadakan pada
beberapa macam strata, dengan ketentuan bahwa ukuran sampel bagi tiap
perlakuan yang diambil dari berbagai strata sama.

Uji ini merupakan pengembangan dari Uji Jumlah Jenjang Wilcozon.

Perbedaannya adalah pemberian jenjang dalam tiap-tiap strata dilakukan secara


terpisah, selanjutnya untuk masing-masing perlakuan dijumlahkan. Kemudian
diambil jumlah jenjang yang lebih kecil, dinotasikan dengan R, dan dibandingkan
dengan R Tabel untuk Uji berstrata Wilcoxon.

H0 : µ1 = µ2
H1: µ1 ≠ µ2
H0 diterima bila R ≥ Rα
H0 ditolak bila R < Rα
Contoh:
Kita ambil kembali contoh sebelumnya yakni perihal percobaan cara baru menanam padi.
Misalkan ada 2 kelompok tanah yaitu subur dan tidak subur. Dari tiap-tiap kelompok tanah
diambil pengamatan thd 5 petani. Pada tiap strata dilakukan pemberian jenjang terhadap nilai
pengamatan dengan tidak memisahkan penggolongan perlakuan. Hasil penelitian dan jenjangnya
sbb.

Strata Tanah Cara Lama Jenjang Cara Baru Jenjang

Subur 14 1 26 10
19 5,5 25 9
18 3,5 21 8
19 5,5 20 7
15 2 18 3,5

Tidak Subur 18 7 19 8,5


12 2 16 5,5
10 1 15 4
13 3 23 10
16 5,5 19 8,5

Jumlah R1=36 R2=74

Jumlah jenjang yang lebih kecil R=R1=36,


Pada tabel R α (g;n) dengan g= jumlah starta dan n=banyaknya sampel

R0,05 (2,5) = 38, maka H0 DITOLAK

Anda mungkin juga menyukai