1. Biaya Eksplisit
Adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan
uang untuk mendapatkan factor-factor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan.
2. Biaya Tersembunyi
Adalah taksiran pengeluaran terhadap factor-factor produksi yang dimiliki oleh
perusahaan itu sendiri.
Contoh: pembayaran untuk keahlian keusahawanan produsen tersebut, modalnya
sendiri yang digunakan dalam perusahaan, dan bangunan perusahaan yang
dimilikinya.
Cara menaksir pengeluaran seperti itu adalah dengan melihat pendapatan yang
paling tinggi yang diperoleh apabila produsen itu bekerja di perusahaan lain,
modalnya dipinjamkan atau diinvestasikan dalam kegiatan lain, dan bangunan yang
dimilikinya disewakan kepada orang lain.
Pengertian Biaya Produksi
2. Jangka Panjang
Jangka waktu di mana semua factor produksi dapat mengalami
perubahan, yaitu jumlahnya dapat ditambah apabila pertambahan itu
memang diperlukan.
Tabel 6.1
Biaya Produksi dalam Jangka Pendek (Ribu Rupiah)
Jumlah Jumlah Biaya Tetap Biaya Berubah Biaya Total Biaya Biaya Tetap Biaya Ongkos
Pekerja Produksi Total Total Marginal Rata-Rata Berubah Marginal
Rata-Rata
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
0 0 50 0 50 - - - -
1 2 50 50 100 25 25 25 50
2 6 50 100 150 12.5 12.5 16.7 25
3 12 50 150 200 8.3 8.3 12.5 16.7
4 20 50 200 250 6.25 6.25 10 12.5
5 27 50 250 300 7.1 7.1 9.3 11.1
6 33 50 300 350 8.3 8.3 9.1 10.6
7 38 50 350 400 10.0 10.0 9.2 10.5
8 42 50 400 450 12.5 12.5 9.5 10.7
9 45 50 450 500 16.7 16.7 10 11.1
10 47 50 500 550 25 25 10.6 11.7
11 48 50 550 600 50 50 11.5 12.5
1. Biaya Total = Total Cost (TC)
Kolom (5) dalam Tabel 6.1 menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh produsen
untuk jumlah tenaga kerja yang digunakan.
Biaya produksi total atau biaya total (Total Cost) di dapat dari menjumlahkan
Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost = TFC) dan Biaya Berubah Total (Total
Variable Cost = TVC).
Tabel 6.1 biaya total ditunjukkan dalam kolom (5). Biaya ini dapat dihitung dari
menjumlahkan angka-angka dalam kolom (3) dan (4), yang berturut-turut
mengemukakan data tentang Biaya Tetap Total dan Biaya Berubah Total.
3. Biaya Berubah Total = Total Variable Cost (TVC)
Konsep biaya lain yang perlu dipahami adalah Biaya Marjinal atau
Marginal Cost.
5. Biaya Tetap Rata-Rata = Average Fixed Cost (AFC)
Tabel 6.1 Biaya Tetap Rata-Rata ditunjukkan dalam kolom (7), dan
angka-angka tersebut di dapat dengan membagi nilai Biaya Tetap Total
(kolom 3) dengan jumlah produksi (kolom 2) pada setiap jumlah tenaga
kerja yang digunakan.
6. Biaya Berubah Rata-Rata = Average Variable Cost (AVC)
Tabel 6.1 Biaya Berubah Rata-Rata ditunjukkan dalam kolom (8), dan
angka-angka tersebut di dapat dengan membagi nilai Biaya Tetap
Total (kolom 4) dengan jumlah produksi (kolom 2).
7. Biaya Total Rata-Rata = Average Cost (AC)
Apabila Biaya Total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah Biaya Total Rata-Rata.
Tabel 6.1 Biaya Total Rata-Rata ditunjukkan dalam kolom (9). Untuk mendapat
angka-angka tersebut, dua cara digunakan:
1. Membagi nilai-nilai dalam kolom (5) dengan jumlah produksi yang dinyatakan
dalam kolom (2).
2. Menambahkan Biaya Tetap Rata-Rata dan Biaya Berubah Rata-Rata dalam
kolom (7) dan (8).
8. Biaya Marginal = Marginal Cost (MC)
Pada umumnya, pertambahan satu unit factor produksi akan menambah beberapa
unit produksi.
Tabel 6.1 jumlah tenaga kerja bertambah dari 2 menjadi 3. Produksi bertambah dari
6 menjadi 12 unit (jadi bertambah 6 unit) dan biaya produksi sebanyak Rp 50.000,
yaitu dari sebanyak Rp 150.000 menjadi Rp 200.000.
Biaya Marjinal adalah Rp 50.000/6 unit = Rp 8.333.
Contoh ini menunjukkan bahwa adakalanya persamaan di atas kurang praktis untuk
menghitung Biaya marjinal.
Apabila rumus di atas tidak dapat digunakan, rumus yang lain untuk menghitung
Biaya Marjinal, adalah: MCn = TC
Q
MCn = Biaya Marjinal produksi ke-n
TC = Pertambahan jumlah Biaya Total
Q = Pertambahan jumlah produksi.
Kenaikan produksi dan biaya produksi pada waktu tenaga kerja ditambah dari 5
menjadi 6. Ternyata produksi naik sebanyak 6 unit, yaitu dari 27 menjadi 33 unit, dan
biaya produksi naik sebanyak Rp 50.000, yaitu dari Rp 300.000 menjadi Rp
350.000.
Keadaan ini menyebabkan biaya per unit akan menjadi semakin murah.
Skala Ekonomi – Memungkinkan Produk Sampingan Diproduksi
Di dalam perusahaan yang kecil, biasanya jumlahnya tidak banyak dan tidak
ekonomis untuk diproses menjadi barang sampingan.
Kegiatan yang baru ini akan menurunkan biaya per unit dari keseluruhan operasi
perusahaan.
Skala Ekonomi – Mendorong Perkembangan Usaha Lain
Jika suatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang
cukup ekonomis untuk mengembangkan kegiatan di bidang usaha lain yang
menghasilkan barang-barang atau fasilitas yang dibutuhkan perusahaan yang
besar tersebut.
LRAC
0 Q
Gambar 6.1
Bentuk Kurva Biaya Rata-Rata Jangka Panjang
AC
Ongkos Rata-Rata
0
Jumlah Barang
Gambar 6.2
Bentuk Kurva Biaya Rata-Rata Jangka Panjang
Baru pada tingkat produksi yang tinggi, skala tidak ekonomi mulai berlaku.
Industri yang mempunyai kurva LRAC yang berbentuk demikian terdiri dari
beberapa perusahaan besar dan beberapa perusahaan kecil.
AC
Ongkos Rata-Rata
0
Jumlah Barang
Gambar 6.3
Bentuk Kurva Biaya Rata-Rata Jangka Panjang