Anda di halaman 1dari 24

Pengertian Ekonomi

Kata ekonomi berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti seseorang yang
mengatur rumah tangga.

Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana masyarakat mengatur sumber


daya yang langka untuk memenuhi keinginan yang tidak terbatas.

Dari pengertian di atas, terkandung 3 hal, yaitu:


1. Kelangkaan (Scarcity)
2. Pilihan-Pilihan (Choices)
3. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
Pengertian Ekonomi

1. Kelangkaan (scarcity)

Masalah pokok dalam perekonomian adalah masalah kekurangan atau


kelangkaan (scarcity).

Kelangkaan (scarcity) mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu.

Sesuatu tidak akan langka kalau jumlah (kuantitas) yang tersedia sesuai
dengan kebutuhan, berkualitas baik, tersedia di mana saja (di setiap
tempat) dan kapan saja (waktu) dibutuhkan.
Pengertian Ekonomi

2. Pilihan-Pilihan (Choices)

Manusia tidak pernah merasa puas atas apa yang telah diperoleh dan dicapai.

Terbatasnya sumber daya tersedia, dibandingkan kebutuhan/keinginan,


menyebabkan manusia harus menentukan pilihan-pilihan yang bersifat individu
maupun kolektif.

Contoh pilihan bersifat individu: sepatu yang dipakai ke kampus hari ini
Contoh pilihan bersifat kolektif: libur sekolah bulan Juni, bersama keluarga
berwisata ke luar kota atau luar negeri.
Contoh pilihan yang sangat komplek (sulit): mana yang didahulukan kuliah atau
bekerja.
Pengertian Ekonomi

3. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)


Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional. Pilihan yang
dibuatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi, dengan membandingkan biaya
yang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh.

Biaya yang dimaksudkan dalam konsep ilmu ekonomi (economic cost) berbeda
dengan konsep biaya akuntansi (accounting cost). Bagi seorang akuntan, biaya
adalah total uang yang dikeluarkan untuk memperoleh atau menghasilkan
sesuatu. Ekonom melihat dari sudut pandang yang lebih luas, yaitu alternatif
penggunaan uang.

Biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu kesempatan yang hilang karena telah
memilih alternatif lain.
Faktor-Faktor Produksi

Faktor-faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam


atau diciptakan oleh manusia, yang dapat digunakan untuk
memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa.

Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian, ada 4 yaitu:


1. Tanah dan sumber alam
2. Tenaga Kerja
3. Modal
4. Keahlian Keusahawanan
Faktor-Faktor Produksi

1. Tanah dan sumber alam

Ini merupakan faktor produksi yang disediakan oleh alam.


Faktor produksi ini meliputi tanah, berbagai jenis bahan tambang, hasil hutan,
dan sumber alam yang dapat dijadikan modal seperti air yang dibendung untuk
irigasi atau untuk membangkitkan tenaga listrik.

2. Tenaga Kerja

Arti tenaga kerja meliputi juga keahlian dan ketrampilan yang dimiliki.
Dari segi keahlian dan pendidikan, tenaga kerja dibedakan tiga golongan:
tenaga kerja kasar, tenaga kerja trampil dan tenaga kerja terdidik.
2. Tingkah Laku Pembeli dan Penjual

Asumsi pertama: para pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi


mereka secara rasional:
Asumsi kedua: para pembeli berusaha memaksimumkan kepuasan yang
mungkin dinikmatinya, sedangkan para penjual berusaha memaksimumkan
kepuasan yang akan diperolehnya dari kendala-kendala yang dimilikinya.

Berdasarkan kedua asumsi tersebut, Teori Ekonomi Mikro menunjukkan


a. Bagaimana seorang pembeli menggunakan sejumlah pendapatan untuk
membeli berbagai jenis barang yang dibutuhkannya;
b. Bagaimana seorang penjual atau produsen menentukan tingkat produksi
yang akan dilakukannya.
3. Interaksi di Pasar Faktor Produksi

Interaksi di antara pembeli dan penjual faktor-faktor produksi di


berbagai pasar faktor produksi akan menentukan “harga” suatu
faktor produksi dan banyaknya jumlah faktor produksi tersebut yang
akan digunakan.

Macam-macam faktor produksi dan “harganya” (balas jasa) adalah


tenaga kerja (labor) yang diberikan upah atau gaji (wages/salary),
modal (capital) yang diberikan bunga (interest) dan dividen, tanah
(land) yang diberikan sewa (rent) dan kewirausahaan (entrepreneur-
ship) yang diberikan laba (profit).
ALAT-ALAT ANALISIS DALAM ILMU EKONOMI

Ilmu ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untuk


menerangkan teori-teorinya dan untuk menguji kebenaran
teori-teori tersebut.

Grafik dan kurva adalah alat analisis yang utama dalam teori
ekonomi.

Statistik adalah alat analisis untuk mengumpulkan fakta dan


menguji kebenaran teori ekonomi.
Peranan Grafik dalam Analisis Ekonomi

Teori dan penjelasan-penjelasan ilmiah, memerlukan alat-alat agar


dapat dengan lebih mudah dipelajari.

Dalam ilmu ekonomi, usaha untuk memberikan penerangan yang lebih


jelas mengenai teori-teori ekonomi dilakukan dengan pertolongan grafik
dan kurva.

Teori mikroekonomi dan makroekonomi, terutama yang bersifat


pengantar, banyak sekali menggunakan grafik dan kurva dalam
analisisnya.
Y P

Variabel II

0
X
Variabel I

Gambar 1.1
Sifat-Sifat Penting Suatu Grafik
Sifat-Sifat Penting Suatu Grafik

Suatu grafik mempunyai dua sumbu: sumbu datar dan sumbu tegak.

Sumbu datar adalah sumbu yang letaknya horizontal.


Sumbu tegak adalah sumbu yang tegak lurus dengan sumbu horizontal.

Pertemuan di antara kedua sumbu tersebut dinamakan “origin” dan


nilainya adalah 0.

Tiap sumbu menjelaskan nilai dari suatu variabel.


Pada titik 0 nilai variabel adalah nol, dan makin jauh dari titik 0, nilai
variabel menjadi bertambah tinggi.
Sifat-Sifat Penting Suatu Grafik

Pada sumbu tegak, makin ke atas nilai yang ditunjukkan adalah makin
besar, dan pada sumbu datar, makin ke kanan nilainya makin tinggi.

Grafik yang ciri-cirinya seperti yang diterangkan di atas, ditunjukkan


dalam Gambar 1.

Dalam gambar itu, dijumpai suatu titik, yaitu titik P. Titik itu
menggambarkan bahwa pada waktu nilai variabel yang diterangkan oleh
sumbu tegak (variabel II) adalah Y, nilai variabel (variabel I) yang
diterangkan oleh sumbu datar adalah X.
Tabel 1.1
Permintaan atas Baju
Keadaan Harga (ribu Jumlah
rupiah) yang dibeli
(unit)
A 50 300
B 40 400
C 30 600
D 20 1.050
E 10 1.800
Keadaan (A) menunjukkan, apabila harga baju adalah Rp 50
ribu, jumlah yang akan dibeli adalah 300 helai.

Keadaan (B) menunjukkan, kalau harga baju turun menjadi Rp


40 ribu, jumlah yang dibeli bertambah dari 300 helai menjadi
400 helai.

Penurunan harga selanjutnya akan menyebabkan jumlah yang


akan diminta menjadi semakin bertambah besar lagi.

Ini dapat dilihat dari keadaan yang ditunjukkan oleh (C), (D)
dan (E).
50 A

Harga (ribu rupiah) 40 B

30 C

20 D

10 E

0 300 600 900 1.800


1.200 1.500
Jumlah Barang
Gambar 1.2
Permintaan atas Baju dalam Grafik
Gambar 2. menunjukkan sifat perkaitan di antara harga dan
permintaan baju seperti yang terdapat dalam Tabel 1.

Keadaan (A) dalam Tabel 1. digambarkan oleh titik A, yang


berarti dalam sumbu harga (sumbu tegak) nilainya harus Rp 50
ribu dan dalam sumbu jumlah permintaan (sumbu datar)
nilainya adalah 300.

Demikian pula titik B, C, D, dan E berturut-turut menunjukkan


gambaran secara grafik dari keadaan (B), (C), (D), dan (E)
yang ditunjukkan dalam Tabel 1.
A
50

Harga (ribu rupiah)


B
40

C
30

20 D

10 E

0 300 600 900 1.200 1.500 1.800


Jumlah Barang
Gambar 1.3.
Kurva Permintaan atas Baju
Sifat-Sifat Penting Suatu Kurva

Kalau titik A, B, C, D dan E dirangkaikan, akan diperoleh


suatu kurva.

Kurva ini menggambarkan hubungan fungsional di antara


tingkat harga baju dan permintaan.

Kurva tersebut dinamakan kurva permintaan atas baju


dan bentuknya seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.
Dapat dilihat, bahwa kurva permintaan tersebut
menurun dari sebelah kiri atas ke sebelah kanan
bawah.

Kurva menunjukkan bahwa di antara kedua


variabel, sifat hubungannya adalah perkaitan
terbalik, yaitu kenaikan nilai suatu variabel (dalam
hal ini harga) menimbulkan penurunan nilai variabel
lainnya (jumlah yang diminta)

Anda mungkin juga menyukai