Anda di halaman 1dari 14

SURPLUS DAN KESEIMBANGAN PASAR DENGAN PAJAK DAN SUBSIDI

KELOMPOK 8
1. REZA 3. RAIHAN 5. ALFIN
2. AYUBI 4. DEA

S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman

I. PENDAHULUAN
Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi atas
barang dan jasa. Keseimbangan pasar tercapai ketika jumlah barang dan jasa yang ditawarkan
produsen sama dengan jumlah yang diminta oleh konsumen. Pada titik keseimbangan ini, harga
barang dan jasa mencerminkan kesepakatan antara pembeli dan penjual.
Surplus Konsumen dan Produsen
Surplus konsumen adalah perbedaan antara jumlah maksimum yang bersedia dibayar oleh
konsumen untuk sebuah barang atau jasa dengan jumlah yang sebenarnya mereka bayar. Ini
merupakan ukuran keuntungan yang diperoleh konsumen dari transaksi tersebut. Sementara
itu, surplus produsen adalah perbedaan antara harga pasar dari barang atau jasa dengan biaya
marginal produksi. Ini mengukur keuntungan yang diperoleh produsen dari penjualan barang
atau jasa.
Peran/Dampak Pajak dan Subsidi
Pajak dan subsidi adalah dua alat kebijakan yang digunakan pemerintah untuk
mempengaruhi pasar. Pajak dikenakan untuk mengurangi konsumsi atau produksi barang
tertentu yang dianggap memiliki efek negatif terhadap masyarakat atau lingkungan. Pajak
meningkatkan harga barang, sehingga mengurangi surplus konsumen dan produsen serta jumlah
barang yang diperdagangkan di pasar.
Di sisi lain, subsidi adalah bantuan finansial yang diberikan pemerintah kepada produsen
atau konsumen untuk menurunkan harga barang dan mendorong produksi atau konsumsi lebih
banyak. Subsidi meningkatkan surplus konsumen dan produsen dengan menurunkan harga pasar
dan meningkatkan jumlah barang yang diperdagangkan.

1|Essai Teori Ekonomi Makro I


KELOMPOK 8
Keseimbangan dengan Pajak dan Subsidi
Ketika pemerintah menerapkan pajak, keseimbangan pasar bergeser. Harga efektif yang
dibayar konsumen meningkat, sementara harga efektif yang diterima produsen menurun. Hal ini
mengakibatkan penurunan dalam jumlah barang yang diperdagangkan dan surplus konsumen
dan produsen.
Sebaliknya, dengan pemberian subsidi, harga efektif yang dibayar konsumen menurun,
sementara harga efektif yang diterima produsen meningkat. Ini mendorong peningkatan dalam
jumlah barang yang diperdagangkan dan surplus konsumen dan produsen.
Pajak dan subsidi dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial dan ekonomi tertentu,
seperti perlindungan lingkungan, pengurangan ketidaksetaraan, dan penguatan sektor-sektor
tertentu dalam ekonomi. Namun, penggunaannya harus hati-hati untuk menghindari distorsi
pasar yang tidak diinginkan dan konsekuensi negatif lainnya.

Esai ini bertujuan untuk menyediakan gambaran umum tentang surplus konsumen dan
produsen, serta peran dan dampak pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar. Pajak dan
subsidi adalah alat yang kuat dalam tangan pemerintah untuk mengarahkan ekonomi sesuai
dengan tujuan kebijakan publik. Namun, kebijakan ini harus dirancang dan diterapkan dengan
bijaksana untuk memastikan bahwa manfaatnya melebihi biaya dan distorsi yang mungkin
ditimbulkannya.

II. SURPLUS KONSUMEN DAN PRODUSEN

A. Surplus konsumen (Consumer Surplus—CS)


Kekuatan pasar memaksa konsumen untuk mengungkap sejumlah besar preferensi
pribadinya. Ketika seorang konsumen bersedia untuk membayar Rp 50.000 untuk sebuah barang
X, maka konsumen tersebut telah mengungkapkan bahwa barang X bernilai setidaknya Rp 50.000
bagi dirinya—konsumen ini akan membeli barang tersebut jika harga pasar untuk barang X adalah
lebih kecil atau sama dengan Rp 50.000. Jika harga pasar untuk barang X ternyata lebih rendah

2|Essai Teori Ekonomi Makro I


KELOMPOK 8
dibandingkan harga maksimum yang bersedia dibayarkan konsumen, katakanlah Rp 35.000,
maka secara konseptual konsumen ini dikatakan menikmati surplus konsumen.

Surplus konsumen: selisih antara jumlah harga maksimum yang bersedia dibayarkan oleh
konsumen untuk sebuah barang dibandingkan dengan harga pasar barang
tersebut

Kurva permintaan dapat digunakan untuk menunjukkan surplus konsumen dengan lebih jelas:

Peraga 1:

110000
100000
90000
Harga barang X (Rp)

80000
70000
A B C
60000
50000
40000 D
D
30000
Biaya riil
yang harus
20000
dikeluarkan
10000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kuantitas barang X
(dalam ribuan)

Pada peraga 1, pada saat harga pasar barang X adalah Rp 50.000, jumlah barang X yang diminta
adalah sebesar 6000 unit. Hanya ada satu harga yang berlaku di pasar, dan kurva permintaan
memberi tahu kita berapa banyak barang X yang akan dibeli oleh konsumen jika mereka bisa
membeli semua yang mereka inginkan pada tingkat harga yang berlaku, Rp 50.000. Setiap orang
yang menganggap bahwa barang X memiliki nilai sebesar Rp 50.000 atau lebih akan membelinya
sedangkan setiap orang yang menganggap bahwa nilai barang X lebih rendah dari tingkat harga
yang berlaku tidak akan membelinya.

3|Essai Teori Ekonomi Makro I


KELOMPOK 8
Dalam peraga 1, konsumen A, B dan C dikatakan memperoleh surplus konsumen, karena ketiga
konsumen tersebut menilai barang X lebih tinggi dibandingkan tingkat harga yang berlaku. Harga
maksimum yang bersedia dibayarkan oleh konsumen A, B dan C—berturut-turut— adalah Rp
100.000, Rp 90.000 dan Rp 80.000. Dengan demikian konsumen A, B dan C dikatakan memiliki
suplus konsumen sebesar Rp 50.000, Rp 40.000 dan Rp 30.000 (perhatikan area yang diarsir
dengan warna biru). Pada peraga 1, area dalam kurva yang diarsir warna orange merupakan biaya
riil yang harus dikeluarkan oleh setiap konsumen untuk memperoleh 1 unit barang X yaitu tingkat
harga yang berlaku dari barang X, Rp 50.000.
Dari pembahasan hukum permintaan, kurva permintaan pasar diperoleh dengan menelurusi
jumlah total kuantitas barang yang diminta dari seluruh konsumen pada setiap tingkat harga.
Kurva permintaan pasar merupakan penjumlahan secara horizontal dari setiap kurva-kurva
permintaan individual seluruh konsumen. Dengan analogi ini, jika jumlah konsumen dalam suatu
pasar sangat banyak, maka jumlah surplus konsumen keseluruhan adalah luas bidang dibawah
kurva permintaan dan diatas harga yang berlaku, luas bidang segitiga biru, seperti yang
ditunjukkan dalam peraga 2:

Peraga 2:

110000
100000
90000
Harga barang X (Rp)

80000
70000 CS
60000
50000
40000
30000 Biaya riil yang harus
20000 dibayarkan
10000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kuantitas barang X
(dalam ribuan)

4|Essai Teori Ekonomi Makro I


KELOMPOK 8
B. Surplus Produsen (Producer Surplus—PS)
Dengan analogi yang sama, kurva penawaran suatu pasar barang tertentu memperlihatkan
sejumlah perusahaan yang bersedia memproduksi dan menawarkan suatu barang pada setiap
tingkat harga yang berlaku. Perhatikan peraga 3 berikut ini:

Peraga 3:

P S

50000
A B C

Biaya
17500 produksi

Q (dalam ribuan)
6

Pada harga pasar yang berlaku (Rp 50.000), jumlah barang yang bersedia ditawarkan adalah
sebesar 6000 unit. Pada peraga 3, perusahaan A merupakan perusahaan yang paling efisien (i.e
perusahaan ini memiliki biaya produksi paling kecil). Perusahaan A bersedia menawarkan produk
X pada tingkat harga yang paling rendah—Rp 17.500. Sehingga pada tingkat harga yang berlaku,
Rp. 50.000, perusahaan A dikatakan menikmati surplus produsen.

Surplus produsen selisih antara harga pasar yang berlaku dibandingkan dengan biaya
produksi perusahaan untuk menghasilkan barang tersebut

5|Essai Teori Ekonomi Makro I


KELOMPOK 8
Jika jumlah produsen di pasar tersebut adalah sangat banyak, maka jumlah surplus produsen
keseluruhan adalah luas bidang diatas kurva penawaran dan dibawah harga yang berlaku, luas
segitiga yang diarsir hijau, seperti yang ditunjukkan dalam peraga 4 berikut:

Peraga 4:

P S

50000
PS

Biaya
17500 produksi

Q (dalam ribuan)
6

Luas bidang segitiga yang diarsir orange merupakan total biaya memproduksi barang tersebut
dari seluruh perusahaan yang menawarkan barang tersebut.

C. Keseimbangan Pasar
Harga keseimbangan atau price equilibrium akan terjadi pada saat demand atau permintaan
ketemu dengan penawaran atau supply. Disebut harga keseimbangan adalah harga dimana pada
harga tersebut telah terjadi keseimbangan jumlah barang yang dibeli dengan jumlah barang yang
dijual.
Pasar suatu macam barang di katakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah
barang yang di minta di pasar sama dengan jumlah barang yang di tawarkan.
𝑄𝑑 = 𝑄𝑠
Dimana:
𝑄𝑑 = jumlah barang atau jasa yang di minta
𝑄𝑠 = jumlah barang atau jasa yang di tawarkan

6|Essai Teori Ekonomi Makro I


KELOMPOK 8
Jika harga dibawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan atau excess demand.
Karena permintaan akan meningkat dan penawaran akan berkurang. Sebaliknya jika harga
di atas harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran atau excess supply. Karena jumlah
penawaran meningkat maka jumlah permintaan menurun.
Contoh:
Diketahui : Fungsi permintaan : 𝐷 = 𝑞 = 16 – 4𝑝
Fungsi penawaran : 𝑆 = 𝑞 = 2𝑝 – 2
Ditanyakan : Cari quantity dan harga keseimbangan.
Jawab : Syarat harga keseimbangan adalah 𝑄𝑑 = 𝑄𝑠
16 – 4𝑝 = 2𝑝 – 2
−4𝑝 − 2𝑝 = −16 – 2
−6𝑝 = −18
−18
𝑝= =3
−6
maka
𝑄𝑑 = 16 − 4𝑝
= 16 – 4 ( 3) = 4
Atau
𝑄𝑠 = 2𝑝 – 2
= 2 (3) – 2 = 4
III. PAJAK DAN SUBSIDI
C. Pengertian Pajak
Pajak adalah kontribusi yang dibayarkan oleh warga negara kepada pemerintah sesuai
dengan peraturan yang berlaku, tanpa mendapatkan imbalan langsung yang dapat diidentifikasi,
dan digunakan untuk membiayai pengeluaran publik. Beberapa contoh pajak meliputi pajak
penghasilan (PPH), pajak bumi dan bangunan (PBB), serta pajak pertambahan nilai (PPN). Oleh
karena itu, memahami konsep pajak sangatlah penting.
Pajak yang di pungut pemerintah dapat bersifat pajak langsung dan pajak tidak langsung.
Pajak langsung merupakan pajak yang dipungut secara langsung dari wajib pajak seperti pajak
kekayaan, pajak pendapatan, dan pajak perseroan. Pajak tidak langsung merupakan pajak yang
di pungut pemerintah secara tidak langsung dari wajib pajak, tetapi melalui wajib pungut yang
menyetorkan pajak kepada pemerintah, seperti pajak penjualan dan pajak tontonan.

7|Essai Teori Ekonomi Makro I


KELOMPOK 8
Dalam pembahasan masalah perpajakan yang di tekankan adalah pajak tidak langsung
berupa pajak penjualan. Dengan di bebankannya pajak penjualan, harga yang di tawarkan oleh si
penjual (penawar) pada suatu tingkat jumlah/kuantitas tertentu akan bertambah sebesar pajak
yang di bebankan. Akibat pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu, harga untuk
konsumen / pembeli akan menjadi lebih tinggi. Dengna demikian jumlah yang diminta menjadi
berkurang. Jadi, pengaruh pajak terhadap keseimbanngan pasar mengikuti asumsi-asumsi
berikut ini:
a. Dalam pasar persaingan murni (pure competition), permintaan konsumen hanya
tergantung pada harga, sehingga fungsi permintaan tidak berubah.
b. Produsen menyesuaikan kurva penawarannya untukharga baru yang telah termasuk
pajak yang dikenakan.
c. Pajak dari 𝑡 unit di kenakan terhadap setiap unit dari jumlah yang dihasilkan.
Dalam pembahasan mengenai perpajakan ini, kita membedakan pajak yang dikenakan
terhadap suatu barang tertentu atau pajak per unit dan pajak persentase.
1. Pajak Per Unit
Pajak per unit adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu. Besarnya pajak
tersebut ditentukan dalam jumlah uang yeng tetap untuk setiap unit barang yang di hasilkan.
Dalam hal ini, besarnya pajak per unit di nyatakan dengna tanda “𝑡”. Dengan adanya pejak per
unit sebesar 𝑡, maka harga yang di tawarkan oleh si penjual (penawar) akan naik sebesar 𝑡.
Kenaikan ini untuk setiap jumlah/kuantitas yang ditawarkan.
2. Pajak Persentase
Pajak persentase adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu. Pajak
tersebut di perhitungkan sebesar persentase (%) yang tetap dari hasil penerimaannnya.
Contohnya pajak penjualan. Dalam hal ini pajak persentase dinyatakan dengan tanda “𝑟”.

C. Subsidi
Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen/supplier terhadap
produk yang di hasilkan atau di pasarkannya. Dengan demikian, harga yang berlaku di pasar
adalah harga yang di inginkan pemerintah yaitu harga yang lebih rendah dengan jumlah yang

8|Essai Teori Ekonomi Makro I


KELOMPOK 8
dapat dibeli oleh masyarakat lebih besar. Besarnya subsidi yang diberikan biasanya tetap untuk
setiap unit barang yang dihasilkan atau di pasarkan. Notasi besarnya subsidi untuk tiap unit
barang yang dihasikan atau di pasarkan dinyatakan dengan 𝑠.
Oleh karena adanya subsidi, tingkat harga yang berlaku di pasar lebih rendah. Hal ini di
sebabkan sebagian dari biaya-biaya untuk memproduksi dan memasarkan barang tersebut di
tanggung pemerintah yaitu sebesar subsidi. Dengan adanya subsidi penawaran, fungsi
penawaran akan turun atau bergeser ke bawah, sedangkan fungsi permintaan tetap.
Dengan adanya subsidi yang bersifat spesifik atas suatu barang (s) maka kurva penawaran
aka bergeser sejajar ke bawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah) dari sumbu harga,
sedangkan grafik fungsi permintaannya tidak terpengaruh dengan adanya subsidi.
Fungsi penawaran sebelum subsidi adalah:
P = F (Q)
Fungsi penawaran sesudah subsidi adalah:
P = F (Q) -s
Besarnya subsidi yang diberikan oleh pemerintah adalah:
S=sQ
Dimana
S = Jumlah subsidi
Q = Jumlah produk setelah subsidi
S = Subsidi per unit produk

IV. PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR


Adapun yang dibahas pada bagian ini adalah pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar
dan pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar.
PENGARUH PAJAK TERHADAP KESIMBANGAN PASAR
Pajak yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang ditawarkan.
Sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran. Sedangkan pada fungsi permintaan tidak
mengalami perubahan sama sekali.

9|Essai Teori Ekonomi Makro I


KELOMPOK 8
A. Pengaruh pajak per unit
Dilihat dari pengaruh pajak per unit, jika 𝑥 adalah variabel kuantitas, sedangkan 𝑝 adalah
variabel harga per unit kuantitas, dan 𝑡 adalah pajak per unit kuantitas, maka fugnsi penawaran
akan bergeser sebesar 𝑡 untuk setiap tingkat jumlah/kuantitas yang di tawarkan. Dalam bentuk
fungsi penawaran, fungsi penawaran sebelum pajak adalah 𝑝 = 𝑓(𝑥), maka fungsi penawaran
sesudah pajak adalah 𝑝 = 𝑓(𝑥) + 𝑡.
Grafik fungsi atau kurva penawaran sebelum dan sesudah pajak dapat dilihat pada
gambar beikut:

Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak


Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa harga penawaran sebelum pajak pada tingkat
kuantitas 𝑥2 adalah sebesar 𝑝2 . Sementara itu, harga penawaran sesudah pajak pada tingkat
kuantitas 𝑥2 tersebut adalah sebesar 𝑝2 + 𝑡.
Pengaruh pajak terhadap titik keseimbangna pasar juga dapat dilihat pada gambar di atas.
Terlihat bahwa apabila fungsi permintaan adalah 𝐷: 𝑝 = 𝑔(𝑥) dan fungus peawaran sebelum
pajak adalah 𝑆: 𝑝 = 𝑓(𝑥), titik keseimbangan pasarnya adalah 𝐸(𝑥0 , 𝑝0 ). Sementara itu, titik
keseimbangan pasar sesudah pajak adalah 𝐸1 (𝑋1 , 𝑃1 ) dimana (𝑥1 , 𝑝1 ) merupakan titik
perpotongan fungsi permintaan, 𝐷: 𝑝 = 𝑔(𝑥) dan fungsi penawaran sesudah pajak 𝑆1 : 𝑃1 =
𝑓(𝑥) + 𝑡.
Dalam bentuk umum yang lain, fungsi penawaran yaitu 𝑥 = 𝑓(𝑝), maka fungsi penawaran
sesudah pajak dapat di pecahkan dengan menggunakan bentuk yang mudah. Dengan demikian,
dengan bentuk fungsi terdahulu 𝑝1 = 𝑓(𝑥) + 𝑡, maka diperoleh 𝑝1 − 𝑡 = 𝑓(𝑥). Selanjutnya hasil
tersebut kita substitusikan ke dalam 𝑥 = 𝑓(𝑝), maka di dapat fungsi penawaran sesudah pajak

10 | E s s a i T e o r i E k o n o m i M a k r o I
KELOMPOK 8
adalah 𝑥1 = 𝑓(𝑝1 − 𝑡). Jadi, apabila fungsi penawaran sesudah pajak adalah 𝑆: 𝑥 = 𝑓(𝑝), fungsi
penawaran sesudah pajak adalah 𝑆1 : 𝑥1 = 𝑓(𝑝1 − 𝑡).

B. Pengaruh pajak persentase


Dengan adanya pajak persentase sebesar ‘𝑟”, maka harga yang di tawarkan oleh si penjual
(penawar) akan naik sebesar 1% dari harga penjualan semula. Jika 𝑥 adalah variabel kuantitas,
sedangkan 𝑝 adalah variabel harga per unit kuantitas, dan 𝑟 adalah pajak per persentase, fungsi
penawaran akan bergerak ke atas sebesar 𝑟%. Hal ini terjadi unutk setiap tingkat
jumlah/kuantitas yang di tawarkan. Dalam bentuk fungsi penawaran sebelum pajak adalah 𝑝 =
𝑓(𝑥), fungsi penawaran sesudah pajak adalah 𝑝1 = 𝑓(𝑥)(1 + 𝑟) = 𝑝(1 + 𝑟). Grafik fungsi atau
kurva penawaran sebelum dan sesudah pajak sebagai berikut:

Grafik keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak


Pada gambar di atas terlihat bahwa harga penawaran sebelum pajak pada tingkat
kuantitas 𝑥0 adalah sebesar 𝑝0 , sedangkan harga penawaran sesudah pajak pada tingkat
kuantitas 𝑥0 tersebut sebesar 𝑝𝑟 = 𝑝0 + 𝑟. 𝑝0 (1 + 𝑟) di mana 𝑟 adalah persentase pajak yang
dikenakan.
Pengaruh pajak terhadap titik keseimbangan pasar juga dapat dilihat pada gambar di atas.
Di mana dari gambar terlihat bahwa apabila fungsi permintaan adalah 𝐷: 𝑝 = 𝑔(𝑥) dan fungsi
penawaran sebelum pajak adalah 𝑆: 𝑝 = 𝑓(𝑥), maka titik keseimbangan pasarnya adalah
𝐸 (𝑥0 , 𝑝0 ). Sedangkan keseimbangan pasar sesudah pajak adalah 𝐸1 (𝑥1 , 𝑝1 ) dimana (𝑥1 , 𝑝1 )
11 | E s s a i T e o r i E k o n o m i M a k r o I
KELOMPOK 8
merupakan titik perpotongan dari fungsi permintaan 𝐷: 𝑝 = 𝑔(𝑥) dan fungsi penawaran sesudah
pajak 𝑆1 : 𝑝 = 𝑓(𝑥)(1 + 𝑟).
Dalam bentuk umum yang lain, fungsi penawaran yaitu 𝑥 = 𝑓(𝑝), maka fungsi penawaran
sesudah pajak dapat dipecahkan dengan menggunakan 𝑝 dalam bentuk yang mudah. Dengan
demikian, dengan bentuk fungsi terdahulu:
𝑃1 = 𝑓(𝑥)(1 + 𝑟) = 𝑝(1 + 𝑟)
Maka diperoleh :
𝑝1
𝑝=
1+𝑟
Selanjutnya, hasil tersebut disubstitusikan ke dalam 𝑥 = 𝑓(𝑝), maka diperoleh fungsi
penawaran sesudah pajak yaitu:
𝑝1
𝑆1 : 𝑥 = 𝑓 ( )
1+𝑟
Besarnya pajak persentase yang diuraikan diatas dapat disamakan dengan pajak per unit
untuk suatu tingkat tertentu, yaitu:
𝑟. 𝑝1
𝑡 = 𝑟𝑝 = 𝑟𝑓(𝑥) = ( )
1+𝑟

PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESIMBANGAN PASAR


Dengan adanya subsidi sebesar 𝑠, tingkat harga yang ditawarakan oleh si penjual (penawar)
akan turun sebesar 𝑠 untuk setiap tingkat/jumlah/kuantitas yang di tawarkan. Pengaruh subsidi
sebesar 𝑠, juka 𝑥 adalah variabel kuantitas, sedangkan 𝑝 adalah variabel harga dan 𝑠 adalah
subsidi per unit kuantitas, fungsi penawaran akan bergeser ke bawah sebesar 𝑠 unutk setiap
tingkat jumlah/kuantitas yang di tawarkan. Dalam bentuk fungsi penawaran sebelum subsidi
adalah 𝑝 = 𝑓(𝑥), maka fngsi penawaran sesudah subsidi adalah 𝑝 = 𝑓(𝑥) − 𝑠.

Grafik fungsi atau kurva permintan dan penawaran sebelum dan sesudah subsidi dapat
dilihat sebagai berikut:

12 | E s s a i T e o r i E k o n o m i M a k r o I
KELOMPOK 8
Kurva permintaan dan penawaran sebelum dan sesudah subsidi
Pada gambar di atas, terlihat bahwa harga penawaran sebelum subsidi pada tingkat
kuantitas 𝑥0 adalah sebesar 𝑝0 , sedangkan harga penawaran sesudah subsidi pada tingkat
kuantitas 𝑥0 tersebut sebesar 𝑝0 − 𝑠.
Pengaruh subsidi terhadap titik keseimbangan pasar juga dapat dilihat pada gambar di
atas. Terlihat bahwa bila fungsi permintaan adalah 𝐷: 𝑝 = 𝑓(𝑥), dan fungsi penawaran sebelum
subsidi adalag 𝑆: 𝑝 = 𝑓(𝑥), titk keseimbangannya dalah 𝐸(𝑥0 ; 𝑝0 ). Sedangkan titik
keseimbangan pasar sesudah subsidi adalah 𝐸1 (𝑥1 ; 𝑝1 ) dimana (𝑥1 ; 𝑝1 ) merupakan titik
perpotongan dari fungsi permintaan 𝐷: 𝑝 = 𝑓(𝑥) dan fungsi penawaran sesudah subsidi yaitu
𝑆: 𝑝1 = 𝑓(𝑥) − 𝑠.
Dalam bentuk umum yang lain, fungsi penawaran yaitu 𝑥 = 𝑓(𝑝), maka fungsi penawaran
sesudah subsidi dapat dipecahkan dengan menggunakan 𝑝 dalam bentuk ayng mudah.
Berdasarkan bentuk fungsi penawaran sebelumnya, didapatkan 𝑝1 = 𝑓(𝑥) − 𝑠 dan bila dioleh,
dipeoleh 𝑝1 + 𝑠 = 0.
Dengan mensubstitusikan kedalam bentuk fungsi 𝑥 = 𝑓(𝑝), maka fungsi penawaran
sesudah subsidi yaitu 𝑆1 : 𝑥1 = 𝑓(𝑝1 + 𝑠). Jadi, fungsi penawaran sebelum subsidi adalah 𝑆: 𝑥 =
𝑓(𝑝), fungsi penawaran sesudah subsidi adalah 𝑆1 : 𝑥1 = 𝑓(𝑝1 + 𝑠).Subsidi (𝑠) adalah bantuan
yang diberikan pemerintah kepada produsen terhadap produk yang dihasilkan atau yang
dipasarkan, sehingga harga yang berlaku di pasar lebih rendah sesuai dengan keinginan
pemerintah dan daya beli masyarakat meningkat.

13 | E s s a i T e o r i E k o n o m i M a k r o I
KELOMPOK 8
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu subsidi sering juga
disebut pajak negatif. Subsidi dapat bersifat spesifik dan adapat pula bersifat proposional. Dalam
hal ini akan dibahas subsidi yang bersifat spesifik.
Pengaruh dari subsidi yang berikan atas produksi atau penjualan suatu barang akan
menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Subsidi dapat mengurangi biaya
produksi, sehingga produsen menjual barang dengan harga yang lebih murah.
Akibatnya harga keseimbangan pasar yang tercipta di pasar lebih rendah daripada harga
keseimbangan sebelum subsidi, dan jumlah keseimbangna menjadi lebih banyak.

V. KESIMPULAN
1. Pajak merupakan pungutan yang ditarik oleh pemerintah terhadap wajib pajak, tanpa
mendapatkan balas jasa.
2. Subsidi merupakan bantuan yang diberikan kepada produsen/supplier terhadap produk
yang di hasilkan atau pasarkan. Subsidi merupakan kebalikan dari pajak, sehingga subsidi
sering pula di sebut pajak negatif.
3. Pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar yaitu harga barang di pasar menjadi mahal
sehingga mengakibatkan jumlah penawaran barang meningkat dan jumlah permintaan
barang tetap.
4. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar, yaitu harga barang di pasar menjadi
lebih murah mengakibatkan jumlah permintaan barang meningkat dan jumlah
penawaran barang menurun.

REEFRENSI
Dani Iskandar, dkk, 2016, Matematika Ekonomi dan Bisnis,Mitra Wacana Media, Jakarta.
Muhammad Djafar Saidi, 2007, Pembaharuan Hukum Pajak, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sri Endang Rahayu, dkk, 2015, Pengantar Ekonomi Mikro, Perdana Publishing, Medan.
Waluyo, 2009, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

14 | E s s a i T e o r i E k o n o m i M a k r o I
KELOMPOK 8

Anda mungkin juga menyukai