KELOMPOK 8
1. REZA 3. RAIHAN 5. ALFIN
2. AYUBI 4. DEA
I. PENDAHULUAN
Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi atas
barang dan jasa. Keseimbangan pasar tercapai ketika jumlah barang dan jasa yang ditawarkan
produsen sama dengan jumlah yang diminta oleh konsumen. Pada titik keseimbangan ini, harga
barang dan jasa mencerminkan kesepakatan antara pembeli dan penjual.
Surplus Konsumen dan Produsen
Surplus konsumen adalah perbedaan antara jumlah maksimum yang bersedia dibayar oleh
konsumen untuk sebuah barang atau jasa dengan jumlah yang sebenarnya mereka bayar. Ini
merupakan ukuran keuntungan yang diperoleh konsumen dari transaksi tersebut. Sementara
itu, surplus produsen adalah perbedaan antara harga pasar dari barang atau jasa dengan biaya
marginal produksi. Ini mengukur keuntungan yang diperoleh produsen dari penjualan barang
atau jasa.
Peran/Dampak Pajak dan Subsidi
Pajak dan subsidi adalah dua alat kebijakan yang digunakan pemerintah untuk
mempengaruhi pasar. Pajak dikenakan untuk mengurangi konsumsi atau produksi barang
tertentu yang dianggap memiliki efek negatif terhadap masyarakat atau lingkungan. Pajak
meningkatkan harga barang, sehingga mengurangi surplus konsumen dan produsen serta jumlah
barang yang diperdagangkan di pasar.
Di sisi lain, subsidi adalah bantuan finansial yang diberikan pemerintah kepada produsen
atau konsumen untuk menurunkan harga barang dan mendorong produksi atau konsumsi lebih
banyak. Subsidi meningkatkan surplus konsumen dan produsen dengan menurunkan harga pasar
dan meningkatkan jumlah barang yang diperdagangkan.
Esai ini bertujuan untuk menyediakan gambaran umum tentang surplus konsumen dan
produsen, serta peran dan dampak pajak dan subsidi terhadap keseimbangan pasar. Pajak dan
subsidi adalah alat yang kuat dalam tangan pemerintah untuk mengarahkan ekonomi sesuai
dengan tujuan kebijakan publik. Namun, kebijakan ini harus dirancang dan diterapkan dengan
bijaksana untuk memastikan bahwa manfaatnya melebihi biaya dan distorsi yang mungkin
ditimbulkannya.
Surplus konsumen: selisih antara jumlah harga maksimum yang bersedia dibayarkan oleh
konsumen untuk sebuah barang dibandingkan dengan harga pasar barang
tersebut
Kurva permintaan dapat digunakan untuk menunjukkan surplus konsumen dengan lebih jelas:
Peraga 1:
110000
100000
90000
Harga barang X (Rp)
80000
70000
A B C
60000
50000
40000 D
D
30000
Biaya riil
yang harus
20000
dikeluarkan
10000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kuantitas barang X
(dalam ribuan)
Pada peraga 1, pada saat harga pasar barang X adalah Rp 50.000, jumlah barang X yang diminta
adalah sebesar 6000 unit. Hanya ada satu harga yang berlaku di pasar, dan kurva permintaan
memberi tahu kita berapa banyak barang X yang akan dibeli oleh konsumen jika mereka bisa
membeli semua yang mereka inginkan pada tingkat harga yang berlaku, Rp 50.000. Setiap orang
yang menganggap bahwa barang X memiliki nilai sebesar Rp 50.000 atau lebih akan membelinya
sedangkan setiap orang yang menganggap bahwa nilai barang X lebih rendah dari tingkat harga
yang berlaku tidak akan membelinya.
Peraga 2:
110000
100000
90000
Harga barang X (Rp)
80000
70000 CS
60000
50000
40000
30000 Biaya riil yang harus
20000 dibayarkan
10000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kuantitas barang X
(dalam ribuan)
Peraga 3:
P S
50000
A B C
Biaya
17500 produksi
Q (dalam ribuan)
6
Pada harga pasar yang berlaku (Rp 50.000), jumlah barang yang bersedia ditawarkan adalah
sebesar 6000 unit. Pada peraga 3, perusahaan A merupakan perusahaan yang paling efisien (i.e
perusahaan ini memiliki biaya produksi paling kecil). Perusahaan A bersedia menawarkan produk
X pada tingkat harga yang paling rendah—Rp 17.500. Sehingga pada tingkat harga yang berlaku,
Rp. 50.000, perusahaan A dikatakan menikmati surplus produsen.
Surplus produsen selisih antara harga pasar yang berlaku dibandingkan dengan biaya
produksi perusahaan untuk menghasilkan barang tersebut
Peraga 4:
P S
50000
PS
Biaya
17500 produksi
Q (dalam ribuan)
6
Luas bidang segitiga yang diarsir orange merupakan total biaya memproduksi barang tersebut
dari seluruh perusahaan yang menawarkan barang tersebut.
C. Keseimbangan Pasar
Harga keseimbangan atau price equilibrium akan terjadi pada saat demand atau permintaan
ketemu dengan penawaran atau supply. Disebut harga keseimbangan adalah harga dimana pada
harga tersebut telah terjadi keseimbangan jumlah barang yang dibeli dengan jumlah barang yang
dijual.
Pasar suatu macam barang di katakan berada dalam keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah
barang yang di minta di pasar sama dengan jumlah barang yang di tawarkan.
𝑄𝑑 = 𝑄𝑠
Dimana:
𝑄𝑑 = jumlah barang atau jasa yang di minta
𝑄𝑠 = jumlah barang atau jasa yang di tawarkan
C. Subsidi
Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen/supplier terhadap
produk yang di hasilkan atau di pasarkannya. Dengan demikian, harga yang berlaku di pasar
adalah harga yang di inginkan pemerintah yaitu harga yang lebih rendah dengan jumlah yang
10 | E s s a i T e o r i E k o n o m i M a k r o I
KELOMPOK 8
adalah 𝑥1 = 𝑓(𝑝1 − 𝑡). Jadi, apabila fungsi penawaran sesudah pajak adalah 𝑆: 𝑥 = 𝑓(𝑝), fungsi
penawaran sesudah pajak adalah 𝑆1 : 𝑥1 = 𝑓(𝑝1 − 𝑡).
Grafik fungsi atau kurva permintan dan penawaran sebelum dan sesudah subsidi dapat
dilihat sebagai berikut:
12 | E s s a i T e o r i E k o n o m i M a k r o I
KELOMPOK 8
Kurva permintaan dan penawaran sebelum dan sesudah subsidi
Pada gambar di atas, terlihat bahwa harga penawaran sebelum subsidi pada tingkat
kuantitas 𝑥0 adalah sebesar 𝑝0 , sedangkan harga penawaran sesudah subsidi pada tingkat
kuantitas 𝑥0 tersebut sebesar 𝑝0 − 𝑠.
Pengaruh subsidi terhadap titik keseimbangan pasar juga dapat dilihat pada gambar di
atas. Terlihat bahwa bila fungsi permintaan adalah 𝐷: 𝑝 = 𝑓(𝑥), dan fungsi penawaran sebelum
subsidi adalag 𝑆: 𝑝 = 𝑓(𝑥), titk keseimbangannya dalah 𝐸(𝑥0 ; 𝑝0 ). Sedangkan titik
keseimbangan pasar sesudah subsidi adalah 𝐸1 (𝑥1 ; 𝑝1 ) dimana (𝑥1 ; 𝑝1 ) merupakan titik
perpotongan dari fungsi permintaan 𝐷: 𝑝 = 𝑓(𝑥) dan fungsi penawaran sesudah subsidi yaitu
𝑆: 𝑝1 = 𝑓(𝑥) − 𝑠.
Dalam bentuk umum yang lain, fungsi penawaran yaitu 𝑥 = 𝑓(𝑝), maka fungsi penawaran
sesudah subsidi dapat dipecahkan dengan menggunakan 𝑝 dalam bentuk ayng mudah.
Berdasarkan bentuk fungsi penawaran sebelumnya, didapatkan 𝑝1 = 𝑓(𝑥) − 𝑠 dan bila dioleh,
dipeoleh 𝑝1 + 𝑠 = 0.
Dengan mensubstitusikan kedalam bentuk fungsi 𝑥 = 𝑓(𝑝), maka fungsi penawaran
sesudah subsidi yaitu 𝑆1 : 𝑥1 = 𝑓(𝑝1 + 𝑠). Jadi, fungsi penawaran sebelum subsidi adalah 𝑆: 𝑥 =
𝑓(𝑝), fungsi penawaran sesudah subsidi adalah 𝑆1 : 𝑥1 = 𝑓(𝑝1 + 𝑠).Subsidi (𝑠) adalah bantuan
yang diberikan pemerintah kepada produsen terhadap produk yang dihasilkan atau yang
dipasarkan, sehingga harga yang berlaku di pasar lebih rendah sesuai dengan keinginan
pemerintah dan daya beli masyarakat meningkat.
13 | E s s a i T e o r i E k o n o m i M a k r o I
KELOMPOK 8
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu subsidi sering juga
disebut pajak negatif. Subsidi dapat bersifat spesifik dan adapat pula bersifat proposional. Dalam
hal ini akan dibahas subsidi yang bersifat spesifik.
Pengaruh dari subsidi yang berikan atas produksi atau penjualan suatu barang akan
menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah. Subsidi dapat mengurangi biaya
produksi, sehingga produsen menjual barang dengan harga yang lebih murah.
Akibatnya harga keseimbangan pasar yang tercipta di pasar lebih rendah daripada harga
keseimbangan sebelum subsidi, dan jumlah keseimbangna menjadi lebih banyak.
V. KESIMPULAN
1. Pajak merupakan pungutan yang ditarik oleh pemerintah terhadap wajib pajak, tanpa
mendapatkan balas jasa.
2. Subsidi merupakan bantuan yang diberikan kepada produsen/supplier terhadap produk
yang di hasilkan atau pasarkan. Subsidi merupakan kebalikan dari pajak, sehingga subsidi
sering pula di sebut pajak negatif.
3. Pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar yaitu harga barang di pasar menjadi mahal
sehingga mengakibatkan jumlah penawaran barang meningkat dan jumlah permintaan
barang tetap.
4. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar, yaitu harga barang di pasar menjadi
lebih murah mengakibatkan jumlah permintaan barang meningkat dan jumlah
penawaran barang menurun.
REEFRENSI
Dani Iskandar, dkk, 2016, Matematika Ekonomi dan Bisnis,Mitra Wacana Media, Jakarta.
Muhammad Djafar Saidi, 2007, Pembaharuan Hukum Pajak, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sri Endang Rahayu, dkk, 2015, Pengantar Ekonomi Mikro, Perdana Publishing, Medan.
Waluyo, 2009, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
14 | E s s a i T e o r i E k o n o m i M a k r o I
KELOMPOK 8