Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TERSTRUKTUR

ANAISIS PASAR KOMODITAS PERTANIAN

Oleh:

Isna Adhani A1A017028


Olviandita Novia Rizaningtias A1A017036
‘Isyatal Mughits A1A017039
Kharista widiastuti A1A017040
Fiki Nurul Liana Rezeki A1A017043

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
A. Pasar Persaingan Sempurna
Pada kurva Gambar 2. menjelaskan bahwa pada pasar persaingan
sempurna adalah keadaan di mana sebuah perusahaan tidak dapat
mengendalikan harga, dengan pengertian bahwa perusahaan menghadapi
kurva permintaan p yang horizontal di mana perusahaan boleh menjual
produknya sebanyak yang disukai. Pada kurva (a) tingkat harga dalam pasar
persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Pada
kurva (b) Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil banding output
pasar,maka berapa pun output yang dijual perusahaan, harga relatif tidak
berubah. Perusahaan untuk memaksimalkan labanya akan bergerak
sepanjang kurva permintaan horizontal sampai memotong kurva biaya
marjinal yang naik. Titik perpotongan itu MC sama dengan P, dan
perusahaan bisa memaksimumkan labanya. Kurva penawaran industri
diperoleh dengan menjumlahkan kurva biaya marjinal semua perusahaan
secara horizontal (Samuelson dan Nordhaus, 1989).
Gambar 1.
Pasar
Persaingan
Sempurna
B. Pas
ar

Monopoli
Suatu perusahaan disebut monopoli (monopoly) jika perusahaan tersebut
merupakah satu-satunya penjual suatu barang dan jika barang tersebut tidak
ada substitusinya. Penyebab yang paling mendasar dari munculnya
monopoli adalah hambatan untuk masuk ke dalam pasar. Suatu monopoli
terus menjadi pemain tunggal di pasar karena perusahaan-perusahaan lain
tidak mampu masuk ke dalam pasar tersebut dan bersaing dengannya.
Hambatan untuk masuk ini timbul akibat tiga hal utama (Mankiw, 2006):
suatu sumber daya inti hanya dimiliki oleh satu perusahaan. Pemerintah
memberikan hak ekslusif kepada satu perusahaan untuk membuat atau jasa
tertentu. Biaya produksi barang tersebut untuk satu produsen efisien
daripada banya produsen.

Gambar 2. Maksimalisasi Keuntungan dalam Perusahaan Monopoli


Monopoli memaksimalkan keuntungan dengan memilih jumlah di mana
pendapatan marginal sama dengan biaya marginal (titik A). Kemudian
gunakanlah kurva permintaan untuk mendapatkan harga yang akan
mendorong konsumen membeli barang sejumlah itu (titik B) (Mankiw,
2006).
C. Pasar Persaingan Monopolistik
Struktur pasar monopolistik pada dasarnya sama dengan yang terdapat
pada struktur pasar persaingan murni, hanya saja pada struktur pasar
persaingan monopolistik diperkenalkan diferensiasi produk dan adanya
sedikit kekuatan pasar bagi produsen guna mengatur keadaan pasar
(Mankiw, 2006). Model persaingan pasar monopoli memperkenalkan derajat
monopoli yang dimiliki oleh perusahaan perusahaan tertentu dikarenakan
hadirnya produk dan merek dagang yang mereka miliki sudah dikenal luas
oleh konsumen, dengan begitu kurva permintaan perusahaan persaingan
monopolistik memiliki kemiringan negatif. Keseimbangan pasar terjadi bila
biaya marjinal (MC) sama dengan penerimaan marjinal (MR). Perusahaan di
misalkan memaksimumkan keuntungan, dengan demikikan harga melebihi
penerimaan marjinal (B) (Muhamad, 2010).

Gambar 3. Keadaan Keseimbangan Pasar Jangka Pendek Perusahaan


D. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar dimana penawaran satu jenis barang
dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari
dua tetapi kurang dari sepuluh. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan
memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permintaan pasar,
di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari keputusan para
pesaing mereka. Usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan
harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan
konsumen dari pesaing mereka. Model ini dikembangkan oleh P.M. Sweezy
pada tahun 1939. Dua pemikirannya : harga bersifat kaku (inflexible) dan
oligopolis mengambil keputusan berdasarkan sikap pesimis. Permintaan
sangat elastis bila harga dinaikkan, dan inelastis bila harga diturunkan.

Gambar 4. Keseimbangan Pasar Oligopoli Model Permintaan yang Patah


E. Pasar Monopsoni
Monopsoni adalah pasar dengan hanya satu pembeli. Diumpamakan kita
akan memutuskan berapa banyak barang untuk dibeli. Kita dapat
mengaplikasikan (menggunakan) prinsip dasar marginal ---- yaitu membeli
sejumlah unit barang sampai dengan unit terakhir barang yang dibeli
tersebut memberikan tambahan nilai, atau kegunaan, ’tepat sama dengan’
biaya yang dikeluarkan untuk unit barang yang terakhir tersebut. Dengan
kata lain, penambahan manfaat akan ’tepat sama dengan’ dengan tambahan
biaya untuk menutupinya.
Akan kita cermati tambahan manfaat dan tambahan biaya secara detail.
Kita dapat menggunakan terminologi nilai marginal untuk menunjukkan
tambahan manfaat dari pembelian satu unit barang dan unit-unit seterusnya.
Bagaimana caranya kita mengetahui nilai marginal (MV)? Kembali
mencermati Chapter 4, bahwa kurva permintaan individual tergantung pada
nilai marginal, atau kegunaan marginal, sebagai fungsi dari jumlah barang
yang dibeli. Selanjutnya, pada dasarnya skedul nilai marginal adalah kurva
permintaan. Pada permintaan individual slop-nya mengarah ke bawah,
karena nilai marginal (MV) yang didapatkan dari pembelian satu unit barang
dan unit-unit seterusnya akan menurun seiring dengan bertambahnya jumlah
barang yang dibeli.
Penambahan biaya pembelian untuk membeli satu unit barang dan unit-
unit seterusnya disebut sebagai pengeluaran marginal (ME). Apakah
pengeluaran marginal tersebut tergantung kepada kondisi pembeli yang
kompetitif atau pembeli dengan kekuatan monopsoni. Sebagai contoh anda
adalah pembeli yang kompetitif. Dengan kata lain, anda tidak
mempengaruhi harga barang. Di dalam kasus ini, biaya setiap unit yang
anda beli sama dengan berapa banyak unit yang anda beli; itu adalah harga
pasar dari barang tersebut.
Gambar 5(a) mengilustrasikan prinsip tersebut. Harga pembelian per
unit adalah sama dengan rata-rata pengeluaran per unit (AE), dan besarnya
untuk semua unit. Akan tetapi bagaimana pengeluaran marginal (ME) per
unit? Apabila pembeli kompetitif, pengeluaran marginal (ME) adalah ’sama
dengan’ pengeluaran rata-rata, yang mana juga sama dengan harga pasar (P)
dari barang tersebut.

Gambar 5.
Pembeli yang Kompetitif Dibandingkan dengan Penjual yang Kompetitif

Pada (a) pembeli yang kompetitif menetapkan harga P*. Kemudian,


pengeluaran marginal (ME) dan pengeluaran rata-rata (AE) adalah konstan dan
sama: jumlah yang dibeli bisa didapatkan dengan menyamakan harga terhadap
nilai marginal (MV) = permintaan (D). Pada (b), penjual yang kompetitif selalu
mematok harga yang tetap. Penerimaan marginal (MR) dan penerimaan rata-
rata (AR) adalah konstan dan sama: jumlah yang dijual adalah kesamaan harga
(P) dengan biaya marginal (MC).

Gambar 5(a) juga menunjukkan skedul nilai marginal (i.e. kurva


permintaan). Berapa banyak barang yang akan dibeli? Kita dapat membeli
sampai nilai marginal (MV) dari unit terakhir barang yang dibeli ’tepat sama
dengan’ pengeluaran marginal (ME) untuk membeli unit barang yang
terakhir tersebut. Kita dapat membeli sejumlah Q*, pada perpotongan antara
kurva pengeluaran marginal (MC) dengan kurva permintaan (D).
Gambar 5(b) memperlihatkan bagaimana penjual yang kompetitif
memutuskan berapa banyak akan memproduksi dan menjual. Karena
penjual menyatakan harga pasar given, maka penerimaan marginal (MR)
’sama dengan harga’. Jumlah keuntungan maksimum adalah pada saat
perpotongan antara kurva penerimaan marginal dengan kurva biaya
marginal.

Gam

Gambar 6. Dead Weight Loss Kerena Kekuatan Monopsoni

Pertimbangan kasus monopsoni yang menggunakan input tunggal, untuk produksi


komoditi yang dijual di pasar persaingan sempurna. Sebuah contoh yang mungkin
disediakan oleh produsen yang merupakan pembeli tunggal di pasar tenaga kerja
lokal dan menjual output di pasar nasional atau internasional.
1. Fungsi produksi output suatu negara sebagai dari kuantitas tenaga kerja (x)
digunakan:
q = h(x) (7-27)
2. Fungsi pendapatan dan persamaan biaya, seperti sebelumnya:
R=PxQ C = rx
di mana r adalah harga dari tenaga kerja. Namun, harga tenaga kerja
sekarang menjadi fungsi penambahan dari jumlah yang dipekerjakan:
dR = g (x) (7-28)
dR
di mana > 0.
dx
3. Biaya tambahan tenaga kerja adalah tingkat perubahan biaya sehubungan
dengan kuantitas yang digunakan:
r + x g’ (x) (7-29)
Karena g’ (x) > 0, biaya tambahan tenaga kerja melebihi harga untuk x >
0.
4. Keuntungan yang didapat dari monopsoni dapat dinyatakan sebagai fungsi
dari jumlah tenaga kerja:
Π = R - C = ph (x) – rx (7-30)
Turunan dari (7-30) terhadap x sama dengan nol,
Π’ = ph’ (x) – r – xg’ (x) = 0
ph’ (x) = r + xg’ (x) (7-31)
5. Kondisi pertama untuk memaksimalkan laba dengan syarat bahwa tenaga
kerja digunakan sampai titik di mana nilai produk marjinal sama dengan
biaya marjinal perusahaan. Kondisi kedua mensyaratkan bahwa laju
perubahan nilai marjinal tenaga kerja kurang dari laju perubahan biaya
marjinal:
d2π = ph” (x) – 2g’ (x) – xg’ (x) < 0
ph” (x) = 2g’ (x) + xg” (x) (7-32)
6. Output yang optimum dari monopsoni dan harga tenaga kerja ditentukan
dengan mengerjakan (7-31) untuk x dan mengganti nilai di kondisi kedua
ke (7-27) dan (7-28).
7. Memaksimalkan keuntungan pada monopsoni akan menggunakan unit x0
tenaga kerja dengan tingkat upah r0 dolar. Persamaan harga tenaga kerja
dengan nilai produk marjinalnya, titik keseimbangan bagi pengusaha yang
membeli tenaga kerja dalam pasar persaingan sempurna, akan
menghasilkan kerja dengan x(1) unit tenaga kerja dengan tingkat upah
r(1). Pada monopsoni tenaga kerja yang digunakan dalam jumlah yang
lebih kecil pada tingkat upah yang lebih rendah.
Contoh Soal:
Jika produksi monopsoni dan fungsi penawaran tenaga kerja adalah
Q = 15 x2 – 0,2 x3
r = 144 +23,4x, dan dia menjual output di pasar persaingan sempurna dengan
harga 3 dolar, fungsi pendapatan totalnya dan persamaan biaya adalah:
Jawab:
 TR =PxQ
= 3(15 x2 – 0,2 x3)
= 45 x2 – 0,6 x3
TC = rx
= (144 +23,4x )x
= 144x + 23,4 x2
 Nilai marjinal produk tenaga kerja sama dengan biaya marjinal
dT R
=g( x)
dx
90 x – 1,8 x2 = 144 + 46,8 x
yang menghasilkan persamaan kuadrat:
1,8 x2 – 43.2 x + 144 = 0, dengan akar x = 4 dan x = 20.
 Kondisi orde kedua
d T R } over {dx < g ' (x)
90 – 3,6 x < 46,8 dipenuhi untuk x = 20.
 Dengan mengganti x = 20 ke dalam fungsi yang sesuai,
Q = 15 x2 – 0,2 x3 = 4400
r = 144 +23,4x = 612
TC = 144x + 23,4 x2 = 12240
TR = 45 x2 – 0,6 x3 = 13200
Π = TR – TC = 960

Anda mungkin juga menyukai