0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
406 tayangan17 halaman
Pasar tenaga kerja dan tanah berada pada keseimbangan ketika permintaan dan penawaran bertemu pada tingkat upah dan harga sewa tertentu. Kenaikan permintaan akan menyebabkan kenaikan upah tenaga kerja dan harga sewa tanah, sementara penurunan permintaan akan menurunkan upah dan harga sewa. Kurva penawaran tenaga kerja dan tanah bersifat inelastis sehingga sangat dipengaruhi oleh perubahan permintaan.
Pasar tenaga kerja dan tanah berada pada keseimbangan ketika permintaan dan penawaran bertemu pada tingkat upah dan harga sewa tertentu. Kenaikan permintaan akan menyebabkan kenaikan upah tenaga kerja dan harga sewa tanah, sementara penurunan permintaan akan menurunkan upah dan harga sewa. Kurva penawaran tenaga kerja dan tanah bersifat inelastis sehingga sangat dipengaruhi oleh perubahan permintaan.
Pasar tenaga kerja dan tanah berada pada keseimbangan ketika permintaan dan penawaran bertemu pada tingkat upah dan harga sewa tertentu. Kenaikan permintaan akan menyebabkan kenaikan upah tenaga kerja dan harga sewa tanah, sementara penurunan permintaan akan menurunkan upah dan harga sewa. Kurva penawaran tenaga kerja dan tanah bersifat inelastis sehingga sangat dipengaruhi oleh perubahan permintaan.
Faktor Produksi yang Kompetitif Pasar faktor produksi kompetitif berada pada ekuilibrium ketika harga input sama menyetimbangkan kuantitas permintaan dan kuantitas penawaran. A. Pasar Tenaga Kerja Pengertian pasar faktor produksi tenaga kerja adalah jumlah permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan produksi. Dengan demikian pasar tenaga kerja tergantung dari luas dan sempitnya kegiatan produksi atau pemakaian input tenaga kerja akan ditentukan oleh tuntutan dunia usaha atau lapangan produksi. Sumber daya manusia memiliki karakteristik yang berbeda dengan faktor produksi lain. Sumber daya manusia berupa tenaga fisik, keterampilan, dan daya pikir.Dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini diperlukan juga tenaga kerja yang yang berkualitas, yang mempunyai keahlian dan ketrampilan yang tinggi. Kualitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dengan cara- cara merekrut tenaga kerja berkualitas, menyediakan kondisi kerja Keterangan: SS: penawaran tenaga kerja pertama S1S1: penawaran tenaga kerja kedua S2S2: penawaran tenaga kerja ketiga DD: permintaan tenaga kerja W: tingkat upah
Kondisi awal keseimbangan pasar tenaga kerja terjadi
pada titik E yang merupakan perpotongan kurva permintaan DD dan kurva penawaran tenaga kerja SS. Di titik ini, tingkat upah yang terbentuk adalah W. Ketika penawaran berkurang, dari SS menjadi S1S1, upah menjadi naik, dari W menjadi W1. Sementara itu, ketika penawaran tenaga kerja bertambah menjadi S2S2, upah akan turun menjadi W2. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bila permintaan tenaga kerja tetap sementara penawaran tenaga kerja naik, maka upah menjadi turun. Begitu pula sebaliknya, bila penawaran tenaga kerja turun, maka upah akan menjadi naik. Pasar Output Kompetitif Gambar dibawah menunjukkan ekuilibrium untuk pasar tenaga kerja. Pada titik A, tingkat upah ekuilibriumnya adalah Wc dan ekuilibrium kuantitas penawarannya adalah Lc. Karena pekerja memilki informasi sempurna, mereka menerima upah yang identik dan menghasilkan Produk pendapatan marginal tenaga kerja yang identik dimanapun mereka diperkerjakan. Apabila ada pekerja yang menerima upah yang lebih rendah dari pada produk marginalnya, memberikan upah yang tinggi pada pekerja tersebut akan menguntungkan perusahaan. penjelasan
Apabila pasar output juga bersifat persaingan sempurna, kurva
permintaan atas suatu input mengukur manfaat yang dinilai oleh konsumen produk tersebut pada penggunaan sambahan input tersebut dalam proses produksi. Tingkat upah juga mencerminkan biaya bagi perusahaan dan bagi masyarakat dari penggunaan satu unit tambahan input tersebut. Dengan demikian, titik A pada gambar kurva sebelumnya, manfaat marginal dari satu jam kerja (atau produk pendapatan marginalnya, MRPL) sama dengan biaya marginalnya (tingkat upah w). Ketika pasar input atau output juga bersifat persaingan sempurna, sumber daya yang digunakan secara efisien karena selisih antara manfaat total dan biaya total mencapai maksimum. Efisiensi mensyaratkan bahwa tambahan pendapatan yang berasal dari penggunaan satu unit tenaga kerja tambahan (produk pendapatan marginal tenaga kerja, MRPL) sama dengan manfaat yang diberikan bagi konsumen atas tambahan output tersebut, yang ditunjukan oleh harga dari produk tersebut dikalikan dengan produk marginal tenaga kerja, (P) (MPL). Ketika pasar output tidak berbentuk persaingan sempurna, syarat MRPL = (P) (MPL) tidak lagi berlaku. Pada gambar dibawah bahwa kurva yang mencerminkan harga produk dikalikan dengan produk marginal tenaga kerja [(P)(MPL)] berada diatas kurva produk pendapatan marginal [(MR)(MPL)]. Titik B adalah upah ekuilibrium Wm dan ekuilibrium penawaran tenaga kerja LM. Tetapi karena harga produk tersebut adalah ukuran nilai yang diberikan konsumen dari setiap unit tambahan output yang mereka beli, (P)(MPL) adalah nilai yang diberikan konsumen unit tambahan tenaga kerja. Oleh karena itu, ketika LM tenaga kerja dipekerjakan, biaya marginal WM bagi perusahaan lebih rendah ketimbang manfaat marginal bagi konsumen VM. Meskipun perusahaan memaksimalkan labanya, ouput nya berada dibawah tingkat efisien dan perusahaan menggunakan input yang lebih rendah ketimbang tingkat efisiennya. Efisien ekonomi akan meningkat apabila lebih banyak tenaga kerja digunakan dan, pada gilirannya, lebih banyak output yang diproduksi. Manfaat bagi konsumen akan melampaui hilangnya laba perusahaan. Pasar Output Monopolistik
Kurva disamping menunjukan bahwa ketika produsen memiliki kekuatan monopoli, nilai marginal pekerja VM lebih besar ketimbang upah WM. Dengan demikian hanya sedikit pekerja yang direkrut.
Titik B menetukan kuantitas
tebaga kerja yang direkrut perusahaan dan tingkat upah yang diberikan. B. RENTE EKONOMI Konsep rente ekonomi membantu dalam memahami bagaimana pasar faktor produksi bekerja. Ketika membahas pasar output dalam jangka panjang dapat didefinisikan rente ekonomi sebagai pembayaran yang diterima perusahaan di atas biaya minimum dari memproduksi outputnya. Untuk pasar faktor produksi, rente ekonomi merupakan selisih antara pembayaran yang dilakukan untuk memperoleh suatu faktor produksi dan jumlah minimum yang harus dihabiskan untuk memperoleh penggunaan faktor produksi tersebut. Atau Dapat juga diartikan bahwa rente ekonomi adalah jumalah yang bersedia dibayarkan perusahaan untuk membayar suatu input dikurangi dengan jumlah minimum yang dibutuhkan untuk membelinya. Konsep rente ekonomi terhadap pasar tenaga kerja kompetitif ekuilibrium tenaga kerja adalah w*, dan kuantitas penawaran tenaga kerja adalah L*. Kurva penawaran tenaga kerja merupakan kurva berkemiringan posistif, dan permintaan tenaga kerja merupakan kurva produk pendapatan marginal yang berkemiringan negatif. Karena kurva penawaran menandakan berapa banyak tenaga kerja yang ditawarkan pada setiap tingkat upah, pengeluaran minimum yang dibutuhkan untuk memperkenalkan L* unit tenaga kerja ditunjukkan oleh bidang berwarna gelap AL*0B, yang berada dibawah kurva penawaran sebelah kiri penawaran tenaga kerja ekuilibrium L*. Dalam pasar persaingan sempurna, seluruh tenaga kerja dibayar dengan upah w*. Upah ini diisyaratkan untuk mendapatkan pekerja “marginal” terkahir agar menawarkan tenaganya, tetapi pekerja lain memperoleh rente karena upah mereka lebih besar ketimbang upah total sama dengan segiempat 0w*AL*, rente ekonomi yang diperoleh tenag kerja ditunjukkan oleh bidang ABw*. Perhatikan bahwa jika kurva penawaran berbentuk elastis sempurna, rente ekonomi akan menjadi nol. Rente timbul hanya ketika penawaran sedikit inelastis. Dan ketika penawaran menjadi elastis sempurna, seluruh pembayaran atas satu faktor produksi merupakan rente ekonomi karena faktor produksi ini akan ditawarkan tanpa memedulikan berapa harga yang ditawarkan. Rente ekonomi terkait dengan penggunaan tenaga kerja yang merupakan kelebihan dari upah dibayar yang melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk merekrut pekerja. Upah ekuilibrium ditunujukkan oleh A, pada perpotongan kurva penawaran tenaga kerja dan kurva permintaan tenaga kerja. Karena kurva penawaran berkemiringan positif, sebagian pekerja bersedia menerima pekerjaan dengan upah yang lebih rendah daripada w*. Bidang berwarna hijau ABw* merupakan rente ekonomi yang diterima oleh seluruh pekerja. C. Pasar Tanah Penggunaan tanah sebagai faktor produksi asli sangat penting untuk dipahami. Ini tak lepas dari fakta bahwa tiap usaha produksi memerlukan tanah. Selain itu, perbedaan sifat tanah seperti kesuburannya, Ietak, banyaknya tanah yang digunakan untuk produksi dan tempat tinggal, menentukan jumlah permintaan tanah. Hal ini semakin diperkuat dengan lahan untuk industri yang terus bertambah karena perkembangan industri begitu pesat, sehingga permintaan tanah semakin lama semakin bertambah. Hal yang menarik dalam pasar tanah ini adalah bentuk penawarannya. Persediaan tanah terbatas karena jumlah tanah di dunia tetap dan tidak bertambah, sementara permintaan selalu bertambah. Sehingga, proses pembentukan harga faktor produksi tanah akan tampak sebagaimana gambar berikut : Keterangan: SS : penawaran tanah DD : permintaan pertama D1D1 : permintaan kedua D2D2 : permintaan ketiga R : harga sewa tanah
Kondisi awal keseimbangan terjadi pada titik E dengan tingkat sewa
OR, titik pertemuan kurva permintaan DD dan kurva penawaran SS. Bila permintaan akan tanah meningkat, yang terlihat dari bergesernya kurva permintaan menjadi D1D1, maka sewa tanah naik menjadi OR1. Sementara itu, apabila permintaan tanah turun menjadi D2D2, maka sewa tanah ikut turun pula menjadi OR2. Yang menarik di sini, adalah nilai keseimbangan tanah tidak berubah, tetap senilai OQ. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga sewa tanah terbentuk dari permintaannya. Semakin tinggi permintaan semakin tinggi harga sewa tanah, dan sebaliknya semakin rendah permintaan semakin rendah harga sewa tanah. Sewa Tanah Salah satu contoh penawaran faktor produksi yang inelastis adalah tanah. Kurva penawarannya berbentuk inelastis sempurna karena tanah untuk perumahan (atau untuk pertanian) bersifat tetap, setidaknya dalam jangka pendek. Dengan penawaran tanah yang inelastis, harganya sangat bergantung pada permintaan. Permintaan atas tanah ditunjukkan oleh D1, dan harga per unitnya adalah s1. sewa tanah total ditunjukkan oleh segiempat hijau. Tetapi ketika permintaan atas lahan bertambah menjadi D2, nilai sewa per unit tanah meningkat ke s2, dalam hal ini, sewa tanah total meliputi bidang berwarna biru juga. dengan demikian, peningkatan permintaan atas tanah (pergeseran ke kanan pada kurva permintaan) menghasilkan harga yang lebih tinggi per akre dan rente ekonomi yang lebih tinggi. Perhatikan gambar berikut : Ketika penawaran tanah berbentuk inelastis sempurna, harga pasar untuk tanah ditentukan pada titik perpotongan dengan kurva permintaan. Keseluruhan nilai tanah dengan demikian merupakan rente ekonomi. Ketika permintaan ditunjukkanoleh oleh s1, dan ketika permintaan bertambah menjadi D2, sewa per acre bertambah menjadi s2. Contoh : Gaji Tentara US Army memiliki persoalan tenaga kerja selama bertahun-tahun. Selama perang saudara AS, hampir 90% dari angkatan besenjata adalah pekerja tidak terampil yang terlibat dalam pertempuran darat. Sejak saat itu, bentuk peperangan telah berubah. Angkatan darat kini hanya mencakup kurang dari 20% dari angkatan bersenjata. Sementara, pada akhir abad ke-20, perubahan teknologi telah mengakibatkan kelangkaan teknisi terampil, pilot terlatih, analis komputer, ahli mekanik, dan tenaga kerja terampil lain untuk mengoperasikan peralatan militer yang canggih. Bagaimana militer AS merespons kelangkaan tersebut? Ilmu ekonomi memberikan sebagian jawabannya. Militer AS membayar gaji perwiranya berdasarkan lamanyatahun mengabdi. Pada gilirannya, perwira dengan berbagai tingkat kemampuan dan keterampilan biasanya dibayar dengan gaji yang sama. Terlebih lagi, sebagian perwira terampilan diberikan gaji yang kurang sepadan dibandingkan jika mereka bekerja disektor swasta. Gambar kurva berikut, menunjukkan inefisiensi yang timbul dari kebijakan penggajian seperti ini. Tingkat upah ekuilibrium w* merupakan tingkat upah yang menyamakan permintaan atas tenaga kerja dan penawarannya. Dengan struktur gaji yang tidak fleksibel, pihak militer membayar gaji w0, yang berada dibawah gaji ekuilibrium. Pada w0, kuantitas permintaan tenaga kerja lebih besar ketimbang kuantitas penawarannya, dan terjadi kelangkaan pekerja terampil. Selama satu dekade terakhir ini, militer AS mengubah struktur gajinya untuk mempertahankan angkatan bersenjata yang efektif. Pertama, kenaikan gaji 2,7 persen diberlakukan pada tahun 2007, diikuti dengan kenaikan 3,9 persen pada tahun 2009 dan 3,4 persen pada tahun 2010. sekalipun demikian, gaji tentara tetap rendah : pada tahun 2011, prajurit satu memperoleh gaji $20.470, sersan $24.736, kapten $43.927, dan mayor $49.964 . Akan tetapi, militer AS selangkah lebih maju, dengan menambah jumlah bonus penugasan kembali, yang selektif ditujukan bagi pekerjaan yang terampil dimana kelangkaan tenaga kerja terjadi. Militer AS juga memetik keuntungan dari tingginya angka pengangguran AS yang tetap bertahan tinggi sejak tahun 2008 hingga 2011 dengan menekankan pada pelatihan teknis yang diberikan, ditambah dengan fasilitas perumahan, makan, kesehatan , dan pendidikan gratis atau subsidi. Hasil dari kebijakan inisebenarnya untuk mendorong pasar atas tenaga kerja terampil di bidang militer agar kembali pada tingkat upah ekuilibrium pasa w* seperti yang ditunjukkan gambar kurva berikut. Kelangkaan personel militer terampil Ketika gaji w* dibayarkan pada personel militer, pasar tenaga kerja berada pada ekuilibrium. Ketika gaji berada dibawah w*, yaitu pada w0, terjadi kelangkaan personel militer karena kuantitas permintaan tenaga kerja lebih besar dari pada kunaitas penawarannya.