by
S.M.SINAMBELA.Drs.MM
I.
MASALAH POKOK EKONOMI
Adalah
7.
Pengertian variable perlu dibedahan antara :endogen dan eksogen. Variabel endogen adalah variable yang
mempengaruhi yang sifatnya diterangkan dalam suatu kasus, sedangkan variable eksogen adalah variable yang
mempengaruhi variable endogen . miss . harga beras di Jawa Tengah,tergantung kepada keadaan iklim di daerah
penanaman yang berlangsung di Jawa Barat.
Dengan demikian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang selanjutnya
dibuktikan secara statistic. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan, padat , singkat dan menyatakan
pertautan antara dua variable atau lebih.
Miss. Adanya pengaruh positif antara pengembangan produksi terhadap volume penjualan.
II. ALAT-ALAT ANALISIS DALAM ILMU EKONOMI
Variable P A 50 300
B 40 400
0 C 30 600
D 20 1.050
E 10 1.800
variabel. X
Qs = - 10 + 4 P ……Persamaan perilaku
Keseimbanghan Pasar Qd = Qs
20 – 2P = - 10 + 4 P
6 P = 30 P=5
Qd = 20 – 2P = l0 unit
Qs = - 10 + 4 P = 10 unit
Kalau data-data tersebut digambarkan dalam diagram maka akan muncul sbb :
Harga
10
8 Qs = - 10 + 4 p
5 Keseimbangan
2 Qd = 20 – 2 P
0 8 10 16 24 kuantitas
PERMINTAAN .
Hal-hal diatas dapat menggeser kurva permintaan, apakah kurva akan bergeser kekiri atau kekanan.
Fungsi Permintaan akan berinteraksi dan dapat dinyatakan dalam hubungan matematis dengan factor-faktor yang
mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka dapat diketahui hubungan antara variable tidak bebas
( dependent variable ) dengan variable-variabel bebas ( independent variable
Penjelasan ini dapat dituliskan dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat
permintaan dengan factor-faktor yang mempengaruhi permintaan sbb :
Daftar permintaan ialah suatu tabel yang memberi gambaran dalam angka-angka tentang hubungan antara harga
dan jumlah barang yang diminta masyarakat ; missalnya ;
Dengan menggunakan data diatas kita dapat menggambarkan angka ^s dan huruf tersebut pada kurva permintaan
berikut :
5* P
4 * *Q
3 * R
2 *S
1 * D
Permintaan terhadap sesuatu barang dapat dilihat dari dua sudut yaitu permintaan yang dilakukan
oleh seseorang/individu dan permintaan yang dilakukan olio semua orang dalam pasar Oleh karena itu dalam
analisis ,perlu dibedakan antara: kurva permintaan perseorangan dan kurva permintaan pasar .Tabel berikut
menggambarkan hal tersebut :
Jumlah yang diminta sebulan ( dalam Kilogram )
PENAWARAN .
Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga
ditentukan oleh berbagai factor .a.l. :
*. Harga barang itu sendiri
* Harga barang - barang lain
* Biaya Produksi
* Tujuan – tujuan operasi perusahaan tersebut.
* Tingkat teknologi yang digunakan.
Harga sesuatu barang selalu dipandang sebagai factor yang sangat penting dalam
menentukan penawaran barang tersebut. .
Hukum Penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu
barang , semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual,dan
sebaliknya semakin rendah harga sesuatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut
ditawarkan.
Hal itu dapat terlihat pada tabel berikut :
5.000 900
4.000 8oo
3.000 600
2.oo0 375
1.000 100
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurva penawaran adalah suatu kurva yang
menunjukkan hubungan diantara
4- D *harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang yang ditawarkan itu.
4-
3 C
2- B *
A *
0- S
‘ ‘
Harga sesuatu barang dan jumlah barang itu yang diperjual belikan , ditentukan oleh permintaan
dan penawaran barang tersebut.. Oleh karena itu keadaan disuatu pasar dikatakan keseimbangan atau
ekuilibrium apabila yang ditawarkan para penjual pada suatu harga tertentu adalah sama dengan jumlah
yang dimintaJumlah
Harga (Rp )
para pembeli pada harga itu..
yang diminta
Contoh berikut dapat menjelaskannya
Jumlah yang ditawarkan
:
Sifat Interaksi
Kelebihan penawaran
Kelebihan permintaan
3. Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin
menambah atau mengurangi jumlah yang di konsumsi dan dijual atau permintaan sama dengan
penawaran . Jika harga ,dibawah harga keseimbangan , terjadi kelebihan permintaan .Sebaliknya jika
harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran .atau jumlah penawaran
meningkat, , maka jumlah permintaan menurun.
Keseimbangan Pasar
Qd = Qs.
200 - 10 P = - 40 + 5 P
240 = 15 P
P = 16
Qd = 200 - 10 ( 16 ) = 40
Qs = - 40 + 5 ( 16 ) = 40
Keseimbangan terjadi pada saat harga mobil Rp.160 juta per unit. Saat itu jumlah
permintaan sama dengan jumlah penawaran yaitu 40.000 unit mobil per-tahun.Jika
harga mobil ditetapkan Rp.150 juta per-unit ( dibawah harga keseimbangan ) maka
akan terjadi kelebihan permintaan sebanyak 15.000 unit pertahun,dan jika harga
mobil ditetapkan Rp.170 juta per-unit (diatas harga keseimbangan ) terjadi
kelenbihan penawaran sebanyak 15.000 unit mobil per-tahun.
d . Barang publik ( Public Goods ) barang-barang yang diperlukan yang bersifat pribadi ( private)
e. Barang Altruisme ( Altruisme Goods )barang-barang berdasarkan sukarela karena rasa kemanusiaan.
Miss. Supply darah adalah dasar rasa kemanusiaan.
.
Tujuan dilakukannya campur tangan pemerintah adalah :
*. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi
dapat dihindarkan .
*. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan
stabil.
*. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari
atau dikurangi.
Kontrol Harga
Tujuan control harga adalah melindungi konsumen atau produsen . Bentuk control harga
yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar ( floor price ) dan harga
maksimum ( celling price )
Harga Dasar . Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan oleh
pemerintah dimana bila pemerintah menetapkan harga dasar gabah Rp.6.000/kg,,pembeli
harus membeli gabah dari petani dengan harga serendah-rendahnya Rp.6.000/kg.
Harga Tertinggi ( Celling Price ) adalah batas maksimum harga penjualan oleh produsen .
di Indonesia yang paling terkenal misalnya penetapan harga patokan setempat ( HPS )
untuk semen. Tujuan penetapan harga tertinggi umumnya adalah agar harga produk
dapat terjangkau oleh konsumen yang daya belinya kurang
Harga D
Po C
Tarif/Unit A B D
Pw
Dengan harga internasional setingkat Pw.tingkat impor mencapai sejumlah Qd0 – Qs0. Untuk
melindungi industry dalam negeri, pemerintah menetapkan tariff sebesar T per-unit impor. Harga
dalam negeri meningkat menjadi P+, dan impor pun berkurang menjadi Qd1 - Qs1 unit. Bagi
produsen domestic, kebijakan ini menambahkan keuntungan mereka sebesar ruang A. Tetapi
konsumen domestic mengalami kerugian sebesar ABDC .Sedangkan “D” merupakan penerimaan
pajak pemerintah.Jika pemerintah memberlakukan kuota impor, “ D “ merupakan keuntungan yang
diperoleh produsen asing, sehingga kerugian domestic neto adalah B+C+D
Pengaruh Pajak terhadap keseimbangan pasar (parsial ) sangat tergantung pada jenis pajaknya, apakah pajak
per-unit atau persentase Misalnya contoh kasus :
Penawaran Q = - 10 + 4 P atau P = ¼ Q + 2 ½
30 – 6 P = - 10 + 4 P
10 P = 40
P = 4
Q = 30 – 6 P
= 30 – 6 ( 4 )
= 6 unit .
Keseimbangan awal terjadi pada saat jumlah output adalah 6 unit dengan harga jual 4 per-unit
Jika pemerintah menetapkan pajak penjualan kepada produsen sebesar 1 ¼ per unit
maka :
Harga jual setelah pengenaan pajak ( Pt ) adalah harga jual mula-mula ( P ) ditambah pajak
per.unit .( 11/4 per. Unit )
Pt= P + T
=( ¼Q+2½ )+1¼
= ¼Q=3¾
atau ¼ Q = - 3 ¾ + P
Q = - 15 + 4 P
10 P = 45 P = 4.5 Q
Q = 30 – 6 ( 4.5 ) = 3 uni.t
Besarnya pajak yang diterima pemerintah adalah jumlah output X pajak per unit atau
Penerimaan Pajak = 3 ( 1 ¼ ) = 3 ¾ .
Pt = ( ¼ Q + 2 ½ ) 1,2
Q = - 10 + 3 1/3 P .
30 - 6 P = - 10 + 3 1/3 P
9 1/3 P = 40
P = 120/ 28 = 4 2/7
Q = 30 – 6 P
= 4 2/7 unit .
Penerimaan pajak = 20 % x ( P x Q )
= 20 % x ( 4 2/7 x 4 2/7 )
= 3,7 .
Jika pemerintah menerapkan subsidi sebesar 1 1/4 per-unit yang diberikan kepada sisi
penawaran , maka penawaran setelah subsidi adalah :
Ps = P + s = P + ( -T)
4 P = - Ps = ( ¼ Q + 2 ½ ) + ( - 1 ¼ )
=. ¼ Q + 1 ¼
¼ Q = 1 ¼ + Ps .
Q=-5+4 P
30 – 6 P = - 5 + 4P
10 P = 35
P = 3.5
Q = 30 – 6 P
= 30 – 6 ( 3.5 )
= 9 unit.
Besarnya subsidi yang harus disediakan pemerintah adalah jumlah output ( Q ) dikalikan dengan
subsidi per – unit sehingga menjadi 9 x 1 ¼ = 11 ¼
Q1 - Q
atau Ed = Q
P
Contoh Harga Menurun : Pada waktu harga beras adalah Rp.4.000/kg beras yang dibeli konsumen
adalah 10.000 kg dan pada waktu harga beras Rp.3.000/ kg beras yang dibeli konsumen mencapai
15.000 kg. Ditanya : Bagaimana elastisitas permintaan beras tsb ?. (dengan menggunakan Rumus
diatas )
Ed = 10.000 5.000
4.000
3.000 3.000
Namun untuk menyederhanakan perhitungan tersebut ada cara Menghitung Koefisien Elastisitas Yang
Disempurnakan yakni seperti Rumus berikut
15.000 - 10.000
Ed = ( 10.000 + 15.000 )/ 2
Q1 - Q
3.000 - 4.000
Q1 - Q
( 4.000 + 3.000 )/2
( Q + Q1 )/ 2
Ed = P1 - P
= 5.000
( P + P1 )/ 2
12.500
- 1000
350
= 2/5 = - 1.4.
-2/7
Dalam satu kurva permintaan yang berbentuk garis lurus, koefisien elastisitasnya adalah
berbeda-beda diberbagai tingkat harga.
Pada tabel dibawah ini juga dihitung koefisien elastic permintaan untuk empat perubahan harga sbb :
*. Apabila harga berubah dari Rp.600 menjadi Rp. 400 ( keadaan III )
*. Apabila harga berubah dari Rp.400 menjadi Rp. 200 ( keadaan IV )
( Rp ) ( buah battery )
800 4.000
Dalam perhitungan diatas digunakan Rumus yang telah disempurnakan , yaitu Rumus Tengah.
ELASTISITAS PENAWARAN
Perlu diingat bahwa perubahan harga akan mengubah penawaran . Oleh sebabitu konsep elastisitas
ini juga dapat digunakan untuk menerangkan perubahan penawaran .
Elastisitas permintaan mengukur responsif permintaan yang ditimbulkan oleh perubahan harga.
Sedangkan elastisitas penawaran mengukur responsive penawaran sebagai akibat perubahan harga.
atau
Koefisien elastisitas penawaran yang dihitung dengan rumus ini juga akan menggunakan
Para ekonom berpendapat bahwa ilmu ekonomi moder menganalisis masalah ekonomi
lepas dari pertimbangan moralitas dan agama. Gejala-gejala yang diamati dijelaskan
dengan logika Miss. Mengapa di Negara-^s maju atau kaya, setiap keluarga umumnya
memiliki sedikit anak, sedangkan dinegara yang belum maju, umumnya banyak.Mengapa
orang^s yang berpendidikan tinggi,menghabiskan banyak uang untuk membeli informasi
(buku,Koran,internet ) dibandingkan dengan orang^s yang mengembangkan pemahaman
^s dan analisis ekonomi mikro untuk mengamati perilaku konsumen dan produsen.
Total Utility/ TU adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi
Marginal Utility/ MU adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi
sebanyak satu unit barang .
Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun ( The Law of Diminishing Marginal
Utility ) dimana pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi
tambahan utilitas yang makin besar, gtetapi makin lama pertambahan itu bukan saja
makin menurun, bahkan menjadi negatif
Konsistensi Preferensi ( Transitivity ) berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun
prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan .
Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen yaitu :
Lebih suka ( prefer ) dan
Sama-sama disukai ( indifference )
Syarat lain agar perilakunya dapat dianalisis, konsumen harus memiliki konsistensi
preferensi. Bila barang X lebih disukai dari Y ( X > Y ) dan barang Y lebih disukai dari Z ( Y
> Z ), maka barang X lebih disukai dari Z ( X > Z ). Konsep ini disebut transitivitas
( transitivity )
Teori ini menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal,sebagaimana kita
menghitung berat dengan kilogram ,panjang dengan centimeter atau meter..Sedangkan
satuan ukuran kegunaan ( utility ) adalah util Keputusan untuk mengonsumsi suatu
barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang
harus dikeluarkan .Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total
( TU ) . Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut
utilitas marjinal ( MU ).
Miss. Tabel berikut : Ahmad ingin membeli baju yang harga per helainya Rp. 25.000
Per helai (Rp) yang dikonsumsi dikeluarkan ( Rp ) Total /TU kegunaan /MU
( util ) ( util )
Bagi Ahmad , baju pertama nilai kegunaannya jauh lebih besar dibanding uang yang harus dikeluarkan . Hanya dengan
Rp.25.0000 diperoleh kegunaan 50.000 util .Karenanya dia mau menambah konsumsi bajunya dan baju yang ke 2
memberi tambahan kegunaan ( MU ) lebih besar d/p yang pertama yaitu 75.000 util ,yang berarti kegunaan total ( TU )
menjadi 125.000 util.Namun setelah baju ke 5 penambahan konsumsi tidak menambah TU, bahkan menurunkan
TU karena MU sudah menjadi negative ( < 0 )
Dari tabel dan kurva dibawah ini dapat disimpulkan bahwa Ahmad akan berhenti mengonsumsi pada baju yang ke 5. Jika
dia menambah jumlah baju yang dikonsumsi tidak akan berakibat menambah TU, bahkan menguranginya. Ahmad juga
akan berhenti mengonsumsi pada saat harga baju ( Rp.25.000 )sama dengan nilai utilitas marjinal ( 25.000 util ).
MU = P……………………………….
Prinsip ini berlaku untuk semua barang, sehingga konsumen akan mencapai kepuasan maksimum pada saat :
Px = harga “ x “
Util
175 *
150 *
125 *
100 * TU
75 * A
50 *
25 * MU = 0 ; TU maks
0 1 2 3 4 5 6 7 8 Baju
MU
Menurut teori ini Kegunaan tidak dapat dihitung , hanya dapat dibandingkan sebagai
mana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang . Untuk menjelaskan
pendapatnya Teori Ordinal menggunakan kurva indiverensi ( indifference curve ) dimana
kurva ini adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dari dua macam
barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen .
Suatu kurva indiverensi atau sekumpulan kura indiverensi ini ( yang disebut peta
indiferensi atau indifferency map) hanya mungkin dihadapi seorang konsumen .
Misalnya . Ali mengkombinasikan makan bakso dengan makan sate :
Nilai kepuasan Dari Makan Bakso dan Makan Sate.
Makan Bakso
25
20
U=X,Y
10
0 4 5 10 15 20 25 makan sate
U = Tingkat kepuasan X = Makan Bakso ( mangkok per bulan ) Y = Makan sate (porsi perbulan )
ASUMSI-ASUMSI KURVA INDIFERENSI .
1. ).Semakin Jauh Kurva Indiferensi dari titik origin, semakin tinggi kepuasannya
Asumsi ini penting agar konsumen dapat membandingkan pilihannya terpenuhi. Kumpulan
kurva indiverensi ( dinamakan peta indiferensi atau indifference map)mengatakan bahwa
makin kekanan atas, tingkat kepuasannya makin tinggi .
Y IC2 IC3
IC1
0 x
2. ). Kurva indiferensi menurun dari kiri atas ke kanan bawah ( downward sloping) dan
Cembung ke titik origin ( convex to origin )
Asumsi ini menggambarkan adanya kelangkaan , dimana bila suatu barang makin langka ,
harganya makin mahal . Hal ini dijelaskan dengan konsep Marginal Rate of Substitution )
yaitu berapa banyak barang “Y” harus dikorbankan untuk menambah 1 unit barang “ X “
demi menjaga tingkat kepuasan yang sama .Spt berikut :
Y1 *
- 3
1
Y2 * -2
1
tambahan satu unit x adalah OY1 – OY2,sehingga besarnya MRSyx adalah -(OY1-OY2)/
(OX1-OX2 ).Pada saat ingin menambah 1 unit X lagi ( dari OX2 ke OX3 ), jumlah Y yang
ingin dikorbankan menjadi lebih kecil ( OY2 - OY3 ), sehingga MRSyx berubah. Jumlah Y
yang ingin dikorbankan menurun ,karena jumlah Y yang dimiliki makin sedikit (langka)
Y Y
*A
*A *B
IC2 *C
B *c IC3
IC1 IC2
IC1
0 x 0 x
(a) (b)
( lihat gambar )
Pada (a) IC1 dan IC2 berpotongan di titk B ,berarti IC1 = IC2.Dititik C ( IC2 >IC1) pada titik A (IC1>IC2).Keadaan
itu tidak sesuai dengan asumsi transitivitas yang mengatakan “ bila A > B dan B > C,maka A > C, Asumsi
Transitas hanya terpenuhi bila IC1 dan IC2 tidak saling berpotongan ( seperti pada (b))
Garis anggaran ( budget line ) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang
membutuhkan biaya (anggaran ) yang sama besarnya Mis. Garis anggaran dinotasikan BL sedangkan harga P
sehingga Px untuk X dan Py untuk Y ) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q ( Qx untuk x dan Qy untuk
Y ) maka:
Y1
BL = PxQx = Py Qy
Y2
Y3
0 x1 x2 x3 x
Kemiringan (slope) kurva BL adalah negative yang merupakan rasio Px dan Py dan dapat
dilihat bahwa Oy sama dengan besarnya pendapatan ( M ) dibagi harga Y , sedangkan Ox sama
dengan besarnya pendapatan (M) dibagi harga X. Sehingga slope kurva garis anggaran adalah
Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli , diukur dari besarnya luas
bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran ,Bila luas bidang segitiga makin
luas,maka daya beli meningkat. Begitu juga sebalik nya.
Harga X turun
Harga
0 (a) 0 (b)
Pengaruh perubahan harga terhadap grs anggaran Pengaruh Perubahan Pendapatan thdp grs anggaran
Pada gambar ( a ) diatas menunjukkan jika harga X turun , dengan jumlah pendapatan nominal yang sama
jumlah X yang dapat dibeli makin banyak ( pendapatan nyata meningkat ) sehingga kurva garis anggaran yang
sekarang BL2 . Jika harga X naik, garis anggaran yang baru adalah BL3, di mana pendapatan nyata menurun
Pada gambar ( b ) menunjukkan bila pendapatan meningkat berarti daya beli meningkat sehingga kurva garis
anggaran bergeser sejajar ke kanan dan begitu sebaliknya.
Keseimbangan yang dicapai dapat beruba , karena pendapatan nyata berubah . Jika pendapatan
nyata meningkat , konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasannya, atau sebaliknya jika pendapatan
nyata menurun, dengan terpaksa konsumen menurunkan tingkat kepuasannya, yang disesuaikan
dengan kemampuan anggaran yang menurun. Salah satu factor yang dapat mengubah pendapatan
nyata adalah perubahan harga barang .
Jumlah x Jumlah x
X2 X2
X1 x1
0 M1 M2 Pendapatan ( M ) 0 M1 M2
(a) (b )
Gambar (a ) adalah kurva engel untuk barang yang merupakan kebutuhan pokok seperti
bahan makanan pokok.Perubahan pendapatan nominal tidak berpengaruh banyak terhadap
perubahan permintaan .Bahkan jika pendapatan terus meningkat permintaan atas barang tsb
perubahannya makin kecil disbanding perubahan pendapatan .
Gambar (b)adalah Kurva Engel untuk barang yang termasuk barang mewah . Kenaikan
permintaan terhadap barang tersebut lebih besar dibandingkan dengan kenaikan tingkat
pendapatan
3.Pengaruh Substitusi ( Substitution Effect ) dan Efek Pendapatan ( Income Effect)
Jika harga suatu barang turun maka ada dua komponen yang dipengaruhinya yakni :
a). harga relative barang menjadi murah,maka konsumen bergerak pada tingkat
kepuasan yang sama (kurva indiferensi awal ) dan pendapatan nyata diasumsi tetap,
maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi
relative lebih murah dan mengurangi jumlah konsumsi barang yang lebih mahal. Inilah
yang disebut sebagai efek substitusi ( substitution effect ).
b). pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah. Jika
perubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal diasumsi
tetap, akan terlihat efek pendapatan ( income effect )
IC1 IC2
B C
BL1 BL3
0 x1 x2 x3 x
BL2
Efek Total :
Turunnya harga barang “ X “ telah menyebabkan keseimbangan konsumen bergeser dari titik A ke C. Karena
kemampuan meningkat dari BL1 ke BL3, jumlah yang diminta bertambah dari 0x1 ke 0x3. Pertambahan jumlah
yang diminta sebesar x1 x3 unit merupakan efek total ( ini adalah penjumlahan efek substitusi dan efek
pendapatan )
Efek Substitusi :
Turunnya harga “ X “ membuat harga X relative lebih murah dari pada harga “ y “ ( slop BL3 lebih datar dari
pada BL1 ). Jika konsumen diminta melakukan penyesuaian keseimbangan pada tingkat kepuasan yang sama
(IC1 ) dengan pendapatan nyata tidak berubah , maka titik keseimbangan tercapai di titik “B”yaitu persinggungan
antara IC1 dengan BL2 ( garis putus-putus ) BL2 merupakan garis anggaran yang sama nilainya dengan BL1,
namun kemiringannya berbeda sesuai dengan rasio harga pada BL2. Jumlah X yang diminta menjadi 0x2
(karena harga X sekarang lebih murah ).Pertambahan permintaan terhadap X sebesar X1X2 merupakan “ efek
substitusi .
Efek Pendapatan
Pertambahan jumlah X yang diminta sebesar X2X3 merupakan efek pendapatan . Sebab jika
pendapatan nominal naik ( BL2 terputus-putus) digeser sejajar ke atas BL3 menyinggung IC2 jumlah X
yang diminta bertambah sebanyak X2X3 unit
A IC1
IC2
X3 X2 X1, X
4.Efek total dari kenaikan harga brang X adalah penurunan permintaan sebesar 0X1 -
0X3. Jika konsumen harus melakukan penyesuaian keseimbangan dengan asumsi
tingkat pendapatan dan tingkat kepuasan adalah sama seperti kondisi awal maka
keseimbangan konsumen tercapai di titik B yang merupakan persinggungan BL2 garis
( terputus- putus ) dengan ( IC1 ) Perubahan ratio harga ( harga relatif ) telah
mengurangi jumlah X yang diminta sebanyak X1 X2 . Ini merupakan efek substitusi
.Sedangkan penurunan pendapatan nominal ( yang disebabkan kenaikan harga X ) telah
menurunkan jumlah X yang diminta sebesar X2 X3. Ini merupakan efek pendapatan
1.Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh factor ^s produksi untuk menciptakan barang^s yang diproduksikan perusahaan
tersebut.
Telah dijelaskan bahwa untuk menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu
yakni :
a. Jangka Pendek yaitu jangka waktu mana sebagian factor produksi tidak dapat ditambah
Jumlahnya.
b. Jangka Panjang yaitu Jangka waktu dimana semua factor produksi dapat mengalami perubahan
Singkata A r t I Pengertian
n
TC Total Cost Biaya Total
AFC TFC / Q
AVC = TVC / Q
ATC = TC / Q ATAU
AC = AFC + AVC
5. BIAYA MARGINAL ( MC )
Atau
Jumlah Jumlah Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Tetap Biaya Biaya Total
Pekerja Produksi Tetap Total Berubah Total Marginal Rata-rata Berubah Rata-rata
Total Rata-rata
(1) (2) (3) ( 4 ) ( 5 ) ( 6) ( 7 ) ( 8 ) ( 9)
1. 0 50 0 50 - - - -
2. 2 50 50 100 25 25 25 50
3. 6 50 100 150
4. 12 50 150 200
5. 20 50 200 250
6. 27 50 250 300
7. 33 50 300 350
8. 38 50 350 400
9. 42 50 400 450
10. 45 50 450 500
11. 47 50 500 550
12. 48 50 550 600