Anda di halaman 1dari 32

TEORI EKONOMI MIKRO

by

S.M.SINAMBELA.Drs.MM
I.
MASALAH POKOK EKONOMI

1 Masalah Kelangkaan( Scarcity). 2


BATASAN ILMU EKONOMi Kebutuhan masyarakat :
1.kemampuan untuk membeli.
Adalah suatu studi mengenai tingkah laku individu-s ( permintaan efektif )
dan masyarakat dalam menentukan pilihan,dengan
2.tdk disertai kemampuan.membeli
atau tanpa penggunaan uang,dengan menggunakan
sumber-s daya yang terbatas,tetapi dapat digunakan c. Masalah adanya pilihan ( Choices )
dengan berbagai cara untuk menghasilkan berbagai
jenis barang/jasa dan mendistribusikannya,untuk d.Biaya kesempatan ( Opportunity Cost )
kebutuhan konsumsi,kini dan masa datang bagi yang
membutuhkan.

3. 4. FAKTOR – FAKTOR PRODUKSI .

Adalah

1.Tanah dan Sumber alam

2.Tenaga kerja : - kasar,terampil,


MASALAH-MASALAH EKONOMI.DAN
Terdidik.
KEBUTUHAN UNTUK MEMBUAT PILIHAN
3. Modal.
a.Apa yang harus diproduksi dan berapa banyak.
4. Keahlian Kewirasastaan .
b. Bagaimana memproduksinya
(metode/teknologi)

c. Untuk siapa barang dan jasa diproduksi, maka


seseorang atau perusahaan harus mengambil
keputusan tentang cara yang terbaik untuk
melakukan sesuatu Kegiatan Ekonomi ( barang
dan jasa )
5, Dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang 6.
Jenis^ s Analisis ekonomi
pertama^s harus diperhatikan adalah tujuan ^s
Analisis ekonomi dapat dibedakan kepada tiga golongan yaitu : kebijakan ekonomi yang ingin dicapai adalah :
ekonomi deskriptif ; teori ekonomi dan ekonomi terapan (
*. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat
applied economics )
*. Menciptakan kestabilan harga-harga.
Ekonomi Deskriptif…….yang menggambarkan
keadaan yang sebenarnya wujud dalam *.Mengatasi masalah pengangguran.
perekonomian missL: analisis mengenai
*. Mewujudkan distribusi pendapatan
keadaan petani di Jawa Tengah.
yang merata.
Teori Ekonomi …………pandangan ^ s yang
menggambarkan sifat hubungan yang wujud
dalam kegiatan ekonomi dan ramalan akan
peristiwa yang terjadi apabila suatu keadaan
yang mempengaruhinya mengalami perubahan.
Ekonomi Terapan ( applied economics )
…………..biasa juga diasebut sebagai teori
kebijakan ekonomi yang menelaah tentang
kebijakan yang perlu dilaksanakan untuk
mengatasi masalah^s ekonomi.

7.

SIFAT-SIFAT TEORI EKONOMI

Untuk mengetahui sifat^s umum dari teori^ s ekonomi ada 4 unsur


utama yakni :

Definisi ^ s yang menjelaskan denghan sebaik^s –nya


variable – variable yang sifat hubungannya perlu
dijelaskan.
Sejumlah asumsi^s atau pemisalan^s mengenai
keadaan yang harus wujud
Satu atau beberapa hipotesis mengenai sifat^s
berhubungan diantara berbagai variable yang
dibicarakan.
Satu atau beberapa ramalan mengenai keadan ^ s
yang berlaku.
8 Variabel – variable dimaksudkan untukmenjelaskan tentang bagaimana peruba han suatu factor mempengaruhi
factor lainnya .miss. kalau harga sesuatu barang berubah maka jumlah permintaan terhadap barang itu juga berubah.

Pengertian variable perlu dibedahan antara :endogen dan eksogen. Variabel endogen adalah variable yang
mempengaruhi yang sifatnya diterangkan dalam suatu kasus, sedangkan variable eksogen adalah variable yang
mempengaruhi variable endogen . miss . harga beras di Jawa Tengah,tergantung kepada keadaan iklim di daerah
penanaman yang berlangsung di Jawa Barat.

Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai bagaimana


9. Asumsi atau pemisalan-pemisalan 10.
variable^s tersebut saling ber-interaksi satu sama
Suatu peristiwa banyak dipengaruhi lian.Hal ini dapat dibedakan apakah :a. hubungan
berbagai factor seperti kenaikan harga langsung ( miss:Kalau pendapatan masyarakat
contoh diatas yang mempengaruhi bertambah,maka konsumsi mereka akan bertambah )
perubahan.Tetapi juga perubahan
b. hubungan terbalik (miss: Kenaikan harga yang
pendapatan masyrakat,selera dapat
menyebabkan permintaan menurun.
merubah permintaan.Jadi pemisalan^s juga
dikenal sebagai Ceteris Paribus yang
diartikan bahwa “ hal-hal lain tidak
mengalami perubahan “miss.Sekalipun
harga tetap,namun pendapatan bertambah
maka permintaan akan berubah.

Dengan demikian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang selanjutnya
dibuktikan secara statistic. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan, padat , singkat dan menyatakan
pertautan antara dua variable atau lebih.

Miss. Adanya pengaruh positif antara pengembangan produksi terhadap volume penjualan.
II. ALAT-ALAT ANALISIS DALAM ILMU EKONOMI

Peranan Grafik dan kurva dalam ilmu ekonomi :


Suatu grafik mempunyai dua sumbu yakni : sumbu datar dan sumbu tegak .Pertemuan
kedua sumbu tersebut disebut “origin atau titik asal dan nilainya adalah 0. ( lihat gambar)
Hubungan antara dua variable sbb :

Keadaan Harga Jumlah yang dibeli


(ribu rupiah ) ( Unit )

Variable P A 50 300
B 40 400
0 C 30 600
D 20 1.050
E 10 1.800
variabel. X

Persamaan Keseimbangan ( Equilibrium Condition )

Persamaan : Qd = Qs. Qd = Jumlah barang yang diminta.

(Keseimbangan Pasar ) Qs = Jumlah barang yang ditawarkan.

Analisis Grafis : Qd = 20 – 2 P……….Persamaan perilaku

Qs = - 10 + 4 P ……Persamaan perilaku

Keseimbangan tercapai bila Qs = Qd …………. Persamaan keseimbangan. maka

Keseimbanghan Pasar Qd = Qs

20 – 2P = - 10 + 4 P

6 P = 30 P=5

Qd = 20 – 2P = l0 unit
Qs = - 10 + 4 P = 10 unit

Kalau data-data tersebut digambarkan dalam diagram maka akan muncul sbb :

Harga

10

8 Qs = - 10 + 4 p

5 Keseimbangan

2 Qd = 20 – 2 P

0 8 10 16 24 kuantitas

II MEKANISME PASAR : PERMINTAAN DAN PENAWARAN

PERMINTAAN .

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan :

Harga barang itu sendiri;


Harga barang lain yang terkait.
Tingkat pendapatan per-kapita.
Selera atau kebiasaan
Jumlah penduduk
Perkiraan harga dimasa datang
Distribusi pendapatan
Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.

Hal-hal diatas dapat menggeser kurva permintaan, apakah kurva akan bergeser kekiri atau kekanan.

Fungsi Permintaan akan berinteraksi dan dapat dinyatakan dalam hubungan matematis dengan factor-faktor yang
mempengaruhinya. Dengan fungsi permintaan, maka dapat diketahui hubungan antara variable tidak bebas
( dependent variable ) dengan variable-variabel bebas ( independent variable
Penjelasan ini dapat dituliskan dalam bentuk persamaan matematis yang menjelaskan hubungan antara tingkat
permintaan dengan factor-faktor yang mempengaruhi permintaan sbb :

Dx = f ( Px, Py, Y/cap…… Dx = Permintaan akan barang X

Px = Harga ; Py = Harga Y ( barang substitusi atau komplemen )

Y/cap = Pendapatan perkapita.

Daftar permintaan ialah suatu tabel yang memberi gambaran dalam angka-angka tentang hubungan antara harga
dan jumlah barang yang diminta masyarakat ; missalnya ;

Keadaan Harga( Rupiah ) Jumlah yang diminta ( Unit )


P 5.000. 200.
Q 4.000 400
R 3.000 600
S 2.000 900
T 1.000 1.300

Dengan menggunakan data diatas kita dapat menggambarkan angka ^s dan huruf tersebut pada kurva permintaan
berikut :

Harga (ribuan rupiah )

5* P

4 * *Q

3 * R

2 *S

1 * D

0 200 600 1.050 1.400

Permintaan Perseorangan dan Permintaan Pasar.

Permintaan terhadap sesuatu barang dapat dilihat dari dua sudut yaitu permintaan yang dilakukan
oleh seseorang/individu dan permintaan yang dilakukan olio semua orang dalam pasar Oleh karena itu dalam
analisis ,perlu dibedakan antara: kurva permintaan perseorangan dan kurva permintaan pasar .Tabel berikut
menggambarkan hal tersebut :
Jumlah yang diminta sebulan ( dalam Kilogram )

Harga (Rp) Permintaan Ali Permintaan Badu Permintaan Pasar


5.000 10 + 10 = 20
4.000 15 + 15 = 30
3.000 30 + 20 = 50
2.000 50 + 30 = 80
1.000 70 + 45 = 115

PENAWARAN .

PENENTU - PENENTU PENAWARAN :

Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga
ditentukan oleh berbagai factor .a.l. :
*. Harga barang itu sendiri
* Harga barang - barang lain
* Biaya Produksi
* Tujuan – tujuan operasi perusahaan tersebut.
* Tingkat teknologi yang digunakan.

1. HUBUNGAN ANTARA HARGA DAN PENAWARAN .

Harga sesuatu barang selalu dipandang sebagai factor yang sangat penting dalam
menentukan penawaran barang tersebut. .
Hukum Penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu
barang , semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual,dan
sebaliknya semakin rendah harga sesuatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut
ditawarkan.
Hal itu dapat terlihat pada tabel berikut :

Keadaan Harga Jumlah yang ditawarkan ( Unit )

5.000 900
4.000 8oo
3.000 600
2.oo0 375
1.000 100
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurva penawaran adalah suatu kurva yang
menunjukkan hubungan diantara

4- D *harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang yang ditawarkan itu.

Dari data tabel diatas dapat digambarkan pada kurva berikut :

4-

3 C

2- B *

A *
0- S

‘ ‘

2. PENENTUAN HARGA DAN JUMLAH YANG DIPERJUAL BELIKAN

Harga sesuatu barang dan jumlah barang itu yang diperjual belikan , ditentukan oleh permintaan

dan penawaran barang tersebut.. Oleh karena itu keadaan disuatu pasar dikatakan keseimbangan atau
ekuilibrium apabila yang ditawarkan para penjual pada suatu harga tertentu adalah sama dengan jumlah
yang dimintaJumlah
Harga (Rp )
para pembeli pada harga itu..
yang diminta
Contoh berikut dapat menjelaskannya
Jumlah yang ditawarkan
:
Sifat Interaksi

5.000 200 900

Kelebihan penawaran

4.000 400 800

3.000 600 600 Keseimbangan


5.000 200 900
2.000 900 375 Kelebihan

Kelebihan permintaan

1.000 1.300 100


4.000 400

3. Harga Keseimbangan

Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin
menambah atau mengurangi jumlah yang di konsumsi dan dijual atau permintaan sama dengan
penawaran . Jika harga ,dibawah harga keseimbangan , terjadi kelebihan permintaan .Sebaliknya jika
harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran .atau jumlah penawaran
meningkat, , maka jumlah permintaan menurun.

Contoh Kasus Pasar Mobil .

Permintaan : Qd = 200 – 10 P Qd dan Qs = ribu unit per tahun

Penawaran : Qs = - 40 + 5P P = puluh juta rupiah per unit.

Keseimbangan Pasar

Qd = Qs.

200 - 10 P = - 40 + 5 P

240 = 15 P

P = 16

Qd = 200 - 10 ( 16 ) = 40

Qs = - 40 + 5 ( 16 ) = 40

Keseimbangan terjadi pada saat harga mobil Rp.160 juta per unit. Saat itu jumlah
permintaan sama dengan jumlah penawaran yaitu 40.000 unit mobil per-tahun.Jika
harga mobil ditetapkan Rp.150 juta per-unit ( dibawah harga keseimbangan ) maka
akan terjadi kelebihan permintaan sebanyak 15.000 unit pertahun,dan jika harga
mobil ditetapkan Rp.170 juta per-unit (diatas harga keseimbangan ) terjadi
kelenbihan penawaran sebanyak 15.000 unit mobil per-tahun.

4. Perubahan Keseimbangan Pasar.

Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahan di sisi permintaan


dan atau penawaran dan jika factor yang menyebabkan perubahan adalah harga,
maka keseimbangan akan kembali ke keadaan awal .Tetapi jika yang berubah
adalah factor seperti teknologi untuk sisi penawaran, atau pendapatan untuk sisi
permintaan , maka keseimbangan tidak kembali ke titik awal .
555
5. Kegagalan Pasar disebabkan :

a. Informasi tidak sempurna ( incomplete Information )

b.Daya monopoli ( Monopoly Power ).

c. Eksternalitas(Externality) adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati/diderita pelaku ekonomi


sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi lain.

d . Barang publik ( Public Goods ) barang-barang yang diperlukan yang bersifat pribadi ( private)

e. Barang Altruisme ( Altruisme Goods )barang-barang berdasarkan sukarela karena rasa kemanusiaan.
Miss. Supply darah adalah dasar rasa kemanusiaan.

6. Kegagalan pasar sering menuntut campur tangan/intervensi pemerintah .

.
Tujuan dilakukannya campur tangan pemerintah adalah :

*. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan eksploitasi
dapat dihindarkan .

*. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan
stabil.

*, Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan^s besar yang dapat


mempengaruhi pasar , agar mereka tidak menjalankan praktek monopoli yang merugikan.

*. Menyediakan barang public (public goods ) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

*. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari
atau dikurangi.

Kontrol Harga
Tujuan control harga adalah melindungi konsumen atau produsen . Bentuk control harga
yang paling umum digunakan adalah penetapan harga dasar ( floor price ) dan harga
maksimum ( celling price )

Harga Dasar . Harga dasar adalah tingkat harga minimum yang diberlakukan oleh
pemerintah dimana bila pemerintah menetapkan harga dasar gabah Rp.6.000/kg,,pembeli
harus membeli gabah dari petani dengan harga serendah-rendahnya Rp.6.000/kg.
Harga Tertinggi ( Celling Price ) adalah batas maksimum harga penjualan oleh produsen .
di Indonesia yang paling terkenal misalnya penetapan harga patokan setempat ( HPS )
untuk semen. Tujuan penetapan harga tertinggi umumnya adalah agar harga produk
dapat terjangkau oleh konsumen yang daya belinya kurang

a. TARIF DAN KUOTA .


Dalam system perekonomian yang terbuka ( pasar bebas ), maka harga barang yang
berlaku adalah harga internasional dan yang senantiasa menjadi kendala apabila harga
dalam negeri lebih tinggi dari pada harga internasional. Sebab mekanisme pasar bebas
bila sesuatu produksi didalam negeri kurang maka akan dilakukan impor. Walaupun dari
sudut konsumen hal ini menguntungkan ( ada yang dipilih ) , tetapi demi melindungi
industry dalam negeri, pemerintah menempuh kebijaksanaan proteksi dengan
memberlakukan tariff ( pajak impor dan kuota impor atau pembatasan jumlah
impor ).sebagai terlihat berikut

Harga D

Po C

Tarif/Unit A B D

Pw

0 Qs0 Qs1 Qd1 Qd0 Kuantitas

Dengan harga internasional setingkat Pw.tingkat impor mencapai sejumlah Qd0 – Qs0. Untuk
melindungi industry dalam negeri, pemerintah menetapkan tariff sebesar T per-unit impor. Harga
dalam negeri meningkat menjadi P+, dan impor pun berkurang menjadi Qd1 - Qs1 unit. Bagi
produsen domestic, kebijakan ini menambahkan keuntungan mereka sebesar ruang A. Tetapi
konsumen domestic mengalami kerugian sebesar ABDC .Sedangkan “D” merupakan penerimaan
pajak pemerintah.Jika pemerintah memberlakukan kuota impor, “ D “ merupakan keuntungan yang
diperoleh produsen asing, sehingga kerugian domestic neto adalah B+C+D

b. Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar ( Parsial )

Pengaruh Pajak terhadap keseimbangan pasar (parsial ) sangat tergantung pada jenis pajaknya, apakah pajak
per-unit atau persentase Misalnya contoh kasus :

: Permintaan Q = 30 – 6 P atau P = 5 - 1/6 Q

Penawaran Q = - 10 + 4 P atau P = ¼ Q + 2 ½

Keseimbangan awal : Permintaan = Penawaran

30 – 6 P = - 10 + 4 P

10 P = 40

P = 4

Q = 30 – 6 P

= 30 – 6 ( 4 )

= 6 unit .

Keseimbangan awal terjadi pada saat jumlah output adalah 6 unit dengan harga jual 4 per-unit

Jika pemerintah menetapkan pajak penjualan kepada produsen sebesar 1 ¼ per unit
maka :
Harga jual setelah pengenaan pajak ( Pt ) adalah harga jual mula-mula ( P ) ditambah pajak
per.unit .( 11/4 per. Unit )

Pt= P + T

=( ¼Q+2½ )+1¼

= ¼Q=3¾

atau ¼ Q = - 3 ¾ + P

Q = - 15 + 4 P

Keseimbangan baru menjadi : Permintaan = Penawaran


30 – 6 P = - 15 + 4 P

10 P = 45 P = 4.5 Q

Q = 30 – 6 ( 4.5 ) = 3 uni.t

Besarnya pajak yang diterima pemerintah adalah jumlah output X pajak per unit atau

Penerimaan Pajak = 3 ( 1 ¼ ) = 3 ¾ .

. Jika pemerintah menetapkan pajak sebesar 20 %

Pengaruh terhadap sisi penawaran : Pt = P ( 1+ r ) dimana r adalah persentase pajak

Pt = ( ¼ Q + 2 ½ ) 1,2

= ( 0,3 Q + 3 ) atau 0,3 Q = - 3 + P

Q = - 10 + 3 1/3 P .

Keseimbangan baru …………… Permintaan = Penawaran

30 - 6 P = - 10 + 3 1/3 P

9 1/3 P = 40

P = 120/ 28 = 4 2/7

Q = 30 – 6 P

= 4 2/7 unit .

Penerimaan pajak = 20 % x ( P x Q )

= 20 % x ( 4 2/7 x 4 2/7 )

= 3,7 .

Jika pemerintah menerapkan subsidi sebesar 1 1/4 per-unit yang diberikan kepada sisi
penawaran , maka penawaran setelah subsidi adalah :

Ps = P + s = P + ( -T)

4 P = - Ps = ( ¼ Q + 2 ½ ) + ( - 1 ¼ )

=. ¼ Q + 1 ¼

¼ Q = 1 ¼ + Ps .
Q=-5+4 P

Keseimbangan setelah susidi ( E1) Permintaan = Penawaran

30 – 6 P = - 5 + 4P

10 P = 35

P = 3.5

Q = 30 – 6 P

= 30 – 6 ( 3.5 )

= 9 unit.

Keseimbangan pasar karena ada subsidi adalah :

Jumlah output = 9 unit, dengan harga jual 3,5 per-unit.

Besarnya subsidi yang harus disediakan pemerintah adalah jumlah output ( Q ) dikalikan dengan
subsidi per – unit sehingga menjadi 9 x 1 ¼ = 11 ¼

V. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Koefisien Elastisitas Permintaan Harga .

Dalam analisis,elastisitas permintaan harga lebih kerap dikenal sebagai elastisitas


permintaan . Nilai perbandingan antara persentasi perubahan yang diminta dengan
persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan .
Ada dua cara untuk menghitung koefisien elastisitas permintaa

Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta


Rumus untuk penghitungan koefisien elastisitas permintaan
Ed =

Persentasi perubahan harga

Q1 - Q

atau Ed = Q

P1 - P INILAH YANG DISEBUT

P RUMUS TITIK TENGAH

P
Contoh Harga Menurun : Pada waktu harga beras adalah Rp.4.000/kg beras yang dibeli konsumen
adalah 10.000 kg dan pada waktu harga beras Rp.3.000/ kg beras yang dibeli konsumen mencapai
15.000 kg. Ditanya : Bagaimana elastisitas permintaan beras tsb ?. (dengan menggunakan Rumus
diatas )

Jawab 15.000 - 10.000

Ed = 10.000 5.000

3.000 - 4.000 = 10.000 = 1/2 = -2

4.000 - 1.000 -1/4

4.000

Contoh harga meningkat :

10.000 - 15. 000 - 5.000

Ed = 15.000 Ed = 15.000 Ed = - 1/3 = -1

4.000 - 3.000 1.000 1/3

3.000 3.000

Namun untuk menyederhanakan perhitungan tersebut ada cara Menghitung Koefisien Elastisitas Yang
Disempurnakan yakni seperti Rumus berikut

Contoh : pergunakan angka-angka diatas.

15.000 - 10.000

Ed = ( 10.000 + 15.000 )/ 2
Q1 - Q
3.000 - 4.000
Q1 - Q
( 4.000 + 3.000 )/2
( Q + Q1 )/ 2

Ed = P1 - P
= 5.000
( P + P1 )/ 2
12.500

- 1000

350

= 2/5 = - 1.4.
-2/7

Elastisitas Sepanjang Kurva Permintaan Garis Lurus

Dalam satu kurva permintaan yang berbentuk garis lurus, koefisien elastisitasnya adalah
berbeda-beda diberbagai tingkat harga.

Pada tabel dibawah ini juga dihitung koefisien elastic permintaan untuk empat perubahan harga sbb :

*. Apabila harga berubah dari Rp.1.000 menjadi Rp.800 ( keadaan I )

*. Apabila harga berubah dari Rp.800 menjadi Rp.600 ( keadaan II )

*. Apabila harga berubah dari Rp.600 menjadi Rp. 400 ( keadaan III )
*. Apabila harga berubah dari Rp.400 menjadi Rp. 200 ( keadaan IV )

Daftar permintaan terhadap barang batu battery

Harga Jumlah yang diminta Keadaan permintaa Koefisien elastic

( Rp ) ( buah battery )

1.000 2.000 2.000/3.000 = 2/3


I Ed = 200/ 900 2/9 =3

800 4.000

II Ed = 2.000/ 5.000 = 2/5 = 1.4

600 6.000 200/700 2/7

III. Ed = 2.000/ 7.000 = 2/ 7 = 5/7

400 8.000 200/ 500 2/5

IV. Ed = 2.000 / 9.000 = 2/9 = 1/3


200 10.000 200/300 2/3

Dalam perhitungan diatas digunakan Rumus yang telah disempurnakan , yaitu Rumus Tengah.

FAKTOR – FAKTOR PENENTU ELASTISITAS PERMINTAAN

*. Tingkat kemampuan barang- barang lain untuk menggantikan barang tsb.

*. Persentasi Pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang –s tsb.

*. Jangka waktu untuk merundingkan menganalisis manfaat dari barang-s tsb.

ELASTISITAS PENAWARAN

Perlu diingat bahwa perubahan harga akan mengubah penawaran . Oleh sebabitu konsep elastisitas
ini juga dapat digunakan untuk menerangkan perubahan penawaran .
Elastisitas permintaan mengukur responsif permintaan yang ditimbulkan oleh perubahan harga.
Sedangkan elastisitas penawaran mengukur responsive penawaran sebagai akibat perubahan harga.

\ KOEFISIEN ELASTISITAS PENAWARAN .

Koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan menggunakan Rumus :

Es = Persenntasai perubahan jumlah barang yang ditawarkan

Persentasi perubahan harga

atau

Qb = jumlah baru barang yang ditawarkan Qb - Qa

Qa = jumlah barang asal yang ditawarkan. Es = Qa

Pb = tingkat harga yang baru Pb - Pa

Pa = tingkat harga asal Pa

Koefisien elastisitas penawaran yang dihitung dengan rumus ini juga akan menggunakan

Rumus Titik Tengah


( Seperti rumus tengah pada elastisitas permintaan )

Faktor – factor yang mempengaruhi Elastisitas Penawaran yakni :

Sifat Perubahan Biaya Produksi


Jangka waktu Analisis :
Masa sangat singkat’ tdk dpt menambah jumlah yang
ditawarkannya,
Jangka pendek – kapasitas alat^s produksi tidak dapat
ditambah.

VI. TEORI PERILAKU KONSUMEN

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN

Para ekonom berpendapat bahwa ilmu ekonomi moder menganalisis masalah ekonomi
lepas dari pertimbangan moralitas dan agama. Gejala-gejala yang diamati dijelaskan
dengan logika Miss. Mengapa di Negara-^s maju atau kaya, setiap keluarga umumnya
memiliki sedikit anak, sedangkan dinegara yang belum maju, umumnya banyak.Mengapa
orang^s yang berpendidikan tinggi,menghabiskan banyak uang untuk membeli informasi
(buku,Koran,internet ) dibandingkan dengan orang^s yang mengembangkan pemahaman
^s dan analisis ekonomi mikro untuk mengamati perilaku konsumen dan produsen.

Teori nilai guna ( Utiliti )

Pengertian dan Asumsi - Asumsi Utama.

Yang ingindicapai oleh Konsumen adalah kepuasan yang maksimum melalui :


Barang ( commodities ) adalah benda atau jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh
manfaat ( asal bukan penyakit ) . atau kegunaan .Bila seorang mengonsumsi lebih dari
satu barang makin besar manfaat yang diperolehnya
Utilitas ( Utility ) adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang.Utilitas
merupakan ukuran manfaat suatu barang yang digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan oleh konsumen.

Total Utility/ TU adalah manfaat total yang diperoleh dari seluruh barang yang dikonsumsi

Marginal Utility/ MU adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi
sebanyak satu unit barang .
Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun ( The Law of Diminishing Marginal
Utility ) dimana pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi
tambahan utilitas yang makin besar, gtetapi makin lama pertambahan itu bukan saja
makin menurun, bahkan menjadi negatif
Konsistensi Preferensi ( Transitivity ) berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun
prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan .
Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen yaitu :
Lebih suka ( prefer ) dan
Sama-sama disukai ( indifference )
Syarat lain agar perilakunya dapat dianalisis, konsumen harus memiliki konsistensi
preferensi. Bila barang X lebih disukai dari Y ( X > Y ) dan barang Y lebih disukai dari Z ( Y
> Z ), maka barang X lebih disukai dari Z ( X > Z ). Konsep ini disebut transitivitas
( transitivity )

Teori Kardinal ( Cardinal Theory )

Teori ini menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal,sebagaimana kita
menghitung berat dengan kilogram ,panjang dengan centimeter atau meter..Sedangkan
satuan ukuran kegunaan ( utility ) adalah util Keputusan untuk mengonsumsi suatu
barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang
harus dikeluarkan .Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total
( TU ) . Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut
utilitas marjinal ( MU ).
Miss. Tabel berikut : Ahmad ingin membeli baju yang harga per helainya Rp. 25.000

Utilitas Total dan Utilitas Marjinal dari Mengonsumsi Baju .

Harga Baju Jumlah Baju Uang yang harus Kegunaan Tambahan

Per helai (Rp) yang dikonsumsi dikeluarkan ( Rp ) Total /TU kegunaan /MU

( util ) ( util )

25.000 1 25.000 50.000 50.000

25.000 2 50.000 125.000 75.000

25.000 3 75.000 185.000 60.000

25.000 4 100.000 225.000 40.000

25.000 5 125.000 250.000 25.000

25.000 6 150.000 250.000 25.000

25.000 7 175.000 225.000 -50.000

25.000 8 200.000 225.000 - 100.000

Bagi Ahmad , baju pertama nilai kegunaannya jauh lebih besar dibanding uang yang harus dikeluarkan . Hanya dengan
Rp.25.0000 diperoleh kegunaan 50.000 util .Karenanya dia mau menambah konsumsi bajunya dan baju yang ke 2
memberi tambahan kegunaan ( MU ) lebih besar d/p yang pertama yaitu 75.000 util ,yang berarti kegunaan total ( TU )
menjadi 125.000 util.Namun setelah baju ke 5 penambahan konsumsi tidak menambah TU, bahkan menurunkan
TU karena MU sudah menjadi negative ( < 0 )

Dari tabel dan kurva dibawah ini dapat disimpulkan bahwa Ahmad akan berhenti mengonsumsi pada baju yang ke 5. Jika
dia menambah jumlah baju yang dikonsumsi tidak akan berakibat menambah TU, bahkan menguranginya. Ahmad juga
akan berhenti mengonsumsi pada saat harga baju ( Rp.25.000 )sama dengan nilai utilitas marjinal ( 25.000 util ).

MU = P……………………………….
Prinsip ini berlaku untuk semua barang, sehingga konsumen akan mencapai kepuasan maksimum pada saat :

MUx = Px . dimana MUx = tambahan kegunaan “ x “

Px = harga “ x “

Kurva-kurva Utilitas Total dan Utilitas Marginal

Util

175 *

150 *

125 *

100 * TU

75 * A

50 *

25 * MU = 0 ; TU maks

0 1 2 3 4 5 6 7 8 Baju

MU

Teori Ordinal ( Ordinal Theory )

Kurva Indiferensi ( Indifference Curve )

Menurut teori ini Kegunaan tidak dapat dihitung , hanya dapat dibandingkan sebagai
mana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang . Untuk menjelaskan
pendapatnya Teori Ordinal menggunakan kurva indiverensi ( indifference curve ) dimana
kurva ini adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dari dua macam
barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen .
Suatu kurva indiverensi atau sekumpulan kura indiverensi ini ( yang disebut peta
indiferensi atau indifferency map) hanya mungkin dihadapi seorang konsumen .
Misalnya . Ali mengkombinasikan makan bakso dengan makan sate :
Nilai kepuasan Dari Makan Bakso dan Makan Sate.

Makan Bakso Makan Sate Nilai Kepuasan

( mangkok per bulan ) ( porsi per bulan )

25 kali 4 porsi 100

20 kali 5 porsi 100

10 kali 10 porsi 100

5 kali 20 porsi 100

4 kali 25 porsi 100

Kurva Indifference ( Indifferan curva )

Makan Bakso

25

20

U=X,Y

10

0 4 5 10 15 20 25 makan sate

U = Tingkat kepuasan X = Makan Bakso ( mangkok per bulan ) Y = Makan sate (porsi perbulan )
ASUMSI-ASUMSI KURVA INDIFERENSI .

1. ).Semakin Jauh Kurva Indiferensi dari titik origin, semakin tinggi kepuasannya

Asumsi ini penting agar konsumen dapat membandingkan pilihannya terpenuhi. Kumpulan
kurva indiverensi ( dinamakan peta indiferensi atau indifference map)mengatakan bahwa
makin kekanan atas, tingkat kepuasannya makin tinggi .

Y IC2 IC3

IC1

0 x

2. ). Kurva indiferensi menurun dari kiri atas ke kanan bawah ( downward sloping) dan
Cembung ke titik origin ( convex to origin )
Asumsi ini menggambarkan adanya kelangkaan , dimana bila suatu barang makin langka ,
harganya makin mahal . Hal ini dijelaskan dengan konsep Marginal Rate of Substitution )
yaitu berapa banyak barang “Y” harus dikorbankan untuk menambah 1 unit barang “ X “
demi menjaga tingkat kepuasan yang sama .Spt berikut :

Marginal Rate of Substitution ( MRS ) ( lihat bawah)

Y1 *
- 3
1
Y2 * -2
1
tambahan satu unit x adalah OY1 – OY2,sehingga besarnya MRSyx adalah -(OY1-OY2)/
(OX1-OX2 ).Pada saat ingin menambah 1 unit X lagi ( dari OX2 ke OX3 ), jumlah Y yang
ingin dikorbankan menjadi lebih kecil ( OY2 - OY3 ), sehingga MRSyx berubah. Jumlah Y
yang ingin dikorbankan menurun ,karena jumlah Y yang dimiliki makin sedikit (langka)

3.). Kurva indiferen yang tidak berpotongan.


Asumsi ini penting agar asumsi transitivitas terpenuhi
a. Posisi Kurva^s Indiferensi Dikaitkan dengan Konsistensi Preferensi ( Transitivitas )

Y Y

*A

*A *B

IC2 *C

B *c IC3

IC1 IC2
IC1

0 x 0 x

(a) (b)

( lihat gambar )

Pada (a) IC1 dan IC2 berpotongan di titk B ,berarti IC1 = IC2.Dititik C ( IC2 >IC1) pada titik A (IC1>IC2).Keadaan
itu tidak sesuai dengan asumsi transitivitas yang mengatakan “ bila A > B dan B > C,maka A > C, Asumsi
Transitas hanya terpenuhi bila IC1 dan IC2 tidak saling berpotongan ( seperti pada (b))

b. Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve )

Garis anggaran ( budget line ) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang
membutuhkan biaya (anggaran ) yang sama besarnya Mis. Garis anggaran dinotasikan BL sedangkan harga P
sehingga Px untuk X dan Py untuk Y ) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q ( Qx untuk x dan Qy untuk
Y ) maka:

BL = (Px.Qx ) + (Py. Qy)


Y

Y1

BL = PxQx = Py Qy

Y2

Y3

0 x1 x2 x3 x

Kemiringan (slope) kurva BL adalah negative yang merupakan rasio Px dan Py dan dapat
dilihat bahwa Oy sama dengan besarnya pendapatan ( M ) dibagi harga Y , sedangkan Ox sama
dengan besarnya pendapatan (M) dibagi harga X. Sehingga slope kurva garis anggaran adalah

Px.X1 + Py .Y1 = Px.X2 + Py .Y2 = Px.X3 + Py.Y3

c. ) Perubahan Harga Barang dan Pendapatan.

Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli , diukur dari besarnya luas
bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran ,Bila luas bidang segitiga makin
luas,maka daya beli meningkat. Begitu juga sebalik nya.

PERUBAHAN GARIS ANGGAR


Y y

Pendapatan nominal naik

Harga X turun

Harga

X naik BL1 Pendapatan Nominal

BL3 Bl2 Turun

BL3 BL1 BL2

0 (a) 0 (b)

Pengaruh perubahan harga terhadap grs anggaran Pengaruh Perubahan Pendapatan thdp grs anggaran
Pada gambar ( a ) diatas menunjukkan jika harga X turun , dengan jumlah pendapatan nominal yang sama
jumlah X yang dapat dibeli makin banyak ( pendapatan nyata meningkat ) sehingga kurva garis anggaran yang
sekarang BL2 . Jika harga X naik, garis anggaran yang baru adalah BL3, di mana pendapatan nyata menurun

Pada gambar ( b ) menunjukkan bila pendapatan meningkat berarti daya beli meningkat sehingga kurva garis
anggaran bergeser sejajar ke kanan dan begitu sebaliknya.

d. Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang .

Keseimbangan yang dicapai dapat beruba , karena pendapatan nyata berubah . Jika pendapatan
nyata meningkat , konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasannya, atau sebaliknya jika pendapatan
nyata menurun, dengan terpaksa konsumen menurunkan tingkat kepuasannya, yang disesuaikan
dengan kemampuan anggaran yang menurun. Salah satu factor yang dapat mengubah pendapatan
nyata adalah perubahan harga barang .

1. Kurva Harga Konsumsi ( Price-Consumtion Curve )


Perubahan harga salah satu barang menyebabkan rasio harga berubah.Akibatnya barang yang
harganya turun atau naik menjadi relative lebih murah atau mahal dibanding barang lainnya.
Perubahan ini menyebabkan pendapatan nyata berubah walaupun pendapatan nominal (money
income tidak berubah ) .Perubahan^ s tersebut disebut sebagai “ Kurva Harga Konsumsi atau
Price Consumption Curve = PCC).
Price-Consumption Curve dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan ( lokus ) titik^s
keseimbangan konsumen pada berbagai ratio harga sebagai akibat perubahan harga suatu
barang dimana pendapatan nominalnya tetap
Keseimbangan awal ada pada titik A. Bila harga barang X turun, maka pendapatan nyata meningkat , dengan
ditunjukkan oleh BL2 dan BL3. Keseimbangan pun berubah dari titik A ke titik B dan titik C. Demikian halnya
dengan kombinasi konsumsi.Jika titik^s keseimbangan tersebut dihubungkan sehingga membentuk sebuah
garis maka terbentuklah Kurva PCC.

2.Kurva Engel ( Engel Curve )


Kurva ini adalah untuk mengklarifikasikan dengan jelas apakah sesuatu barang
merupakan barang kebutuhan pokok atau barang mewah yang juga mencoba melihat
hubungan antara tingkat pendapatan dengan tingkat konsumsi. Bila tingkat permintaan
diturunkan dari Price-Consumption Curve (PCC), Kurva Engel diturunkan dari Kurva
Pendapatan Konsumsi atau Income Consumption Curve ( ICC ) seperti terlihat pada
gambar berikut :
KURVA ENGEL

Jumlah x Jumlah x

X2 X2

X1 x1

0 M1 M2 Pendapatan ( M ) 0 M1 M2

(a) (b )

Barang Kebutuhan Pokok Barang mewah

Gambar (a ) adalah kurva engel untuk barang yang merupakan kebutuhan pokok seperti
bahan makanan pokok.Perubahan pendapatan nominal tidak berpengaruh banyak terhadap
perubahan permintaan .Bahkan jika pendapatan terus meningkat permintaan atas barang tsb
perubahannya makin kecil disbanding perubahan pendapatan .

Gambar (b)adalah Kurva Engel untuk barang yang termasuk barang mewah . Kenaikan
permintaan terhadap barang tersebut lebih besar dibandingkan dengan kenaikan tingkat
pendapatan
3.Pengaruh Substitusi ( Substitution Effect ) dan Efek Pendapatan ( Income Effect)

Jika harga suatu barang turun maka ada dua komponen yang dipengaruhinya yakni :
a). harga relative barang menjadi murah,maka konsumen bergerak pada tingkat
kepuasan yang sama (kurva indiferensi awal ) dan pendapatan nyata diasumsi tetap,
maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi
relative lebih murah dan mengurangi jumlah konsumsi barang yang lebih mahal. Inilah
yang disebut sebagai efek substitusi ( substitution effect ).
b). pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah. Jika
perubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal diasumsi
tetap, akan terlihat efek pendapatan ( income effect )

Efek Substitusi dan Efek Pendapatan ( Kasus Harga Turun )

IC1 IC2

B C

BL1 BL3

0 x1 x2 x3 x

BL2

Efek Total :

Turunnya harga barang “ X “ telah menyebabkan keseimbangan konsumen bergeser dari titik A ke C. Karena
kemampuan meningkat dari BL1 ke BL3, jumlah yang diminta bertambah dari 0x1 ke 0x3. Pertambahan jumlah
yang diminta sebesar x1 x3 unit merupakan efek total ( ini adalah penjumlahan efek substitusi dan efek
pendapatan )

Efek Substitusi :

Turunnya harga “ X “ membuat harga X relative lebih murah dari pada harga “ y “ ( slop BL3 lebih datar dari
pada BL1 ). Jika konsumen diminta melakukan penyesuaian keseimbangan pada tingkat kepuasan yang sama
(IC1 ) dengan pendapatan nyata tidak berubah , maka titik keseimbangan tercapai di titik “B”yaitu persinggungan
antara IC1 dengan BL2 ( garis putus-putus ) BL2 merupakan garis anggaran yang sama nilainya dengan BL1,
namun kemiringannya berbeda sesuai dengan rasio harga pada BL2. Jumlah X yang diminta menjadi 0x2
(karena harga X sekarang lebih murah ).Pertambahan permintaan terhadap X sebesar X1X2 merupakan “ efek
substitusi .

Efek Pendapatan

Pertambahan jumlah X yang diminta sebesar X2X3 merupakan efek pendapatan . Sebab jika
pendapatan nominal naik ( BL2 terputus-putus) digeser sejajar ke atas BL3 menyinggung IC2 jumlah X
yang diminta bertambah sebanyak X2X3 unit

Efek Total = Efek Substitusi + Efek Pendapatan


X1
X1 X3 = X1 X2 + X2 X3

Perhatikan Gambar Dibawah ini :

A IC1

IC2

BL3 BL2 BL1

X3 X2 X1, X
4.Efek total dari kenaikan harga brang X adalah penurunan permintaan sebesar 0X1 -
0X3. Jika konsumen harus melakukan penyesuaian keseimbangan dengan asumsi
tingkat pendapatan dan tingkat kepuasan adalah sama seperti kondisi awal maka
keseimbangan konsumen tercapai di titik B yang merupakan persinggungan BL2 garis
( terputus- putus ) dengan ( IC1 ) Perubahan ratio harga ( harga relatif ) telah
mengurangi jumlah X yang diminta sebanyak X1 X2 . Ini merupakan efek substitusi
.Sedangkan penurunan pendapatan nominal ( yang disebabkan kenaikan harga X ) telah
menurunkan jumlah X yang diminta sebesar X2 X3. Ini merupakan efek pendapatan

TEORI BIAYA PRODUKSI

1.Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh factor ^s produksi untuk menciptakan barang^s yang diproduksikan perusahaan
tersebut.

a. Biaya eksplisit adalah semua pengeluaran ^s


perusahaan yang berupa pembayaran dengan
uang untuk mendapatkan factor ^s produksi
Biaya Produksi yang dibutuhkan.
b. Biaya tersembunya ( imputed cost )adalah
biaya taksiran pengeluaran terhadap factor ^ s
yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.

Telah dijelaskan bahwa untuk menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dua jangka waktu
yakni :
a. Jangka Pendek yaitu jangka waktu mana sebagian factor produksi tidak dapat ditambah
Jumlahnya.
b. Jangka Panjang yaitu Jangka waktu dimana semua factor produksi dapat mengalami perubahan

BERBAGAI PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK

Singkata A r t I Pengertian
n
TC Total Cost Biaya Total

Total Fixed Cost Biaya Tetap Total


TFC
TVC Total Variabel Cost Biaya Berubah Total
AFC Average Fixed Cost Biaya Tetap Rata-rata

AVC Average Variable Cost Biaya Berubah Rata-rata

ATC Average Total Cost Biaya Total Rata-rata

MC Marginal Cost Biaya Marginal

RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI


JANGKA PENDEK

1..BIAYA TOTAL = TC = TFC + TVC

2. BIAYA TETAP RATA-RATA ( AFC )

AFC TFC / Q

3 ,BIAYA BERUBAH RATA-RATA ( AVC )

AVC = TVC / Q

4. BIAYA TOTAL RATA-RATA ( ATC )

ATC = TC / Q ATAU

AC = AFC + AVC

5. BIAYA MARGINAL ( MC )

MCn = TCn - TCn - 1

Atau

MCn = TCn - TCn-1 / Qn - Q n - 1


Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek

Jumlah Jumlah Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Tetap Biaya Biaya Total
Pekerja Produksi Tetap Total Berubah Total Marginal Rata-rata Berubah Rata-rata
Total Rata-rata
(1) (2) (3) ( 4 ) ( 5 ) ( 6) ( 7 ) ( 8 ) ( 9)

1. 0 50 0 50 - - - -
2. 2 50 50 100 25 25 25 50
3. 6 50 100 150
4. 12 50 150 200
5. 20 50 200 250
6. 27 50 250 300
7. 33 50 300 350
8. 38 50 350 400
9. 42 50 400 450
10. 45 50 450 500
11. 47 50 500 550
12. 48 50 550 600

Anda mungkin juga menyukai