Anda di halaman 1dari 36

BAB I

EKONOMI & KELANGKAAN

A. Teori Ekonomi Mikro

Ilmu Ekonomi adalah suatu telaah mengenai individu-individu dan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan sumberdaya yang terbatas sebagai
konsekuensi dari adanya kelangkaan.

Kelangkaan berarti tidak semua kebutuhan manusia terpenuhi, sehingga memaksa


manusia untuk membuat pilihan. Dengan melakukan pilihan, pemenuhan atas suatu
kebutuhan tertentu memiliki implikasi mengorbankan kebutuhan yang lain.

Dalam anialisis ini teori ekonomi mikro berpijak pada asumsi dasar tentang peserta
pasar sebagai berikut:

 Berperilaku mengikuti keinginan pribadi (self interested behavior)


 Para pelaku ekonomi menjalankan kegiatan ekonomi secara rasional
 Para pembeli berusahan memaksimumkan kepuasan, sedangkan penjual
berupaya memaksimumkan keuntungan
 Bertindak atas dasar kelangkaan sumberdaya (scare resources)

Ilmu ekonomi mikro menganalisis bagian-bagian yang dilakukan oleh unit-unit kecil
dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Pemahaman konsrep dan aplikasi teori ekonomi
mikro memungkinkan para pelaku ekonomi untuk membuat keputusan yang optimal.

Ilmu ekonomi makro merupakan analisis atas keseluruhan kegaiatan perekomiman


yang bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-
unit kecil dalam perekonomian. Tingkat perekonomian ditentukan oleh pengeluaran agrregat
dalam perekonomian yang terdiri dari 4 komponen yaitu:

 Pengeluaran rumah tangga


 Pengeluaran pemerintah
 Pengeluaran swasta
 Ekspor-import

Dalam ekonomi makro dibahas tentang langkah utama pemerintah dalam mengatasi
pengangguran dan inflasi yang dibedakan menjadi dua yaitu kebijakan fiskal & kebijakan
moneter. Dua kebijakan tersebut digunakan pemerintah untuk memcapai beberapa tujuan,
yaitu:

 Untuk mengatasi masalah-masalah pokok ekonomi makro seperti


pengangguran, masalah kenaikan harga-harga, masalah penciptaan pertumbuhan
ekonomi.
 Untuk menjamin agar faktor-faktor produksi digunakan dan dialokasikan secara
efisien.
 Untuk memperbaiki keadaan distribusi pendapatan yang tidak merata

1
Ada dua pernyataan yang dijadikan dasar pembentuksn teori dalam ilmu ekonomi
mikro, yaitu:

1. Pernyataan positif: pernyataan yang berkaitan dengan fakta-fakta yang berlaku


di masyarakat, yang mengandung arti “apakah yang berlaku, atau telah berlaku,
atau akan berlaku”.
2. Pernyataan normatif: suatu pandangan subjektif atau suatu “value judgement”
yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti halnya faktor filsafat, kebuayaan &
agama. Penyataan ini mengandung arti “apakah yang sebaiknya harus berlaku”.

B. Permasalahan Kalangkaan:

Masalah pokok dalam perekonomian timbul karena adanya kelangkaan (scarcity) akibat
dari ketidakseimbangnya antara kebutuhan masyarakat dengan faktor produksi yangt tersedia.
Kebutuhan masyarakat adlah keinginan untuk memperoleh dan mengkonsumsi barang &
jasa. Keinginan ini dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu keinginan yang disertai
kemanpuan membeli (permintaan efektif) dan keinginan yang tidak disertai
kemampuan membeli.

C. Permasalahan Pembuatan Pilihan

Permaslahan pembuatan piihan muncul karena adanya keterbatasan-keterbatasan baik


dalam penggunaan sumberdaya yang ada maupun dalam mengkonsumsi barang yang ada.

1. Dari segi konsumen, persoalan yang dihadapi adalah: dengan menggunakan


pendapatan mereka, barang & jasa apakah dan berapakah jumlahnya agar dapat
memberikan kepuasan maksimum?
2. Dari segi produsen, persoalan yang dihadapi adalah:
a. Jenis, jumlah barang & jasa yang bagaimana yang akan diproduksi dan kombinasi
faktor-faktor produksi seperti apa yang akan digunakan agar biaya produksi
minimum?
b. Tingkat produksi yang memberikan keuntungan paling maksimum?

2
BAB II

ANALISIS PERMINTAAN & PENAWARAN

A. Teori Permintaan & Penawaran

Permintaan dan penawaran suatu barang & jasa berkaitan dengan interaksi antara
pembeli dan penjual di pasar yang akan menentukan tingkat harga yang berlaku & jumlah
barang & jasa yang akan diperjualbelikan.

Analisis permintaan dan penawaran merupakan alat yang penting untuk:

 Memahami respon harga dan kuantitas suatu komoditas terhadap perubahan


variabel-variabel ekonomi.
 Menganalisis interaksi yang kompetitif antara penjual dan pembeli dalam
menghasilkan harga & kuantitas suatu komoditas
 Menunjukkan kebebasan yang diberikan pasar kepada pelaku ekonomi
 Menganalisis efek berbagai intervensi kebijakan pemerintah di pasar.

B. Pasar

Pasar adalah suatu institusi yang pada umumnya tidak berwujud secara fisik yang
mempertemukan penjual dan pembeli suatu komoditas yang diperjualbelikan.

Pasar dimana pembeli dan penjual melakukan interaksi dapat dibedakan menjadi:

1. Pasar komoditas: interaksi antara para pembeli dan penjual dari suatu komoditas
dalam menentukanjumlah dan harga barang/jasa yang diperjualbelikan.
2. Pasar faktor produksi: interaksi para pengusaha (pembeli faktor produksi)
dengan para pemilik faktor produksi untuk menentukan harga (pendapatan) dan
jumlah faktor produksi yang akan digunakan.

C. Teori Permintaan & Kurva Permintaan

Bunyi hukum permintaan:

“semakin tinggi harga suatu barang & jasa maka semakin sedikit jumlah barang &
jasa yang diminta, atau semakin rendah harga barang & jasa maka semakin tinggi jumlah
barang yang diminta, cateris paribus”

Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu komoditas ditentukan oleh


beberapa faktor:

1. Harga komoditas itu sendiri


2. Jumlah penduduk
3. Pendapatan (tergantung jenis barang: inferior, esensial, barang normal, barang
mewah)
4. Harga komoditas lain (subtitusi, komplementer, barang netral)
5. Corak distribusi pendapatan

3
6. Citarasa
7. Ekspektasi dimasa yang akan datang

Bila dinyatakan secara matematik: Qd x=f ( Px , Pop , Income , Py , distI ,citarasa , Exp )

Perubahan kurva permintaan:

 Pergerakan sepanjang kurva (disebabkan perubahan harga, cateris paribus)


 Pergeseran kurva permintaan (disebabkan perubahan faktor non harga)

D. Teori Penawaran & Kurva Penawaran

Bunyi hukum penawaran:

“semakin tinggi harga suatu barang & jasa maka semakin tinggi jumlah barang & jasa
yang ditawarkan, atau semakin rendah harga barang & jasa maka semakin rendah jumlah
barang yang ditawarkan, cateris paribus”

Penawaran komoditas dipengaruhi oleh berbagai faktor:

1. Harga komoditas itu sendiri


2. Harga komoditas lain (subtitusi, komplementer, netral)
3. Biaya produksi
4. Tingkat teknologi
5. Tujuan perusahaan
6. Ekspektasi dimasa yang akan datang

Bila dinyatakan secara matematik: Qd x=f ( Px , Py , Cost ,Tek ,Tuj . P , Exp )

Perubahan kurva permintaan:

 Pergerakan sepanjang kurva (disebabkan perubahan harga, cateris paribus)


 Pergeseran kurva permintaan (disebabkan perubahan faktor non harga)

4
P (USD)

E*

P*

Q (Unit)
Q*

5
BAB III

ELASTISITAS

Kondisi ekonomi dan bisnis selalu mengalami perubahan seperti perubahan


pendapatan, perubahan harga, perubahan pengeluaran iklan dan sebagainya. Perubahan
tersebut dapat bersifat absolut (dalam nilai) dan bersifat relatif (dalam pesen). Khususnya
kepada perubahan harga suatu komoditas, sering kali perubahan tersebut akan mempengaruhi
kuantitas permintaan & penawaran komoditas tersebut, sehingga perlu ada metode
pengukuran yang tepat untuk melihat seberapa jauh reaksi daripada kuantitas permintaan &
penawaran komoditas tersebut.

Elastisitas merupakan suatu ukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana


sensitivitas permintaan & penawaran suatu komoditas terhadap perubahan harga
maupun perubahan faktor-faktor lainnya yang terkait.

A. Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dari jumlah barang yang diminta
sebagai akibat dari perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (cateris paribus).

Secara umum elastisitas permintaan dapat dibedakan menjadi:

 Elastisitas harga (price elasticity of demand)


 Elastisitas silang (cross elasticity of demand)
 Elastisitas pendapatan (income elasticity of demand)

B. Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)

Elastisitas harga (Ep) mengukur persentase perubahan permintaan suatu komoditas


sebagai akibat dari perubahan harga komoditas tersebut sebesar satu persen.

( QD 1 −Q D 0 )
QD0
EP=
%ΔQ %∂Q P1 −P0
Ep= =
%ΔP %∂ P atau P0 → elastisitas titik (point elasticity)

Contoh:

Keadaan Harga (P) QD Keadaan Harga (P) QD


Awal 400 10.000 Awal 300 15.000
akhir 300 15.000 akhir 400 10.000
( 15. 000−10 .000 ) (10 . 000−15 . 000 )
10 . 000 15 .000
EP1 = =−2 EP 2 = =−1
( 300−400 ) ( 400−300 )
400 300

6
Terlihat bahwa nilai EP1 (-2) tidak sama dengan EP2 (-1), padahal data keduanya sama,
hanya sudut pandangnya saja yang berbeda. Oleh karena kelemahan itu maka dibuat cara
perhitungan lain yang akan berada diantara kedua nilai yang dihitung sebelumnya, rumusnya
disebut rumus titik tengah dan elastisitasnya dinamakan elastisitas busur (arc elasticity).

( Q D 1 −Q D 0 )
( Q D 1 +Q D 0 )
2
Ep=
( P1 − P0 )
( P 1 + P0 )
Rumus elastisitas busur: 2

Konsep elastisitas titik digunakan bila harga & kuantitas berubah dlm skala kecil,
sedangkan bila perubahan harga & kuantitas dalam skala besar maka sebaiknya digunakan
elastisitas busur (arc elasticity).

1. Angka Elastisitas Harga (Ep). Adapun klasifikasi elastisitas harga suatu komoditas
mengikuti kaidah:
 Inelastis sempurna (Ep = 0), dalam hal ini perubahan harga sebesar apapun tidak
akan merubah jumlah komoditas yang diminta. Contoh: garam, rokok.
 Elastis sempurna (Ep = ∞ ), dalam kondisi ini perubahan harga sedikit saja
menyebabkan perubahan jumlah komoditas yg diminta tak terhingga besarnya.
 Elastis uniter (Ep = 1), dalam hal ini persentase perubahan harga sama dengan
persentase perubahan jumlah komoditas yang diminta.
 Inelastis (0 < Ep < 1), dalam hal ini persentase perubahan jumlah komoditas
yang diminta kecil daripada persentase perubahan harga.
 Elastis (Ep > 1), dalam hal ini persentase perubahan jumlah komoditas yang
diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga.

P P

Q Q
0 0
a. Inelastis sempurna b. Elastis sempurna

Q
0
c. Elastis uniter

7
P P

Q Q
0 0
d. Inelastis e.Elastis

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga yaitu:

 Tingkat subtitusi. Komoditas-komoditas bersubtitusi cenderung memiliki


elastisitas yang lebih tinggi daripada yang tidak memiliki subtitusi.
 Jumlah pemakai
 Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli komoditas
tersebut
 Jangka waktu
 Kategori suatu komoditas (komoditas kebutuhan pokok, komoditas mewah, dan
sebagainya)
3. Kemiringan garis (slope) dan elastisitas

Kemiringan suatu kurva permintaan umumnya tidak mencerminkan sifat elastisitas


harga komoditas. Anggapan jika kurva permintaan mencerminkan sifat elastisitas akan benar
untuk permintaan yang bersifat elastis sempurna, sedangkan untuk kondisi elastisitas yang
lain umumnya tidak demikian.

Kemiringan kurva (slope) tergantung pada perubahan harga ( ΔP ) dan perubahan


permintaan ( ΔQ ), sedangkan elastisitas tergantung pada persentase perubahan kedua variabel
tersebut ( %ΔP dan %ΔQ ).

Ep= ( ΔQQ )÷( ΔPP )=( ΔQ )


ΔP Q
×
P

ΔQ 1
ΔP = adalah inverse (kebalikan) dari slope = slope

P
Jadi determinan (penentu) elastisitas adalah slope ( ΔP/ ΔQ ) dan Q.

Contoh soal:

Diketahui fungsi permintaan:

QD =150−3 P2 dan P = 5, maka tentukanlah elastisitas permintaannya!

8
Jawab:
2
QD =150−3 P

∂QD
=−6 P
∂P

( )
∂Q D P
Ep= × =−6 P×
∂ P QD
P
150−3 P 2 ( )
=−6 ( 5 )×
5
150−3 ( 25 )
=−2

4. Kaitan antara elastisitas harga (Ep) dengan hasil penjualan (TR)

Kenaikan atau penurunan hasil penjualan ketika terjadi perubahan harga komoditas,
terkait erat dengan elastisitas permintaan terhadap komoditas tesebut. Terdapat tiga hubungan
berbeda antara elastisitas permintaan komoditas dengan hasil penjualan ketika terjadi
perubahan harga:

a. Bagi komoditas dengan Ep < 1 (inelastis), kenaikan harga akan meningkatkan


hasil penjualan dan penurunan harga akan mengurangi hasil penjualan.
b. Bagi komoditas dengan Ep > 1 (elastis), kenaikan harga akan mengurangi hasil
penjualan dan penurunan harga akan meningkatkan hasil penjualan.
c. Bagi komoditas dengan Ep = 1 (elastis uniter), perubahan harga komoditas
tidak akan merubah hasil penjualan.

Contoh soal:

Diketahui: P naik sebesar 75%, menyebabkan TR meningkat sebesar 52%. Hitunglah Ep!

Jawab:

TR0 =P0 ×Q0

TR1 =P1 ×Q1=1 ,52 R 0

=
1,75 P0 Q1 =1,52 P0 Q0

=
1,75Q1 =1,52Q0

=
Q1= ( 11 ,52,75 )Q 0

=
Q1 =0 ,868Q0 → berarti Q = 86,8% dari Q
1 0

ΔQ=Q 1 −Q0 =0 , 868−1=0 ,132 (13,2%)

9
%ΔQ 13 , 2 %
Ep= = =0 , 176
%ΔP 75 % → 0 < 0,176 < 1, maka Ep bersifat inelastis.

C. Elastisitas Silang (Cross Elasticity of Demand)

Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu komoditas


sebagai akibat dari perubahan harga barang lain sebesar satu persen.
ΔQ DX
Q DX 0
Ec=
ΔP Y
PY 0 ∂ Q DX
Ec= ×
PY 0 atau Q DX 0 ∂ PY

Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan barang Y (subtitusi atau


komplementer). Nilai Ec < 0, menunjukkan hubungan keduanya bersifat komplementer,
sedangkan nilai Ec > 0, menunjukkan hubungan keduanya bersifat subtitusi.

D. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity of Demand)

Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur persentase perubahan permintaan suatu


komoditas sebagai akibat dari perubahan pendapatan sebesar satu persen.

Ei=
%∂ Q
=
( ∂ QD
QD0 ) =
I0
×
∂QD

(∂ I I )
%∂ I QD0 ∂I
0

Acuan umum pengelompokan kategori suatu komoditas adalah sebagai berikut:

 Ei < 0 = komoditas inferior


 0 < Ei < 1 = komoditas kebutuhan pokok (essential goods)
 Ei > 1 = komoditas mewah (luxurious goods)

Contoh soal:

Diketahui fungsi permintaan jagung


Q J =0 ,01 I+0,8 PG −0,5 PK −0,2 PJ

QJ =217 ,5 ton, Ei = 4,6, E (JG) = 2,2, Ec (JK) = 1,15


c

Ditanya: I =....? PG =......? PK =......? PJ =........?

I =.........? I=100 .050


∂Q J I PG =.....?
Ep= ×
∂I QJ
∂Q J PG
Ec ( JG )= ×
I ∂ PG QJ
4,6=0 ,01
217 ,5

10
PG PG=598 , 125
2,2=0,8
217 , 5
PK =.....? PJ =.......?

∂QJ PK Q J =0 ,01 I+0,8 PG −0,5 PK −0,2 PJ


Ec ( JK )= ×
∂ PK QJ
217,5 = 0,01 (100.050)+0,8(598,125)-
PK 0,5(500,25)-0,2PJ
−1 ,15=−0,5
217 , 5 217,5 = 1228,875-0,2PJ
PK =500 , 25 PJ = 5056,875

E. Elastisitas Penawaran (Price Elasticity of Supply)

Elastisitas penawaran (Es) mengukur persentase perubahan penawaran suatu komoditas


sebagai akibat dari perubahan harga komoditas tersebut sebesar satu persen. Untuk mencari
elastisitas penawaran terhadap harga dengan cara biasa dipergunakan rumus berikut:

ΔQ S
%ΔQ S Q ∂Q S P
Es= = S = ×
%ΔP ΔP ∂P Q
P

Sedangkan dengan cara titik tengah dipergunakan rumus:

( Q S 1 −Q S 0 )
( Q S 1 +Q S 0 )
2
Es=
( P1 −P 0 )
( P1 + P 0 )
2

Karena kurva penawaran pada umumnya memiliki kemiringan yang positif maka tanda
elastisitas penawarannya positif.

1. Angka Elastisitas penawaran (Es)

Adapun klasifikasi elastisitas penawaran suatu komoditas mengikuti kaidah:

 Inelastis sempurna (Ep = 0), dalam hal ini perubahan harga komoditas tidak
menyebabkan perubahan terhadap barang yang ditawarkan.
 Elastis sempurna (Ep = ∞ )
 Elastis uniter (Ep = 1), dalam hal ini. dalam hal ini persentase perubahan jumlah
komoditas yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga
komoditas.

11
 Inelastis (0 < Ep < 1), dalam hal ini dalam hal ini persentase perubahan jumlah
komoditas yang ditawarkan lebih kecil daripada persentase perubahan harga
komoditas.
 Elastis (Ep > 1), dalam hal ini persentase perubahan jumlah komoditas yang
ditawarkan lebih besar daripada persentase perubahan harga komoditas.

P P

Q Q
0 0
a. Inelastis sempurna b. Elastis sempurna

Q
0
b. Elastis sempurna

P P

Q Q
0 0
d. Inelastis e.Elastis

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran


 Sifat perubahan biaya produksi. apabila bila tambahan biaya yang dikeluarkan
untuk menambah jumlah produksi sangat tinggi, maka penawarannya elastis
terhadap perubahan harga, dan sebaliknya. Biaya tambahan yang tinggi ini
umumnya disebabkan karena: a). kapasitas produksi telah mencapai tingkat
yang tinggi, sehingga dibutuhkan investasi baru untuk menambah
produksi, b). faktor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk meningkatkan
produksi sangat sulit diperoleh.
 Jangka waktu. Dalam waktu yang amat singkat penawarannya bersifat inelastis
sempurna. Dalam jangka pendek penawaran akan bersifat inelastis sedangkan
dalam jangka panjang akan elastis

12
13
BAB IV

TEORI PERILAKU KONSUMEN

A. Cara Mengukur Manfaat

Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat (utility) dari komoditas yang
diminta, tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh manfaat yang optimal.
Ada dua cara pengukuran nilai manfaat dari suatu komoditas:

a. Pendekatan kardinal (nilai absolut), yang mana dalam pendekatan ini nilai
manfaat suatu komoditas dapat diukur secara kuantitatif dan dapat diukur secara
pasti.
b. Pendekatan Ordinal (nilai relatif), menurut teori ini kegunaan (utility) dapat
diukur melalui order atau rangking tetapi tidak disebutkan nilai gunanya secara
pasti.

Dalam pendekatan kardinal, dikenal istilah: 1) nilai guna total (total utility = TU),
yaitu jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah komoditas
tertentu. 2) nilai guna marginal (marginal utility = MU), yaitu perubahan kepuasan sebagai
akibat dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi.

Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal the law of diminishing
marginal utility, yaitu hukum pertambahan manfaat yang semakin berkurang karena
pertambahan satu unit komoditas yang dikonsumsi.

Jumlah barang yg Total Utility Marginal Utility


Dikonsumsi (Q) (TU) (MU)
0 - -
1 20 20
2 35 15
3 45 10
4 50 5
5 53 3
6 55 2
7 55 0
8 54 -1
Nilai MU mencapai 0 yang berarti TU telah mencapai tiitk maksimal, posisi tersebut
dikenal sebagai titik jenuh (saturation point).

Dalam pendekatan ordinal, dikenal kurva kepuasan sama (indifference curve =


IC), yaitu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang
memberikan tingkat kepuasan (utility) yang sama bagi konsumen. Secara teoritis suatu
indifference curve memilikik sifat:

 Memiliki kemiringan (slope) negatif


 Kurva indifferen cembung terhadap titik asal/ titik origin
 Kurva indifferen tidak saling berpotongan

14
 Semakin menjauhi titik nol semakin besar tingkat kepuasannya.

Y Y

2
IC2
1
IC IC1
X X
0 0
(a) (b)

IC2
IC1
X
0
(c)

Marginal rate of subtitution (MRS), adalah jumlah dari komoditas yang dapat
dikorbankan oleh konsumen untuk mendapatkan satu unit komoditas lain, dengan tingkat
kepuasan yang sama.

∂ TU
∂Y ∂ X MU X
MRS XY = = =
∂ X ∂ TU MU Y
∂Y → jmlh Y yg dikorbankan untuk mendapatkan 1 unit X

∂TU
∂X ∂Y MU Y
MRSYX = = =
∂ Y ∂TU MU X
∂X → jmlh X yg dikorbankan untuk mendapatkan 1 unit Y

15
Jeruk (Y)

A
20

10 B
C
5 IC

Apel (X)
5 10 15

( 10−20 ) ( 5−10 )
=−2 =−1
MRSXY dari titik A ke B
= ( 10−5 ) , MRSXY dari titik B ke C = ( 15−10 ) , menunjukkan
bahwa barang Y yang dikorbankan untuk mendapatkan satu unit barang X jumlahnya
semakin menurun. Hal ini berdasarkan hukum law diminishing of marginal utility, jumlah Y
yang dikorbankan makin kecil pada saat jumlahnya makin sedikit (langka), karna jumlahnya
yang makin sedikit, membuat manfaat (utility) terhadap barang tersebut semakin tinggi.

B. Kendala Konsumen

Secara rasional konsumen ingin mengkonsumsi komoditas sebanyak apapun, tetapi


mereka dibatasi oleh pendapatannya. Kendala pendapatan ini dikenal sebagai garis anggaran
(budget line = BL). Dengan tingkat pendapatan tertentu maka konsumen harus mengatur
komposisi komoditas sehingga manfaatnya optimal.

BL=P Y .Y +P X . X

Perubahan kurva BL dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu:

a. Perubahan harga salah satu barang (Gambar a.)


b. Perubahan pendapatan (Gambar b.)

16
Jeruk (Y)
BL
PY

BL1 BL2
Apel (X)
BL/Px1 BL/Px2

Gambar a.

Jeruk (Y)
BL
PY
BL
PY1
BL1 BL2
Apel (X)
BL/Px1 BL/Px2

Gambar b.

Jika diasumsikan tingkat harga barang X dan Y tetap, maka akan didapatkan BL berupa
garis lurus dan dengan slope sebesar rasio tingkat harga, sehingga:

∂Y P X
=
∂ X PY

C. Keseimbangan

Keseimbangan konsumen terjadi ketika kurva IC bersinggungan dengan kurva BL,


pada posisi tersebut kepuasan konsumen maksimum.

∂Y MU X
=
∂ X MU Y

∂Y P X
=
∂ X PY

MU X PX
=
MU Y PY

17
MU X MU Y
=
PX PY
→ Kondisi keseimbangan konsumen tercapai, dalam hal ini tambahan
manfaat yang diperoleh persatuan uang yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi komoditas X
maupun Y sama saja.

Jeruk (Y)

IC0
BL0
Apel (X)

Contoh Soal:

Pakaia
MU Parfum MU Pakaian
Unit
MUParfum n MUPakaian
Parfum P Parfum P Pakaian
(Unit)
1 56 7,0 1 32 8,0
2 48 6,0 2 28 7,0
3 32 4,0 3 24 6,0
4 24 3,0 4 20 5,0
5 20 2,5 5 12 3,0
6 16 2,0 6 10 2,5
7 12 1,5 7 8 2,0
Diketahui: BL = $ 52, harga parfum = $ 8/unit, harga pakaian = $ 4/unit. Agar
utilitasnya maksimal bagaimanakah kombinasi komoditas tersebut?

Jawab:

Didapat kombinasi maksimumnya adalah: 4 botol parfum dan 5 unit pakaian

( MU Parfum MU Pakaian
PParfum
=
P Pakaian ) , dengan keterbatasan anggaran [ 52=4 ( 8 ) +5 ( 4 ) ] .

Total utility yang diperoleh adalah 276 (


TU Parfum =56+48+32+24=160 ,
TU pakaian =32+28+24+20+12=116 ).

D. Derivasi (Pembentukan) Kurva Permintaan

18
Jika dimisalkan harga komoditas X mengalami penurunan sedangkan harga komoditas
Y tetap, maka BL akan mengaklami perubahan dari BL1 ke BL2 ke BL3 dan begitu juga
keseimbangan konsumen berubah dari titk 1 ke titik 2 ke titik 3. Bila titik-titik keseimbangan
pada kurva BL dihubungkan menjadi satu garis, hasil yang diperoleh dikenal dengan Price
Consumtion Curve (PCC), adalah kurva yang menunjukkan keseimbangan konsumen karena
perubahan tingkat harga, dengan asumsi tingkat pendapatan tetap.

Income Consumtion Curve (ICC), adalah kurva yang menunjukkan keseimbangan


konsumen karena perubahan tingkat pendapatan selama tingkat harga tetap.

19
Y

PCC
2 3
1

BL1 BL BL3
2 X
P ($)

Qx
X1 X2 X3

ICC

3
1 2

BL1 BL BL3
2 X
P ($)

D3
D2
D1
Qx
X1 X2 X3

Dari kurva ICC (income consumtion curve) dapat dibentuk kurva Engel, yang
menggambakan hubungan antara pendapatan dengan jumlah komoditas yang diminta.

Unfinished...

20
21
BAB V

TEORI PRODUKSI

Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan
tersebut dapat digambarkan dalam fungsi produksi. fungsi produksi menunjukkan jumlah
maksimum yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan
teknologi tertentu.

Q=f ( K , L ,. X , E )
Dimana:

Q = output

K; L; X; E = input (kapital, tenaga kerja, bahan baku, keahlian usahawan)

A. Produksi Jangka Pendek & Panjang

Produksi jangka pendek (short-run production) mengacu kepada suatu kegiatan


produksi yang mana salah satu faktor produksi atau lebih tidak dapat diubah jumlahnya, atau
dengan kata lain produksi jangka pendek adalah produksi yang ada menggunakan input tetap
(fixed cost). Produksi jangka panjang (long-run production) adalah suatu kegiatan
produksi yang jumlah inputnya dapat diubah sesuai dengan tingkat produksi, dengan kata lain
semua inputnya tergolong sebagai input variabel (variable cost). Berikut adalah contoh fungsi
produksi jangka pendek :

Q=f ( K ,L ) dimana Q = produksi, K = kapital (input tetap), L = TK (input variabel)

B. Produksi Dengan Satu Input Variabel

Adapun beberapa istilah yang berkaitan dengan teori produksi, yaitu:

 Produksi total (total product = TP), yaitu produksi total yang dihasilkan oleh
suatu proses produksi.
TP=TFC +TVC
 Produk marginal (marginal product = MP), yaitu perubahan produksi yang
diakibatkan oleh penambahan satu-satuan unit faktor produksi.
ΔQ
MP L=
ΔL
 Produk rata-rata (average product = AP), yaitu besarnya produk yang
dihasilkan oleh satu-satuan faktor produksi.
Q
AP L=
L

22
Tabel produksi dengan satu input variabel (tenaga kerja)

L Q MP AP
0 0 - -
1 5 5 5
2 18 13 9
3 30 12 10
4 40 10 10
5 45 5 9
6 48 3 8
7 49 1 7
8 49 0 6,1
9 45 -4 5

Q (unit)
The Law of Diminishing Return :
49 hukum yang menyatakan semakin
TP banyaknya input yang digunakan maka
40 output yang dihasilkan akan semakin
sedikit.
I II III

Tahap I : Ep > 1 → irrasional


13 Tahap II : 0 < Ep < 1 → rasional
Tahap III : Ep < 0 → irrasional
10 APL
MP Secara rasional tujuan produksi adalah
L L memaksimumkan Penerimaan.
2 4 8

Dari kurva diatas dapat dilihat bahwa TP maksimum ketika MP L = 0 atau TP’ = 0

( MP = ∂TP
L
∂ L ) , sedangkan AP maksimum ketika bersinggungan dengan MP (AP = MP )
L L L L

atau APL = 0, sedangkan MPL maksimum ketika MPL’= 0.

Contoh soal:

Diketahui: Y = 12X2 – 0,2X3

Ditanya: a. bentuk fungsi APL dan MPL

b. nilai MPL dan TPL maksimum

c. buktikan bahwa kurva MPL akan memotong kurva APL ketika APL maksimum

Jawab:

23
a. fungsi APL dan MPL
2 3
Y 12 x +0,2 x
AP L= = =12 x +0,2 x2
X X
∂Y ∂ ( 12 x 2 +0,2 x 3 )
MP L= = =24 x+0,6 x 2
∂X ∂X
b. TP maksimum diperoleh jika MPL = 0, sehingga
24 x+0,6 x 2=0
x ( 24−0,6 x )=0
x=40
TP maks 12 ( 40 ) +0,6 ( 40 ) =6 . 400 unit
2 3

MPL maksimum ketika MPL’ = 0


MP L '=24 x+1,2 x=0
x=20
2
MPL maks 24 ( 20 ) +0,6 ( 20 ) =240 unit
c. APL maksimum dicapai saat APL’ = 0, sehingga
AP L '=12+0,4 x=0
x=30
APL maks = 12 ( 30 )+0,2 ( 30 )=180
2

2
MPL maks = 24 ( 30 ) +0,6 ( 30 ) =180
Jadi Pada saat APL maks, MPL memotong APL

C. Elastisitas Produksi (Ep)

Elastisitas produksi (Ep) menunjukkan rasio perubahan relatif output yang dihasilkan
%ΔQ ΔQ L MP L ×
terhadap perubahan relatif jumlah input yang digunakan. Ep = %ΔL = ΔL Q = AP L .

Atas dasar formula tersebut diketahui bahwa:

 Saat MP > AP diperoleh Ep > 1


 Saat MP = AP diperoleh Ep = 1
 Saat MP < AP diperoleh Ep < 1
 Saat MP = 0 diperoleh Ep = 0
 Saat MP negatif diperoleh Ep negatif

D. Produksi Dengan Dua Input Variabel

Isoquant adalah kurva yang menunjukkan kombinasi antara dua input yang berbeda
tetapi dapat menghasilkan jumlah output yang sama.

24
25
BAB VI

BIAYA PRODUKSI

A. Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi dalam perspektif ekonomi tercermin dari biaya korbanan (opportunity
Cost) yang terdiri dari biaya eksplisit & biaya implisit. Sedangkan biaya produksi dalam
perspektif akuntansi adalah jumlah uang keluar yang tercatat, yang tercermin dari biaya
eksplisit saja tanpa memperhatikan biaya implisit.

Biaya eksplisit adalah pengeluaran aktual yang dilakukan oleh perusahaan (contoh;
biaya listrik, biaya bahan baku, gaji, dll). Sedangkan biaya implisit tidak ada pengeluaran
aktual, contoh:

Unfinished.......................

B. Biaya Produksi Jangka Pendek

Biaya Produksi jangka pendek diturunkan dari fungsi produksi jangka pendek. Ciri dari
produksi jangka pendek adalah adanya pemakaian input tetap selain dari pada input
variabel. Beberapa konsep yang berhubungan dengan biaya produksi jangka pendek adalah
sebagai berikut:

 Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost = TFC), adalah biaya yang timbul dari
pemakaian input tetap. Biaya ini tidak berubah walaupun jumlah output yang
dihasilkan (Q) berubah.
 Biaya Variabel Total (Total Variable Cost = TVC), adalah biaya yang muncul
akibat dari penggunaan input variabel. Biaya variabel akan bervariasi sesuai
dengan perubahan output yang dihasilkan.
 Biaya Total (Total Cost = TC), adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan
dalam menghasilkan Output.
 Biaya Marginal (Marginal Cost = MC), Perubahan biaya total akibat dari
perubahan jumlah output sebanyak satu-satuan..
ΔTC
MC=
ΔQ
 Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC), adalah rata-rata biaya
tetap. Karena TFC konstan, maka nilai AFC akan semakin kecil jika output
yang dihasilkan semakin bertambah.
TFC
AFC =
Q
 Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost = AVC), adalah rata-rata
biaya variabel yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu-satuan output.
TVC
AVC=
Q

26
 Biaya Total Rata-Rata (Average Cost = AC), adalah biaya rata-rata yang
dikeluarkan untuk menghasilkan satu-satuan output.
TC TFC+FVC
AC= AC=
Q atau Q atau AC = AFC + AVC

Contoh dari biaya produksi jangka pendek:

Output
TFC TVC TC MC AFC AVC AC
(Q)
0 60.000 0 60.000 - - - -
1 60.000 30.000 90.000 30.000 60.000 30.000 90.000
2 60.000 49.000 109.000 19.000 30.000 24.500 54.500
3 60.000 65.000 125.000 16.000 20.000 21.667 41.667
4 60.000 80.000 140.000 15.000 15.000 20.000 35.000
5 60.000 100.000 160.000 20.000 12.000 20.000 32.000
6 60.000 124.000 184.000 24.000 10.000 20.667 30.667
7 60.000 150.000 210.000 26.000 8.571 21.429 30.000
8 60.000 180.000 240.000 30.000 7.500 22.500 30.000
9 60.000 215.000 275.000 35.000 6.667 23.889 30.556
10 60.000 255.000 315.000 40.000 6.000 25.500 31.500

C. Hubungan Antara Biaya Produksi Dengan Fungsi Produksi

Biaya produksi perusahaan dientukan oleh bagaimana fungsi produksi dari perusahaan
tersebut,yang menunjukkan kombinasi input yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah
output tertentu, beserta harga yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan input tersebut.

TC, TVC
TC
TVC

60.000
TFC

Q (Unit)
4

27
Biaya per
Unit
MC
AC

AVC
40.000

15.000
AFC
Q (Unit)
4 5 10

Diketahui fungsi produksi jangka pendek perusahaan: Q=F ( K , L ) , maka fungsi biaya
produksi perusahaan tersebut dapat ditulis: TC=( K×r )+ ( L×w ) .
Hubungan antara kurva produksi dengan kurva biaya:

Output (Unit)

TVC TP

Biaya Var. Input Var.


50 30 0 3 5

Kurva biaya variabel rata-rata jangka pendek (AVC) berbentuk U, yang mencerminkan
the law of diminishing marginal return.

TVC w×L w
AVC= = =
Q Q AP L

Dalam ulasan teori produksi telah dijelaskan bahwa the law of diminishing marginal
return menyebabkan kurva produk rata-rata (APL) berbentuk U terbalik. Sebagai
w
AVC=
konsekuensinya kurva AVC juga berbentuk U (karena AP L ). Pada daerah dimana
APL naik maka AVC turun.

28
Kurva MC beranalogi dengan kurva MP dalam teori produksi dan bebentuk U yang
mencerminkan the law of diminishing marginal return. Pada tingkat output yang masih
rendah, penambahan input variabel akan meningkatkan Marginal Product (MP), namun
apabila input terus ditambah akan membuat Marginal Product (MP) makin menurun. Dari
sisi biaya penambahan input saat tingkat output masih rendah, Marginal Cost (MC) akan
menurun. Tetapi dengan naiknya jumlah output,akan membuat Marginal Cost (MC)
semakin tinggi karena terbatasnya kapasitas input tetap (overutilised).

Hubungan MP dengan MC dapat dinyatakan: jika MP↑ maka MC ↓ , jika MP max


maka MC min , jika MP↓ maka MC ↑ .

Contoh Soal:

Diketahui fungsi biaya sebagai berikut:


3 2
TC=0 , 08Q −0,8Q +10 Q+10
Ditanya:

1. Turunkan fungsi AC, AVC, AFC, MC


2. Q saat AVC minimum dan saat MC minimum?
3. Buktikan bahwa AVC minimum, nilai AVC=MC

Jawab:

TC 10
AC= =0 , 08 Q2 −0,8 Q+10+
1. Q Q
2
AVC=0, 08 Q −0,8 Q+10
10
AFC =
Q
∂TC
MC= =0 ,24 Q2−1,6 Q+10
∂Q
2. AVC minimum jika AVC’=0
0,16 Q−0,8=0
Q=5
MC minimum jika MC’=0
0 ,48 Q−1,6=0
Q=3,33
3. AVC minimum terjadi pada Q = 5, maka
AVC =0 , 08 ( 52 )−0,8 ( 5 ) +10=8
MC=0 , 24 ( 5 2 )−1,6 ( 5 )+10=8

29
D. Biaya Jangka Panjang

Fungsi priduksi dinyatakan berada dalam jangka pendek jika masih menggunakan input
tetap dan disebut jangka panjang apabila semua input bersifat variabel. Fungsi biaya
dimasukkan ke dalam jangka pendek atau jangka panjang tergantung dari apakah biaya tetap
dapat diubah menjadi biaya variabel, disesuaikan dengan tingkat produksi.

Beberapa konsep yang berhubungan dengan biaya produksi jangka panjang adalah
sebagai berikut:

 Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cost = LTC)


 Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost = LAC), kurva LAC
minimum terjadi ketika LAC berpotongan dengan kurva LMC (LMC = LAC)
 Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost = LMC)

Cost

LTC

LMC

LAC

Q (Unit)

Seperti halnya kurva AC yang berbentuk U, kurva LAC juga berbentuk U, tetapi
dengan alasan berbeda. Kurva AC berbentuk U disebabkan oleh the law of diminishing
marginal return, sedangkan LAC berbentuk U ditentukan oleh return to scale (decreasing,
constan, increasing).

30
Cost

Decreasing Increasing
Cost Constan Cost
Cost
LAC

IRS CRS DRS

Q (Unit)

Return to Scale (RTS):

 Decreasing Return to Scale (DRS) = Persentase kenaikan output lebih kecil


daripada persentase kenaikan input
 Constan Return to Scale (CRS) = Persentase kenaikan output sama dengan
persentase kenaikan input
 Increasing Return to Scale (IRS) = Persentase kenaikan output lebih besar
daripada persentase kenaikan input (kondisi ini disebut juga economic of scale).

Increasing Return to Scale (IRS) = Decreasing Average Cost, hal ini dapat dijelaskan
karena pada kondisi tersebut akan membuat jumlah rata-rata penggunaan input per unit
output semakin kecil. Dengan asumsi bahwa harga input adalah tetap, maka penurunan
jumlah rata-rata penggunaan input juga akan menurunkan biaya rata-rata per unit output
(AC).

Suatu perusahaan harus mencapai skala ekonomi (economic of scale) untuk tercibtanya
suatu efisiensi usaha. Adapun faktor yang mempengaruhi efisien dan inefisien jangka panjang
yaitu: teknologi, manajemen, dan sumberdaya manusia (Prathama R & Mandala M., 2008).

E. Dibalik Kurva LAC

Dalam jangka panjang perusahaan memiliki kesempatan untuk mengubah pemakaian


input tetapnya untuk memperoleh biaya minimum.

Envelope Curve dikenal sebagai biaya jangka panjang perusahaan (biaya minimum)
untuk setiap tingkat produksi karena perusahaan dapat mengubah input tetapnya.

Unfinished.........

Contoh soal:

31
Diketahui fungsi produksi Q=12 √ KL , Fungsi Biaya TC=3 K +3 L
Carilah:

1. short-run cost untuk K = 1, K = 5, K = 10


2. Long-run cost serta fungsi AC

Penyelesaian:
2 2
Q Q
L= =
Q=12 √ KL sehingga
2
12 K 144 K

TC=3 K +3 ( )Q2
144 K → fungsi tsb menunjukkan persamaan biaya jangka pendek

Untuk K = 1, maka
TC=3 (1 )+3
( Q2
144 ( 1 ))=3+
Q2
48

Untuk K = 5, maka
TC=3 (5 )+3
( Q2
144 ( 5 ))=15+
Q2
240

Untuk K = 10, maka


TC=3 (10 )+ 3
Q2
144 ( 10 )
=30+
(
Q2
480 )
Untuk mencari persamaan biaya jangka panjang, differensialkan secara parsial TC terhadap K
yang sekarang menjadi input variabel

∂TC
=
(
∂ 3 K +3
Q 2 K −1
144
=0
)
∂K ∂K
2
3Q
3− =0
= 144 K 2

3 Q2 Q
2
=3 K=
= 144 K , maka 12
2
Q
TC=3 K +3
144 K

( )
2
Q Q
3 +3
12 Q
144
= 12

32
=
3 (12Q )+3(12Q )=126 Q → persamaan biaya jangka panjang
Dalam jangka pendek TC = F(K)

Dalam jangka panjang TC ≠ F(K) tetapi TC = F(Q)

TC SR=3 K +3
Q2
144 K( )
6Q
TC LR =
12

TCSR TCLR ACSR


Q 6Q ACLR
K=1 K=5 K = 10 K=1 K=5 K = 10
12
10 5,08 15,42 30,21 5 0,51 1,54 3,02 0,50
20 11,33 16,67 30,83 10 0,57 0,83 1,54 0,50
30 21,75 18,75 31,88 15 0,73 0,63 1,06 0,50
40 36,33 21,67 33,33 20 0,91 0,54 0,83 0,50
50 55,08 25,42 35,21 25 1,10 0,51 0,70 0,50
60 78,00 30,00 37,50 30 1,30 0,50 0,63 0,50
70 105,08 35,42 40,21 35 1,50 0,51 0,57 0,50
80 136,33 41,67 43,33 40 1,70 0,52 0,54 0,50
90 171,75 48,75 46,88 45 1,91 0,54 0,52 0,50
100 211,33 56,67 50,83 50 2,11 0,57 0,51 0,50
110 255,08 65,42 55,21 55 2,32 0,59 0,50 0,50

Biaya jangka panjang selalu lebih rendah daripada biaya jangka pendek karena
perusahaan dapat menyesuaikan penggunaan kapital yang diperlukan sesuai dengan tingkat
output.

F. Kurva Belajar (The Learning Curve)

Biaya produksi rata-rata per unit output cenderung turun dengan berlalunya waktu
karena adanya proses belajar dari faktor produksi serta semakin efisiennya proses produksi
tersebut. Hal ini disebut oleh Kenneth Arrow sebagai learning by doing.

Kurva belajar, atau disebut juga sebagai kurva pengalaman (the experience curve),
adalah kurva yang munghubungkan biaya per unit output dengan jumlah komulatif output
yang dihasilkan dari saat produksi dimulai.

Dalam teori produksi dan teori biaya, kurva belajar (manifestasinya adalah pergeseran
kurva AC ke bawah) dapat diartikan sebagai perbaikan secara terus menerus dari
produktifitas input variabel, padahal harga input tersebut tetap. Dari waktu ke waktu, kurva

33
MP dari input variabel, mengalami pergeseran ke atas, yang menyebabkan kurva MC
bergeser ke bawah, begitu juga dengan kurva AVC dan AC.

G. Posisi Laba Maksimal

Besar kecilnya laba (π) dipengaruhi oleh dua hal yakni penerimaan (TR) dan biaya
(TC). Jadi perubahan laba yang akan didapatkan perusahaan tergantung dari perubahan
penerimaan (MR) & perubahan biaya (MC). Hubungan ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

π =TR-TC

Δπ ΔTR ΔTC
= − =0
ΔY ΔY ΔY

MR−MC=0 , sehingga MR=MC → kondisi ketika laba (π) maksimal.

Contoh soal:

66
AC=Q 2 −10 Q+17+
Diketahui fungsi biaya rata-rata jangka pendek: Q

Ditanya:

1. Tentukan persamaan biaya total jangka pendek,


2. Tentukan besar biaya tetap
3. Tentukan fungsi biaya marginal
4. Jika Q = 15 unit, berapa TC?
5. Jika P = 5 USD, berapa Q agar π maksimum?

Jawab:

TC=AC×Q=Q 3−10 Q2 +17 Q−66


TFC = 66
2
MC=3 Q −20 Q+17

Jika Q = 15 unit, maka TC=( 15 ) −10 ( 15 ) +17 ( 15 ) +66=1446


2 2

Jika P = 5 USD, maka π =( P×Q )−TC

= 5 Q−( Q −10 Q +17 Q+66 )


3 2

π maks ketika π’= 0, maka


2
π '=3 Q +20 Q−12=0

= (−3 Q+2 )( Q−6 ) =0

34
2
Q=
3 atau Q = 6

π ''=−6Q+20

`Jika
Q=
2
3 , maka ()
2
π ''=−6 +20=16
3

Jika Q=6 , maka π ''=−6 ( 6 ) +20=−16

Jadi Q yang memaksimumkan laba adalah 6 unit.

35
BAB VII

PERSAINGAN PASAR SEMPURNA

Pasar adalah suatu institusi yang badan yang menjalankan aktifitas jual beli komoditas
(barang atau jasa).

36

Anda mungkin juga menyukai