UNIVERSITAS ANDALAS
BAHAN AJAR
PENGANTAR EKONOMI MIKRO
EKO - 101
DISUSUN OLEH
LUKMAN
PADANG, 2017
SYLABUS PENGANTAR EKONOMI MIKRO
LITERATUR
1. Carl E Case and Ray C. Fair, Principles of Economics, New Jersey, Prentice Hall International
Edition.
2. Sadono Sukirno, Pengantar Ekonomi Mikro, Erlangga Jakarta
3. Ricard C. Billas, Micro Economics, New Jersey, Prntice Hall Inc
MATERI KULIAH
1. Pendahuluan
- Pengertian
- Beda Mikro dan Makro
- Ruang Lingkup
- Metodologi
2. Teori Permintaan
- Pengertian Demand dan Fungsi Permintaan
- Change in Demand dan Shift in Demand
- Individual, Market dan Aggregate Demand
3. Teori Penawaran
- Pengertian Supply dan Fungsi Supply
- Change in Supply dan Shift in Supply
- Individual, Market dan Aggragte Supply
4. Campur Tangan Pemerintah
- Floor Price dan Ceiling Price
- Tax and Subsidy
- Cob Webb Theorem
5. Elastisitas Permintaan
- Konsep dan Pengertian
- Price Elasticity of Demand
- Cross Price Elasticity of Demand
- Income Elasticity of Demand
6. Teori Prilaku Konsumen
- Cardinal Utility dan Ordinal Utility
- Marginal Utility dan Total Utility
- Perubahan Kepuasan Konsumen
7. Teori Produksi Short Run
- Konsep dan Pengertian
- Total Product, Marginal Product dan Average Product
- Produksi Maksimum
8. Teori Produksi Long Run
- Konsep dan Pengertian
- Produksi Optimum Analisa Matematik
- Produksi Optimum analisa Grafik
9. Teori Cost
- Short Run Cost
- Long Run Cost
10. Pasar Persaingan Sempurna
- Ciri-ciri/Asumsi
- Equilibrium Pendekatan Total
- Equilibrium Pendekatan Marginal
- Short Run Equilibrium
- Long Run Equilibrium
11. Pasar Monopoly
- Ciri-ciri/Asumsi
- Equilibrium Pendekatan Total
- Equilibrium Pendekatan Marginal
12. Pasar Monopolistic Competition
- Ciri-ciri/Asumsi
- Short Run Equilibrium
- Long Run Equilbrium
13. Pasar Oligopoly
- Ciri-ciri Asumsi
- Berbagai pendekatan dalam Penentuan Equilibrium
PENILAIAN
- UTS
- UAS
- Tugas/Kuis
- Kehadiran minimum 75 %
PENDAHULUAN
Economics : - Micro economics adalah Ilmu yang menjelaskan bagaimana seharusnya prilaku unit-unit
ekonomi secara individu, bagaimana masing-masingnya berinteraksi dalam usaha memenuhi
keinginanya yang tidak terbatas yang dihadapkan dengan alat pemenuhan berupa sumber-
sumber yang terbatas jumlahnya dan alternatif dalam pemakaianya.
- Macroeconomics adalah ilmu yang menjelaskan bagaimana perilaku unit-unit ekonomi
secara aggragate dan interaksi masing-masingnya dalam rangka mencapai walfare.
Unit-unit ekonomi terdiri dari : - House hold
- Firm
- Government
- Foreign
Ilmu ekonomi menjadi penting dan berkembang karena sebetulnya semua orang perlu memahami ilmu
ekonomi karena setiap orang, firm, selalu dihadapkan dengan persoalan ekonomi.
Persoalan-persoalan pokok ekonomi mikro antara lain
a. What to Produce, setiap orang, perusahaan maupun Negara memiliki sumber-sumber yang
terbatas sementara kebutuhan sangat banyak macamnya. Karena itu mereka harus memutuskan
dengan sumber daya yang terbatas itu apa barang atau jasa yang harus diproduksinya.
b. When to produce, setiap individu, firm maupun government juga harus memutuskan kapan suatu
barang atau jasa harus diproduksinya. Jika salah memutuskan waktunya maka bisa jadi biayanya
menjadi lebih mahal, atau manfaatnya tidak optimal
c. How to produce, setiap individu, firm maupun government juga harus memutusksn bagaimana
cara memproduksi suatu barang atau jasa. Apakah dengan padat modal, padat tenaga kerja, padat
teknologi dan lain-lain.
d. For whom, barang atau jasa yang dihasilkan harus jelaskan peruntukan atau pasarnya untuk siapa.
Kegiatan ekonomi meliputi produksi, distribusi dan konsumsi, semua kegiatan ekonomi dan persoalan-
persoalan pokok ekonomi diatas berkaitan dengan barang atau jasa (goods)
Goods : - Free goods, yaitu barang yang diperlukan manusia tetapi jumlahnya sangat banyak (melimpah)
sehingga untuk memperolehnya tidak diperlukan pengorbanan yang berarti
- Economic good, yaitu barang-barang yang diperlukan manusia yang jumlahnya relatif terbatas
dibanding kebutuhan manusia sehingga diperlukan pengorbanan untuk memperolehnya.
Suatu barang termasuk economics good dengan syarat :- scarce
- Transferable atau tradable
Suatu barang atau jasa diperlukan manusia karena ia memberikan manfaat atau utility bagi manusia, baik
- Form utility
- Time utility
- Place utility
- Possesioanl utility
Dalam memahami ilmu ekonomi diperlukan asumsi-asumsi agar teori tersebut berlaku sesuai hukumnya,
jika asumsinya tidak terpenuhi maka hukum tersebut menjadi tidak berlaku.
TEORI PERMINTAAN
Permintaan ; adalah keinginan konsumen membeli barang yang didukung oleh daya belinya, sementara
keinginan baru merupakan hasrat untuk memiliki yang belum tentu didukung oleh daya
belinya
Fungsi permintaan memperlihatkan hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah permintaan
pada suatu barang. Hubungan tersebut dapat diperlihatkan dengan Tabel permintaan,
Kurva permintaan dan dengan persamaan permintaan.
Bagaimana hubungan antara harga (P) dengan jumlah permintaan (Qd), tunduk kepada hukum permintaan
Hukum Permintaan (The Law of Demand) Bahwa terdapat hubungan yang negatif antara harga
dengan Jumlah permintaan. Jika harga naik maka permintaan akan berkurang, dan jika harga turun
maka Permintaan akan bertambah, dengan asumsi faktor-faktor lain selain harga barang yang
Bersangkutan konstant (tetap)
Contoh tabel permintaan
Harga Permintaan
( P) ( Qd)
8 5
7 7
6 8
5 11
4 15
Contoh persamaan permintaan
Qd = 50 - 2.P
Jika ; P = 10, maka Qd = 30
P = 8 , maka Qd = 34
Contoh kurva permintaan dapat dilihat pada gambar berikut.
Perubahan Permintaan
Perubahan permintaan dapat terjadi karena dua faktor :
1.Change in quantity demanded (perubahan jumlah permintaan)
Yaitu perubahan jumlah yang diminta yang terjadi sepanjang kurva Demand yang sama, yang di
Sebabkan berubahnya harga barang yang bersangkutan, dengan asumsi faktor-faktor lain selain
Harga barang yang bersangkutan tetap. Lihat gambar dibawah.
TEORI PENAWARAN
Penawaran adalah keinginan produsen menjual satu barang pada berbagai tingkat harganya, yang tentunya
tersedia barang yang akan dijual
Fungsi Penawaran memperlihatkan hubungan antara harga suatu barang dengan Jumlah yang ditawarkan
Hubungan tersebut dapat diperlihatkan :
- Dengan Tabel
- Dengan Kurva
- Dengan persamaan Matematik
Contoh Persamaan Penawaran
Qs = 5.P – 20 Jika P = 10, maka Qs = 30
Jika P = 20, maka Qs = 80
Hubungan antara harga suatu barang dengan Jumlah Penawaranya tunduk kepada Hukum Penawaran atau
The Law of Supply yang berbunyi
Terdapat hubungan yang positif antara harga dengan jumlah yang ditawarkan, dimana jika harga naik
penawaran akan bertambah dan jika harga turun penawaran akan berkurang, dengan asumsi faktor-faktor
yang lain selain harga barang yang bersangkutan tetap.
Qs = f( P,Pc,C,R,G,T,E )
Qs = Jumlah barang yang ditawarkan
P = harga barang yang bersangkutan
Pc = Price Competitor
C = biaya produksi
R = Raw material
G = tujuan produsen
T = Tekhnologi
E = Ekspektasi
Perubahan jumlah barang yang ditawarkan dapat terjadi karena dua hal yaitu
- Change in Quantity Supplied
- Shift in Quantity Supplied
Change in quantity supplied yaitu perubahan jumlah barang yang ditawarkan yang terjadi sepanjang
kurva supply yang sama yang disebabkan berubahnya harga barang yang bersangkutan, dengan
asumsi faktor-faktor lain selain harga barang yang bersangkutan tetap.
Shift in quantity supllied yaitu berubahnya jumlah barang yang ditawarkan yang yang terjadi pada kurva
Supply yang berbeda (shift) disebabkan berubahnya salah satu asumsi Cateris Paribus penawaran
(Pc, C, G,R, T atau E ) dengan asumsi harga barang yang bersangkutan tetap.
Change in Quantity Supply
Jika harga naik dari P1 ke P2 maka penawaran naik dari Q1Ke Q2, dan jika harga turun ke P3 maka
penawaran turun Ke Q3
Jika Pc, atau C, atau G, atau R, atau T, atau E berubah, maka kurva Suplly dapat bergeser kekanan ke S2
atau bergeser kekiri Ke S3. Sehingga pada harga yang sama jumlah penawaran dapat naik ke Q2 atau
turun ke Q3.
Individual Supply ; adalah jumlah penawaran seorang produsen untuk satu jenis barang pada berbagai
tingkat harga.
Market Supply ; Adalah jumlah penawaran seluruh produsen untuk satu jenis barang yang sama pada
berbagai tingkat harga.
Aggregate Supply : Adalah total penawaran atau prosuksi berbagai barang dan jasa oleh seluruh produsen
pada berbagai tingkat harga umum.
b. Subsidi
Adalah tindakan pemerintah memberikan sejumlah keringanan/fasilitas/uang untuk setiap unit barang
yang dihasilkan produsen.
Dengan adanya subsidi maka kemampuan produsen berproduksi makin besar, kurva Supply bergeser
kekanan dari S1 ke S2. Akibatnya harga pasar turun dari P1 ke P2 dan quantity naik dari Q1 ke Q2.
Elastisitas adalah besarnya perubahan suatu variabel akibat perubahan variabel lain
Konsep elastisitas ini penting karena erat kaitanya dengan teori Permintaan dan teori Prilaku konsumen.
Q = f ( P, Ps, I, T, E ) .......................> Fungsi Permintaan
Dimana Q = Jumlah Permintaan
P = Harga barang yang bersangkutan
Ps = Harga barang lain (baik substitusinya maupun komlementernya )
I = Pendapatan Konsumen
T = Selera
E = Ekspektasi
Jika P, atau Ps, atau I, atau T atau E berubah, maka Jumlah permintaan (Qd) akan berubah pula. Berapa
besarnya pengaruh perubahan setiap variabel diatas terhadap perubahan permintaan suatu barang di ukur
dengan Elastisitasnya masing-masing
Ed = ∆Q/Q
∆P/P
Untuk mengukur besarnya elastisitas harga permintaan bisa dihitung :
Point Elasticity (Elastisitas pada suatu Titik)
Elastisitas pada titik.1 ..............Ed1 = ∆Q / ∆P X P1/Q1
Elastisitas pada titik.2 ............... Ed2 = ∆Q / ∆P X P2/Q2
Artificial Elasticity (Elastisitas busur atau rata-rata antara dua buah titik)
Ed = ∆Q /∆P X P/Q
Ed : = ∞ ..................... Perfect Elastic (Elastis Sempurna)
> 1 ...................... Elastic (Elastis)
= 1 ...................... Unity atau unitary
< 1...................... In Elastic (Inelastis)
= 0 …………… Perfect in Elastic (Inelastis sempurna)
Contoh:
Pada saat harga X, Rp 4.000, jumlah Permintaanya adalah 10 unit. Harga X naik menjadi Rp 6.000,
permintaanya turun menjadi 6 unit. Tentukan jenis Elastisitas Permintaan barang X.
Jawab
P1 = Rp 4.000 P2 = 6.000 ∆P = 2.000 P = 5.000
Q1 = 10 Q2 = 6 ∆Q= -4 Q=8
Ed1 = -4/2.000 X 4.000/10 = -0,8 Ed2 = -4/2.000 X 6.000/6 = -2
Ed = -4/2.000 X 5.000/8 = -1,25
Hasilnya negatif karena menurut hukum Demand terdapat hubungan yang negatif antara harga suatu
barang dengan jumlah permintaanya, yang dilaporkan adalah nilai absolutnya.
Jadi nilai elastisitasnya bersifat Elastis karena Ed > 1
Kapan masing-masing jenis elastisitas itu terjadi dan bagaimana bentuk kurva demandnya akan dijelaskan
dan diperlihatkan satu persatu, disamping itu diberikan pula contoh komoditinya.
Ec = 10/4000 x 12000/15 = 2
Jadi hubungan barang X dan Y saling substitusi karena Ec > 1
= ∆Q/Q
∆I/I
Hasilnya dapat dicari dengan menggunakan Point Elasticity maupun dengan artificial elasticity.
Point Elasticity EI.1= ∆Q/ ∆I x I1/Q1 EI.2 = ∆Q /∆I x I2/Q2
Artificial Elasticity EI = ∆Q / ∆I x I / Q
Jika dicari Nilai Income Elasticity untuk berbagai jenis barang, maka hasilnyadapat dibedakan atas tiga
jenis pula yaitu :
EI > 0 ....... Normal Good
= 0 ....... Netral Good
< 0 ....... Inferior Good
Contoh
Saat pendapatan Ali Rp 2.000.000 perbulan, permintaanya pada barang X = 10 unit. Pendapatan Ali naik
menjadi Rp 3.000.000, permintaanya pada barang X menjadi 14 unit.
I1 = 2.000.000 I2 = 3.000.000 ∆I = 1.000.000 I = 2.500.000
Q1 = 10 Q2 = 14 ∆Q = 4 Q = 12
EI.1 = 4/1.000.000 x 2.000.000/10 = 0,8 EI.2 = 4/1.000.000 x 3.000.000/14 = 0,86
EI = 4/1.000.000 x 2.500.000/12 = 0,833 karena EI > 0, berarti barangnya normal good
COSUMERS BEHAVIOUR
Teori ini menjelaskan bagaimana seharusnya konsumen berbuat atau berprilaku dalam mengkonsumsi
barang agar kepuasanya maksimum atau optimum.
Konsumen ; adalah orang yang mengkonsumsi barang atau jasa dengan tujuan memperoleh kepuasan atau
utility atau satisfaction.
Konsumsi : adalah segala aktifitas yang dapat mengurangi atau menghabiskan nilai guna atau utility suatu
barang.
Ada dua pendekatan/teori yang digunakan untuk menjelaskan prilaku konsumen dalam mengkonsumsi
barang-barang :
- Cardinal Utulity Approach
- Ordinal Utility Approach
CARDINAL UTILITY
Asumsi : - Konsumen mengkonsumsi satu jenis barang secara terus menerus
- Utility yang diperoleh akibat mengkonsumsi sejumlah barang dapat di ukur dengan angka.
Optimalisasi ; menentukan berapa unit suatu barang harus dikonsumsi konsumen agar diperoleh
kepuasan yang maksimum.
Contoh :
U = (X) ......................... Utility Function
Dimana ; U adalah jumlah kepuasan yang akibat mengkonsumsi sejamlah barang X
X adalah jumlah barang X yang dikonsumsi
Optimalisasi Menentukan berapa unit suatu barang harus dikonsumsi agar diperoleh kepuasan
yang maksimum.
Contoh
X TUx MUx
0 0 -
1 4 4
2 7 3
3 9 2
4 10 1
5 10 0
6 8 -2
TUx Total Utility of X, yaitu jumlah kepuasan yang diperole akibat mengkonsumsi sejumlah
barang X
TUx = f ( X )
MUx Marginal utility of X, yaitu tambahan kepuasan yang diperoleh setiap menambah satu unit
konsumsi barang X.
MUx = ∆U = ∂U
∆X ∂X
Dari tabel dan kurva diatas dapat dilihat bahwa, jika konsumen mengkonsumsi suatu barang secara terus
menerus maka kepuasan yang diperolehnya akan terus naik seiring kenaikan jumlah barang yang
dikonsumsi sampai maksimum. Setelah maksimum maka kepuasan akan menurun jika jumlah barang
yang dikonsumsi bertambah. Tetapi tambahan kepuasan yang diperoleh setiap menambah konsumsi
barang, semakin lama semakin berkurang. Ini disebut The Law of Diminishing Marginal Utility.
Jika MU > 0, maka Menambah konsumsi akan menaikan utility
Jika MU < 0, maka menambah konsumsi akan mengurangi utility
TU maksimum hanya jika MU = 0
Contoh
U = 10.x – x2
a. Berapa X yang harus dikonsumsi agar U maksimum
b. Buktikan U maksimum tersebut
Jawab
a. U Maksimum jika ∂U /∂ X = 0
∂U / ∂X = 10 – 2.X = 0 10 = 2X X=5
b. Jika X= 3, .maka U = 21 X = 4, maka U = 24 X = 5, maka U = 25
Jika X = 6, maka U = 24 X = 7, maka U = 21
Jadi hanya jika X = 5 Utility akan maksimum yaitu = 25
Ordinal Utility Approach
Asumsi : - Konsumen mengkonsumsi berbagai jenis barang (kombinasi barang-barang) pada waktu
yang berasamaan.
- Utility suatu barang tidak dapat diukur dengan angka, melainkan hanya dapat di rangking
menurut tingkat kesukaan.
- Konsumen memiliki pendapatan yang terbatas yang harus dialokasikanya untuk
membeli berbagai barang yang ia konsumsi.
Optimalisasi Menentukan kombinasi barang-barang yang harus dikonsumsi agar
kepuasan optimum.
Contoh
U = f ( X , Y ) ....................... Utility Function
U Jumlah Kepuasan yang diperoleh tergantung pada kombinasi barang X dan Y yang di konsumsi
Normal Good
Jika pendapatan konsumen naik maka Budget line bergeser keluar dari B 1L1 B2L2. Kurva Indifference
yang dapat disinggung naik dari IC 1 ke IC2. Kepuasan konsumen naik dari E1 E2. Jumlah X yang
dikonsumsi naik dari X1 ke X2. Barang X disebut Normal Good, yaitu barang yang income effectnya
positif, atau kenaikan pendapatan menaikan jumlah yang dikonsumsi.
Netral Good
Jika pendapatan konsumen naik maka budget line bergeser keluar dari B 1L1 B2L2. Kurva Indifference
yang dapat disinggung naik dari IC1 IC2. Kepuasan konsumen naik dari E1 E2. Tetapi jumlah X yang
dikonsumsi ternyata tetap. Barang X disebut Netral Good, yaitu barang yang Income Effectnya nol, atau
perubahan pendapatan tidak merubah jumlah barang yang dikonsumsi.
Inferior Good
Jika pendapatan konsumen naik maka budget line bergeser keluar dari B 1L1 B2L2. Kurva Indifference
yang dapat disinggung naik dari IC1 IC2. Kepuasan konsumen naik dari E 1 E2. Tetapi jumlah X yang
dikonsumsi justru turun dari X1 X2. barang X disebut Inferior Good, yaitu barang yang Income
Effectnya negatif. Kenaikan pendapatan justru menurunkan jumlah barang yang dikonsumsi.
Giffen Good
Jika harga barang X turun maka budget line bergeser keluar dari BL 1 BL2. Kurva Indifference yang
dapat disinggung naik dari IC1 IC2. Kepuasan konsumen naik dari E1 E2. Tetapi jumlah X yang
dikonsumsi justru turun dari X1 X2. barang X disebut Giffen Good, yaitu barang yang Price Effectnya
positif. Kenaikan penurunan harga justru menurunkan jumlah barang yang dikonsumsi.
TEORI PRODUKSI
Produksi adalah segala akitivitas yang dapat meningkatkan nilai guna (utility) suatu barang
Produksi dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai faktor produksi atau inut-input.
Ada dua pendekatan atau teori dalam berproduksi
- Short Run Production Function
- Long Run Production Function
SHORT RUN PRODUCTION
Produsen dikatakan berproduksi dalam Short Run dengan asumsi
- Dalam proses produksinya produsen menggunakan dua jenis input yaitu Fixed Input dan
Variabel input.
- Jika produsen ingin menambah atau mengurangi jumlah produksi maka input yang dapat
ditambah atau dikurangi hanya satu macam, sedangkan input-input yang lain tetap jumlahnya.
(hanya ada satu input variable.
Optimalisasi Menentukan jumlah input variable yang harus digunakan atau yang akan dikombinasikan
dengan Fixed input agar produksi maksimum.
Fixed Input : adalah input yang jumlahnya tetap berapapun jumlah produksi atau tidak dipengaruhi oleh
jumlah produksi.
Variable Input : adalah input yang jumlahnya selalu berubah seiring perubahan jumlah produksi. Jika
produksi bertambah maka input variable harus ditambah, dan jika produksi berkurang
maka input variable juga dikurangi.
Contoh
Q = f ( L , K ) ------------------ Production Function
Q Jumlah produksi yang tergantung pada kombinasi pemakaian input L dan K
L Jumlah input labor yang digunakan ( diasumsi sebagai input Variabel)
K Jumlah input kapital yang digunakan ( diasumsi sebagai Fixed Input )
TPL Total Product of Labor ( Jumlah produksi pada berbagai jumlah pemakaian labor )
TPL = f (L) = Q
APL Average Product of Labor (Rata-rata produksi untuk setiap unit labor )
APL = Q = TPL
L L
MPL Marginal Product of Labor ( Tambahan Produksi setiap menambah pemakaian satu unit labor )
MPL = ∆Q =∂Q
∆L ∂L
Dari tabel diatas dapat dibuat kurva TPL, APL dan MPL seperti berikut
Kurva TPL mula-mula naik seiring penambahan input variable sampai maksimum, setelah itu akan turun
lagi seiring penambahan input.
Jika MPL > 0, maka penambahan input akan menaikan Produksi
Jika MPL < 0, maka penambahan input akan menurunkan jumlah produksi
Jika MPL = 0 , maka produksi akan maksimum
Jadi syarat tercapainya Produksi Maksimum ( Q.max ) adalah jika MPL = 0
Saat APL maksimum maka MPL = APL max, jadi MPL memotong APL saat APL maksimum.
Dari kurva produksi diatas dapat dibedakan tiga tahap dalam berproduksi
Pada tahap I Produksi belum efisien, karena penambahan input variable akan menaikan output
lebih tinggi. APL dan MPL masih naik dengan menambah input
Pada tahap II Produksi mencapai efisien, karena APL sudah maksimum dan MPL masih > 0. APL
max berarti produkstifitas input sudah maksimum, dan MPL > 0 berarti
penambahan input masih menaikan jumlah produksi.
Pada tahap III Produksi tidak lagi efisien karena MPL < 0 , berarti penambahan
input justru menurunkan jumlah produksi. Jelas ini tidak efisien karena
hanya menambah biaya.
Contoh
Suatu Firm yang beroperasi dalam Short Run menggunakan input L sebagai input variabel dan input K
sebagai Fixed input. Persamaan Produksinya adalah sbb
Q = 12.KL + KL2 – 1/12.KL3
Jika input K diasumsi Fixed, dimana K = 4
a. Pada input L berapa Q.maximum dan hitung berapa Q.max. Tsb
b. Pada input L berapa APL maximum dan berapa APL max.tsb
c. Pada input L berapa MPL maximum dan berapa MPL max.tsb
Jawab
a. K diasumsi dimana K = 4
Q = 12.K.L + K.L2 – 1/12.K.L3 = Q = 12 (4).L + 4.L2 – 1/12.(4).L3
= 48.L + 4.L2 – 1/3 .L3
Q maksimum jika ∂Q/∂L = 0 ∂Q/∂L = 48 + 8L – L2 = 0
L2 – 8L – 48 = 0
( L – 12 ) ( L + 4 ) = 0 L1 = 12L2 = - 4
Jadi Q maksimum jika L = 12
Q maksimum = 48 ( 12) + 4 (12 )2 – 1/3 ( 12 ) 3 = 576 + 576 – 576 = 576
b. APL = Q / L = 48 + 4.L – 1/3 L2
APL maksimum jika ∂APL / ∂L = 0
∂APL /∂L = 4 – 2/3 L = 0 4 = 2/ 3 L L = 4. 3/2 = 6
APL maksimum = 48 + 4 (6) – 1/3 (6)2 = 48 + 24 – 12 = 60
c. MPL = ∂Q/∂L = 48 + 8.L – L2 MPL maksimum jika ∂MPL/∂L = 0
∂MPL/∂L = 8 – 2.L = 0 8 = 2. L L = 8/2 = 4
Jadi MPL maksimum jika L = 4
MPL maksimum = 48 + 8 (4) – 42 = 48 + 32 – 16 = 64
Dimana ; Q adalah jumlah produksi yang dapat dihasilkan dengan menggunakan kombinasi tertentu input
L dan K
L Jumlah labor digunakan ( diasumsi sebagai input variable )
K Jumlah input kapital digunakan (diasumsi sebagai input variable)
C Total Cost
w Wages ( Upah tenaga kerja perunit)
r Rate of interest ( Bunga capital per unit)
Optimalisasi Menentukan kombinasi input L dan K yang harus digunakan agar produksi optimum.
∂ Q = f ’(K) - λ r = 0 ……………..> f ’ ( K) = λr
∂K
∂ Q = C – w.L – r.K = 0
∂λ
f ’(L) = λw
f ’(K) λ r
TEORI COST
Teori Cost sejalan dengan teori Produksi, karena setiap ada kegiatan produksi selalu ada costnya. Tidak
ada produksi tanpa ada cost .
Dalam berproduksi dibedakan antara Short Run Production dan Long Run Production, maka Cost juga
dibedakan antara Short Run Cost dan Long Run Cost
1. SHORT RUN COST
Short Run Cost sejalan dengan Short Run Production
Berproduksi dalam Short Run, Inputnya terdiri dari Fixed Input dan Variabel Input, maka Cost dalam
Short Run juga terdiri dari Fixed Cost dan Variable Cost.
Input yang tetap (Fixed Input), maka costnya juga Fixed Cost
Input yang berubah (Variable Input) maka Costnya juga Variable Cost
TC = FC + VC
TC Total Cost (Biaya Total)
FC Fixed Cost ( Biaya tetap), yaitu biaya yang besarnya selalu tetap berapapun jumlah produksi,
atau tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi.
VC Variable Cost (Biaya Berubah), yaitu biaya yang besarnya selalu berubah seiring perubahan
jumlah produksi, atau tergantung pada jumlah produksi.
VC = f (Q)
TC = ATC Average Total Cost ( Biaya Total Rata-Rata)
Q
∂TC = MC Marginal Cost ( Tambahan Biaya Setiap menambah satu unit produksi)
∂Q
Contoh
Q TFC TVC TC AFC AVC ATC MC
0 1.000 0 1.000 ∞ - ∞
5 1.000 275 1.275 200 55 255 55
10 1.000 400 1.400 100 40 140 25
15 1.000 525 1.525 66,67 35 101,67 25
20 1.000 800 1.800 50 40 90 55
25 1.000 1.375 2.375 40 55 95 115
30 1.000 2.400 3.400 33,33 80 113,33 205
Dari tabel diatas dapat dibuat kurvanya baik secara Total maupun yang Rata-Ratanya.
Kurva TFC, berbentuk Horizontal, karena berapapun jumlah produksi besarnya biaya tetap selalu sama,
sehingga kurvanya berbentuk horizontal.
Kurva TVC dimulai dari Nol, karena saat produksi Nol maka TVC = 0. Kemudian ia akan terus naik
seiring kenaikan produksi.
Kurva TC dimulai dari sumbu TFC, karena saat produksi Nol, Maka TFC = TC, kemudian ia terus naik
seiring kenaikan produksi yang sejalan dengan TVC
Kurva AFC, mula-mula sangat besar, kemudian akan terus turun seiring kenaikan jumlah produksi.
Kurva AVC, mula-mula relatif besar, kemudian menurun seiring kenaikan jumlah produksi sampai
minimum, dan setelah itu kembali naik seiring kenaikan jumlah produksi.
Kurva ATC, mula-mula sangat besar, kemudian menurun seiring kenaikan jumlah produksi sampai
minimum, tetapi setelah itu akan terus naik seiring kenaikan jumlah produksi.
Saat AVC minimum, ia sama dengan MC, maka MC memotong AVC pada titik minimum AVC.
Saat ATC minimum, ia sama dengan MC, maka MC memotong ATC pada titik minimum ATC.
Dari gambar diatas, AVC minimum saat Q = 15 dan ATC minimum saat Q = 20
Contoh
Diketahui TC = 1.000 + 80.Q – 6.Q2 + 0,2.Q3
a. Apakah persamaan Cost diatas dalam Short Run atau Long Run ? Kenapa ?
b. Tentukan persamaan AFC, AVC, ATC dan MC
c. Pada Output berapa AVC minimum dan hitung berapa AVC minimum
d. Saat Q = 15, hitung berapa TFC, TVC, TC, AFC, AVC, ATC dan MC
Jawab
a. Persamaan cost diatas adalah Short Run Cost karena ada TFC = 1.000
b. AFC = 1.000/Q = 1.000Q-1 AVC = TVC/Q = 80 – 6.Q + 0,2 Q2
ATC = AFC + AVC = 1.000Q-1 + 80 – 6Q + 0,2 Q2
MC = ∂TC/∂Q = 80 – 12 Q + 0,6 Q2
Kurva AC mempunyai titik minimum atau berbentuk huruf U menandakan bahwa setiap perusahaan atau
mesin selalu memiliki skala optimal. Jika produsen berproduksi dibawah skala optimalnya seperti Q 1,
maka biaya rata-ratanya lebih besar. Jika ia berproduksi melebihi skala optimal seperti Q 2 maka biaya
rata-ratanya juga lebih besar. Hanya jika berproduksi persis pada skala optimalnya di Qe, maka biaya rata-
ratanya akan minimum.
LMC Long Run Marginal Cost (Tambahan biaya setiap menambah produksi satu unit dalam jangka
panjang)
LMC = ∂ LTC / ∂ Q
Dari tabel diatas dapat digambarkan kurva Total Cost dan Average Total Costnya.
Dalam Long Run kurva LTC dimulai dari titik Nol, karena dalam long run tidak ada fixed Cost. Pada saat
produksi = 0 , maka Total Cost = 0 . Kemudian Long RunTotal Cost akan terus naik seiring kenaikan
jumlah produksi.
Kurva LAC juga berbentuk huruf U , atau mempunyai titik minimum, karena dalam long run juga ada
skala optimal. Biaya Rata-Rata dalam Long Run juga minimum hanya jika produsen berproduksi persis
pada skala optimalnya. Jika Produksi dibawah skala optimal maka biaya rata-rata lebih besar, begitu juga
kalau produksi melebihi skala optimal maka biaya rata-rata juga lebih besar. Pada saat LAC minimum
maka LAC.min = LMC. Jadi LMC memotong LAC persis pada titik minimum LAC.
MARKET (PASAR)
Pasar secara umum terbagi atas dua kelompok besar yaitu :
- Perfect Competition Market ( Pasar Persaingan Sempurna)
- Imperfect Competition (Persaingan Tidak Sempurna )
* Monopoly
* Monopolistic Competition
* Oligopoly
Tujuan mempelajari struktur pasar adalah agar produsen bisa memperoleh laba maksimum atau loss
minimum dalam berusaha. Untuk mencapai Profit maksimum atau Loss minimum ada syarat yang harus
dipenuhi produsen. Syarat tersebut tergantung pada struktur pasar dari produk yang ia jual, karena itu
produsen terlebih dahulu harus mengetahui struktur pasar dari produk yang ia jual.
Jika produksi < Q1 atau > Q2, maka produsen menderita rugi. Jika produksi = Q 1 atau sama dengan =Q2,
maka produsen mencapai BEP. Jika Q1 < produksi < Q2, produsen memperoleh laba. Laba maksimum
dicapai saat selisih TR dan TC maksimum, atau saat Slope TR = Slope TC, yaitu saat produksi = Qe.
Contoh
Suatu Firm yang beroperasi pada struktur pasar persaingan sempurna, berhadapan dengan harga pasa P
= $ 260
Jika struktur Costnya TC =1.000 + 80.Q – 6.Q2 + 0,2.Q3
a. Tentukan output equilibrium firm tersebut
b. Hitung berapa laba atau rugi firm tersebut
PASAR MONOPOLY
Pasar Monopoly merupakan lawan atau kebalikan dari pasar Persaingan Sempurna. Semua cirri-ciri atau
asumsi dari Pasar Monopoly merupakan kebalikan dari cirri-ciri atau asumsi pasar Persaingan Sempurna.
Q P = AR TR MR TC AC MC Laba
0 $ 200 0 200 Inf - 200
5 190 950 190 1.200 240 200 - 250
10 180 1.800 170 2.050 205 170 - 250
15 160 2.400 120 2.450 163,33 80 - 50
20 140 2.800 80 2.700 135 50 + 100
25 120 3.000 40 2.850 114 30 + 150
30 105 3.150 30 2.950 98,33 20 + 200
35 93 3.255 21 3.055 87,28 21 + 200
40 80 3.200 -11 3.180 79,5 25 + 20
Jika produksi < Q1 atau > Q2 maka produsen rugi. Jika produksi = Q1 atau = Q2 maka produsen mencapai
BEP. Jika Q1 < produksi < Q2 maka produsen memperoleh laba. Laba maksimum dicapai saat selisih TR
dan TC maksimum , atau Slope TR = Slope TC, yaitu jika produksi = Qe
Untuk menentukan equilibrium produsen dengan pendekatan Marginal digunakan Marginal Revenue
(MR) dan Marginal Cost (MC). Equilibrium produsen yaitu saat produsen memperoleh laba maksimum
atau menderita rugi minimum dicapai dengan syarat MR = MC. Dari tabel diatas terlihat bahwa laba
maksimum sebesar 200, dicapai hanya saat MR = MC.
Bagi produsen yang beroperasi pada struktur pasar Monopoly, baik dalam Short Run maupun dalam Long
Run, ia bisa memperoleh laba (Ekstra Profit ), menderita Rugi maupun BEP
4. Price Discrimination
Produsen yang beroperasi pada struktur pasar Monopoly, bisa membedakan tariff (harga ) kepada
konsumen yang berbeda. Hal ini dilakukan karena seluruh pasar dikuasai oleh satu Firm. Dalam rangka
memaksimum Revenue, Laba dan meningkatkan pangsa pasar maka produsen dapat membeda-bedakan
tariff pada konsumen atau pasar yang berbeda.
AR1 dan MR1, adalah Average Revenue dan Marginal Revenue oleh konsumen yang lebih kaya. AR2 dan
MR2 adal Average Revenue dan Marginal Revenue oleh konsumen yang lebih miskin. Untuk jumlah yang
sama (Qe), produsen dapat membedakan harga kepada keduanya. Kepada Konsumen yang lebih kaya
ditetapkan harga P2, sementara pada konsumen yang lebih miskin hanya ditetapkan harga P1. TR = TR1 +
TR2 = OP1AQe + OP2BQe TC1 = TC2 =OCDQe
Total Laba = Laba 1 + Laba 2 = CP1AD + CP2BD
Seandainya barang X dihasilkan oleh produsen Monopoly, maka equilibrium Monopoly (Em) terjadi jika
MR = MC. Produsen Monopoly akan menghasilkan Qm dan menetapkan harga Pm. Sendainya barang X
dihasilkan produsen Perfect Competition. Maka equilibrium Perfect Competition ( Ep ) terjadi jika P =MC
Produsen perfect akan menghasilkan Qp dan menetapkan harga Pp. Dari kurva terlihat bahwa Pm > Pp,
berarti produsen monopoly merugikan konsumen, karena menetapkan harga lebih tinggi. Sedangkan
Qm < Qp, berarti produsen monopoly cendrung in efisien karena menghasilkan lebih sedikit.
MONOPOLISTIC COMPETITION
(PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIS)
Pasar persaingan sempurna dan monopoly ibarat dua kutub yang berlawanan, jarang orang yang tinggal di
kutub utara dan jarang pula yang tinggal di kutub selatan, kebanyakan orang tinggal antara kutub utara dan
kutub selatan. Begitu pula halnya dengan produk yang ada di pasar, jarang ditemukan produk yang
struktur pasarnya persaingan sempurna murni maupun monopoly murni. Kebanyakan produk, struktur
pasarnya berada antara Persaingan Sempurna dengan Monopoly, yaitu Monopolistic Competittion dan
Oligopoly, dan yang paling banyak adalah pasar Monopolistic Competition.
Pasar Monopolistic Competition merupakan kombinasi atau perpaduan antara pasar Monoply dengan
Perfect Competition. Pada kondisi tertentu ia mirip dengan Monopoly dan pada kondisi lain ia mirip
dengan Perfect Competition.
Kondisi Long Run bagi produsen adalah jika tidak ada lagi keunggulan yang signifikant yang dimiliki
oleh suatu Firm. Produk setiap Firm relatif sama saja, sehingga persaingan makin fair, dan setiap Firm
merasa seolah-olah beroperasi pada struktur pasar Persaingan Sempurna dan hanya memperoleh normal
profit. Perhatikan kurva berikut !
LTR = OPAQe LTC = OCAQe LTR = LTC Berarti hanya memperoleh Normal profit
PASAR OLIGOPOLY
Pasar Oligopoly ini lebih dekat dengan Monopoly, karena produsen lebih berkuasa
Ciri-ciri / Asumsi pasar Oligopoly
- Beberapa produsen menguasai pasar
- Produk setiap Firm relatif sama dan mudah disubstitusi satu sama lain
- Ada halangan untuk masuk pasar
- Harga cendrung ditentukan produsen
Bentuk pasar Oligopoly yang lebih ekstrim yaitu Duopoly, dimana hanya dua perusahaan besar yang
menguasai pasar.
Ada beberapa teori atau pendekatan dalam menentukan equilibrium produsen
1.Cournot Sollution by Agustin Cournot
Menurut Cournot jika ada dua Firm yang menguasai pasar dan kedua Firm itu saling bersaing, maka kedua
Firm akan saling mengawasi tindakan lawanya. Jika suatu Firm melakukan aksi, maka Firm lain akan
lansung bereaksi. Proses aksi dan reaksi kedua Firm merupakan proses penyesuaian yang akan
mengarahkan masing-masing Firm menuju equilibriumnya masing-masing. Prosesnya dapat dijelaskan
dengan table dan kurva berikut.
Behavior of Firm Under Cournot Assumptions
FIRM Round.1 Round.2 Round.3 Final
Round
Firm. I ½. MD 3/8.MD 11/32. MD 1/3. MD
Firm. II ¼. MD 5/16. MD 21/64. MD 1/3. MD
Total
Market ¾. MD 11/16. MD 43/64. MD 2/3. MD
Dari tabel dan kurva diatas dapat dijelaskan bagainama proses penyesuaian terjadi dengan kurva berikut.
Pada awal Firm I masuk, ia menghadapi permintaan pasa AD atau OQ 4. Ia membuat Marginal
Revenuenya MR1. Jika MC = 0, maka Firm.I akan memperoleh laba maksimum jika menghasilkan Q2 atau
setengah dari Market Demand dan menetapkan harga P1. Kemudian Firm.II ia menghadapi sisa
permintaan pasar BD, maka ia membuat pula kurva marginal revenuenya MR2. Firm.II menghasilkan
Q2Q3 atau seperempat Market Demand dengan menetapkan harga P 2. Karena kedua Firm menetapkan
harga yang berbeda maka kedua Firm akan melakukan proses penyesuaian. Firm.I bersedia mengurangi
produksinya dan juga menurunkan harga, sebaliknya Firm.II akan menaikan produksinya dan menaikan
harga. Proses penyesuaian ini akan terus berlansung sampai akhirnya masing-masing Firm akan
memproduksi jumlah yang sama masing-masing 1/3 dari Market Demand dan juga akan menetapkan
harga yang sama antara P1 dan P2 seperti Pe.
DADA’ kurva demand yang dihadapi Firm.A. DBDB’ kurva demand yang dihadapi Firm.B Jika
Permintaan Q1 maka Firm.A menetapkan harga Pa, sementara Firm.B hanya Pb, dimana Pb<Pa. Jika Firm
A tidak ingin kehilangan pasar maka ia harus mengikuti apa yang ditetapkan Firm B. Sebaliknya jika
permintaan Q2, maka Firm A menetapkan harga lebih rendah dari Firm B. Maka agar Firm B tidak ingin
kehilangan pasar maka ia harus pula ikut apa yang ditetapkan firm A. Jika permintaan pasar Qe maka
kedua firm menetapkan harga yang sama yaitu Pe. Jadi kurva permintaan pasar keseluruhan adalah
DBEDA’, dimana sebagian diwakili kurva permintaan A dan sebagian diwakili kurva permintaan B, yang
merupakan kurva permintaan patah (Kinked Demand Curve).
Jika dua firm yang bersaing memiliki struktur Cost yang berbeda, maka Firm yang struktur Costnya lebih
rendah (the Lower Cost) akan bertindak sebagai pengendali harga.
AC1 dan MC1 adalah struktur Cost dari Firm I (The Higher Cost). AC2 dan MC2 adalah struktur Cost dari
Firm II (the lower Cost) Firm I mencapai laba maksimum Jika MR = MC1 ( E1 ), ia akan menghasilkan Q1
dan menetapkan harga P1. Sebaliknya Firm II akan mencapai laba maksimum jika MR= MC 2 yaitu E2,
dengan menghasilkan Q2 dan menetapkan harga P2, dimana P2 < P1. Pada harga P2, firm.II akan
memperoleh laba maksimum sementara Firm I hanya normal profit, (karena P2 = MC1 ). Tetapi Firm I
harus ikut apa yang ditetapkan firm II tersebut. Jika firm II ingin mematikan Firm I maka ia akan
menetapkan equilibrium di Ep, yaitu P3 = MC2. Jika harga P3 maka firm II memperoleh normal profit
sementara firm I akan menderita rugi dan gulung tikar. Jadi Firm II (the Lower Cost ) akan bertindak
sebagai pengendali harga di pasar.
5.Cartel
Cartel (Kolusi) adalah kerjasama atau kesepakatan dalam bentuk perjanjian antara beberapa firm sejenis
dengan tujuan mengurangi tingkat persaingan sesama mereka. Mereka sengaja membuat perjanjian agar
masing-masingnya bisa memperoleh laba yang lebih besar.
Hal-hal yang disepakati antara lain :
- Penetapan harga secara bersama
- Kuota produksi masing-masing firm
- Pembahagian pasar masing-masing Firm
Contoh kasus Asosiasi Semen, OPEC dll.