Disusun Oleh:
Nurchita Arliza 190421862409
(STEWARDSHIP THEORY)
nurchitaarliza@gmail.com
TEORI STEWARDSHIP
Teori stewardship merupakan salah satu “Grand Theory” yang biasanya mendasari suatu
penelitian. Sebelum membahas penjelasan tentang teori stwardship, diketahui bahwa teori
stewardship ini berdasarkan teori dari sosiologi dan psikologi serta berasal dari pemikiran
akuntansi manajemen, dimana para eksekutif sebagai steward termotivasi untuk bertindak
sesuai keinginan prinsipals, selain itu perilaku steward tidak akan meninggalkan organisasinya
karena steward berusaha mencapai sasaran organisasinya. Menurut teori stewardship pemilik
(principal stakeholders) perusahaan menggambarkan bahwa direktur sebagai principals
sedangkan manajer dan karyawan sebagai steward. Teori stewardship berkaitan dengan
kompleksitas manusia dan memberikan penjelasan yang lebih baik dalam mengelola perilaku.
Teori stewardship menggambarkan suatu kondisi manjer yang memiliki motivasi atau
termotivasi pada suatu target pencapaian utama untuk kepentingan bersama suatu organsasi
bukan termotivasi untuk kepentingan pribadi (Donaldson dan Davis, 1991). Menurut Chin
dalam Kaihatu (2006), Jika ditelusuri dari filsafat ilmu maka teori stewardship ini dibangun
atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat
dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran
terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan fidusia yang dikehendaki para
pemegang saham. Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai dapat
dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun
stakeholder.
Jadi dapat dikatakan dalam teori stewardship ini menjelaskan dasar dari suatu tindakan
seorang manajer yang diberikan amanah untuk mencapai tujuan bersama dan bertindak sesuai
dengan principal demi kepentingan bersama. Dalam teori stewardship ini menggambarkan
bahwa manajer memiliki suatu amanah dan mendapatkan kepercayaan yang tinggi untuk
melakukan tugasnya karena mempunya integritas dan kejujuran yang tinggi bagi kepentingan
publik atau kepentingan bersama. Teori ini mengasumsikan adanya suatu hubungan yang kuat
antara kepuasan dan kesuksesan suatu organisasi dilihat dari kinerja dan maksimalisasi manajer
dan principals dalam hal target untuk mencapai tujuan bersama suatu organisasi.
Menurut Donaldson dan Davis (1991), Pada sektor swasta para penganut teori
stewardship berpendapat bahwa apabila manajer-manajer pada tingkat yang lebih tinggi
misalnya CEO suatu perusahaan yang bertindak sebagai stewardship akan mempunyai sikap
pro-organisasional pada saat struktur manajemen perusahaan memberikan otoritas dan
keleluasaan yang tinggi. Pada teori stewardship ini, didasarkan pada pelayan yang memiliki
perilaku dimana manajer-manjer dapat dibentuk agar selalu dapat diajak bekerjasama
dalam organisasi, memiliki perilaku kolektif atau berkelompok dengan utilitas tinggi
dan selalu bersedia untuk melayani daripada bersifat individualisme untuk mencapai
kepentingan pribadi. Stewards mengoptimalkan penciptaan nilai bagi perusahaan. Dalam hal
ini, steward akan mengoptimalkan persamaan nilai untuk mendapatkan modal yang memadai
mengingat bisnis risiko dan mengeksploitasi peluang pertumbuhan. Oleh karena
itu, para steward akan fokus pada penjualan, keuntungan dan investasi masa depan.
Berdasarkan teori stewardship terdapat dua kelompok yaitu principals dan steward
yang berkerja bersama-sama untuk meningkatkan kesejahteraan sesuai keinginan.
Principlas akan merekrut pada karyawan atau pegawainya berdasarkan kemampuan dalam
mngelola sumber daya organisasi untuk memaksimalkan manfaat. Berdasarkan asumsi
teori stewardship menyatakan bahwa manejer akan berusaha mengelola sumberdaya secara
maksimal dan mengambil suatu keputusan yang terbaik bagi kepentingan organisasi dan
bekerja atas dasar pemikiran bahwa keuntungan manager atau steward dan pemilik
(principlas) berasal dari perusahaan yang kuat secara organisasi dan ekonimi. Menurut
Davis et al. (1997), steward akan memiliki komitmen organisasi dalam bekerja untuk
memenuhi tujuan dengan menyelesaikan tugas dan tugas yang diperlukan, mengambil
kredit untuk kesuksesan perusahaan dan merasa frustrasi ketika tujuan tidak tercapai.
Menurut Davis et al. (1997), ketika manajer mampu mengelola organisasi secara
maksimal, teutama dalam upaya penciptaan nilai bagi perusahaan, maka itu artinya manajer
telah memenuhi aspek psikologis dari teori ini. Penciptaan nilai (value cretion) dalam konteks
ini adalah dengan memanfaatkan secara optimal seluruh potensi aset perusahaan, baik
karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun structural capital. Pengelolaan
yang baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan nilai tambah (value added) bagi
perusahaan yang kemudian dapat mendorong dan meningkatkan kinerja keuangan serta nilai
perusahaan untuk kepentingan stakeholders.
KESIMPULAN
Teori stewardship ini berdasarkan teori dari sosiologi dan psikologi serta berasal dari
pemikiran akuntansi manajemen, dimana para eksekutif sebagai steward termotivasi untuk
bertindak sesuai keinginan prinsipals. Menurut teori stewardship pemilik (principal
stakeholders) perusahaan menggambarkan bahwa direktur sebagai principals sedangkan
manajer dan karyawan sebagai steward. Teori stewardship menggambarkan suatu kondisi
manjer yang memiliki motivasi atau termotivasi pada suatu target pencapaian utama untuk
kepentingan bersama suatu organsasi bukan termotivasi untuk kepentingan pribadi.
Berdasarkan teori stewardship dua kelompok yaitu principals dan steward yang berkerja
bersama-sama untuk meningkatkan kesejahteraan sesuai keinginan.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, J. H., F. D. Schoorman, dan L. Donladson. 1997. "Toward a Stewardship Theory of
Management". Academy of Management Review, Vol. 22, No. 1, hlm: 20-47.
Donaldson, L., dan J. H. Davis. 1991. "Stewardship Theory or Agency Theory: CEO
Governance and Shareholder Returns". Australian Journal of Management, Vol. 16,
No. 1, hlm: 49-65.