Kepuasan itu semakin tinggi, maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya.
Tabel 1. menunjukkan bahwa adalah lebih baik memakan lima mangga daripada
sebelas mangga, karena kepuasan yang dinikmati dari memakan lima mangga
adalah lebih besar.
Gambar 4.1
Nilaiguna Total dan Marginal dalam Grafik
80
30
60
20
40
10
20
0
2 4 6 8 10 2 4 6 8 10
Jumlah mangga
Nilaiguna total Nilaiguna marginal
Nilaiguna Total dan Marginal dalam Grafik
Kurva nilaiguna total bermula dari titik 0, yang berarti pada waktu tidak
terdapat konsumsi, maka nilaiguna total adalah nol. Pada mulanya kurva
nilaiguna total adalah naik, yang berarti kalau jumlah konsumsi mangga
bertambah, maka nilai guna total bertambah tinggi.
Kurva nilai guna total mulai menurun pada waktu konsumsi mangga
melebihi delapan buah. Kurva nilaiguna marginal turun dari kiri atas ke
kanan bawah.
Perubahan harga suatu barang, merubah nilai-nilai marginal per rupiah dari
barang yang mengalami perubahan harga tersebut.
Harga naik, permintaan atas barang yang mengalami kenaikan harga
tersebut akan berkurang.
Penurunan harga, menyebabkan permintaan atas barang yang mengalami
penurunan harga itu akan bertambah banyak.
Penurunan harga menyebabkan nilai guna marginal per rupiah yang lebih
tinggi dibandingkan nilaiguna marginal per rupiah dari barang-barang
lainnya yang tak berubah harganya.
Maka, karena membeli barang tersebut akan memaksimumkan nilaiguna,
permintaan atas barang tersebut menjadi bertambah banyak apabila
harganya bertambah rendah.
2. Efek Pendapatan
Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek
pendapatan, lebih memperkuat lagi efek penggantian di dalam mewujudkan
kurva permintaan, yang berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
Surplus Konsumen
Contoh kasus:
Seorang konsumen pergi ke pasar membeli durian dan bertekad akan
membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp 30.000.
Sesampainya di pasar, dia mendapati, durian yang diinginkannya
berharga Rp 25.000. Jadi, ia dapat memperoleh durian yang
diinginkannya dengan harga Rp 5.000 lebih murah dari harga yang
bersedia dibayarkannya. Nilai Rp 5.000 ini adalah surplus konsumen.
Tabel 4.2. Angka Kombinasi Barang yang Mewujudkan
Tingkat Kepuasan yang Sama
Tabel 2. Daftar Gabungan Makanan dan Pakaian
yang Memberikan Kepuasan yang Sama Besar
Jumlah Barang Tingkat Penggantian
Gabungan Makanan Pakaian Marginal di antara
Makanan dan Pakaian
A 10 2 3/1 = 3,0
B 7 3 2/1 = 2,0
C 5 4 1/1 = 1,0
D 4 5 1,2/2 = 0,6
E 2,8 7 0,8/3 = 0,27
F 2 10
Tabel 2. Angka Kombinasi Barang yang Mewujudkan
Tingkat Kepuasan yang Sama
10 A
8
B
Makanan (Unit)
6
C
4 D
E
2 F
2 4 6 8 10
Pakaian (unit)
Gambar 2. Kurva Kepuasan Sama
Dengan menggunakan kurva kepuasan sama saja, masalah ini tidak dapat
dipecahkan, diperlukan sebuah analisis yang dapat menggambarkan garis
anggaran pengeluaran.
Tabel 3 menunjukkan gabungan makanan dan pakaian yang dapat dibeli oleh uang
yang dimiliki konsumen tersebut.
15 A
Makanan (unit) 12 B
C Y
9
6 X D
E
3
F
2 3 4 6 9 10 12 15
Pakaian (unit)
Contoh Angka dan Grafik
Titik yang berada di atas garis anggaran pengeluaran, seperti misalnya titik Y
– yang menunjukkan gabungan 10 pakaian dan 9 makanan,
menggambarkan gabungan yang tidak dapat dibeli oleh uang yang dimiliki
konsumen.
Jumlah yang harus dibayar adalah lebih tinggi dari uang yang tersedia.
Karena harga pakaian adalah Rp 9.000 dan harga makanan Rp 6.000 setiap
unit, gabungan barang yang ditunjukkan oleh titik Y memerlukan uang
sebanyak (10 x Rp 9.000 + 9 x Rp 6.000) = Rp 144.000.
A. Dua
B. Tiga
C. Empat
D. Lima
E. Enam
5. Perbedaan di antara kepuasan yang diperoleh seseorang di
dalam mengkonsumsi sejumlah barang dengan pembayaran yang
harus dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut.
Pernyataan di atas merupakan definisi dari:
A. Surplus Konsumen
B. Surplus Produsen
C. Defisit Konsumen
D. Defisit Produsen
E. Break Even Point