Dengan pendekatan kurva indiferen, konsumen ingin memperoleh kepuasan maksimum, yaitu
mencapai kurva indiferen tertinggi dengan kendala pendapatan yang tersedia. Jadi dalam satu
kurva indiferen, tingkat kepuasan yang diperoleh adalah sama.
Perhatikan gambar (a), konsumsi dititik A, B, C dan D adalah terletak pada kurva indiferen yang
sama, berarti kepuasan yang diperoleh juga sama. Pergerakan dari titik A ke titik B, dari titik B
ke titik C, dari titik A ke titik C dan sebagainya (perpindahan dari satu ke titik lainnya), berarti
konsumen ingin mendapatkan lebih banyak barang X untuk mendapatkan barang Y di mana
tingkat kepuasan konsumen tetap sama, atau sebaliknya perpindahan dari titik D ke titik C,
perpindahan dari C ke titik B dan sebagainya, berarti harus ada barang X yang dikorbankan
untuk mendapatkan tambahan barang Y.
Tingkat penggantian barang Y dengan barang X atau tingkat penggantian barang X dengan
barang Y dinamakan tingkat penggantian subsitusi marginal (Marginal rate of subsitustion),
yaitu berapa suatu barang yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan barang lain.
Gambar (b) adalah sekumpulan kurva indiferen atau dinamakan indiference map, makin jauh
dari titik origin berarti makin tinggi tingkat kepuasan yang diterima konsumen. Kurva indiferen
I3 > I2 > I1, ini berarti kepuasan pada kurva I3 lebih besar dari I2 dan I1, dan kepuasan yang
diterima konsumen di I2lebih besar dari kepuasan yang diterima konsumen pada kurva indiferen
I1.
Penjelasan bahwa kurva indiferen tidak saling berpotongan dapat dijelaskan dengan bantuan
kurva berikut ini
Seperti telah dijelaskan sebelumnya pada kurva indiferen yang sama akan memberikan kepuasan
yang sama. Berdasarkan gambar di atas menunjukkan kurva indiferen I1 berpotongan dengan
kurva indiferen I2 pada titik C. Kepuasan di titik A sama dengan kepuasan dititik C, demikian
juga kepuasan dititik B sama dengan kepuasan dititik C, sedangkan kepuasan dititik A lebih
besar dari dititik C karena kurva indiferen I2 lebih besar dari I1. Keadaan ini tidak mungkin
terjadi karena pada titik yang sama (titik C) kepuasan yang diterima konsumen berbeda.
Tabel dan Kurva di atas merupakan salah satu dari berbagai kemungkinan yang tak terhitung
banyaknya. Pembuatan tabel dan kurva semacam ini dapat diulang sebanyak yang diperlukan.
Misalnya, Anda dapat membuat tabel dan kurva yang menggambarkan kombinasi barang yang
memberikan tingkat utilitas yang lebih besar kepada konsumen.
Dalam hal ini, asumsinya adalah bahwa konsumen akan memperoleh tingkat utilitas yang lebih
tinggi dengan menambah jumlah konsumsi kedua jenis barang. Penambahan konsumsi kedua
barang tersebut akan menyebabkan pergeseran ke kanan atas. Hal ini, kurva indiferen akan
semakin jauh dari titik nol.
Dengan kata lain, semakin jauh kurva indiferen dari titik nol, semakin tinggi tingkat utilitas yang
diberikan oleh kombinasi kedua barang. Himpunan dari beberapa kurva indiferen dinamakan
peta indiferen (indifference map). Sebagai contoh, Kurva berikut ini memperlihatkan kurva
indiferen yang dikembangkan dari Kurva sebelumnya, yaitu sebagai berikut.
Jadi, kurva IC2 menggambarkan tingkat utilitas yang lebih tinggi dibandingkan kurva IC1, kurva
IC3 lebih tinggi dibandingkan kurva IC2, dan seterusnya.
2. GARIS ANGGARAN
Menurut Mankiw (2012: 440) Garis Anggaran adalah “the limit on the consumption bundles that
a consumer can afford”. Apabila diterjemahkan, kurang lebih: Garis Anggaran adalah berbagai
kemungkinan kombinasi konsumsi yang mampu diperoleh konsumen dengan pendapatannya.
Pada dasarnya setiap orang pasti menginginkan konsumsi yang banyak dan berkualitas tinggi,
karena hal tersebut memang sudah menjadi sifat dasar manusia. Namun, keinginnya tersebut tidak
akan selalu terpenuhi karena pengeluaran manusia dibatasi oleh anggaran yang dimiliki. Itulah
sebabnya Garis Anggaran sering juga disebut dengan “Kendala Anggaran”.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Mankiw (2012: 440) bahwa “most people would like to
increase the quantity or quality of the goods they consume—to take longer vacations, drive fancier
cars, or eat at better restaurants. People consume less than they desire because their spending is
constrained, or limited, by their income”.
Contoh:
Tabel 1. Berbagai Kombinasi yang Dapat dipilih Oleh Konsumen
Uang untuk Uang untuk Total
Mie Ayam Jus Alpukat
Membeli Mie Membeli Jus Pengeluaran
(mangkuk) (gelas)
Ayam (Rp) Alpukat (Rp) (Rp)
0 10 0 50.000 50.000
1 9 5.000 45.000 50.000
2 8 10.000 40.000 50.000
3 7 15.000 35.000 50.000
4 6 20.000 30.000 50.000
5 5 25.000 25.000 50.000
6 4 30.000 20.000 50.000
7 3 35.000 15.000 50.000
8 2 40.000 10.000 50.000
9 1 45.000 5.000 50.000
10 0 50.000 0 50.000
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa terdapat 11 kombinasi konsumsi yang dapat dipilih oleh
konsumen. Pada dasarnya konsumen pasti menginginkan semuanya maksimal (10 mangkuk mie
ayam dan 10 gelas jus alpukat) tetapi manusia dibatasi oleh anggarannya yaitu sebesar
Rp50.000,00 sehingga konsumen hanya mampu mengkonsumsi mie ayam dan jus alpukat sesuai
11 kombinasi pada tabel 1 di atas.
Apabila tabel tersebut digambarkan dalam sebuah kurva, maka kurva tersebut akan mirip dengan
kurva permintaan yang memiliki slope negatif. Berikut ini kurva Garis Anggaran tersebut:
Berbagai titik pada garis anggaran mengindikasikan kombinasi konsumen atau trade-off antara
dua barang (dalam hal ini adalah mie ayam dan jus alpukat). Ketika seorang konsumen
meningkatkan jumlah mie ayam yang dibeli, konsumen tersebut harus mengurangi jumlah jus
alpukat yang dibeli dan sebaliknya.