Nilai Guna dibedakan menjadi Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marjinal.
Teori Nilai Guna (Kardinal)
Nilai Guna Total
(diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
TU
Q Q
0 5 8 0 1 8 9 MU
11
Nilai Guna Total Nilai Guna Marjinal
Syarat Memaksimumkan Nilai
Guna
“Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai
jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya”.
MUx = Px
Contoh :
Makanan dan Minuman
MU makanan = MU pakaian 5 = 50
P mkn P pak 5000 50000
Teori Permintaan
Ada 2 faktor yg menyebabkan permintaan terhadap suatu barang berubah apabila harga barang itu
mengalami perubahan :
Efek Subtitusi
PA PB
Kalau harga brg A mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per rupiah yang
diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah. Jika harga barang B
tdk berubah maka nilai guna marjinal barang lebih tinggi drpd marjinal barang A,
sehingga permintaan terhadap brg A akan mengalami penurunan dan sebagai
gantinya permintaan brg B akan meningkat.
Teori Permintaan
Efek Pendapatan
Px
A
Surplus Konsumen
E
Pm
Qx
0 Qx
Contoh ...
Jumlah Konsumsi Harga yg bersedia Surplus Jumlah surplus
Mangga dibayar Konsumen jika konsumen (Rp)
konsumen (Rp) harga mangga Rp
700/buah
1 1700 1000 1000
2 1500 800 1800
3 1300 600 2400
4 1100 400 2800
5 900 200 3000
6 700 0 3000
7 500 - -
8 300 - -
Grafik Surplus Konsumen
P
D
1700
1500
M Surplus Konsumen
1300
1000
700
N
500
D
Q
0 2 4 6 8
Gambaran Angka
Realitas Model Utilitas
Kardinal
Asumsi tentang utilitas suatu barang sangat sulit diterapkan.
Rasionalitas konsumen terpengaruh oleh sikap emosional
konsumen, seperti; pengaruh iklan, lingkungan, gengsi .
Konsumen memutuskan membeli produk jika harga dan manfaat
produk sama atau sebanding.
Atribut suatu barang sebagian dapat diukur dengan kualitas dan
harga produk.
Teori Nilai Guna (Utiliti)
Pendekatan Ordinal
Sir Jhon R. Hicks telah mengembangkan satu
pendekatan baru untuk mewujudkan prinsip
pemaksimuman kepuasan oleh seorang
konsumen yang mempunyai pendapatan
terbatas.
A 10 2
3/1 = 3,0
B 7 3
2/1 = 2,0
C 5 4
1/1 = 1,0
D 4 5
1,2/1 = 0,6
E 2,8 7
0,8/3 = 0,27
F 2 10
Indifferens Curve
10 “Semakin kurva utiliti menjauhi titik nol, maka
semakin tinggi nilai kepuasan yang didapat atas
konsumsi suatu barang”
8
6
Makanan
U4
4
U3
2 U2
U1
0 2 4 6 8 10 Pakaian
Budget Line
Garis Anggaran Pengeluaran (Budget Line) menunjukkan berbagai
gabungan barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan
tertentu.
Contoh ...
Makanan Pakaian
Gabungan
(unit) (unit)
15 A
A 15 0
B
B 12 2 Y
Makanan
9 C
C 9 4
X D
6
D 6 6
E
E 3 8
F
F 0 10
0 3
*Harga makanan Rp 6000 *Uang belanja Rp 90000 10 Pakaian
*Harga Pakaian Rp 9000
Efek Perubahan Harga
15 A Apabila harga pakaian naik menjadi Rp
15000, harga makanan tetap, maka BL
berubah dr AB ke AC. Apabila harga
pakaian turun menjadi Rp 6000,maka
BL berubah dr AB ke AD
Makanan
b
a
C B D
0 6 10 Pakaian
15
Efek Perubahan Harga
Efek Perubahan Pendapatan
18 T
Apabila pendapatan menurun menjadi
P Rp 54000 maka BL berubah dr PQ ke
15 RS, sebaliknya misal pendapatan naik
menjadi Rp 108000 PQ berubah
9 R menjadi TU secara sejajar.
Makanan
b
a
S Q U
Pakaian
0 6 10 12
Efek Perubahan Pendapatan
Syarat Kepuasan Maksimum
Seorang konsumen akan mencapai kepuasan
yang maksimum apabila ia mencapai titik
60 dimana garis anggaran pengeluaran
A menyinggung kurva kepuasan sama
B
IC = BL
Makanan
30
D U4
U3
U2
E
U1
0 25 50 Pakaian
*Pend Rp 150000
Terima Kasih