Anda di halaman 1dari 10

SUBSTANTIVE PLAN

PT. BERLINA TBK

Dosen Pengampu:
Dra. Endang Tri Widyarti, M.M

Kelas B
Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan

Disusun Oleh:
KELOMPOK 11
Muhammad Ravi Ashar 12010114140166
Laksmita Zhafira Disa 12010114140175
Latifah Zulfa 12010114140203
Ghanis Chaerunissa 12010114140218

S-1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
SUBSTANTIVE PLAN
PT. BERLINA TBK

VISI

Menjadi pilihan utama dalam memberikan solusi untuk produk kemasan plastik.
(to be preferred choice for plastic packaging solutions.)

MISI

Mencapai tingkat pertumbuhan usaha yang menguntungkan melalui aktifitas operasional yang
prima disertai dengan relasi terhadap pelanggan yang kokoh dan didukung oleh karyawan yang
kreatif dan pro aktif.
(to grow profitably through operational excellence and solid customer engagement delivered by
energized employees.)

FOKUS PERUSAHAAN

Fokus utama Perusahaan adalah untuk melayani industri produk-produk kosmetika, farmasi,
makanan dan minuman, barang-barang industri lain sebagainya. Pelanggan utama Perusahaan
kebanyakan adalah perusahaan multinasional, termasuk perusahaan kelas dunia, diantaranya
seperti :

 PT Unilever Indonesia Tbk  PT Dupont Agricultural Product


 PT Beiersdorf Indonesia Indonesia
 PT Bayer Indonesia  PT Sanova
 PT Syngenta Indonesia  PT Paragon Tecnology Innovation
 PT Reckit Benkiser Indonesia  PT Mike Oleo Nabati Industri
 PT KAO Indonesia  PT Mustika Ratu Tbk
 PT Technopia Jakarta  Unilever Philippines Inc
 PT Autochem Industry  PT Kalbe Farma Tbk
 PT PZ Cussons Indonesia  PT Campina Ice Cream Industry
 PT Ikapharmindo Putramas  PT Smart Tbk, Binzagr Unilever Ltd
 PT Kinocare Era Komestindo  PT Konimex
 PT Tirta Investama, dan lain-lain.

 TUJUAN PERUSAHAAN

 Tujuan utama Perusahaan adalah untuk memberikan kontribusi terhadap keberhasilan


para pelanggan, membantu dan bekerja sama atas dasar kemitraan para pelanggan, untuk
mencapai tujuan-tujuannya. Hal ini akan menjamin kesinambungan perkembangan dan
keberhasilan PT. Berlina Tbk.


 STRATEGI PERUSAHAAN

 Tahun 2010:

 Dalam merencanakan untuk tahun-tahun yang akan datang akan membutuhkan


fokus dari Perusahaan pada 3 tahap strategi paling penting.

 Tahap pertama adalah sesuatu yang disebut dengan “Kesiapan”, ini melibatkan Berlina
untuk lebih fokus dalam membenahi secara internal untuk tantangan yang akan dihadapi
kedepan. Berlina harus tetap dinamis dan bergerak maju kedepan dalam menghadapi
tantangan-tantangan bisnis - agar dapat memenuhi tujuan tersebut, Berlina harus yakin
bahwa proses operasional dan kondisi keuangan dalam kondisi yang baik. Hal ini juga
termasuk memastikan bahwa struktur organisasi yang sesuai untuk mendukung aspirasi
Perusahaan di masa yang akan datang.
 Tahap kedua disebut “Persiapan”, mengharuskan Berlina untuk mempersiapkan diri
sendiri akan pertumbuhan di masa yang akan datang. Berlina harus mengembangkan
strategi-strategi utama untuk pembelian, produksi, fleksibilitas keuangan dan manajemen
“supply chain” agar dapat membuat lompatan besar di masa yang akan datang.
 Tahap ketiga disebut “Jalan atau Lakukan”, apabila sudah mematangkan kedua tahap
sebelumnya, maka Berlina dapat memulai menangkap peluang pertumbuhan yang
menarik dalam industri pabrikan plastik. Ide-ide baru akan ditempatkan dalam
perencanaan dan konsensus akan dibangun, diikuti dengan eksekusi yang cermat melalui
pilihan baik secara organik maupun non-organik.

 Penting untuk diingat bahwa masa depan tersebut hanya akan terealisasi apabila
Perusahaan mengembangkan indentitas yang kuat dengan nilai-nilai yang solid sebagai dasar
utama. Di Berlina, nilai-nilai tersebut dapat dipersingkat menjadi “I 4 C” – “Integrity,
Communication, Collaboration, Continuous Improvement and Customer Focus”. I 4 C adalah
penting dan menjadi ikatan yang menyatukan seluruh karyawan Berlina untuk kesuksesan
masa depan Berlina.

 Tahun 2011:
 Prioritas strategis Berlina yang tertinggi adalah pada pengelolaan dan keterlibatan
karyawan secara efektif. Berlina terus mencari tenaga berbakat yang berkualitas tinggi untuk
Perusahaan dan juga mengembangkan mereka mencapai potensial penuh. Pengembangan
keahlian tersebut akan memungkinkan Berlina untuk lebih dinamis dalam meningkatkan peta
persaingan global.

 Tahun 2012:

 Strategi bisnis yang didasarkan pada nilai-nilai Perusahaan, yakni I4C meliputi
Integrity, Communication, Collaboration, Customer Focus dan Continuous Improvement,
terus ditanamkan kepada karyawan. Kesuksesan yang diperoleh Berlina tidaklah terlepas dari
peran serta seluruh pihak di dalam Perusahaan.

 Strategi investasi Berlina adalah waktu yang LEBIH CEPAT (FASTER) untuk
memasarkan yang disyaratkan oleh pelanggan kami dan kemampuan Berlina untuk
menyediakan layanan manufaktur plastik yang lengkap kepada pelanggan adalah sebuah
keuntungan pasti ketika memberikan pelayanan yang cepat. Berlina harus terus
meningkatkan pelayanan dan tingkat kecepatannya untuk menjaga kepuasan pelanggan.

 Berlina secara terus menerus mencoba untuk memberikan hasil yang maksimal
dengan melakukan peningkatan efisiensi dan utilisasi, program saving, dan strategi penjualan
yang tepat, serta memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan Berlina. Hal ini
diyakini akan terus menjadi kunci keberhasilan dalam menunjang pertumbuhan dan
perkembangan usaha Berlina.

 Tahun 2013:

 Strategi bisnis yang didasarkan pada nilai-nilai Perusahaan, yakni I4C meliputi
Integrity, Communication, Collaboration, Customer Focus dan Continuous Improvement,
terus ditanamkan kepada karyawan. Kesuksesan yang diperoleh Berlina tidaklah terlepas dari
peran serta seluruh pihak di dalam Perusahaan.

 Masih melaksanakan rencana strategis Berlina bersamaan dengan tema "Lebih


cepat, Lebih baik, Lebih besar", dimana pada tahun 2013 kami melaksanakan satu akuisisi,
PT Quantex dan juga merubah struktur organisasi untuk memperkuat operasional Berlina. Di
antara perubahan organisasi utama yang terjadi, Jonny Wijaya telah mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai Direktur Operasional untuk Berlina Indonesia dan dimutasinya Lau Chek
Kiong (Alex Lau) dari China ke Indonesia untuk menempati posisi sebagai Chief Operating
Officer untuk seluruh group. Berlina terus memperkuat posisi manajemen senior dan
menengah dari sumber-sumber internal maupun eksternal. Berlina terus merubah teknologi
dan kapasitas melalui investasi baru dikarenakan biaya-biaya pabrikasi terus meningkat.
 Fokus Berlina untuk mencapai “Lebih cepat, lebih baik, lebih besar” akan terus
mencakupi pilihan organic dan anorganik. Rencana anorganik berfokus untuk mencari
akuisisi yang akan memberikan Berlina baik penambahan variasi rentang produk dan
teknologi atau kedudukan yang lebih dalam dan kuat dengan pelanggan yang sudah ada.
Secara pertumbuhan organic, Berlina akan terus melakukan apa yang Berlina lakukan dengan
baik, yaitu menyediakan kepada pelanggan Berlina kebutuhan akan kemasan mereka dalam
kualitas yang bagus, kuantitas yang tepat pada harga yang paling kompetitif. Kami berusaha
untuk mengkonsolidasikan keunggulan posisi Berlina pada industri tersebut dengan rencana
pertumbuhan organic dan anorganik Berlina.

 Tahun 2014:

 Membuktikan keberadaan strategi bisnis “Faster, Better and Bigger” yang dimiliki
Berlina. Berfokus pada pelayanan kepada pelanggan dengan lebih cepat dan lebih baik akan
mampu membuat Berlina untuk bertumbuh lebih besar. Investasi yang telah dibuat pada
tahun-tahun sebelumnya atas teknologi, bisnis, dan sumber daya manusia telah memberikan
Berlina realisasi atas pertumbuhan ini.Berlina telah mampu memenangkan bisnis baru dan
juga menumbukan bisnis yang telah ada melalui fokus tim manajemen dalam melakukan
ekseskusi atas strategi ini.






























 SUBSTANTIVE PLAN
 PT. BERLINA TBK

(1) Prognosa tentang prospek pasaran produk kemasan plastik tahun anggaran 2014
1.1. Keadaan ekonomi pada umumnya :
 Telah berhasil menembus batas Rp 1 Triliun yang sangat sulit dicapai dengan
tingkat keuntungan yang kecil tetapi secara substansial melebihi batasan Rp 1 Triliun.
Walaupun lingkungan operasional terus menerus tidak stabil dan bergejolak pada
tahun 2014.
1.2. Situasi pasaran produk kemasan plastik :
 Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri. Terlihat bahwa
penjualan berdasarkan pasar di Indonesia maupun di luar negeri meningkat.

 Informasi tentang pelanggan utama


 Total penjualan kepada Grup Unilever dari kedua segmen dilaporkan diatas oleh
Perusahaan dan Entitas Anaknya masing-masing sebesar 53% dan 69% dari total
penjualan untuk tahun 2014 dan 2013.

1.3. Kondisi persaingan tahun 2014 :
 Risiko Persaingan Pada saat Perusahaan memulai usaha, secara umum persaingan
dalam industri kemasan plastik tidak terlalu ketat. Dengan meningkatnya permintaan
akan produk plastik, industri ini menjadi semakin menarik dan mengundang banyak
pemain baru. Persaingan dapat mengurangi pangsa pasar Perusahaan, dan selanjutnya
dapat berdampak negatif pada kinerja Perusahaan. Untuk menghadapi persaingan,
Perusahaan melakukan upaya optimal dalam meningkatkan efisiensi produksi dan
kualitas produk serta peningkatan pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Selain itu Perusahaan telah melakukan investasi pada fasilitas produksi yang modern
dan meningkatkan keahlian sumber daya manusianya secara terus-menerus.

1.4. Posisi pasar pesaing :
 1.4.1.
 1.4.2.
 1.4.3.
1.5. Posisi perusahaan dalam persaingan produk kemasan plastik :
(2) Sasaran yang ingin dicapai perusahaan:
 2.1.

 Tahun  Volume  Volume  Market share


penjualan industry penjualan perusahaan perusahaan
 2015  … ton  … ton  …%
 2016  … ton
 2017
 2.2.Trend perkiraan permintaan akan minuman yakult nasional.

 Tahun  Perkiraan Permintaan


 2015  …. Ton
 2016  …ton
 2.3. Penjualan yang diharapkan perusahaan :

 Tahun  Rencana  % Market  Penjualan


Kapasitas share yang diharapkan Perusahaan
 2015  …ton  …%  …ton


 2.4. Tingkat ROI yang diharapkan.

 Tahun  ROI
 2015  …%

 2.5. Sasaran pemerintah tentang produksi minuman yakult pada akhir Repelita IV: …ton

(3) Berbagai asumsi yang relevan
 3.1. Tingkat pendapatan masyarakat Indonesia

 Tahun  Pendapatan per  Tahun  Perkiraan


 (yang lalu) kapita  (yang akan pendapatan per Kapita
datang)
 2012  Rp  2015  Rp
 2013
 2014
 2015

 3.2. Jenis industri yang mendorong pemakaian baru dalam minuman yakult

 Jenis Industri  Keperluan Pemakaian  Perkiraan permintaan


untuk
 1.  
 2.
 3.
 3.3. Jenis industri yang mengurangi/menggantikan botol gelas sebagai pengemas:

 Jenis industri  Keperluan Pemakaian  Pengurangan


untuk permintaan dengan
  
 3.4. Perkiraan tentang harga:
 a. Harga faktor produksi :
 b. Harga jual bortol gelas :
 3.5. Kapasitas pabrik botol gelas:

 Tahun  Jumlah  Kapasitas  Keteranga  Kapasitas


perusahaan Produksi n Perusahaan
 2013  … buah  …ton  Existing  …ton

 Tahun  Jumlah  Kapasitas  Kapasitas


Perusahaan Produksi (perkiraan) Perusahaan
(perkiraan)
 2014  …buah  …ton  …ton





(4) Kebijaksanaan Direksi tentang:
 4.1. Mutu produksi :
 4.2. Harga jual botol perusahaan
 4.3. Hubungan dengan customer
 a. Urutan industri yang ingin dilayani perusahaan.
 Jenis industry  Permintaan Potensial
 (1)  …ton

 b. Kredit yang diberikan perusahaan
 (1)….% dari nilai penjualan
 (2) Plafon kredit yang diberikan : Rp
 (3) Jangka waktu kredit maksimal : …bulan/hari
 4.4. Program promosi botol perusahaan:
 a. ….. % anggaran dari nilai jual
 b. Media yang dipilih
 c. Sasaran promosi: memperkenalkan/mengingatkan/memantapkan hubungan
 4.5. Distribusi fisik:
 a. Untuk langganan besar :
 b. Untuk bukan langganan :

(5) Berbagai kesulitan/hambatan yang mungkin dihadapi pada 2015 dalam hal:
 5.1. Bahan baku :
 Selain dari faktor pasokan dan permintaan, hampir semua harga bahan
baku yang berbahan dasar minyak terpengaruh secara langsung oleh fluktuasi harga
minyak, sehingga berkemungkinan terdapat peningkatan harga bahan baku. Untuk
mengurangi risiko Perusahaan menerapkan pengendalian atas pembelian dan pemakaian
bahan baku. Perusahaan juga berusaha melakukan diversifikasi pemasok bahan baku agar
tidak tergantung kepada beberapa pemasok tertentu. Selain itu agar tidak terjadi
ketergantungan pada beberapa merek material tertentu, Perusahaan meminimalisasi risiko
dengan melakukan beberapa substitusi merek material dengan kualitas yang sama.
 5.2. Bahan penolong :

 5.3. Tenaga kerja :
 Terdapat peningkatan upah tenaga kerja, sehingga menyebabkan peningkatan
beban beban pokok penjualan sebesar 30% pada tahun 2014.
 Adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, maka perusahaan sangat
memperhatikan aspek keselamatan tenaga kerja dimana Perusahaan telah memberikan
penyuluhan dalam penanggulangan dalam hal terjadinya kebakaran, melengkapi
lingkungan kerja dengan arah evakuasi, alat pemadam kebakaran, hydrant di sekitar
lingkungan operasional Perusahaan, pemasangan sinyal untuk kebakaran, pemasangan
gambar tindakan-tindakan bahaya yang dapat mencelakakan pekerja, penyuluhan safety
riding, pemberlakuan area khusus untuk merokok dan larangan untuk merokok dalam
lingkungan operasional. Berlina juga sudah menyediakan poli-klinik di masing-masing
pabrik dan untuk menjamin fasilitas kesehatan ini, Perusahaan telah bekerjasama dengan
beberapa Rumah Sakit Swasta yang berada di areal sekitar pabrik, dimana Rumah Sakit
tersebut juga berperan sebagai “Trauma Centre” bagi Perusahaan. Kerjasama dengan
Rumah Sakit tersebut juga meliputi kegiatan training center untuk pelatihan P3K
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), dan pelatihan mengenai kesehatan lainnya.

 5.4. Suku cadang :

 5.5. Mesin :
 Adanya kemungkinan terdapat kerusakan pada mesin maka diperlukan
upaya untuk memperbaiki atau dengan mengganti mesin yang baru. Untuk investasi
pembelian barang modal mesin cenderung mempunyai nilai yang besar (harga mahal),
maka dari itu Perusahaan dan Anak perusahaan kebanyakan melakukan dengan
pembayaran melalui “Letter of Credit” dengan jangka waktu antara 6 sampai dengan 12
bulan dan sebagian besar dilanjutkan dengan utang sewa pembiayaan serta mendapatkan
bantuan dari pinjaman bank.

 5.6. Modal Kerja :

 5.7. Kebijaksanaan Pemerintah :
 Terdapat kebijakan korektif dari pemerintah untuk menyeimbangkan defisit
neraca perdagangan dan oleh karena itu pelemahan atas Rupiah, dan kekuatan
berkelanjutan dari pertumbuhan masyarakat kelas menengah. Tidak adanya kestabilan
pada lingkungan operasional dikarenakan pemerintah terus berada dibelakang kurva
kebijakan pertumbuhan ekonomi

 5.8. Anak Perusahaan :
 Anak Perusahaan Berlina di Cina tidak memberikan hasil seperti tahun
sebelumnya. Kombinasi dari berbagai kesulitan ekonomi yang sedang berlangsung di
Cina ditambah dengan melemahnya permintaan pelanggan menghasilkan penurunan
permintaan yang signifikan pada semester kedua tahun 2014. Meskipun demikian, kami
tetap optimis akan prospek bisnis jangka menengah kami di Cina dikarenakan pemerintah
saat ini sedang bekerja untuk memperbaiki struktur ekonomi.

 5.9. Kondisi Ekonomi :


 Perkiraan untuk tahun 2015 akan makin menantang. Kenaikan nilai tukar
mata uang asing telah mencapai level tertinggi selama 10 tahun terakhir. Kenaikan upah
minimum lebih dari 23% di Januari 2015 dan fluktuasi tarif dasar listrik dan bahan bakar,
telah menambah kesulitan di operasional kami. Tetapi kami telah mempersiapkan diri
untuk menyelesaikan semua tantangan di tahun 2015 bersama dengan team kami yang
merupakan asset yang paling berharga untuk perkembangan perusahaan di masa
mendatang.

Anda mungkin juga menyukai