PENDAHULUAN
perusahaan terjaga. Karyawan menjadi aset yang harus dijaga karena perannya
yang cukup penting. Kehilangan karyawan terbaik merupakan ujian pelik yang
finansial dan juga kerugian waktu, perputaran keluar masuk karyawan itu disebut
digantikan.
atau kecendrungan yang dilakukan secara sadar untuk mencari suatu pekerjaan
lain sebagai alternatif di organisasi yang berbeda dan turnover adalah pergerakan
organisasi yang penting, arti pentingnya terletak pada kenyataan bahwa ada
tinggi (Randhawa, 2007). Proses turnover pada dasarnya diawali oleh kondisi
1
yang disebut turnover intention atau keinginan karyawan untuk meninggalkan
pada perusahaan yang baru, karena karyawan menginginkan gaji yang lebih besar,
mendukung (Atmajawati, 2007: 17). Demikian pula pada PT. AJE Indonesia divisi
Sales, untuk tenaga outsourcing, diketahui selama satu tahun terakhir sering
berkurang. Jika dilihat secara keseluruhan jumlah karyawan yang keluar pada
tahun 2019 sebesar 283. orang untuk karyawan Langsung atau Staff dan
Managerial dan 131 .orang untuk karyawan tidak langsung atau outsourcing. Jika
jumlah karyawan yang keluar pada tahun itu sebanyak ... orang karyawan
Keseluruhan jumlah karyawan yang keluar pada tahun 2019 sebanyak 414. orang,
sehingga terjadi peningkatan jumlah karyawan keluar sebanyak .... orang. Hal ini
menunjukkan jika jumlah karyawan yang keluar tidak konsisten dan cenderung
Berikut ini kami sampaikan data sekunder yang penulis dapatkan dari Bagian
2
Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1. Data laporan karyawan masuk dan keluar PT AJE Tahun 2019
berbagai potensi biaya, baik itu biaya pelatihan yang sudah di investasikan pada
karyawan, tingkat kinerja yang mesti di korbankan, maupun biaya rekruitmen dan
pelatihan kembali.
Fenomena ini dapat dilihat juga dengan waktu kerja yang harus
dikeluarkan baik bagi tim rekrutmen untuk setiap hari mencari tenaga Salesman
dan juga bagi para pimpinan unit kerja. Berdasarkan informasi beberapa saat para
pimpinan juga mencari sendiri ke lapangan untuk tenaga kerja Salesman ini baik
3
kebawah. PT AJEIndonesia adalah perusahaan Multinational yang berasal dari
Amerika Latin, pertama hadir di Indonesia pada tahun 2010, PT AJE Indonesia
AJE pertama kali melakukan investasi di Indonesia pada tahun 2010 dengan
unit pabrik di Cikarang dan satu pabrik di wilayah Jawa Timur. Dengan
tumbuhnya bisnis perusahaan pada awal tahun 2013 maka perusahaan membuka
juga pabrik baru masih di wilayah Cikarang, namun dengan mesin dan
dengan mesin mesin produksi dan kapasitas yang besar, PT AJE juga memiliki
minuman ini. Karyawan terbagi atas dua tipe yaitu Karyawan Direct yang
Outsourcing. Di awal tahun berdiri yaitu pada tahun 2010 – 2015 dapat
dikatakan tidak ada masalah cukup besar pada turnover, karyawan yang bekerja
juga rata rata memiliki masa kerja yang panjang. Penjualan pada tahun tahun
4
perhatian dan dukungannya demi kelancaran produksi yang berjalan selama 24
jam dalam sehari, dan karyawan divisi Marketing dan Sales melakukan keliling
menerus kepada konsumen. Namun pada tahun 2015 dan tahun tahun
yang mementingkan budaya hidup lebih sehat, minuman ini menjadi berkurang
dengan rasa buah dan atau minuman mineral. Hal ini berimbas kepada pasar,
pemain baru. Hal ini menyebabkan beberapa kerugian yang harus segera
produk baru, dan masih dapat terus bersaing dengan pemain pemain baru
tersebut,. Namun disisi lain AJE harus mengatur strategi baru karena harga
harga untuk inovasi baru ini memerlukan modal yang lebih tinggi, riset riset
dan kebutuhan akan tenaga Sumber Daya Manusia yang lebih ahli menjadi
Daya Manusia yang tangguh dan memiliki keahlian yang sesuai dengan
5
yang cukup tinggi,dan beberapa tenaga kerja indirect tidak diperpanjang
vendor seperti diantaranya pekerjaan Cleaning Service, Supir, Security dan lain
sebagainya. Diakui oleh karyawan yang bekerja sejak awal berdiri perusahaan
bahwa hampir sebagian besar karyawan AJE betah karena masalah kompensasi
yang bagus, sistem kerja tim yang didukung dengan Pimpinan yang partisipatif
atau pimpinan berkerja bersama sama dalam menjalankan unit kerja, dimulai
dari para Manager sampai level Direktur , dimana dilakukan secara spontan
melihat langsung atas usaha dan pekerjaan yang tengah mereka lakukan,
kunjungan ke kota kota dan melakukan investigasi kepada para Konsumen dan
Hal ini yang membuat karyawan PT AJE merasa senang karena pimpinan mau
turun langsugn melihat dari dekat atas kondisi kesulitan yang ada dan dapat
Karyawan pada umumnya merasa puas dan senang dengan tipe kepeimpinan
yang ada. Berdasarkan data hasil survei lingkungan kerja yang dilakukan oleh
.karyawan merasa puas dengan sistem kerja yang ada diperusahaan, dan
sebanyak 67% merasa puas dengan kerjasama tim yang juga baik, kemudian
6
perusahaan .
7
dicirikan dengan adanya vigor, dedication, dan absorption (Schaufeli & Bakker,
kegiatan yang berkaitan dengan bisnis, mulai dari karyawan ke pelanggan, sampai
dalam Ayers, 2008; lihat juga Ram & Prabhakar, 2011; Andrew & Sofian, 2012;
Dulagil, 2012).
multinational yang berkantor pusat di Peru, Amerika Latin dengan bisnis utama
bergerak dalam bidang produksi minuman ringan karbonasi, jus dan teh.
keahlian dan pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan yang ada, tuntutan ini
sendiri berasal dari adanya dinamika persaingan pasar, khususnya pada tenaga
Sales Force divisi Komersial didapatinya turn over yang cukup tinggi.
yang sudah bekerja lebih dari 6 bulan di perusahaan yang berdasarkan pengamatan
8
penulis memiliki keterkaitan satu sama lain dalam meneliti pendapat karyawan
terhadap perusahaan.
di PT AJEIndonesia ?
2. Seberapa banyak karyawan yang memiliki niat untuk meninggalkan
Employee Engagement?
5. Apakah ada perbedaan persepsi karyawan Direct dan Indirect tentang
Turnover intention?
intention
9
Hasil penelitian ini memiliki manfaat untuk berbagai pihak, sebagai berikut:
1. Menyajikan hasil empiris yang dapat dikaji lebih lanjut oleh para ahli
10
BAB II
oleh peneliti sebelumnya, hal ini guna mengetahui dan mengidentifikasi penyebab
adanya fenomena turnover yang tinggi yang sering menjadi permasalahan bagi
dimana pekerja memiliki niat atau kecendrungan yang dilakukan secara sadar
untuk mencari suatu pekerjaan lain sebagai alternatif di organisasi yang berbeda
dan turnover adalah pergerakan keluarnya tenaga kerja dari tempatnya bekerja
dilihat sebagai masalah organisasi yang penting, arti pentingnya terletak pada
kenyataan bahwa ada banyak konsekuensi negatif dalam organisasi jika tingkat
diawali oleh kondisi yang disebut turnover intention atau keinginan karyawan
karyawan.
keterikatan dengan perusahaan atau Engaged, tidak akan ada pemikiran atau niat
11
dengan organisasi atau Employee Engagement tinggi akan bekerja selama
kompleks dan saling berkait satu sama lain. Faktor-faktor tersebut antara lain
12
adalah usia, lama kerja, tingkat pendidikan, keikatan terhadap organisasi,
1. Usia
Pekerja dengan usia muda mempunyai tingkat turnover yang lebih tinggi daripada
menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara usia dan intensi turnover
dengan arah hubungan negatif. Artinya semakin tinggi usia seseorang, semakin
rendah tingkat intensi turnover-nya. Hal ini mungkin disebabkan karyawan yang
usianya lebih tua enggan untuk berpindah-pindah tempat kerja karena berbagai
alasan seperti tanggung jawab keluarga, mobilitas yang menurun, tidak mau repot
pindah kerja dan memulai pekerjaan di tempat baru, atau karena energi yang
sudah berkurang, dan lebih lagi karena senioritas yang belum tentu didapat di
tempat yang baru walaupun gaji dan fasilitas yang diterima lebih besar.
Sedangkan tingkat turnover pada tenaga kerja berusia muda cenderung lebih
tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka masih memliki keinginan untuk
melalui cara tersebut. Selain itu tenaga kerja dengan usia muda lebih mungkin
memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mendapat pekerjaan baru dan
2. Lama Kerja
13
Hasil penelitian yang pernah dilakukan menunjukan adanya korelasi negatif antara
masa kerja dengan turnover, yang berarti semakin lama masa kerja semakin
3. Tingkat Pendidikan
Mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan merasa cepat
bosan dengan pekerjaan-pekerjaan yang monoton dan mereka akan lebih berani
keluar dan mencari pekerjaan baru daripada mereka yang tingkat pendidikannya
terbatas.
membentuk perasaan memiliki (sense of belonging), rasa aman, tujuan dan arti
hidup, serta gambaran diri yang positif. Akibat secara langsung ialah menurunnya
5. Kepuasan Kerja
14
banyak aspek. Diantara aspek-aspek itu adalah ketidakpuasan terhadap
6. Budaya Perusahaan
mereka, tetapi belum ada definisi jelas mengenai engagement ini. Engagement
diartikan secara umum sebagai rasa antusias, usaha, semangat, dedikasi, energi,
15
ini merupakan kebalikan dari dimensi burnout. Hal ini berarti saat engagement
seseorang tinggi maka tingkat burnoutnya rendah dan begitu pula sebaliknya.
Employee engagement adalah kondisi atau keadaan dimana karyawan
(Maylett & Warner, 2014). Konsep engagement dapat mengacu pada keterlibatan
individu dan kepuasan kerja yang setingkat dengan antusiasme untuk bekerja.
Istilah engagement pertama kali muncul dalam penelitian Kahn. Kahn
dan menunjukkan dirinya secara fisik, emosi, dan kognitif pada peran mereka
berhubungan dengan kinerja individu tersebut. Konsep ini juga berfokus pada
kinerja individu sehingga konsep Saks mirip dengan konsep yang diungkapkan
oleh Kahn
Macey dan Scheider (2013) mengatakan employee engagement terdiri dari
16
dll). Behavioral engagement didefinisikan sebagai perilaku adaptif yang bisa
mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Maslach, Schaufeli, dan Leiter (2011)
mendapatkannya.
2) Empowerment
Empowerment (pemberdayaan), para atasan menyediakan peralatan
kerja, sumber daya dan pelatihan yang dibutuhkan karyawan untuk sukses
resiko.
3) Supportive feedback
Supportive feedback (umpan balik yang mendukung) berarti para atasan
memberikan feedback yang spesifik pada waktunya dalam suatu media yang
menghukum.
4) Partnering
Partnering (kemitraan), karyawan diperlakukan sebagai mitra bisnis dan
17
informasi keuangan, mendapatkan keleluasaan dalam pengambilan
pertumbuhan karyawan.
5) Expectations
Expectations (harapan), dimana para atasan menjamin bahwa sasaran,
bertanggung jawab.
6) Considerations
Considerations (perhatian) dimana para atasan, manajer dan anggota
tim menunjukkan rasa tenggang, kepedulian dan perhatian satu sama lain,
permasalahan pribadi.
7) Trust
Trust (rasa percaya), dimana para atasan menunjukkan kepercayaan dan
bahwa atasan mereka akan bekerja dengan tepat melalui mereka, para atasan
para atasan.
Menurut Saks (2011) employee engagement dapat dipengaruhi oleh
18
mendorong karyawan lebih memaknai pekerjaan atau menjadi lebih
engaged.
2) Reward and Recognition
Menurut Maslach et al (dalam Saks, 2011) kurangnya reward dan
lebih tinggi.
3) Perceived Organizational & Supervisor Support
Menurut Kahn & May et al (dalam Saks, 2011) hubungan yang didasari
dukungan dan rasa saling percaya dari atasan, serta organisasi, dapat
menciptakan rasa aman secara psikologis. Sebuah studi yang dilakukan oleh
Schaufeli dan Bakker (dalam Saks, 2011) menemukan bahwa dukungan dari
19
Penelitian yang dilakukan oleh Colquitt et al (dalam Saks, 2011)
2011).
Berdasarkan pendapat yang di ungkapkan para ahli di atas dapat ditarik
engagement, yaitu:
1) Vigor
Vigor dikarakteristikkan dengan tingkat energi dan resiliensi yang
memberikan usaha lebih pada pekerjaan mereka dan tetap gigih dalam
20
menghadapi kesulitan. Individu yang memiliki level vigor yang tinggi akan
menunjukkan semangat yang tinggi saat bekerja dan memiliki energi yang
tinggi. Sedangkan, individu yang memiliki level vigor yang rendah akan
3) Absorption
Absorption dikarakteristikkan dengan konsentrasi penuh saat bekerja
sehingga tidak sadar bahwa waktu sudah berlalu. Karyawan dengan tingkat
pekerjaannya, sulit untuk lepas dari pekerjaannya, dan lupa waktu saat
rendah akan merasa tidak tertarik pada pekerjaannya, mudah untuk lepas
dari pekerjaannya sehingga waktu sangat terasa lama jika dia sedang
bekerja.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
1 Yanjuan Zhang A Reivew of Employee Faktor personal, organiassi dan
Turnover Influence faktor pekerjaan mempengaruhi
21
factor and Turnover dalam perusahaan
countermeasure
2 Ana Sri Wahyuni, Analisis Faktor Faktor Salah satu faktor yang paling
Yulvi Zaika, Ruslin yang mempengaruhi signigika adalah faktor
anwan ( 2014) Turnover intention kepemimpinan atau hubungan
Karyawan pada Jasa antara karyawan dan atasan
Kontstruksi
3 Faktor Faktor yang Pengembangan karir memiliki
Gumar mempengaruhi pengaruh positif terhadap
Herudiansyah keinginian pindah kerja turnover karyawn pada
( 2016) pada perusahaan swasta perusahaan swastas kabupaten
kabupaten Sukoharjo Sukoharjo
4
Pengaruh pengembangan karir
Pengaruh terhadap keinginan berpindah
Jauhari Hafiz, pengembangan karir ( Turnover Intention rendah, dan
Badia Parizade, terhadap keinginan kemumgkinan faktor lain diluar
Agustina Hanafi berpindah ( Turnover penelitian ini memiliki pengaruh
( 2016) Intention) Studi kasus yang lebih kuat seperti
pada Karyawan PT BFI komitmen organisasi, kepuasan
Finance, Tbk cabang kerja, kompensasi finansial dan
Palembang nonfinalsial, loyalitas karyawan
dan lain lainnya.
5
Jessica Natalia, ANALISA PENGARUH employeeengagement
Elvin Rosiana EMPLOYEE berpengaruh positif dan
Program ENGAGEMENT
TERHADAP
signifikan terhadap kinerja
Manajemen KINERJA KARYAWAN karyawan dan positif dan
Perhotelan, Fakultas DAN TURNOVER signifikan terhadap turnover
Ekonomi, INTENTION intention, sedangkan turnover
Universitas Kristen DI HOTEL D’SEASON intention berpengaruh negatif
Petra, Surabaya, SURABAYA
dan signifikan terhadap kinerja
Indonesia. karyawan.
6
DAMPAK KEPUASAN Kepuasan kerja terhadap
KERJA TERHADAP
Sukisno S. Riadi TURNOVER
keinginan berpindah atau
Fakultas Ekonomi INTENTION DENGAN JOB turnover
dan Bisnis PERFORMANCE intention adalah negatif
Universitas SEBAGAI MEDIASI signifikan. Adanya hubungan
Mulawarman, PADA PEGAWAI PADA negatif berarti semakin puas
PERUSAHAAN JASA DI
Samarinda, SAMARINDA
kerja karyawan maka
keinginan untuk berpindah
semakin kecil karena karyawan
merasa nyaman dengan
pekerjaannya
22
7
Employee Turnover
Engagement Intention (TI)
(X) (Y)
2.5. Hipotesis
2.5.1. Pengaruh Employee Engagement Terhadap Turnover Intention
Dengan mengacu pada latar belakang masalah yang diteliti dan dari hasil
kajian terhadap penelitian terdahulu terkait dengan variable variable yang diteliti,
23
BAB III
METODE PENELITIAN
filsafat pisitvism, digunakan untuk meneliti pada populasi ata usample tertentu.
Untuk memperoleh data yang relevan dan lengkap maka peneliti menggunakan
desain penelitian yang mengacu kepada data sekunder melalui observasi secara
langsung dan analisa data rekap yearly turnover yag dikeluarkan oleh divii Human
Resources PT. Cafom Sourcing. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
karyawan.
Sedangkan untuk hubungan antara Budaya Organisasi Sebagai X2 dan
Turnover Intention Sebagai Y, maka penulis memakai 7 dimensi yakni Inovasi dan
Berani Resiko, Perhatian Terhadap Hal Detail, Orientasi pada hasil, Orientasi pada
Orang, Orientasi pada Tim, Agresivitas, dan Stabilitas sebagai bahan pengukuran
24
hasil penelitian terhadap pengaruh Budaya Organisasi terhadap Turnover
Intention.
Untuk variabel ketiga yakni adalah variabel Kepemimpinan sebagai X3 dan
menjadi perhatian utama peneliti, dengan kata lain melalui analisis terhadap
variabel dependen adalah mungkin untuk menentukan solusi dari masalah yang
baik secara positif atau negatif, jika terdapat variabel independen, variabel
dependen juga hadir dengan setiap unit kenaikan variabel independen, terdapat
25
pula kenaikan atau penurunan dalam variabel dependen (Sekaran, 2003).
diwujudkan dengan adanya indikasi rasa ingin keluar dari perusahaan. Berikut
indikator yang digunakan dalam penelitian ini : 1) Tingkat malas bekerja (Y1 )
Pegawai yang berkinginan untuk melakukan pindah kerja, akan lebih malas
bekerja karena orientasi pegawai ini adalah bekerja di tempat lainnya yang
Tingkat protes terhadap atasan (�2) Pegawai yang berkinginan untuk melakukan
dengan balas jasa atau aturan lain yang tidak sependapat dengan keinginan
pindah kerja, biasanya ditandai dengan absensi yang semakin meningkat. Tingkat
tanggung jawab pegawai dalam fase ini sangat kurang dibandingkan dengan
terhadap tata tertib dalam lingkungan pekerjaan sering dilakukan pegawai yang
akan melakukan turnover. Pegawai lebih sering meninggalkan tempat kerja ketika
26
Variabel Independen (X) Variabel independen yang digunakan dalam penelitian
27
DAFTAR PUSTAKA
28