PENDAHULUAN
paling berharga bagi organisasi. Jika pada masa lalu individu pekerja lebih dilihat
sebagai alat produksi yang bisa diperlakukan dengan seenaknya, maka pada hari
ini pegawai justru disadari sebagai pelaku penting dalam keberhasilan sebuah
organisasi. MSDM hari ini bahkan harus dilihat sebagai perluasan dari pandangan
mengelolanya. Ignatius Roni Setiawan (2008:3) dalam hal ini menegaskan bahwa
juga melahirkan berbagai perubahan dalam berbagai perspektif teoritis yang ada
dalam MSDM.
Pentingnya peranan individu pekerja dalam perspektif MSDM baru ini tidak
lepas dari kesadaran para pelaku manajemen itu sendiri yang melihat bahwa
tantangan dunia manajemen atau dunia bisnis pada hari ini tidak terletak pada
1
2
terutama para pekerjanya yang terampil. Robert J. Eaton, Chief Executive Officer
hal ini menyatakan bahwa “The only way we can beat the competition is with
people”. Dengan kata lain, peran sumber daya manusia yang unggul jauh lebih
Jeffrey Pfeffer yang dikutip oleh Budi W. Soetjipto (2008:26) terkait hal
tersebut beralasan bahwa pentingnya nilai sumber daya manusia ini dikarenakan
ia merupakan sumber daya saing yang “tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh
hujan”. Sumber daya manusia dapat terus bertahan dari masa ke masa, dari
peranan yang sangat besar dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
menghasilkan output yang sesuai. Oleh karena itu, maka pemahaman dan
pengembangan sumber daya manusia dalam konteks gerak dan tumbuh suatu
khusus pada faktor produksi ini dan sudah sewajarnya pemilik perusahaan
memandang pegawai lebih dari sekedar asset perusahaan tetapi juga memandang
Hampir setiap perusahaan yang ada saat ini pada dasarnya menyadari arti
pegawainya memiliki ikatan yang tidak semata berupa perjanjian kerja, tapi juga
yang mudah. Ada banyak kasus konflik yang terjadi justru bermula dari
kurangnya komitmen antara kedua belah pihak untuk memenuhi kepentingan satu
sama lain. Dengan kata lain, pegawai membutuhkan perusahaan yang memiliki
yang selama ini terjadi di sebuah perusahaan. Jesper Kunde (2000), terkait hal ini
sebuah kewajiban (is a must). Pegawai merupakan ujung tombak yang akan
No. 8 Tahun 1974, bahwa perlunya SDM mempunyai kesetiaan dan ketaatan
penuh pada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah dan bagi SDM yang
ditunjukkan pada perusahaan. Loyalitas timbul dari diri pegawai itu sendiri, hal
pegawai, khususnya pegawai yang berprestasi dan memiliki kontribusi yang besar
1. Rendahnya motivasi;
2. Struktur organisasi tidak jelas;
3. Rancangan pekerjaan tidak jelas;
4. Rendahnya kualitas manajemen;
5. Rendahnya kemampuan kerja atasan;
6. Kurang terbukanya kesempatan untuk pengembangan karir;
5
untuk tetap bekerja dan memberikan yang terbaik bagi organisasi atau perusahaan
tersebut, dengan kata lain mempertahankan pegawai agar tetap loyal terhadap
yang saling menguntungkan bagi pihak perusahaan maupun bagi pihak pegawai.
Pegawai memberikan prestasi kerja yang baik bagi perusahaan. Sedangkan pihak
dilihat dari beberapa gejala yang ada atau terjadi pada perusahaan tersebut.
6
bahwa gejala-gejala tersebut memiliki korelasi baik positif maupun negatif dengan
sebuah perusahaan, maka semakin rendah pula tingkat loyalitas yang dimiliki oleh
turnover maka semakin tinggi tingkat loyalitas yang dimiliki oleh pegawai.
Terkait hal ini, apa yang dapat kita lihat dari tingkat turnover yang terjadi di
salah satu perusahaan yang sudah berdiri cukup lama, yakni PT. Bintang
pegawai. Berdasarkan data yang ada, dapat diketahui bahwa tingkat turnover
pegawai yang terdapat di PT. Bintang Internusa, yakni mencapai 11,3% pada
tahun 2007, 6% pada tahun 2008, 23% pada tahun 2009, 5,6% pada tahun 2010,
Gambar 1.1
Tingkat Turnover Pegawai di PT. Bintang Internusa
70 66
60 56 53
50
50 44
40
30
20 13
5 8
10 3 3
0
Jumlah Pegawai
Jumlah Pegawai
Jumlah Pegawai
Jumlah Pegawai
Jumlah Pegawai
Turnover
Turnover
Turnover
Turnover
Turnover
yang terjadi di perusahaan PT. Bintang Internusa cukup beragam dari tahun ke
tahun. Tidak terdapat ukuran yang baku untuk menyatakan tinggi rendahnya
perusahaan bisa dikatakan masih dalam batas dinamis, dan kapan ia menjadi
persoalan, hal ini tergantung pada keadan perusahan itu sendiri. Tingkat turnover
pegawai yang terdapat di PT. Bintang Internusa bisa dikatakan tinggi karena hal
ini sudah mengganggu jalannya perusahaan, yaitu pada tahun 2007 dan 2009
perusahaan.
bagian atau divisi yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Meski tingkat
namun masalah yang utama dari kehadiran ini adalah keterlambatan, banyak
keterlambatan ini antara 15-30 menit. Dengan melihat fakta tersebut bisa
penyelesaian pekerjaan dari jadwal yang telah dirancang. Dalam hal ini,
yang bergerak di bidang garmen seperti PT. Bintang Internusa tersebut, akan
sangat berpengaruh terhadap pekerjaan bagian lainnya. Dengan kata lain, jika
8
mengakibatkan persoalan yang sama pada bagian yang lain, karena masing-
masing bagian saling mempengaruhi dan bergantung pada yang lain. Persoalan
tanggung jawab kerja yang tampak pada presensi dan ketepatan waktu inilah yang
Gambar 1.2
Presensi Pegawai di PT. Bintang Internusa
100 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
96 96 96 96 96
95 95 95
95 94 94 93
92 92
90 90 90 90
89
90
87
85
85
80
75
Bagian Keuangan
Bagian Keuangan
Bagian Keuangan
Bagian Keuangan
Bagian Keuangan
Bagian Marketing
Bagian Marketing
Bagian Marketing
Bagian Marketing
Bagian Marketing
Bagian Designer
Bagian Designer
Bagian Designer
Bagian Designer
Bagian Designer
persoalan yang ada, baik itu persoalan turnover pegawai, tingkat presensi pegawai
erat bahkan menjadi penanda umum adanya persoalan loyalitas. Dengan kata lain,
yang hanya bisa dilihat bentuknya atau tercermin dalam perilaku seseorang
fungsi dari interaksi individu dengan lingkungannya. Jika dalam konteks tersebut,
akan ditentukan oleh apa yang ada dalam personal dirinya dan oleh apa yang
diberikan perusahaan itu sendiri. Persoalan loyalitas yang dilihat sebagai perilaku
dari seorang pegawai, dengan demikian juga dapat dilihat sebagai fungsi dari
Bintang Internusa diduga dikontribusi oleh kompensasi dan motivasi kerja yang
Internusa melalui peningkatan kompensasi serta motivasi kerja, untuk itu PT.
kompensasi dan motivasi kerja, yang terkait dengan upaya peningkatan loyalitas
pegawai di PT. Bintang Internusa. Dengan demikian, maka penelitian ini tertuang
dalam tema sentral berjudul: “Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap
seperti disebutkan pada latar belakang masalah, bahwa loyalitas merupakan sikap
mental yang tercermin dari perilaku seseorang, dimana perilaku ini adalah fungsi
bekerja. Oleh karena itu tingkat loyalitas pegawai terhadap perusahaan akan
dipengaruhi oleh hal-hal yang melekat pada dirinya sendiri dan kebijakan-
wewenang; (4) tanggung jawab; (5) kompensasi; (6) sistem kontrol (Miftah
organisasi, maka kita dapat menyatakan bahwa loyalitas sebagai perilaku individu
dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil dua faktor penting yang mewakili
perusahaan, yakni motivasi kerja dari individu dan kompensasi dari perusahaan.
11
Pemilihan dua faktor sebagai dua variabel yang mempengaruhi loyalitas pegawai
tersebut, juga didukung oleh data yang berhasil dihimpun pada pra-penelitian,
pegawai yang bersangkutan, alasan utama para pegawai yang keluar dari PT.
lainnya adalah adanya konflik yang terjadi dalam dunia kerja, yang kemudian
kuat dan terpercaya. Namun, saat ini ia justru menjadi persoalan yang menimpa
banyak perusahaan. Hal ini misalnya ditandai oleh tingkat turnover pegawai yang
tinggi, seperti yang terjadi di PT. Bintang Internusa. Berdasarkan hasil penelitian
awal yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa alasan utama dari para
pegawai yang mengundurkan diri dari PT. Bintang Internusa tersebut rata-rata
baru yang lebih bisa memberikan motivasi mereka dalam bekerja. Dengan
demikian persoalan utama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tentang
loyalitas pegawai di PT. Bintang Internusa yang dipengaruhi oleh kompensasi dan
berikut:
12
persepsi pegawai?
persepsi pegawai?
Internusa?
Internusa?
Internusa?
pegawai.
pegawai.
persepsi pegawai.
Internusa.
13
Bintang Internusa.
Bintang Internusa.
dan teoritis tentang kompensasi dan motivasi kerja dalam sebuah perusahaan yang
Bagi PT. Bintang Internusa, secara komprehensif, hasil penelitian ini dapat
peningkatan kompensasi yang layak dan motivasi kerja. Serta dapat dijadikan